Anda di halaman 1dari 56

PEMICU 1 IKM-IKK

Kelompok 7
Tutor: dr. Sony Sugiharto, Sp. PA
Ketua : Kirani Fitria Fajrin (405180209)
Sekretaris : Ucitha Septya D. (405180219)
Penulis : Rizky Ramadhani S. (405180017)
Anggota :
• Vincent Suaputra (405180057)
• Amelci Krezentia (405180064)
• Anggi Wulan Rahma (405180091)
• Kimberly Sardjono (405180091)
• Bay Hepi Kosasih (405180090)
• Luvea (405180138)
• Alif Aditya Farandila S. (405180150)
• Sely Nur Fauzy (405180180)
• Tahta Rajesa Bihi Jaya P. N. (405180198)
Istilah Asing
• Paud  Pendidikan anak usia dini (biasanya sebelum
masuk TK dan umur 2/3 – 4 tahun).
• Gizi buruk  Suatu keadaan patologis akibat tidak
terpenuhinya kebutuhan tubuh akan berbagai zat gizi.
• Diare  Buang air besar dengan konsiotensi lembek/cair
bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih
sering dari biasanya (1 hari lebih dari 3 kali).
• Puskesmas  Fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama.
Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan anak tersebut mencret/diare?
2. Apa program puskesmas untuk mengatasi diare?
3. Apakah diare merupakan penyakit menular? Jika iya, bagaimana
cara penularannya?
4. Mengapa masyarakat lebih memilih persalinan dengan dukun?
5. Resiko apa saja yang didapat saat persalinan yang dilakukan oleh
dukun?
6. Apa saja penyebab kematian bayi baru lahir?
7. Penyebab gizi buruk?
8. Bagaimana menjaga kesehatan Ibu selama masa kehamilan?
9. Kelompok masyarakat apa yang paling rentan terkena gizi buruk?
10. Apa saja program puskesmas untuk mengatasi gizi buruk?
11. Bagaimana cara mencegah agar anak tidak terlalu banyak dalam
keluarga?
12. Bagaimana cara mengedukasi masyarakat untuk hidup sehat?
Curah Pendapat
1. Infeksi bakteri, virus, parasit atau karena tidak melakukan perilaku
hidup sehat seperti mencuci tangan, kebersihan air, dapur, dan
toilet atau non-infeksi.
2 & 10. Kegiatan promosi kesehatan ada 3: presidoksi, enabling &
range forcing.
3. – Tetap berikan makanan dan minuman jika anak masih menyusui.
- Berikan larutan gula, garam atau ovalit.
- Diberi pengobatan medis selama 2 hari sampai BB meningkat (5-10
gr/kg BB).
- Iga, penyebab virus parasit, bakteri.
- Cara penularan: melalui feses penderita diare dan kontaminasi oleh
kuman.
4. – Mudah, jauh dari kota, transportasi tidak memadai.
- Tidak ada ingganan kesehatan.
- Budaya.
- Pendidikan rendah.
5. - Ibunya akan menjadi pendarahan dan mengalami
kematian.
- Anaknya jika kaki atau tangan keluar lebih dulu adanya
keterbatasan alat atau tidak steril.
6. Kematian bayi 2 faktor: (1) endogen  neonatal atau dibawa
anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tua, (2) eksogen 
pos neonatal (dari lingkungan luar), (3) disebabkan oleh
kurangnya kesadaran: kurangnya kesadaran akan kesehatan
ibu (ibu yang jarang memeriksa kandungan keadaan hamil di
usia muda/tua, jarak kehamilan sempit, kurang asupan gizi
bagi ibu dan bayi).
- Berat bayi baru lahir rendah, asifiksia, tetanus, neonatorum,
infeksi dan gangguan hematologi.
7. Makan tidak seimbang, kurangnya asupan protein, faktor
ekonomi (menengah ke bawah), keterbatas mengakses
layanan kesehatan, kurang pengetahuan mengetahui gizi
keberadaan ancaman penyakit infeksi.
8. Periksa kehamilan secara rutin (ukur TB, BB, lingkar lengan
atas dan tekanan darah).
9. - Bayi (kurang dari 1 tahun).
- Anak usia 1-6 tahun.
- Ibu hamil.
11. – KB = implan, suntik
- Menggunakan pengaman (alat kontrasepsi).
- Menghitung masa subur.
- Menggunakan teknik senggama terputus.
- Pasektomi.
- Tubektomi.
12. – Penyuluhan
- Konseling
- Perilaku hidup bersih dan sehat
- Posyandu/imunisasi - Pos bindu
Review
Puskesmas

Program
Puskesmas

Promosi
KIA-KB Perbaikan Gizi Masyarakat
Kesehatan

Angka Kematian Gizi Buruk &


Ibu dan Bayi Kurang
(Vital Statistik)

Diare
L1. MM. PUSKESMAS DAN
PROGRAM PUSKESMAS
Puskesmas
DEFINISI
• Azrul azwar (1990)
Pusat kesahatan masyarakat adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja
tertentu dalam bentuk-bentuk usaha kesehatan pokok.
• Depkes RI (1991)
Organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pembangunan kesehatan masyarakat yg juga membuna peran
serta masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan
serta menyeluruh dan terpadu pada masyarakat di suatu wilayah
kerja tertentu dalam bentuk usaha kesehatan pokok
Prinsip penyelenggaraan puskesmas
berdasarkan PMKRI No. 75 tahun 2014

a. paradigma sehat;
b. pertanggungjawaban wilayah;
c. kemandirian masyarakat;
d. pemerataan;
e. teknologi tepat guna; dan
f. keterpaduan dan kesinambungan
Manajemen puskesmas
1. P1 (Perencanaan)
Dimulai dengan mengumpulkan semua data tersebut, menganalisisnya,
merekomendasikan dan merencanakan tindak lanjutnya (Peraturan
Menteri Kesehatan No. 44 Tahun 2016). Pada tahap pengumpulan
data, diharapkan puskesmas sudah memiliki data, baik data lama
maupun data baru

2. P2 (Pelaksanaan-pergerakan)
Melakukan apa yang sudah direncanakan dalam tahap perencanaan.
Pada tahap ini semua kegiatan yang sudah direncanakan harus dapat
terlaksana secara terukur, terjaga, jelas arahnya dan jelas penggunaan
semua penunjangnya, termasuk anggarannya

3. P3 (Pengawasan-Pengendalian-Penilaian)
Menentukan apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan
yang direncanakan atau apakah hasil, output dan outcome sudah
sesuai dengan yang diharapkan. Jjika belum maka harus dilakukan
evaluasi apa yang menyebabkan masalah tersebut, dilanjukan dengan
rekomendasi kembali kegiatan perbaikannya dan tentunya rencana
tindak lanjut kembali, begitu seterusnya sehingga akan menyerupai
suatu siklus
Dinkes Kota Bogor
Upaya kesehatan/program wajib itu ada 6
(Basic Six)
1. Promosi kesehatan : penyuluhan
2. Kesehatan lingkungan : penyediaan air bersih
3. Kesehatan ibu & anak serta KB :Kesehatan calon
pengantin
4. Perbaikan gizi masyarakat : Poli gizi
5. Pencegahan penyakit dan perbaikan lingkungan (P2PL)
: Imunisasi
6. Pengobatan : pelayan di BP (Balai pengobatan)

Atzmardina, Zita.2019. Puskesmas dan Program-Programnya. Fakultas


Kedokteran Universitas Tarumanagara.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan


yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas. Dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok puskesmas yang telah ada, yakni:
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Departemen Kesehatan RI. 1990. Pedoman Kerja Puskesmas


Jilid I. Indonesia : Departemen Kesehatan RI dan Departemen
Kesehatan RI. 1990. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid II.
Indonesia : Departemen Kesehatan RI
3. Upaya Penunjang
• Laboratorium
• Pelayanan gigi dan mulut
• Pelayanan Apotik

https://puskesmasbanguntapantri.wordpress.com/upaya/
LI 2. KIA-KB & Vital Statistik
Kesehatan Ibu & Anak
• Program KIA merupakan Upaya Kesehatan ibu dan anak
adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
meneteki, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
• Tujuan Program KIA adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Arsita Eka Prasetyawati, dr.,M.Kes.2012. Kesehatan


Ibu dan Anak(KIA) dalam Millenium Development Goals
Tujuan khusus program KIA adalah :

1. Meningkatkan kemampuan ibu (pengetahuan,


sikap,dan prilaku)
2. Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan
balita dan anak prasekolah
3. Meningkatkan jangkuan pelayanan kesehatan bayi,
anak balita, ibu hamil, ibu bersalin
4. Meningkatkan mutu pelayanan
5. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarak

Arsita Eka Prasetyawati, dr.,M.Kes.2012. Kesehatan


Ibu dan Anak(KIA) dalam Millenium Development Goals
AKI, Akb & akba

Jumlah Kematian
Ibu
AKI = -------------------------------------------------------- xK
Jumlah Kelahiran
Hidup

Jumlah Kematian Jumlah Kematian


Bayi Balita
AKB = -------------------------------------------------------- xK AKBa = -------------------------------------------------------------------- xK
Jumlah Kelahiran Jumlah penduduk
Hidup berumur dibawah 5
tahun

https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=80
• Bentuk pelayanan
• Penyebab kematian pada Kesehatan pada bayi
bayi baru lahir: baru lahir:
1. Inisiasi menyusui dini
- Berat bayi baru lahir rendah (IMD)
- Tetanus Neonatorum 2. Melakukan penilaian bayi
baru lahir (BBL)
- Asfiksia
3. Membebaskan jln napas
- Masalah pemberian
makanan 4. Merawat tali pusat
- Gangguan Hematologik 5. Pencegahan kehilangan
panas
- Infeksi
6. Pencegahan infeksi
7. Pemeriksaan fisik bayi
baru lahir
8. Memberikan imunisasi
BCG, Hepatitis B & Polio
Oral
Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes RI
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
• Penyebab kematian • Upaya dlm pelayanan
balita 0-59 bln: Kesehatan pd anak
 Masalah neonatal balita:
 Diare 1. Pemantauan
 Pneumonia pertumbuhan balita
 Kelainan Kongenital 2. Pemberian vit. A yg
 Meningitis berguna untk kesehatan
 Tetanus
mata
3. Pelayanan Posyandu
4. Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS)
5. Pelayanan Imunisasi
6. Konseling pd keluarga
balita

Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes RI


http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
• Penyebab kematian • Ciri-ciri anak yg tumbuh &
Anak: berkembang secara sehat:
1. Tingkat perkembangan sesuai
o Diare dgn tingkatan usia
o Pneumonia 2. Pemenuhan gizi yg baik
o Meningitis 3. Anak tampak aktif & selalu
gembira
o DBD
4. Nafsu mkn baik
o Campak 5. Wajah tampak segar, mata
o Tenggelam bersih & bersinar
o Malaria 6. Kulit & rambut bersih tdk
kering
o Leukimia 7. Pernapasan tdk berbau
o TB 8. Anak mudah menyesuaikan
o Enterokolitis diri dgn lingkungan.

Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes RI


http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
Pencegahan
• Periksa kehamilan secara rutin
• Persiapan melahirkan (bersalin)
• Perawatan sehari-hari
• Anjuran makan buat ibu hamil

Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes RI

http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
Kesehatan anak
Tanda bayi baru lahir yang sehat:
1. Bayi lahir langsung menangis
2. Bayi langsung menyusu dari payudara ibu dengan kuat
3. Berat lahir antara 2500 – 4000 gr
4. Bayi bergerak aktif dan warna kemerahan

Cara menyusui bayi:


1. Segera lakukan inisiasi dini, dengan ASI yang keluar
pertama warna kekuningan disebut kolostrum, yang
mengandung zat kekebalan tubuh.
2. Berikan ASI eksklusif 6 bulan (ASI saja tanpa tambahan
minuman/ makanan lain)
3. Manfaat: kedekatan dengan ibu, harga murah bersih,
dan mudah. Dapat mengurangi pendarahan nifas

Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes R


http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
Tanda bayi sakit
• Tidak dapat menyusu
• Mengantuk atau tidak sadar
• Nafas cepat, lebih dari 60x/ menit
• Merintih
• Tarikan dinding dada bawah
• Tampak biru pada bibir dan ujung- ujung jari
• Kejang
• Kuning
• Demam
• Tali pusat kemerahan sampai dinding perut
• Mata bayi bernanah

Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes R


http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
Tanda bayi sehat
• Bb mengikuti pita hijau KMS atau diatasnya
• Anak bertambah tinggi
• Kemampuan bertambah
• Jarang sakit dan ceria, aktif, lincah

• Tanda anak tidak sehat


Bb turun. Garis di KMS pindah pada warna
pita dibawahnya. Atau sudah dibawah garis
merah
• Pantau pertumbuhan anak melalui stimulasi
dini dan intervensi dini tumbuh kembang
(sdidtk)

Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes


http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
Pencegahan gizi buruk pada ibu hamil dan balita
• Perilaku kadarzi
1. Menimbang berat badan anak teratur
2. Memberikan bayinya ASI eksklusif 6 bulan
3. Makan beraneka ragam
4. Menggunakan garam beriodium
5. Balita dan ibu nifas minum kapsul vitamin A, ibu
hamil minum tablet besi sesuai aturan
• Kader dan upaya pendampingan

Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes


http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
Proses melahirkan (persalinan)
• Bayi biasanya lahir 12 jam sejak mulas teratur yang pertama.
Ibu masih boleh makan, minum, buang air kecil, dan berjalan
• Jika terasa sakit, Tarik napas panjang lewat hidung. Lalu
keluarkan lewat mulut.
• Jika terasa ingin buang air besar, segera beri tahu dokter/bidan
• Bidan/dokter akan menyuruh ibu mengejannya ikuti
perintahnya
• Begitu bayi lahir, letakkan bayi di dada ibu. Biarkan ia berusaha
mencari putting susu ibunyai (Inisiasi Menyusu Dini)
• Tindakan ini bisa mencegah pendarahan dan merangsang
keluarnya ASI
Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
Masalah pada persalinan
• Perdarahan lewat jalan lahir
• Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
• Ibu tidak kuat mengejan
• Ibu kejang
• Air ketuban keruh dan berbau
• Ibu gelisah
• Ibu merasakan sakit yang hebat

Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes


http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
3T dan 4T
3T ( 3 terlambat )
1. Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil
keputusan
2. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
3. Terlambat mendapat pertolongan difasilitas kesehatan

4T ( 4 Terlalu )
1. Terlalu muda ( < 20 th )
2. Terlalu banyak melahirkan ( > 3 anak )
3. Terlalu rapat jarak melahirkan ( < 2 th )
Sumber : buku kesehatan ibu dan anak, Depkes R
4. Terlalu tua punya anak ( > 35 th )
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/BUKU%20KIA%2020_03%202016.pdf
Jenis alat kontrasepsi

1.Vasektomi
• JENIS 1) Insisi 2) Vasektomi
Tanpa Pisau
• mengoklusi vasa deferensia
sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan
dengan ovum) tidak terjadi

http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
2. Tubektomi (operasi)

• mengoklusi tuba falupii


(mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga
sperma tidak dapat bertemu
dengan ovum.
• Efektivitasnya tinggi 99,5%

http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
3. Implan

• alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin


yang dibungkus dalam kapsul silastik silikon polidimetri.
• Sangat efektif
• Perlindung
• KEUNTUNGAN:Mengurangi nyeri haid. - Mengurangi jumlah
darah haid. - Mengurangi/memperbaiki anemia. - Melindungi
terjadinya kanker endometrium. - Menurunkan angka
kejadian kelainan jinak payudara. - Melindungi diri dari
beberapa penyebab penyakit radang panggul. - Menurunkan
angka kejadian endometriosis.
• KETERBATASAN - Membutuhkan tindak pembedahan minor
untuk insersi dan pencabutan. - Tidak mencegah infeksi menular
seksual an jangka panjang (sampai 5 tahun)
http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
4. Alat kontrasepsi dalam Rahim

• dipasang dalam rahim dengan menjepit


kedua saluran yang menghasilkan
indung telur sehingga tidak terjadi
pembuahan
• Mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga
pada AKDR menyebabkan reaksi
inflamasi steril, toksik buat sperma
sehingga tidak mampu untuk fertilisasi
• Efektivitas tinggi , jangka panjang
• Tidak dapat melepas sendiri dan tidak
mencegah infeksi menular seksual

http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
5. Pil KB

• PIL PROGESTIN Menggunakan


Hormon Progestin (mirip
progesterone)
• Efektif jika diminum setiap hari di
waktu yang sama (0,05-
5 kehamilan / 100
perempuan dalam 1 tahun
pertama)
• Efek samping kecil
• Mudah digunakan

http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
Kondom

• selubung/sarung karet
• Menghalangi terjadinya pertemuan
sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma di ujung
selubung karet yang dipasang pada
penis sehingga sperma tersebut
tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi perempuan
• Mencegah penularan
mikroorganisme (IMS termasuk
HBV dan HIV/AIDS)  (khusus
kondom yang terbuat dari lateks
dan vinil).
http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
Visi dan misi BKKBN
• Visi : Menjadi Lembaga yang handal dan dipercaya dalam
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga
berkualitas.
• Misi:
1. Mengharuskan utamakan pembangunan berwawasan
kependudukan
2. Menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehata
reproduksi
3. Memfasilitasi pembangunan keluarga
4. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelola
kependudukan,keluarga berencana dan pembanguna
keluarga.
5. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi
secara konsisten.
BBKN.GO.ID
VITAL STASTISTIK
 merupakan bagian dari stastistik kesehatan yang
membicarakan beberapa ukuran dan Teknik untuk
mengevaluasi status kesehatan masyarakat
kejadian sehari-hari.
umumnya membicarakannya beberapa hal yang
meliputi
kelahiran,kematian,kesakitan,perkawinan,pencerai
an,adopsi.

Amsyari,faud,1990 prinsip dari stastik perencanaan kesehatan


 Ukuran stastik
 Rate
 Rasio
 Proporsi
Ukuran stastik kesehatan
 crude death rate (CDR)
 infant mortality rate (IMR)
 neonatal mortality rate (NMR)
 post neonatal mortality rate (PNMR)
 still birth rate (SBR)
 Perinatal mortality rate (PMR)
 Child mortality rate (CMR)
 Maternal mortality rate (MMR)

Amsyari,faud,1990 prinsip dari stastik perencanaan


kesehatan
LI 3. MM. GIZI MASYARAKAT
Masalah gizi di Masyarakat
• Gizi kurang :
a. Kurang Kalori & Protein (KKP)
b. Gangguan Akibat Kurang Yodium
c. Kekurangan vit. A
d. Anemia Defisiensi Zat Besi
• Gizi lebih - Obesitas (Kegemukan) :
Dapat disebabkan dri perilaku makan yg suka makan makanan
seperti junk food, makanan dlm kemasan, soft drink, dll.

Sumber : Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar


Ilmu Gizi (Edisi 2). Jakarta : EGC
Sumber : buku Gizi bagi Pengidap Obesitas, Diabetes mellitus dan
Disepidemi, terbitan ECG
Perkembangan Masalah Gizi
Masyarakat
1. Kurang Energi dan
Protein (KEP)
KEP disebabkan karena
defisiensi macro nutrient (zat
gizi makro)..

Sumber : http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkmgizi-evawany.pdf
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi (Edisi 2). Jakarta : EGC
Marasmus
1. Wajah Seperti Orang Tua
2. Rewel
3. Diare kronis
4. Tulang terbungkus kulit
5. Iga gambang
6. Kulit Keriput
7. Perut Cekung

Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu
Gizi (Edisi 2). Jakarta : EGC

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/151/jtptunimus-gdl-
titikasrif-7542-3-babii.pdf
http://www.mymobiledoc.org/wp-
content/uploads/imagesQG0OGHZJ-
marasmus.jpg
Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam
Daur Kehidupan : Buku
Ajar Ilmu Gizi (Edisi 2).
Jakarta : EGC

http://digilib.unimus.ac.id
/files/disk1/151/jtptunimu
s-gdl-titikasrif-7542-3-
babii.pdf
2. Gangguan Akibat Kurang Yodium

• Def. Yodium menguras cadangan serta mengurangi produksi T4  


kadar T4 memicu sekresi TSH  kelenjar tiroid bekerja lebih giat 
hiperplasia kelenjar tiroid
• Kadar hormon tiroid rendah  penghambatan pertumbuhan serta
perkembangan manusia (sangat nyata semasa janin, bayi, batita)

• Gejala khas (kretinisme):


1) Jenis Saraf : defisiensi mental, bisu-tuli, diplegia spastik
2) Jenis Miksedema : hipotiroidisme dan dwarfisme

Sumber : Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan :


Buku Ajar Ilmu Gizi (Edisi 2). Jakarta : EGC
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/151/jtptunimus-gdl-
titikasrif-7542-3-babii.pdf
3. Kekurangan Vitamin A
• Fungsi Vitamin A : menyintesis pigmen sel fotosensitif retina, diferensiasi
normal struktur epitel penghasil lendir. Penting untuk menopang fungsi tubuh
termasuk pengelihatan, integritas sel, kompetensi sistem kekebalan,
pertumbuhan.

• Akibat kekurangan : rabun senja, serosis, dan keratinisasi konjungtiva dan


korena  ulkus dan nekrosis kornea. Dapat memengaruhi sel dan jaringan di
seluruh tubuh, paling khas pada mata.

• Faktor yang memengaruhi : kecukupan asupan vitamin A dan provitamin A.

• Sumber Vitamin A : buah dan sayuran berwarna kuning dan hijau yang
mengandung karotenoid. (konsumsi sayuran kurang dari seminggu sekali 
resiko 7.3x)
Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar
Ilmu Gizi (Edisi 2). Jakarta : EGC
Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi (Edisi 2). Jakarta : EGC
4. Anemia Defisiensi Zat Besi
• Penyebab Anemia : defisiensi zat besi, asam
folat, dan/atau vitamin B12
• Sumber zat besi : daging hewan

Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam
Daur Kehidupan : Buku Ajar
Ilmu Gizi (Edisi 2). Jakarta :
EGC
Obesitas
• Obesitas merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak
berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi bila besar dan
jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang.
• Obesitas timbul sebagai akibat masukan energi yang melebihi pengeluaran energi.
Bila energi dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan) yang masuk ke dalam
tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan, maka berat badan akan bertambah dan
sebagian besar kelebihan energi tersebut akan di simpan sebagai lemak.

https://cdn1.medicalnewstoday.com/content/images/articles/320/32046
0/very-large-male-belly.jpg
SUMBER :
http://digilib.unila.ac.id/6634/15/BAB%20II.pd
fhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/151/jtptunimus-gdl-titikasrif-7542-3-babii.pdf
Penanggulangan Gizi Buruk pada Bayi
• Memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan
• Rajin menimbang dan mengukur tinggi bayi di posyandu
• Berikan gizi seimbang
• Berikan suplemen mineral dan vitamin

Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi
(Edisi 2). Jakarta : EGC
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/BUKU%20G
IZI%20BURUK%20I%202011.pdf
MENGGOLONGKAN STATUS GIZI BERDASARKAN
IMT

- keberhasilan pemenuhan nutrisi


- indikator korelasi antara TB dan BB
- mengukur ideal atau tidaknya berat badan

RUMUS MENCARI IMT (BMI=Body Mass Index)

mfikriazhari.com

Sumber :
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Giz
(Edisi 2). Jakarta : EGC
LI 4. Promosi Kesehatan
RUANG LINGKUP PROMOSI
KESEHATAN
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
• Promosi Kesehatan pada aspek promotif
• Promosi Kesehatan pada aspek pencegahan dan
penyembuhan

Ruang Lingkup Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan


• Promosi Kesehatan pada tatanan keluarga
• Promosi Kesehatan pada tatanan sekolah
• Promosi Kesehatan pada tempat kerja
• Promosi Kesehatan pada tempat tempat umum
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan Sumber : Notoatmodjo S.
Promosi Kesehatan & Ilmu
Perilaku, 2007
Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan
• Promosi Kesehatan
• Perlindungan Khusus
• Diagnosis Diri dan Pengobatan Segera
• Pembatasan Cacat
• Rehabilitas

Sumber : Notoatmodjo S.
Promosi Kesehatan & Ilmu
Perilaku, 2007
Akar akar perilaku dalam 3 kelompok factor (L.W.Green):
• Predisposisifaktor yang mempermudah terjadinya perilaku
seseorang, antara lain: pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,
nilai-nilai, tradisi, dsb
Contoh : tanpa adanya pengetahuan, ibu tidak akan membawa anaknya ke
posyandu untuk ditimbang
• Pemungkin ( enabling)faktor yang menfasilitasi perilaku atau
tindakan, antara lain: prasarana, sarana, ketersediaan sdm.
Contoh konkritnya, ketersediaan puskesmas, ketersediaan tong sampah,
adanya tempat olah raga, dsb.
• Faktor penguat ( reinforcing)faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku,
Contoh : sikap petugas kesehatan, sikap tokoh masyarakat, dukungan suami,
dukungan keluarga, tokoh adat, dsb.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Promkes-Komprehensif.pdf
Faktor pembentuk perilaku:
• Faktor internal
Faktor dalam diri individu itu sendiri :kecerdasan, persepsi, motivasi,
minat, emosi dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh
dari luar.
• Faktor eksternal
Faktor predisposisi (predisposing faktor), Faktor pemungkin
(enabling faktor), Faktor penguat (reinforcing faktor)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/17142/Chapter%20II.pdf;jsessionid=C465F77C3CC73252EA9
C8ABB086ED385?sequence=4
Penelitian Rogers (1974) sebelum
berperilaku baru , terjadi proses
berurutan:
1. Awareness- orang menyadari / mengetahu terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek)
2. Interest-subjek merasa tertarik terhadap stimulus atau objek
3. Evaluation-menimbang nimbang terhadap baik atau tidak
stimulus tersebut bagi dirinya ( sifat sudah mulai membaik)
4. Trial—subjek mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki stimulus
5. Adoption – subjek berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan , kesadaran terhadap stimulus

Sumber : Buku Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni ;Prof.Dr.Soekidjo


Notoadmodjo
LI5. MENYELESAIKAN KASUS YANG
ADA DI PEMICU BERDASARKAN LI

Mengobati pasien yg mengalami diare dan melakukan


pengecekan/pemeriksaan dan pemusnahan penyebab
diare diarea sekitar tempat tinggal pasien, kemudian
memberikan penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan
agar tidak terjadi wabah diare.
(Persalinan) Memberikan pembinaan kepada dukun
beranak agar proses persalinan berlangsung baik dan
aman, dan memberikan penyuluhan mengenai
pencegahan gizi buruk pada wanita hamil, bayi, balita,
anak, dan ibu menyusui.
Saran
• Sebaiknya puskesmas yang ada diindonesia melakukan
edukasi kepada masyarakat terutama di desa-desa
terpencil agar tidak mengulangi kasus yang sama dan
mengurangi kekurangan gizi masyarakat di indonesia

Anda mungkin juga menyukai