Anda di halaman 1dari 13

Teknik Tegangan

Tinggi

Kelompok 5
15/04/2019
Pengertian
Sistem interkoneksi adalah suatu sistem tenaga listrik
yang terdiri dari beberapa pusat listrik (pembangkit)
dan beberapa gardu induk (GI) yang saling terhubung
(terinterkoneksi) antara satu dengan yang lain melalui
sebuah saluran transmisi dan melayani beban yang
ada pada semua gardu induk (GI) yang terhubung.

2
3

Konfigurasi Jaringan Sistem Interkoneksi Jawa – Bali 500kv


Mengapa dibutuhkannya Sistem Interkoneksi pada Jaringan Listrik?

Tujuan Koordinasi Operasi


• Tujuan dari sistem interkoneksi antara lain adalah • Koordinasi dalam pemeliharaan.
untuk menjaga kontinuitas penyediaan tenaga • Pembagian beban secara ekonomis.
listrik karena apabila salah satu pusat pembangkit
mengalami gangguan masih dapat disuplai dari • Pengaturan frekuensi.
pembangkit lain yang terhubung secara • Pengaturan tegangan.
interkoneksi. Tujuan lainnya adalah saling
memperingan beban yang harus ditanggung oleh • Prosedur mengatasi gangguan
suatu pusat listrik.

4
Persoalan-persoalan pembangkitan
energi Listrik :

• FAKTOR EKSTERNAL
• FAKTOR INTERNAL

5
Faktor Eksternal adalah Pembebanan Energi Listrik Yang
Berfluktuasi Terhadap :
• Waktu : Senin – Kamis, Jum’at, Sabtu, dan
Minggu
• Hari besar : Natal, Nyepi, Idul-fitri, dll
• Lingkungan : suhu (pemakaian AC)
• Acara televisi : sepak bola, tinju, dan acara
yang menarik lainnya

6
Faktor internal adalah pembangkitan energi listrik yang tidak
selalu tersedia karena :
• Pemeliharaan pembangkit : rutin dan non-rutin
• Lingkungan : suhu lingkungan sekitar

7
Mutu dan Penyediaan Tenaga Listrik yang Handal harus meliputi aspek :

Aspek – Aspek yang harus diperhatikan:

• FREKUENSI
• TEGANGAN
• ARUS
• DAYA

Aspek – Aspek tersebut selalu diperhatikan oleh


Dispatcher (Pengatur Beban) untuk Mengoperasikan
Sistem Tenaga Listrik

8
Siapa Dispatcher? Tugas – Tugas Dispatcher
Mengatasi penyimpangan (deviasi) yang terjadi dari Rencana Operasi Harian.
• Petugas pelaksana operasi “real time” yang Penyimpangan dapat terjadi antara lain karena gangguan sistem (gangguan
mampu menjaga mutu dan keandalan operasi partial dan gangguan total / black out).
Dalam kasus gangguan total, proses pemulihannya harus dilakukan secara
sistem tenaga listrik. bertahap, sebagai berikut :
• Berperan melaksanakan rencana operasi harian
(ROH) dan mampu mengatasi penyimpangannya. • Black Start Unit Pembangkit,
• Pengiriman tegangan (back feeding) ke Unit Pembangkit/Gardu Induk,
• Pemulihan sistem jaringan tenaga listrik dengan melakukan pembebanan
Gardu Induk secara bertahap sesuai dengan kemampuan unit pembangkit
yang telah beroperasi.
• Keberhasilan di dalam mengasut (start) unit pembangkit sepenuhnya
bergantung kepada Enjinir dan Operator Unit Pembangkitan.
• Pengiriman tegangan ke unit pembangkit (untuk keperluan start) dan
pemulihan sistem dengan melakukan langkah-langkah pembebanan secara
bertahap sehingga membentuk subsistem kecil dan kemudian dirangkai
dengan subsistem kecil lainnya hingga membentuk sistem interkoneksi utuh
seperti sediakala, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Dispatcher yang
dibantu pelaksanaannya oleh Operator gardu induk.
9
Pelaksanaan / Operasi Real Time
Perlengkapan :

- Konfigurasi jaringan sistem tenaga listrik


- Rencana operasi harian
- SCADA
- SOP Pemulihan (recovery)
- Logsheet

10
Pusat Pengatur Beban
Analisis Hasil Operasi dengan sistem SCADA (supervisory
control and data acquisition)

11
12

Dispatcher GI GANDUL P2B


TERIMA KASIH

13

Anda mungkin juga menyukai