Kelompok 7
Tutor: dr. Sony Sugiharto, Sp. PA
Ketua : Kirani Fitria Fajrin (405180209)
Sekretaris : Ucitha Septya D. (405180219)
Penulis : Rizky Ramadhani S. (405180017)
Anggota :
• Vincent Suaputra (405180057)
• Amelci Krezentia (405180064)
• Anggi Wulan Rahma (405180091)
• Kimberly Sardjono (405180091)
• Bay Hepi Kosasih (405180090)
• Luvea (405180138)
• Alif Aditya Farandila S. (405180150)
• Sely Nur Fauzy (405180180)
• Tahta Rajesa Bihi Jaya P. N. (405180198)
Istilah Asing
• Paud Pendidikan anak usia dini (biasanya sebelum
masuk TK dan umur 2/3 – 4 tahun).
• Gizi buruk Suatu keadaan patologis akibat tidak
terpenuhinya kebutuhan tubuh akan berbagai zat gizi.
• Diare Buang air besar dengan konsiotensi lembek/cair
bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih
sering dari biasanya (1 hari lebih dari 3 kali).
• Puskesmas Fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama.
Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan anak tersebut mencret/diare?
2. Apa program puskesmas untuk mengatasi diare?
3. Apakah diare merupakan penyakit menular? Jika iya, bagaimana
cara penularannya?
4. Mengapa masyarakat lebih memilih persalinan dengan dukun?
5. Resiko apa saja yang didapat saat persalinan yang dilakukan oleh
dukun?
6. Apa saja penyebab kematian bayi baru lahir?
7. Penyebab gizi buruk?
8. Bagaimana menjaga kesehatan Ibu selama masa kehamilan?
9. Kelompok masyarakat apa yang paling rentan terkena gizi buruk?
10. Apa saja program puskesmas untuk mengatasi gizi buruk?
11. Bagaimana cara mencegah agar anak tidak terlalu banyak dalam
keluarga?
12. Bagaimana cara mengedukasi masyarakat untuk hidup sehat?
Curah Pendapat
1. Infeksi bakteri, virus, parasit atau karena tidak melakukan perilaku
hidup sehat seperti mencuci tangan, kebersihan air, dapur, dan
toilet atau non-infeksi.
2 & 10. Kegiatan promosi kesehatan ada 3: presidoksi, enabling &
range forcing.
3. – Tetap berikan makanan dan minuman jika anak masih menyusui.
- Berikan larutan gula, garam atau ovalit.
- Diberi pengobatan medis selama 2 hari sampai BB meningkat (5-10
gr/kg BB).
- Iga, penyebab virus parasit, bakteri.
- Cara penularan: melalui feses penderita diare dan kontaminasi oleh
kuman.
4. – Mudah, jauh dari kota, transportasi tidak memadai.
- Tidak ada ingganan kesehatan.
- Budaya.
- Pendidikan rendah.
5. - Ibunya akan menjadi pendarahan dan mengalami
kematian.
- Anaknya jika kaki atau tangan keluar lebih dulu adanya
keterbatasan alat atau tidak steril.
6. Kematian bayi 2 faktor: (1) endogen neonatal atau dibawa
anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tua, (2) eksogen
pos neonatal (dari lingkungan luar), (3) disebabkan oleh
kurangnya kesadaran: kurangnya kesadaran akan kesehatan
ibu (ibu yang jarang memeriksa kandungan keadaan hamil di
usia muda/tua, jarak kehamilan sempit, kurang asupan gizi
bagi ibu dan bayi).
- Berat bayi baru lahir rendah, asifiksia, tetanus, neonatorum,
infeksi dan gangguan hematologi.
7. Makan tidak seimbang, kurangnya asupan protein, faktor
ekonomi (menengah ke bawah), keterbatas mengakses
layanan kesehatan, kurang pengetahuan mengetahui gizi
keberadaan ancaman penyakit infeksi.
8. Periksa kehamilan secara rutin (ukur TB, BB, lingkar lengan
atas dan tekanan darah).
9. - Bayi (kurang dari 1 tahun).
- Anak usia 1-6 tahun.
- Ibu hamil.
11. – KB = implan, suntik
- Menggunakan pengaman (alat kontrasepsi).
- Menghitung masa subur.
- Menggunakan teknik senggama terputus.
- Pasektomi.
- Tubektomi.
12. – Penyuluhan
- Konseling
- Perilaku hidup bersih dan sehat
- Posyandu/imunisasi - Pos bindu
Review
Puskesmas
Program
Puskesmas
Promosi
KIA-KB Perbaikan Gizi Masyarakat
Kesehatan
Diare
L1. MM. PUSKESMAS DAN
PROGRAM PUSKESMAS
Puskesmas
DEFINISI
• Azrul azwar (1990)
Pusat kesahatan masyarakat adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja
tertentu dalam bentuk-bentuk usaha kesehatan pokok.
• Depkes RI (1991)
Organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pembangunan kesehatan masyarakat yg juga membuna peran
serta masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan
serta menyeluruh dan terpadu pada masyarakat di suatu wilayah
kerja tertentu dalam bentuk usaha kesehatan pokok
Prinsip penyelenggaraan puskesmas
berdasarkan PMKRI No. 75 tahun 2014
a. paradigma sehat;
b. pertanggungjawaban wilayah;
c. kemandirian masyarakat;
d. pemerataan;
e. teknologi tepat guna; dan
f. keterpaduan dan kesinambungan
Manajemen puskesmas
1. P1 (Perencanaan)
Dimulai dengan mengumpulkan semua data tersebut, menganalisisnya,
merekomendasikan dan merencanakan tindak lanjutnya (Peraturan
Menteri Kesehatan No. 44 Tahun 2016). Pada tahap pengumpulan
data, diharapkan puskesmas sudah memiliki data, baik data lama
maupun data baru
2. P2 (Pelaksanaan-pergerakan)
Melakukan apa yang sudah direncanakan dalam tahap perencanaan.
Pada tahap ini semua kegiatan yang sudah direncanakan harus dapat
terlaksana secara terukur, terjaga, jelas arahnya dan jelas penggunaan
semua penunjangnya, termasuk anggarannya
3. P3 (Pengawasan-Pengendalian-Penilaian)
Menentukan apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan
yang direncanakan atau apakah hasil, output dan outcome sudah
sesuai dengan yang diharapkan. Jjika belum maka harus dilakukan
evaluasi apa yang menyebabkan masalah tersebut, dilanjukan dengan
rekomendasi kembali kegiatan perbaikannya dan tentunya rencana
tindak lanjut kembali, begitu seterusnya sehingga akan menyerupai
suatu siklus
Dinkes Kota Bogor
Upaya kesehatan/program wajib itu ada 6
(Basic Six)
1. Promosi kesehatan : penyuluhan
2. Kesehatan lingkungan : penyediaan air bersih
3. Kesehatan ibu & anak serta KB :Kesehatan calon
pengantin
4. Perbaikan gizi masyarakat : Poli gizi
5. Pencegahan penyakit dan perbaikan lingkungan (P2PL)
: Imunisasi
6. Pengobatan : pelayan di BP (Balai pengobatan)
https://puskesmasbanguntapantri.wordpress.com/upaya/
LI 2. KIA-KB & Vital Statistik
Kesehatan Ibu & Anak
• Program KIA merupakan Upaya Kesehatan ibu dan anak
adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
meneteki, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
• Tujuan Program KIA adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Jumlah Kematian
Ibu
AKI = -------------------------------------------------------- xK
Jumlah Kelahiran
Hidup
https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=80
• Bentuk pelayanan
• Penyebab kematian pada Kesehatan pada bayi
bayi baru lahir: baru lahir:
1. Inisiasi menyusui dini
- Berat bayi baru lahir rendah (IMD)
- Tetanus Neonatorum 2. Melakukan penilaian bayi
baru lahir (BBL)
- Asfiksia
3. Membebaskan jln napas
- Masalah pemberian
makanan 4. Merawat tali pusat
- Gangguan Hematologik 5. Pencegahan kehilangan
panas
- Infeksi
6. Pencegahan infeksi
7. Pemeriksaan fisik bayi
baru lahir
8. Memberikan imunisasi
BCG, Hepatitis B & Polio
Oral
Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes RI
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
• Penyebab kematian • Upaya dlm pelayanan
balita 0-59 bln: Kesehatan pd anak
Masalah neonatal balita:
Diare 1. Pemantauan
Pneumonia pertumbuhan balita
Kelainan Kongenital 2. Pemberian vit. A yg
Meningitis berguna untk kesehatan
Tetanus
mata
3. Pelayanan Posyandu
4. Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS)
5. Pelayanan Imunisasi
6. Konseling pd keluarga
balita
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
Kesehatan anak
Tanda bayi baru lahir yang sehat:
1. Bayi lahir langsung menangis
2. Bayi langsung menyusu dari payudara ibu dengan kuat
3. Berat lahir antara 2500 – 4000 gr
4. Bayi bergerak aktif dan warna kemerahan
4T ( 4 Terlalu )
1. Terlalu muda ( < 20 th )
2. Terlalu banyak melahirkan ( > 3 anak )
3. Terlalu rapat jarak melahirkan ( < 2 th )
Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes R
4. Terlalu tua punya anak ( > 35 th )
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
Jenis alat kontrasepsi
1.Vasektomi
• JENIS 1) Insisi 2) Vasektomi
Tanpa Pisau
• mengoklusi vasa deferensia
sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan
dengan ovum) tidak terjadi
http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
2. Tubektomi (operasi)
http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
3. Implan
http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
5. Pil KB
http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
Kondom
• selubung/sarung karet
• Menghalangi terjadinya pertemuan
sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma di ujung
selubung karet yang dipasang pada
penis sehingga sperma tersebut
tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi perempuan
• Mencegah penularan
mikroorganisme (IMS termasuk
HBV dan HIV/AIDS) (khusus
kondom yang terbuat dari lateks
dan vinil).
http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
Visi dan misi BKKBN
• Visi : Menjadi Lembaga yang handal dan dipercaya dalam
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga
berkualitas.
• Misi:
1. Mengharuskan utamakan pembangunan berwawasan
kependudukan
2. Menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehata
reproduksi
3. Memfasilitasi pembangunan keluarga
4. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelola
kependudukan,keluarga berencana dan pembanguna
keluarga.
5. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi
secara konsisten.
BBKN.GO.ID
VITAL STASTISTIK
merupakan bagian dari stastistik kesehatan yang
membicarakan beberapa ukuran dan Teknik untuk
mengevaluasi status kesehatan masyarakat
kejadian sehari-hari.
umumnya membicarakannya beberapa hal yang
meliputi
kelahiran,kematian,kesakitan,perkawinan,pencerai
an,adopsi.
Sumber : http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkmgizi-evawany.pdf
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi (Edisi 2). Jakarta : EGC
Marasmus
1. Wajah Seperti Orang Tua
2. Rewel
3. Diare kronis
4. Tulang terbungkus kulit
5. Iga gambang
6. Kulit Keriput
7. Perut Cekung
Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu
Gizi (Edisi 2). Jakarta : EGC
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/151/jtptunimus-gdl-
titikasrif-7542-3-babii.pdf
http://www.mymobiledoc.org/wp-
content/uploads/imagesQG0OGHZJ-
marasmus.jpg
Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam
Daur Kehidupan : Buku
Ajar Ilmu Gizi (Edisi 2).
Jakarta : EGC
http://digilib.unimus.ac.id
/files/disk1/151/jtptunimu
s-gdl-titikasrif-7542-3-
babii.pdf
2. Gangguan Akibat Kurang Yodium
• Sumber Vitamin A : buah dan sayuran berwarna kuning dan hijau yang
mengandung karotenoid. (konsumsi sayuran kurang dari seminggu sekali
resiko 7.3x)
Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar
Ilmu Gizi (Edisi 2). Jakarta : EGC
Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi (Edisi 2). Jakarta : EGC
4. Anemia Defisiensi Zat Besi
• Penyebab Anemia : defisiensi zat besi, asam
folat, dan/atau vitamin B12
• Sumber zat besi : daging hewan
Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam
Daur Kehidupan : Buku Ajar
Ilmu Gizi (Edisi 2). Jakarta :
EGC
Obesitas
• Obesitas merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak
berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi bila besar dan
jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang.
• Obesitas timbul sebagai akibat masukan energi yang melebihi pengeluaran energi.
Bila energi dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan) yang masuk ke dalam
tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan, maka berat badan akan bertambah dan
sebagian besar kelebihan energi tersebut akan di simpan sebagai lemak.
https://cdn1.medicalnewstoday.com/content/images/articles/320/32046
0/very-large-male-belly.jpg
SUMBER :
http://digilib.unila.ac.id/6634/15/BAB%20II.pd
fhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/151/jtptunimus-gdl-titikasrif-7542-3-babii.pdf
Penanggulangan Gizi Buruk pada Bayi
• Memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan
• Rajin menimbang dan mengukur tinggi bayi di posyandu
• Berikan gizi seimbang
• Berikan suplemen mineral dan vitamin
Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi
(Edisi 2). Jakarta : EGC
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/BUKU%20G
IZI%20BURUK%20I%202011.pdf
MENGGOLONGKAN STATUS GIZI BERDASARKAN
IMT
mfikriazhari.com
Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Giz
(Edisi 2). Jakarta : EGC
LI 4. Promosi Kesehatan
RUANG LINGKUP PROMOSI
KESEHATAN
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
• Promosi Kesehatan pada aspek promotif
• Promosi Kesehatan pada aspek pencegahan dan
penyembuhan
Sumber : Notoatmodjo S.
Promosi Kesehatan & Ilmu
Perilaku, 2007
Akar akar perilaku dalam 3 kelompok factor (L.W.Green):
• Predisposisifaktor yang mempermudah terjadinya perilaku
seseorang, antara lain: pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,
nilai-nilai, tradisi, dsb
Contoh : tanpa adanya pengetahuan, ibu tidak akan membawa anaknya ke
posyandu untuk ditimbang
• Pemungkin ( enabling)faktor yang menfasilitasi perilaku atau
tindakan, antara lain: prasarana, sarana, ketersediaan sdm.
Contoh konkritnya, ketersediaan puskesmas, ketersediaan tong sampah,
adanya tempat olah raga, dsb.
• Faktor penguat ( reinforcing)faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku,
Contoh : sikap petugas kesehatan, sikap tokoh masyarakat, dukungan suami,
dukungan keluarga, tokoh adat, dsb.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Promkes-Komprehensif.pdf
Faktor pembentuk perilaku:
• Faktor internal
Faktor dalam diri individu itu sendiri :kecerdasan, persepsi, motivasi,
minat, emosi dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh
dari luar.
• Faktor eksternal
Faktor predisposisi (predisposing faktor), Faktor pemungkin
(enabling faktor), Faktor penguat (reinforcing faktor)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/17142/Chapter%20II.pdf;jsessionid=C465F77C3CC73252EA9
C8ABB086ED385?sequence=4
Penelitian Rogers (1974) sebelum
berperilaku baru , terjadi proses
berurutan:
1. Awareness- orang menyadari / mengetahu terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek)
2. Interest-subjek merasa tertarik terhadap stimulus atau objek
3. Evaluation-menimbang nimbang terhadap baik atau tidak
stimulus tersebut bagi dirinya ( sifat sudah mulai membaik)
4. Trial—subjek mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki stimulus
5. Adoption – subjek berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan , kesadaran terhadap stimulus