Anda di halaman 1dari 66

PEMICU 3

Kenapa Bisa TB?

LUVEA
405180138
LI 1
MM KEDOKTERAN KELUARGA
Definisi
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik
berat kepada keluarga, tidak hanya memandang penderita
sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila
perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan
Dokter Indonesia, 1982).
Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh
spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya adalah untuk
memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan
individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan
faktor – factor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (PB IDI,
1983)
Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga
• Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan
tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada
umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota
keluarga.
• Tujuan Khusus
Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran
yang lebih efektif.
Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran
yang lebih efisien.
Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga
Sesungguhnya apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan

dengan baik, akan banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara
lain adalah (Cambridge Research Institute,1976):
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia
seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan
terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
Prinsip Kedokteran Keluarga
• Holistik dan komprehensif
• Kontinu
• Mengutamakan pencegahan
• Bersifat koordinatif dan kolaboratif
• Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
keluarganya
• Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
tempat tinggalnya
• Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum
• Dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan
• Sadar biaya dan sadar mutu
Mandala of
Health
Definisi Mandala Of Health
• Konsep yang berupa cakram yang berhubungan yang
menggambarkan dasar kehidupan manusia dalam
ekosistemnya.
• Model upaya penyelesaian masalah kesehatan
/kedokteran. Karena Kesehatan seorang individu
tergantung faktor” lain spt keluarga, personal
behavior, sistem pelayanan kesehatan, gaya hidup, dan
lingkungan kerja.
***Manusia terdiri atas fisik, pola pikir, dan hati nurani***

LEVEL 1
a.Human biology
Mutasi genetik yg menurun pd individu & keluarga serta gangguan metabolik
sejak lahir (fisiologi,biokimia, sistem imun, dsb). Cth : Obesitas pd keluarga
Windy.

b. Family
Orang terdekat yg hidup bersama-sama. Cth : kakek, nenek, ibu, ayah, kakak

c. Personal behaviour
Perilaku yg secara nyata memengaruhi kondisi kesehatan (kebiasaan makan,
olahraga, stress, merokok, dsb). Cth : hobi makan, merokok, main game online
(begadang)

d. Psycho-socio-economic environment : lingkungan psikososial dan lingkungan


sosial ekonomi. Cth : Windy terampil/handal dlm hal komputer
e. Physical environment
Lingkungan dlm rumh, tempat kerja, dll yg banyak dipakai utk
menghabiskan waktu. Meliputi jg desain ruangan yg mempengaruhi kualitas
udara dsb.

LEVEL 2
a.Sick care system
Faskes yg tersedia dan terlatih dlm menangani gejala, mendiagnosa, serta
menatalaksana penyakit.
b. Work
Cth : pekerjaan Wandi sbg praktisi komputer mengharuskan ia duduk
berlama-lama di depan komputer. Dan mungkin dlm membantu ibunya
mencari client membuat ia sering makan di luar

LEVEL 3
a.The community
Setiap komunitas mempunyai nilai dan standarnya msg2 yg dpt
mempengaruhi kesehatan
Diagnosis Holistik
• Holistik yakni memandang manusia sebagai mahkluk
biopsikososial.
• Manusia terdiri dari komponen organ, nutrisi, kejiwaan
dan perilaku.
• Kegiatan untuk mengidentifikasikan dan menentukan
dasar dan penyebab (disease), luka (injury), serta
kegawatan yang diperoleh dari keluhan riwayat
penyakit pasien, pemeriksaan penunjang dan
penilaian internal dan eksternal dalam kehidupan pasien
dan keluarganya.
Diagnosis Holistik
• Aspek Personal : persepsi, keluhan, kekuatiran, dan keluhan penderita
• Aspek Klinis : diagnosa penyakit atau diagnosa masalah
• Aspek Internal : genetik, perilaku, kebiasaan, perilaku pengobatan,dll
• Aspek Eksternal : pekerjaan, keluarga, ekonomi, lingkungan sekitar
rumah
• Aspek Status Fungsional : gambaran kondisi penderita dalam fungsi
sosial kesehariannya.
1 : terbaring tidak mampu melakukan apa-apa
2 : tidak mampu keluar rumah
3 : terbatas dalam melakukan kegiatan sehari-hari
4 : ada hambatan dalam tugas sehari-hari
5 : mampu melakukan tugas sehari-hari tanpa hambatan
Standar Diagnostik Holistik
1. Membentuk hubungan interpersonal antar petugas administrasi
(penerimaan, pencatatan biodata) dengan pasien
2. Membentuk hubungan interpersonal antara paramedis dengan pasien.
Melakukan pemeriksaan sarinagn (Triage), data diisikan dengan lembaran penyaring
3. Membentuk hubungan interpersonal anatara dokter dengan pasien
4. Melakukan anamnesis
5. Melakukan pemeriksaan fisik
6. Penentuan derajat keparahan penyakit berdasarkan gejala, komplikasi,
prognosis,dan kemungkinan untuk dilakukan intervensi
7. Menentukan resiko individual diagnosis klinis sangat dipengaruhi faktor individual
termasuk perilaku pasien
8. Menentukan pemicu psikososial dari pekerjaan maupun komunitas kehidupan pasien
9. Menilai aspek fungsi sosial
Genogram
• Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema
(visual map) dari silsilah keluarga pasien yang
berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera
mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga
pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga.
• Tree Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang
mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit
di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.
• Genogram pertama kali diperkenalkan oleh Murray Bowen pada
tahun 1950 sebagai alat yang digunakan dalam terapi keluarga
(Peluso, 2003: 287). Bowen meyakini bahwa proses keluarga
dapat mengungkap persoalan emosional individu yang belum
terpecahkan.
• Kemudian pengunaan genogram diperluas oleh banyak peneliti,
di antaranya: Okiishi (1985) , Halevy (1988), Hardy andLaszloffy
(1995), Dunn and Levitt (2000), Malott andMagnuson (2004), dan
Peluso (2006). Okiishi (Supriatna, 2009: 61), mengembangkan
genogram sebagai alat bantu di dalam wawancara konseling
karier. Dalam wawancara genogram dapat dianalisis berbagai
aspek yang berkaitan dengan pengenalan diri dan
lingkungan, khususnya dunia kerja.
Genogram
Sumber :
Sloane, P.D., Slatt,
L.M., Ebell, M.H. 2002.
Essential of Family
Medicine (4th edition).
Baltimore: Lippinicott
Williams & Wilkins.
(page 24)
McDaniel, S.,
Campbe;; T.L. 2005.
Family – Oriented
Primary Care (2nd
Edition ). New York:
Springer (page 42)
Dokter Bintang Lima
• Care provider, dapat berperan sebagai penyedia rawatan
kedokteran yang baik
• Decision maker, dapat berperan sebagai pengambil
keputusan yang baik
• Community leader, dapat berperan sebagai pemimpin
komunitas yang baik
• Communicator, dapat berperan sebagai komunikator
yang baik
• Manager, yang dapat berperan sebagai manajer yang baik
LI 2
MM KESEHATAN KERJA
Pengertian
• Kesehatan kerja merupakan sebuah bentuk dari adanya jaminan
kesehatan yang di berikan pada seseorang pada saat sedang
melakukan sebuah pekerjaan.
• Sedangkan keselamatan kerja menurut World Health
Organization, kesehatan kerja merupakan sebuah upaya yang
bertujuan untuk dapat peningkatan dan juga pemeliharaan
terhadap derajat kesehatan baik secara fisik, mental ataupun
sosial bagi pekerja untuk semua jenis pekerjaan yang di lakukan.
• Menurut Suma’mur (1996), berpendapat bahwa kesehatan kerja merupakan
spesialisasi ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar para
pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit umum.

• Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan memberikan ketentuan


mengenai kesehatan kerja dalam Pasal 23, menyebutkan bahwa kesehatan
kerja dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi
kesehatan yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau
masyarakat, dan supaya mereka dapat mengoptimalkan produktivitas kerja
mereka sesuai dengan program perlindungan tenaga kerja.
7 langkah mendiagnosa yang menjadi pedoman. Langkah langkah tersebut adalah :
Menentukan diagnosis klinis
• Anamnesis, yang terdiri dari keluhan utama, riwayat perjalanan penyakit saat ini,
riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat reproduksi
wanita ditanyakan kepada pasien secara lengkap dan mendetail.
• Pemeriksaan fisik, dilakukan untuk menentukan kelainan suatu sistem atau organ
tubuh dengan menggunakan 4 cara yaitu inspeksi (melihat), palpasi (meraba),
perkusi (mengetuk) dan auskultasi (mendengar menggunakan alat stetoskop).
Pemeriksaan fisik khusus juga dilakukan pemeriksaan tanda vital seperti nadi,
pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, status gizi dan tingkat kesadaran juga
diperiksa secara detail.
• Pemeriksaan penunjang, dilakuakn untuk memperkuat diagnosis yang dihasilkan
dari pemeriksaan fisik.Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dapat berupa
pemeriksaan laboratorium (darah, urin, feses dll) spirometri, audiometri, rontgen,
USG, EKG dll.
Menentukan Pajanan
• Merupakan faktor risiko atau bahaya yang ada di tempat kerja. Bahaya
potensial yang dapat menyebabkan PAK dibagi menjadi :
• Faktor Fisik
• Kebisingan (>85db)
• Suhu panas
• Suhu dingin
• Radiasi bukan pengion yang termasuk didalamnya adalah gelombang
mikro, infra red, medan listrik , dll
• Getaran lokal
• Getaran seluruh tubuh
• Ketinggian
• Faktor Kimia
• Debu anorganik (contoh debu silika, debu semen, dll)
• Debu organik seperti kapas, textil, gandum
• Asap
• Bahan kimia berbahaya seperti logam berta, pelarut organik, iritan
asam/basa, pestisida, uap logam, dan cairan pembersih seperti amonia,
kaporit dll.
• Faktor Biologi = Bakteri, virus, jamur, parasit
• Darah dan cairan tubuh lain
• Nyamuk / serangga lainnya
• Limbah / kotoran manusia atau hewan
• Faktor Ergonomi
• Gerakan berulang dengan tangan
• Angkat / angkut berat
• Duduk lama > 4 jam terus menerus
• Berdiri lama > 4 jam terus menerus
• Posisi tubuh tidak ergonomis
• Pencahayaan tidak sesuai
• Bekerja dengan layar/ monitor 4 jam / lebih dalam sehari
• Faktor Psikososial
• Beban kerja yang tidak sesuai dengan waktu dan jumlah pekerjaan
• Pekerjaan tidak sesuai dengan penegtahuan dan keterampilan
• Ketidakjelasan tugas
• Hambatan jenajang karir
• Bekerja gilir (shift)
• Konflik dengan teman sekerja
• Konflik dalam keluarga
Menentukan hubungan antara pajanan dengan penyakit
Menentukan hubungan antara pajanan dengan penyakit dapat dilakukan
berdasarkan evidence based dan ditunjang dengan bukti yang ada.
Menentukan besarnya pajanan
Penentuan besarnya pajanan dapat dilakukan secara kuantitatif dengan
melihat data pengukuran lingkungan dan masa kerja atau secara kualitatif
dengan mengamati cara kerja pekerja.
Menentukan faktor peranan individu
Peranan individu yang dimaksud adalah faktor yang mempercepat terjadinya
penyakit akibat kerja atau juga menurunkan kemungkinan penyakit akibat
hubungan kerja yang seperti genetik atau juga kurang tertib dalam
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Menentukan faktor lain diluar pekerjaan
Faktor lain yang dimaksud adakah pajanan selain di tempat kerja, faktor
gaya hidup yang dapat menunjang terjadinya penyakit dll.
Menentukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Melalui beberapa tahapan diatas dapat dibuktikan bahwa minimal ada satu
faktor pekerjaan yang berperan sebagai penyebab penyakit yang termasuk
kategori PAK.
Faktor Penyebab
1.Faktor fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan
yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2.Faktor kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses
kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat
berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.
3.Faktor biologis : bakteri, virus atau jamur.
4.Faktor ergonomis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat
kerja dan cara kerja.
5.Faktor psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.
Hubungan dengan pekerja lain/atasan tidak baik. Pekerjaan
monoton dan membosankan
Kebisingan

NILAI AMBANG BATAS (NAB) kebisingan =


85dB (Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
no : Kep-51/Men/1999
Ergonomis
Pencegahan
Faktor Fisik :
1)Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
2)Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang
cukup memadai.
3)Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
4)Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
5)Pelindung mata untuk sinar laser
6)Filter untuk mikroskop
Pencegahan Faktor Kimia
1)Material safety data sheet (MSDS) dari seluruh bahan kimia
yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
2)Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk
mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol.
3)Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung
tangan, celemek, jas laboratorium)
4)Hindari penggunaan lensa kontak
5)Menggunakan alat pelindung pernafasan
Pencegahan Faktor Biologi

1) Pekerja mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi, dan


desinfeksi.
2) Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan pekerja untuk
memastikan dalam keadaan sehat badan, punya cukup kekebalan alami
untuk bekrja dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
3) Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar
4) Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
5) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius,
dan spesimen secara benar.
6) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
7) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
8) Kebersihan diri dari petugas
Pengedalian
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
• Pengandalian dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan
dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan mematuhi, memiliki
kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara
aman.
• Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar
operasi baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal
kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal
istirahat, investigasi atau pemeriksaan kesehatan.
PENGENDALIAN TEKNIS
• Subtitusi
Mengganti bahan, proses, operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya
menjadi lebih tidak berbahaya
• Isolasi
Memisahkan suatu sumber bahaya dengan pekerja , misalnya pengadaan ruang
panel,larangan memasuki tempat kerja bagi yang tidak berkepentingan,menutup
unit operasi yang berbahaya.
• Ventilasi keluar setempat ( lokal exhaust ventilation )
Menghisap bahan-bahan berbahaya sebelum bahan berbahaya tersebut masuk
keudara ruang kerja.
• Eliminasi
Menghilangkan bahaya dilakukan pada saat desain, tujuannya adalah untuk
menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam menjalankannya. Tidak
selalu praktis dan ekonomis.
ALAT PERLINDUNGAN DIRI

• Hanya mengurangi resiko dari dampak bahaya


• Alternatif jika pengendalian administrative dan teknis kurang
memberi proteksi
• Contoh : topi keselamtan (Helmet), kacamata keselamatan,
Masker, Sarung tangan, earplug, Pakaian (Uniform) dan Sepatu
Keselamatan.
Proses Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kesehatan kerja dilakukan melalui :
• Pengumpulan data
• Pengolahan data,
• Penyajian dan analisa data
• Pemanfaatan dan penyebaran informasi
LI 3
MM KESEHATAN LINGKUNGAN
Rumah Sehat
Rumah sehat memiliki kriteria, antara lain (DepKes, 2002):
1.Memenuhi kebutuhan fisiologis
2.Memenuhi kebutuhan psikologis
3.Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit
4.Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan

Menurut Winslow :
Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
Dapat memenuhi kebutuhan psikologis
Dapat menghindarkan dari terjadinya kecelakaan
Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
Menurut WHO
• Harus melindungi dari hujan, panas, dingin dan berfungsi sebagai tempat
istirahat
• Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus
dan kamar mandi
• Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran
• Bebas dari bahan bangunan berbahaya
• Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular
• Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga serasi
Di Indonesia terdapat kriteria rumah sehat sederhana (RSS) yaitu:
• Luas tanah antara 60-90meter persegi
• Luas bangunan antara 21-36 meter persegi
• Memiliki fasilitas kamar tidur, WC (kamar mandi), dan dapur
• Berdinding batu bata dan diplester
• Memiliki lantai dari ubin keramik dan langit-langit dari triplek
• Memiliki sumur atau air PAM
• Memiliki fasilitas listrik minimal 450 Watt
• Memiliki bak sampah dan saluran air kotor
Variabel yang perlu diperhatikan
BAHAN BANGUNAN
• Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
• Dinding tahan api. Paling bagus terbuat dari batu. Karena dinding
berfungsi sebagai penyangga atap dan pelindung rumah
• Langit-langit mudah dibersihkan
• Atap sebagai pelindung rumah dari pencemaran udara, musim panas, dan
musim dingin sebaiknya terbuat dari genteng (dapat sebagai isolator,
sehingga sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin)
VENTILASI
• 2 fungsi : sebagai lubang masuknya udara dan lubang masuknya cahaya
dari luar ke dalam maupun sebaliknya.
• Ventilasi alami = jendela, pintu, lubang angin
• Ventilasi buatan = kipas angin, dan mesin pengisap udara
PENCAHAYAAN
• Dengan cahaya alamiah, jalan masuk cahaya dari jendela luasnya
sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai dan cahaya dari ventilasi
minimal 5%-10% dari luas lantai.
• Dengan cahaya buatan, seperti lampu minyak tanah, listrik.
LUAS BANGUNAN RUMAH
• luas lantai bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuni
(optimum= 2,5 – 3 m2/orang)
SUHU RUANGAN
Sebaiknya berkisar 18-20°C. Suhu ruangan sangat dipengaruhi oleh:
Suhu udara luar
Pergerakan udara
Kelembaban udara
Suhu benda-benda yg ada di sekitarnya
Di rumah-rumah modern, suhu ruangan dapat diatur dengan fasilitas air
conditioning

JUMLAH RUANGAN/KAMAR
Jumlahnya diperhitungkan berdasarkan jumlah penghuni atau jumlah orang
yang tinggal bersama di dalam satu rumah atau sekitar 5 meter persegi per
orang
LINGKUNGAN
Kriteria rumah sehat dan aman dari segi lingkungan antara lain:
Memiliki sumber air bersih dan sehat serta tersedia sepanjang tahun
Memiliki tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang baik
Dapat mencegah perkembangbiakan vektor penyakit, seperti nyamuk, lalat,
tikus, dsb.
Letak perumahan jauh dari sumber pencemaran (mis: kawasan industri)
dengan jarak minimal sekitar 5 km dan memiliki daerah penyangga atau
daerah hijau (green belt) dan bebas banjir.
Sampah (pengelolaan, macam, sumber, akibat)
Sampah/refuse adalah sebagian dari sesuatu yg tdk dipakai,tdk disenangi atau
sesuatu yg harus dibuang yg umumnya berasal dari kegiatan yg dilakukan oleh
manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi yg bukan biologis (tdk termasuk
human waste) dan umumnya bersifat padat (air bekas tdk termasuk).
Sumber Sampah
• dari rumah tangga
• dari daerah pemukiman
• dari daerah perdagangan
• dari daerah industri
• dari daerah peternakan
• dari daerah pertanian
• dari daerah pertambangan
• dari jalan dsb
Jumlah sampah ditentukan oleh:
• Kebiasaan hidup masyarakat
• Musim atau waktu
• Standar hidup
• Macam masy
• Cara pengelolaan sampah
Macam Sampah
Berdasarkan zat pembentuk:
• Sampah organik
• Sampah non organik
Berdasarkan sifatnya:
• Sampah yg mudah membusuk
• Sampah yg tdk mudah membusuk
• Sampah yg mudah terbakar
• Sampah yg tdk mudah terbakar
Berdasarkan gabungan bentuk dan sifatnya:
1. Garbage, sisa pengelolaan atau sisa makanan yg mudah membusuk.
Misalnya kotoran dari dapur rumah tangga, restoran, hotel,dsb
2. Rubbish, sisa pengelolaan yg tdk mudah membusuk. Dibedakan atas:
a. Yg mudah terbakar, mis: kayu,kertas
b. Yg tdk mudah terbakar, mis: kaleng,kaca
3. Ashes, segala jenis abu mis: hasil pembakaran kayu
4. Dead animal, segala jenis bangkai terutama yg besar seperti kuda, sapi,
kucing, tikus. Bangkai binatang kecil tdk termasuk
5. Street sweeping, segala jenis sampah atau kotoran yg berserakan di jalan
6. Industrial waste, benda-benda padat sisa yg merupakan sampah hasil
industri misalnya kaleng dg potong-potongan sisa kaleng yg tdk dpt
digunakan.
Pengelolaan
Pengelolaan sampah meliputi 3 hal pokok yaitu:
1.Penyimpanan sampah (refuse storage)
Tempat sampah sementara sebelum sampah tsb dikumpulkan, diangkut dan
dibuang . Syarat- syarat tempat sampah yg dianjurkan adalah:
a.Konstruksinya kuat, tidak mudah bocormencegah sampah berserakan
b.Mempunyai tutup yg mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotorkan tangan
c.Ukuran tempat sampah yg mudah diangkut utk satu org
2.Pengumpulan sampah (refuse collection)
Sampah yang telah disimpan sementara tadi dikumpulkan utk diangkut dan
dibuang atau dimusnahkan. Syarat-syarat tempat pengumpulan sampah yaitu:
a. Dibangun di atas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah
b. Mempunyai 2 pintu, satu utk tempat masuk dan satunya lagi utk tempat
mengeluarkan sampah
c. Perlu lubang ventilasi, bertutup kawat kasa utk mencegah masuknya
lalat
d. Di dalam rumah sampah harus ada keran air utk membersihkan lantai
e. Tidak menjadi tempath tinggal lalat dan tikus
f. Tempat tsb mudah dicapai baik oleh masy yg menggunakannya maupun
kendaraan pengangkut sampah
Jika sampah yg dihasilkan tdk terlalu bnyk maka dapat dibangun suatu
container yg ditempatkan di daerah yg mudah dicapai oleh penduduk maupun
kendaraan pengangkut sampah.
Dalam pengumpulan sampah, sebaiknya dilakukan pemisahan yg terdiri dari :
a. Sistem duet disediakan 2 tempat sampah (kering dan basah)
b.Sistem trio disediakan 3 tempat sampah (basah, kering, mudah
terbakar)
3.Pembuangan sampah (refuse disposal)
Merupakan tahap terakhir, biasanya dilakukan di daerah tertentu shg tdk
mengganggu kesehatan masy. Syarat yg harus dipenuhi utk membangun
tempat pembuangan sampah yaitu:
a.Tidak dibangun dekat sumber air yg digunakan manusia
b.Tidak pd tempat yg sering banjir
c.Jauh dari tempat tinggal masy.
Jarak yg sering dipakai sbg pedoman adalah sekitar 2km dari perumahan
penduduk, sekitar 15km dari laut serta sekitar 200m dari sumber air
Sistem Pembuangan Sampah
1. Hog Feeding
Penggunaan sampah jenis garbage utk makanan babi. Dari segi ekonomi, hal ini
tenyu menguntungkan namun dari segi kesehatan mendatangkan masalah, terutama
jika garbage tidak direbus akan meyebabkan seseorang yang makan daging babi yg
di beri makan garbage tdk direbus menderita penyakit cacing pita (taeniasis) serta
cacing hati (trichinosis).
2. Inceneration
Pembakaran besar-besaran melalui fasilitas (pabrik) khusus yg dibangun.
Keuntungannya yaitu:
a. Tidak butuh tanah
b. Tidak dipengaruhi cuaca
c. Panas yg dihasilkan dpt digunakan sbg sumber uap
Kerugian :
a. Biaya besar
b. Lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat
3. Sanitary landfill
Dengan cara menimbun sampah dengan tanah yg dilakukan selapis demi
selapis sehingga sampah tdk berada di ruang terbuka yg dpt menimbulkan
bau dan sarang binatang pengerat. Syarat yang harus dipenuhi:
a. Tersedia tempat yg luas
b. Tersedia tanah utk menimbun
c. Tersedia alat-alat besar
4. Compositing
Dilakukan dg bantuan kuman-kuman pembusuk. Proses ini menghasilkan
pupuk atau kompos.
5. Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan
air limbah. Butuh biaya besar. Efektif bila sistem pembuangan limbah baik
6. Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah
7. Dumping in water
Sampah dibuang ke sungai atau laut yg dapat menyebabkan pencemaran air
dan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir.
8. Individual inceneration
Pembakaran sampah secara perorangan
9. Recycling
Pengolahan kembali sampah yg dapat di daur ulang (plastik,gelas,kaleng,dsb)
10. Reduction
Menghancurkan sampah (biasanya jenis garbage) ke bentuk yg lbh kecil
kemudian diolah utk menghasilkan lemak
11. Salvaging
Memanfaatkan sampah yg dpt dipakai kembali (kertas bekas utk membungkus
makanan). Bahaya dari metode ini dpt menularkan penyakit.
Excreta Disposal Sanitation
A. Proses penguraian kotoran manusia
• Aerobic
Pd proses ini zat karbon, asam organik, metana, dll yg mengandung N2
akan terurai dan terbentuk NH3 (amonia), indole, dsb.
Sedangkan zat yg mengandung sulfur akan terurai mjd hidrogen sulfida.
Proses ini berlangsung lambat (berminggu2 bahkan bulanan) dan
akhirnya dapat menghasilkan humus.
Proses anaerob menimbulkan bau tdk enak.
• Anaerobic
Merupakan hasil kerja bakteri yg bersifat aerob.
Jika tersedia O2 maka hasil uraian anaerob akan teroksidasi dan
terbentuklah nitrat & sulfat yg bermanfaat bagi tumbuh2an.
Prosesnya berlangsung cepat (bisa hitungan jam), namun jika O2 tdk
tersedia lg akan kembali ke proses anaerob.
B. Pengolahan kotoran manusia
• Syarat pendirian kakus
 Harus tertutup  terlindung dr pandangan org lain, panas, hujan. Privacy harus
terjamin.
Ditempatkan di lokasi yg tdk mengganggu pandangan, tdk menimbulkan bau, dan tdk
menjadi tempat hidup berbagai binatang
Lantai kuat
Menyediakan alat pembersih yg cukup (air, tissue)
Lubang kloset dialirkan ke penampungan tertentu.
• Metode pembuangan kotoran manusia
a) Cara kering (tdk pakai air, tunggu dari proses tanah saja)
 Kakus cubluk (pit privy)
Tempat penampungannya dibangun dekat tempat injakan.
 Rumah jamban utk pit privy
o Ukuran tdk terlalu besar
o Ventilasi cukup
o Pencahayaan cukup
o Kebersihan terjaga
o Cemaran dari jamban dpt berupa vertikal dan cemaran pd air tanah dalam.

**Syarat pit privy :


- hanya boleh dibuat di tempat yg letak air tanahnya dalam
- dasar sumur (penampung kotorannya) min. 1,5m di atas perm. Air
- di tanah landai jamban/kakus harus dibuat DOWNSTREAM
- Jangan masukkan desinfektan ke lubang sumur
- hanya cocok utk pedesaan yg tanahnya luas dan jarang penduduk
**keuntungan pit privy :
- pembuatan mudan & murah
- bila sudah penuh dan didiamkan slm 9-12 bln dan isinya dpt digunakan sbg pupuk
- jangka aktu pakai 5-15th
**kerugian pit privy :
- bau
- ttp didatangi lalat bila kebersihan krg terjaga
- mencemari tanah sekitar
***Bentuk kloset leher angsa****
- selalu terisi air utk mencegah bau
- Dilengkapi sumur penampung atau sumur
rembesan (septic tank)
**Keuntungan***
• Memenuhi seluruh syarat sanitasi maupun
estetika
• Mencegah kontak dgn lalat
• Aman bagi anak2
• Bisa dibangun dlm rumah
***Kerugian***
• Penggunaannya butuh air
• Butuh penyuluhan tentangcara pakai &
perawatannya
• Lebih mahal dari pit privy
 Bore Hole Latrine
Terdiri dari lubang dgn diameter 30-40 cm yg digali scr vertikal dgn kedalaman
4-8m (biasanya 6m).
Lubangnya digali pakai auger.
***kerugian :
- lubang cpt penuh krn kapasitasnya kecil
- auger tdk selalu tersedia
- banyak tempat yg tanahnya terlalu lunak dan sulit utk digali lbh dari 3 m.
***keuntungan :
> tdk memerlukan pembersihan setiap hari
> lubang gelap & tdk cocok utk lalat berkembang biak
> bila lokasinya 15m dari sumber air, tdk akan menimbulkan pencemaran
 Water seal latrine  memenuhi syarat estetika, aman utk anak2,
pemakaian lbh praktis, bisa ditempatkan di dlm rumah
 Bucket latrine (pail privy)
 Trench latrine
 Compost privy

b) Cara basah
 Aqua privy
o Fungsinya sm dgn septic tank.
o Memiliki bakyg kedap air
o Dibuat dgn cara melubangi tanah sedalam 80-120cm dan dalamnya 2,5-8m
o Jika sudah penuh, diganti dgn yg baru
o Sebaiknya tiap minggu diberi minyak tanah supaya tdk mjd sarang nyamuk
o Bisa diberi kapur barus utk mengurangi bau
 Septic tank
o Cara yg baik dlm pembuangan ekskreta bagi sekelompok kecil rmh
tangga & lembaga yg memiliki persediaan air yg mencukupi
o Tdk punya hub dgn sistem penyaluran limbah masyarakat
o Penggunaan air sabun & desinfektan sebaiknya dihindari karena dpt
membunuh flora bakteri di septic tank
o Penumpukkan endapan lumpur mengurangi kapasitas septic tank
sehingga isi sepic tank hrs dibersihkan min. 1x/thn
o Septic tank yg baru sebaiknya diisi dulu dgn air smp saluran pengeluaran
kemudian dilapisi lumpur dari septic tank lain sehingga memudahkan
proses dekomposisi oleh bakteri
c) Cara Kimia
 Chemical toilet
o Terdiri atas tanki yg berisi desinfektan yg + dgn penghilang bau
o Tdk ada yg boleh dimasukkan ke kloset selain kertas toilet karena kalo
dimasukkin air nanti cairan kimianya tdk bekerja dgn baik
o Tinja dpt dicairkan & disterilisasi oleh bahan kimia
o Isi kloset hrs dibuang
o Biasa digunakan di kereta api, pesawat
Kesimpulan :
Mandala Kesehatan adalah suatu model yang menggambarkan
ekosistem manusia sebagai suatu keterkaitan jaringan yg kompleks,
dimana setiap komponennya memiliki potensi yg dapat mempengaruhi
kesehatan manusia. Melalui Mandala of Health, dapat dipelajari
keterkaitan antara Kedokteran Keluarga dan Kesehatan Kerja dimana
keduanya berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA

 http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf
 https://www.researchgate.net/publication/13024742_The_Mandala_of_Health_A_M
odel_of_the_Human_Ecosystem
 http://documentslide.com/documents/5-aspek-dalam-diagnostic-holistic.html
 Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B (2002). Essential ofFamily
Medicine (4th Ed.). Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins (page 24)
 Buchari. 2007. Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja. Diakses melalui
http://library.usu.ac.id/download/ft/07002746.pdf
 Soemarko, DS. Pedoman Status Okupasi. Universitas Indonesia.
 Suma’mur PK. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (HIPERKES), Jakarta :
Sagung Seto, 2009.
 Soemarko DS, Sulistomo AB. Tujuh langkah diagnosis okupasi sebagai penetuan
penyakit akibat kerja edisi ke-2 revisi, Jakarta : Perhimpunan Spesialis Kedokteran
Okupasi Indonesia, 2014.

Anda mungkin juga menyukai