Anda di halaman 1dari 34

Kebijakan Pemerintah Dalam Upaya

Pemantapan Kualitas Pelayanan KIA Dengan


Peningkatan Kualitas dan Penambahan Bidan

SELAYANG PANDANG REVOLUSI KIA


NTT
Hasil survei kesehatan Nasional

(Surkesnas) 2004 Angka Kematian Ibu (AKI)


di Indonesia 307/100.000 KH sedangkan
NTT adalah 554/100.000 KH.
Pada tahun 2007 Survey Demografi
Kesehatan Indonesia(SDKI,2007), AKI
Nasional turun menjadi 228/100.000KH dan
di NTT menjadi 307/100.000 KH. Walaupun
ada penurunan tapi angka ini masih tinggi
dibandingkan angka Nasional.

LANJUTAN..
Demikian pula Angka Kematian Bayi (AKB)

pada tahun 2004, Nasional 52/1000 KH


sedangkan untuk NTT 57/1000 KH
(SURKESNAS, 2004)
Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas,2007) menunjukan bahwa Prop.
NTT tentang pertolongan persalinan
dilakukan di Rumah sebesar 77,1%.
Penolong oleh dukun bersalin 46,2% dan
oleh nakes 36,5%

LANJUTAN
Cakupan pemeriksaan kehamilan (Ante Natal Care/ANC)

difasilitas kesehatan sebasar 87,9% sedangkan cakupan


pelayanan bayi baru lahir/ KN 1(0 7 hari adalah 42,3% dan
KN2, (8 28 hr) 34,4%) Riskesdas,2007. Berbagai upaya telah
dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB di NTT tetapi AKI
dan AKB tetap di atas rata rata Nasional.
Oleh karena itu pemerintah Prop. NTT melakukan upaya yang
luar biasa utk menurunkan AKI/AKB melalui kebijakan
Revolusi KIA dengan adanya Peraturan Gubenur Nusa
Tenggara Timur Nomor: 42 tahun 2009 ttg Revolusi
Berdasarkan Peraturan gubenur ini makabupati lembata
mengeluarkan peraturan bupati tentang revolusi KIA nomor:
dan Perda Kibbla nomor . Semua Perbug, Perbup dan
perdes Kiblla ini sebagai panduan dalam penganggaran dan
pelaksanaan pelayanan program kesehatan ibu dan anak

Latar belakang
Peraturan gubenur ini mengatur tentang optimalisasi

pemenuhan fasilitas kesehtan yang memadai yang


meliputi:
1. Tenaga kesehatan yang lengkap dan terlatih (5,5,1);
2. Sarana fisik kesehatan;
3. Peralatan Kesehatan;
4. Obat-obatan, perbekalan kesehatan, cairan dan
darah
5. sistim pelayanan Kesehatan;
6. Pembiayaan
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
1464/MENKES/Per/X/2010 tentang penyelenggaraan
praktik bidan

DATA KEMATIAN IBU DAN BAYI


KABUPATEN LEMBATA PERIODE 2010 2015
NO TAHUN KEMATIAN IBU

KEMATIAN BAYI

TARGET

2010

36 dr 2338 atau
16,25/1000 KH

1. MDG,s
2015
AKI

2011

3
4
5
6

9 dr 2373 atau
379,27/100.000
KH

2012

4 dr 2515 atau
159,9/100.000
KH

2013

5 dr 2512 atau
199,04 KH

2014
2015
(peagu
stus)

3 dr 2455 atau
122,2/100.000
KH
2 dr 2405 atau
83,16/100.000
KH.

53 dr 2421 atau
21,9/1000 KH
61 dr 2492 atau
24,47/1000 KH
59 dr 2458 atau 24 /
1000 KH
35 dr 2386 atau 14,
67/1000 KH
24 dr 1584 atau
15,2KH.

102/100.00
0 KH
2. IS
( indonesia
Sehat):
AKI Nasional
228/100.000
KH
AKB
20/1000
KH

Maksud dan Tujuan


Maksud dari Revolusi KIA adalah Memberi kepastian

jaminan dan perlindungan pelayanankesehatan


terhadap ibu dan anak yang berkeadilan tanpa
diskriminasi serta menjujung tinggi nilai nilai
kemanusiaan
Tujuan penyelenggaraan Revolusi KIA adalah:
1. Terwujudnya peningkatan akses dan Kualitas
pelayanan kesehatan ibu melahirkan dan bayi di
seluru wilayah kabupaten;
2. Tersedianya fasilitas Kesehatan yang memadai;
3. Tersedianya pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang
terjangkau , bermutuh dan aman

Maksud dan Tujuan


Tujuan:

4. Tertanganinya semua ibu melahirkan di fasilitas kesehatan


yang memadai;
5. Tertanganinya kasus kegawatdaruratan sbtetri dan bayi
secara
tepat waktu, tepat sasaran dan tepat penanganan;
6.Tersedianya tempat, tenaga dan peralatan, obat dan bahan
yang cukup di fasilitas pelayanan persalinan yang memadai;
7.Terwujudnya perubahan perilaku masyarakat dan tenaga
kesehatan terhadap pola pencarian pengobatan dan
pertolongan persalinan di laksanakan oleh tenaga kesehatan
yang profesional;
8. Tercapainya penurunan angka Kematian ibu dan angka
kematian bayi.

PELAYANAN KESEHATAN IBU DALAM


REVOLUSI KIA
Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan;
Pertolongan Persalinan normal maupun

komplikasi;
Pelayanan Pemeriksaan ibu Nifas;
Penanganan Gawatdarurat;
Penanganan rujukan

Pelayanan Keshatan Bayi dalam


Revolusi KIA
Pelayanan Perawatan Bayi normal;
Pelayanan Bayi sakit;
Pelayanan penanganan bayi dengan

Komplikasi;
Penanganan gawat darurat;
Pelayanan rujukan.

Tenaga kesehatan
Dalam memenuhi fasilitas kesehatan yang memadai

pemerintah daerah mengatur penempatan tenaga


kesehatan termasuk bidan;
-Tahun 2009 jumlah tenaga bidan di puskesmas dan di
desa masih sangat terbatas sehingga pemerintah
daerah menyekolahkan anak anak lembata ke D3
Kebidanan Poltekes Kupang sebanyak 100 orang atau 5
angkatan untuk memenuhi kekurang bidan desa
sehingga sekarang semua desa sudah di tempati bidan
desa;
Tenaga kesehatan yang di tugaskan menyelenggarakan
kesehatan ibu dan anak adalah tenaga kesehatan yang
memenuhi kualifikasi dan persyaratan sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku.

Tenaga Kesehatan
Dengan adanya

Peraturan Mentri Kesehatan Nomor


1464/MENKES/Per/X/2010 tentang penyelenggaraan praktik
bidan maka
- Bidan D1 yang berjumlah 85 orang dan perawat Do
diusulkan kedaerah untuk di tktkan kompetensi dengan
mengikuti pendidikan D3 Kebidanan dan D3 keperawatan
- Untuk menjawabi semua itu pemerintah kabupaten lembata
mengadakan kerja sama dengan Kemenkes melalui Politekes
Kupang untuk membuka Program Khusus D3 Kebidanan dan
D3 Keperawatan di kabupaten lembata tahun 2011 2013.
- Dari 85 D1 bidan yang sdh menyelesaikan ke D3
kebidanan sebanyak 62 orang dan D4 kebidanan sebanyak 5
orang sisa 18 orang . Dari 18 orang ini ada 13 sementara ikut
pendidikan D3 kebidanan di poltekes kupang dan universitas
Indonesia timur ujung pandang sisa 5 orang.

Sarana Fisik Kesehatan


Kabupaten Lembata memiliki :
1. 1 Rumah sakit PONEK dan 2 rumah Sakit
swasta
2. 9 Puskesmas rawat nginap
3. ..Pustu
4. Poskesdes
5. .Polindes
Sementara rumah tunggu belum ada baik di
rumah sakit maupun di puskesmas.

Peralatan, obat, Perbekalan


kesehatan, cairan dan darah
Pemerintah daerah/swasta menyiapkan

peralatan kesehatan sesuai standar


pelayanan pada setiap tingkatan sarana
pelayanan kesehatan walaupun masih
terdapat kekurangan.
Pemerintah daerah/swatas menyediakan
obat, perbekalan kesehatan, cairan dan
darah namun masih kekurangan di
lapanagan karena ada beberapa kendala.

Sistim Pelayanan Kesehatan


dan Pembiayaan
Sitim pelayanan Kesehatan:

Pemerintah daerah/swasta menyediakan


sistim pelayanan kesehatan sesuai standar
pelayanan pada setiap tingkatan sarana
pelayanan kesehatan.
Pembiayaan:
Biaya pelayanan kesehatan ibu dan bayi
dalam rangkah revolusi KIA dibebankan
kepada anggaran pendapatan dan belanja
Negara, anggaran pendapatan dan belanja
daerah dan lembaga donor serta sumbersumber pendapatan lain yang sah dan
tidak mengikat.

Peran Masing-Masing Kita Dalam


Revolusi KIA
Pemerintah/swasta pada sisi penyedia

pelayanan/fasilitas kesehatan berperan


merubah kondisi sebelum revolusi KIA
menjadi kondisi:
1. Menolong persalinan di fasilitas
pelayanan
kesehatan yang memadai,
2. Merujuk pasien pada saat yang tepat.
3. Bekerja sesuai standar.

Peran Masing-Masing Kita Dalam


Revolusi KIA
Masyarakat berperan merubah kondisi

sebelum revolusi menjadi:


1. Melahirkan pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang memadai;
2. Saat melahirkan di tolong oleh tenaga
kesehatan yang terlatih;
3. Berupaya untuk mendapatkan
pelayanan
kesehatan yang optimal.

POINT KRUSIAL DALAM REVOLUSI


KIA
1. siapa yg hamil dan dimana ibu hamil tsb
2. apa bumil, suami dan keluarga mau
kalau
bumil melahirkan di faskes yg memadai
3. apakah ada kemampuan masyarakat
untuk
membawa bumil ke faskes yg memadai

TUGAS DAN FUNGSI MASING


MASING PIHAK
7. Tingkat desa/ kelurahan:
* Bidan desa/perawat pustu:
- Melakukan KIE kespro kepada masyarakat.
- Melakukan kunjungan rumah.
- Melakukan ANC terintegrasi kepada bumil
di desa.
- Mengingat,mengantar dan mendampingi
ibu akan melahirkan ke pusk./RSUD.
- Membuat peta sasaran. menghadiri musawara desa.
- Mencatat dan melaporkan setiap pelayanan kesehatan
termsk kelahiran, kesakitan dan kematian di
desa/kelurahan
- Melakukan KIE secara bulanan dengan kelompok sasaran
bumil,bulin,bufas, busui. membuat RMP sosial,

TUGAS DAN FUNGSI MASING


MASING PIHAK
10 Tkt Kecamatan:
a. Kepala puskesmas:
* Melakukan sosialisasi ttg kebijakan percepatan
penurunan AKI dan AKB.
* Memfasilitasi survei mawas diri dan musyawarah
masyarakat desa.
* Memfasilitasi pembuatan peta sasaran desa.
* Mendata dan memetakan golongan darah
penduduk.
* Menyiapkan Puskesmas PONED 24 jam untuk siap
melayani bulin dan rujukan

TUGAS DAN FUNGSI MASING


MASING PIHAK
*Menyiapkan pusk. 24 jam untuk merawat pasien by
baru lahir dan bayi sakit.
* Mencatat dan melaporkan semua pelayanan
puskesmas kepd kepala dinas.
* Melaksanakan rapat koordinasi puskesmas setiap
bulan (minilok) secara teratur.
* Melaksanakan mikro planing setiap 5 (lima) tahun
sekali.
* Melakukan stratifikasi pusk. Setiap tahun sekali .
* Menghadiri rapat di kecamatan dan kabupaten/kota.

TUGAS DAN FUNGSI MASING


MASING PIHAK
11. Tingkat kabupaten:
a. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah:
* Menyiapkan RS PONEK 24 jam untuk siap
memberikan pertolongan persalinan, melayani
by baru lahir dan yang sakit.
* Menyiapkan RSU PONEK untuk menerima
rujukan dari Puskesmas.
* Melaksanakan AMP teknis.
* Melakukan supervisi ke Pusk. PONED
* Menyiapkan RS PONED untuk melatih tenaga
kesehatan puskesmas dan bidan desa.
* Menghadiri rapat di kabupaten /kota dan propinsi.

TUGAS DAN FUNGSI MASING


MASING PIHAK
* Mencatat dan melaporkan semua
pelayanan
kesehatan kepada kepala dinas
kesehatan
kabupaten/kota dengan tembusan
kepada bupati.
* Menyiapkan unit transfusi darah RS
PONEK
kabupaten/kota.
* Menyiapkan donor darah siap 24 jam

TUGAS DAN FUNGSI MASING


MASING PIHAK
b. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota:
* Melakukan advokasi dan sosialisasi program semua
pemangku kepentingan.
* Menyiakan anggaran DAK, DAU, TP dan External
Donor Agency untuk mendukung program.
* Menyiapkan RSUD menjadi Rumah Sakit PONEK
dan Pusk. Rawat nginap menjadi Pusk. PONED
* Melakukan rapat koordinasi dengan Pusk. Secara
berkala dan rutin.
* Menghadiri rapat di kabupaten/kota dan Propinsi.
* Membuat laporan secara rutin setiap bulan kepada
bupati/wali kota dan tembusan kepada kepala Dinas
Kesehatan Propinsi.

TUGAS DAN FUNGSI MASING


MASING PIHAK
c. Bupati/Wali kota:
*. Menetapkan peraturan Bupati atau peraturan wali
kota tentang pemenuhan standar Puskesmas
PONED dan RS PONEK di tkt kabupaten/kota.
*. Melakukan rapat koordinasi setiap bulan.
* Menganggarkan dana pembangunan maupun
operasional untuk mendukung program
percepatan penurunan AKI dan AKB.
* Melakukan pemantauan pelaksanaan program
percepatan penurunan AKI dan AKB.
* Menghadiri pertemuan propinsi.

PELAYANAN ANTENATAL
Anc ditetapkan melalui Standar pelayanan Kebidanan dalam
penerapan di kenal dengan 10 T:
1. Timbang BB dan Ukur TB
2. Tekanan Darah di ukur
3. Tentukan Lingkar Lengan Atas(lila)
4. Tinggi fundus uteri di ukur
5. Tentukan Presentasi janin dan djj
6. Tetanus Toksoid (Pemberian Immunisasi)
7. Tablet besi diminum 1x1 sebanyak 90 tab. Selama
kehamilan
8. Test laboratorium rutin
9. Tatalaksana kasus
10. Temuwicara

FAKTOR RESIKO PADA IBU HAMIL


1. 4 Terlalu:

* Terlalu mudah hamil umur < 20 thn


* Terlalu tua hamil, Umur > 35 thn
* Terlalu sering melahirkan (anak < 2 thn)
* Terlalu banyak anak (> 4)
2. Ibu hamil dengan kekurangan energi kronik(KEK)
dan penambahan BB 9 kg selama kehamilan
3. Anemia (HB < 11 gr%)
4. TB <145 cm
5. Riwayat hipertensi pada kehamilan
6. Pernah menderita penyakit kronis

FAKTOR RESIKO PADA IBU HAMIL


7. Riwayat kehamilan buruk (Ab berulang, KET, Mola
dll).
8. Riwayat kehamilan dengan komplikasi( SC,
Vakum, Forsep)
9. Riwayat Nifas dengan Komplikasi(HPP,infeksi
nifas, psikosis post partum)
10. Kehamilan ganda
11. Kelainan besar janin(pertumbuhan terhambat,
janin besar)
12. kelainan letak (lintang/Oblig, sungsang pd uk >
32 mg

TANDA TANDA BAHAYA


KEHAMILAN
1. Sakit kepala lebih dr biasa
2. Perdarahan pervaginam
3. Gangguan penglihatan
4. Pembengkakan pada wajah/tangan dan
5.
6.
7.
8.

kaki
Nyeri abdomen/epigastrium
Mual dan muntah berlebihan
Demam
Janin tidak bergerak.

KOMPLIKASI PADA IBU


HAMIL,BERSALIN DAN NIFAS.
1. Ketuban pecah dini (KPD)
2. Perdarahan Pervaginam(HAP,Intra Partum,
3.
4.
5.
6.
7.

HPP).
Hipetensi dalam kehamilan(systol > 140
mmhg dan diastol > 90 mmhg)
Ancaman persalinan prematur
Infeksi berat pada kehamilan(demam
berdarah, typus, sepsis)
Distosia/ persalinan macet, persalinan tidak
maju
Infeksi masa nifas.

PERSIAPAN/RENCANA PERSALINAN
1.Siapa yang akan menolong persalinan.
2. Dimana akan melahirkan
3. Siapa yang akan membantu dan
menemani dalam persalinan
4. Kemungkinan siapa donor darah bila
timbul masalah
5. Transportasi bila diperlukan rujukan.
6. Dukungan biaya.

FAKTOR RESIKO PADA NEONATUS/


BAYI
1. Tidak mau minum/menyusui/muntah.
2. Riwayat Kejang
3. Bergerak hanya jika di rangsang/letargis
4. Frekwensi napas 30 x/menit atau 60 x/menit
5. Suhu tubuh 35,5 atau 37,5 .
6. Merintih
7. Ada pustul kulit

Nana banyak di mata


9. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
10. Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat.
8.

FAKTOR RESIKO PADA NEONATUS/


BAYI
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat
lambat,
12. Badan kuning atau tinja berwarna pucat.
13. BB menurut umur rendah
14 BBLR < 2500 gram
15. Kelainan kongenital
16. Prematuritas dan BBLR
17. Asfeksia 18. Kejang
19. diare.
20. Tetanus
21. Trauma lahir.
Bila terjadi salah satu faktor resiko ini segera di bawa
ke polindes, pustu, puskesmas atau rumah sakit.

Sekian tks

Anda mungkin juga menyukai