Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN ANSIETAS


AYU DEKAWATY
Pengertian

Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman


subjektif individu, tanpa objek yang spesifik karena
ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman yang
baru, seperti masuk sekolah, pekerjaan baru, atau
melahirkan anak (Stuart, 2009)
PREDISPOSISI
Faktor predisposisi adalah faktor yang
mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang
dapat digunakan individu untuk mengatasi stres
(Stuart & Laraia, 2005)

1. Biologi
Neurotransmiter

Norepineprin
Serotonin
Gamma-aminobutyric Acid (GABA)
2. Psikologis
 Konflik emosional antara dua elemen kepribadian,
yaitu id dan superego.
(Stuart dan Laraia, 2005)

 Maturitas individu, tipe kepribadian dan pendidikan.


(Tarwoto dan Wartonah,
2003)

 Ketegangan dalam kehidupan (peristiwa traumatik


individu, baik krisis perkembangan maupun
situasional seperti peristiwa bencana, konflik
emosional individu yang tidak terselesaikan dengan
baik, konsep diri terganggu.
(Suliswati, dkk.,
2005)
3. Sosial budaya

 Riwayat gangguan ansietas dalam keluarga 


mempengaruhi respon individu dalam
berespon terhadap konflik dan cara mengatasi
ansietas (Suliswati, dkk., 2005)

 Sosial budaya, potensi stres, serta lingkungan


(Tarwoto dan Wartonah, 2003)
PRESIPITASI
Stuart dan Laraia (2005) menggambarkan stresor
pencetus sebagai stimulus yang dipersepsikan
oleh individu sebagai tantangan, ancaman atau
tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk
koping. Stresor pencetus dapat berasal dari
sumber internal atau eksternal

1.Biologi (fisik)
Kesehatan umum individu memiliki efek nyata
sebagai presipitasi terjadinya ansietas (Stuart &
Laraia, 2005) .
Kesehatan individu terganggu kemampuan
individu untuk mengatasi ancaman berupa penyakit
(gangguan fisik) akan menurun.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa klien
yang mengalami gangguan fisik akan
mengakibatkan ansietas.

Prevalensi pasien dengan post stroke yang


mengalami gangguan cemas menyeluruh adalah
6% di rumah sakit akut dan 3,5% di komunitas.
Salah satu studi di Swedia mengatakan bahwa
41,2% pasien dengan cedera otak mengalami
gangguan cemas menyeluruh (Kaplan, 2005).
PRESIPITASI
2.Psikologi
Ancaman terhadap integritas fisik

Ketidakmampuan psikologis atau penurunan aktivitas


sehari-hari seseorang

 Ancaman eksternal: peristiwa kematian, perceraian,


dilema etik, pindah kerja, perubahan dalam status
kerja.
 Ancaman internal: gangguan hubungan interpersonal
dirumah, ditempat kerja atau ketika menerima peran
baru (istri, suami, murid dan sebagainya).
3.Sosial budaya
Status ekonomi dan pekerjaan

Stres

Pencetus ansietas
(Tarwoto & Wartonah, 2003).

Orang dengan status ekonomi yang kuat akan jauh


lebih sukar mengalami stres dibanding mereka yang
status ekonominya lemah. Hal ini secara tidak
langsung dapat mempengaruhi seseorang mengalami
ansietas, demikian pula fungsi integrasi sosialnya
menjadi terganggu yang pada akhirnya mencetuskan
terjadinya ansietas.
TANDA & GEJALA
• Respons fisik :
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering,
anoreksia, diare/konstipasi, gelisah, berkeringat, tremor, sakit
kepala, sulit tidur
• Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang
luar, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
• Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan
tidak aman
• Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita
berlebihan, ketidakberdayaan meningkat secara menetap,
ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri,
perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed, khawatir, prihatin
TINGKAT KECEMASAN
1. Kecemasan ringan (Mild Anxiety)
- Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari
- Menyebabkan seseorang menjadi waspada, lapang persepsinya
meluas, menajamkan indera
- Dapat memotivasi individu utk belajar & mampu memecahkan
masalah secara efektif & menghasilkan pertumbuhan &
kreativitas
Contoh :
 Seseorang yg menghadapi ujian akhir
 Pasangan yg akan memasuki jenjang pernikahan
 Individu yg akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yg lebih
tinggi
 Individu yg tiba-tiba dikejar anjing
2. Kecemasan sedang (Moderate Anxiety)
- Memusatkan perhatian pd hal-hal yg penting &
mengenyampingkan yg lain
- Perhatian seseorang menjadi selektif, namun dpt melakukan
sesuatu yg lebih terarah (dgn arahan orang lain)
Contoh :
 Pasangan yg menghadapi kelahiran anak pertama dgn resiko
tinggi
 Keluarga yg menghadapi perpecahan
 Individu yg mengalami konflik dlm pekerjaan
3. Kecemasan berat (Severe Anxiety)
- lapangan persepsi individu sgt sempit
- perhatian terpusat pd hal yg spesifik & tdk dpt berpikir ttg hal-
hal lain
- semua perilaku ditujukan utk mengurangi ketegangan
- diperlukan banyak arahan/perintah utk dpt terfokus pd area
lain
Contoh :
 Individu yg mengalami kehilangan harta benda & orang yg
dicintai karena bencana alam, kebakaran, dll
 Individu dlm penyanderaan
4. Panik
- individu kehilangan kendali diri & detil perhatian kurang
- tidak mampu melakukan apapun meskipun dgn perintah
- peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan
berhubungan dgn orang lain, penyimpangan persepsi &
hilangnya pikiran rasional
- biasanya disertai dgn disorganisasi kepribadian
Contoh :
 Individu dgn kepribadian pecah/depersonalisasi

Kecemasan yg diekspresikan langsung melalui perubahan


fisiologis & perilaku, sedangkan scr tdk langsung melalui
timbulnya gejala atau mekanisme koping sbg upaya utk
melawan kecemasan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada klien adalah :

ANSIETAS ….. (sebutkan derajatnya)


Misal :
- Ansietas ringan
- Ansietas sedang
- Ansietas berat
- Panik
TINDAKAN MEDIS
 Menurut PPDGJ III (2001), ansietas diklasifikasikan sebagai
gangguan ansietas fobik seperti agorafobia, fobia sosial dan fobia
khas; gangguan ansietas lainnya seperti gangguan panik,
gangguan ansietas menyeluruh (GAD), gangguan campuran
ansietas dengan depresi serta gangguan obsesif kompulsif.

 Terapi obat untuk gangguan ansietas diklasifikasikan menjadi


antiansietas yang terdiri dari ansiolitik, transquilizer minor, sedatif,
hipnotik dan antikonfulsan (Stuart, 2005) . Mekanisme kerja dari
obat ini adalah mendepresi susunan saraf pusat (SSP).
TINDAKAN MEDIS
 Meskipun mekanisme kerja yang tepat tidak diketahui, obat ini
diduga menimbulkan efek yang diinginkan melalui interaksi
dengan serotonin, dopamin dan reseptor neurotransmiter lain
(Halloway, 1996).
 Efek samping yang umum dari penggunaan obat antiansietas
yakni pada SSP, kardiovaskuler, mata dan THT, gastro intestinal,
kulit.
 Kontra indikasinya yaitu penyakit hati, klien lansia, penyakit
ginjal, glaukoma, kehamilan atau menyusui, psikosis, penyakit
pernafasan yang telah ada serta reaksi hipersensitivitas (Copel,
2007).
RENCANA KEPERAWATAN
Secara umum tujuan yg diharapkan :
“klien akan menunjukkan mekanisme koping yg adaptif dlm
mengatasi stres”

Tujuan untuk individu


• Pasien mampu mengenal ansietas
• Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi
• Pasien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik
relaksasi untuk mengatasi ansietas
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Kaji ansietas pasien
2. Bantu pasien mengenal ansietas:
a). Mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b). Mengenal penyebab ansietas
c). Menyadari perilaku akibat ansietas
3. Latih teknik pengalihan/distraksi (baca, bercakap-cakap, nonton
tv)
4. Latih teknik relaksasi: Tarik nafas dalam (5 x setiap latihan),
relaksasi progresive
5. Latih mengatasi ansietas dengan hipnotis 5 jari dan kegiatan
spiritual
6. Anjurkan latihan nafas dalam (tiap dua jam), distraksi (setiap
saat, kecuali saat tidur), teknik lima jari (lima kali sehari), dan
kegiatan spiritual (disesuaikan)
TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
 Tujuan tindakan untuk keluarga
• Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota
keluarganya
• Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah
ansietas
• Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami ansietas
• Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien
dengan ansietas
• Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang
mengalami ansietas
TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2. Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala, serta
akibatnya.
3. Jelaskan cara merawat ansietas pasien: tidak menambah masalah pasien
selalu bersikap positif, dan memberi semangat
4. Menyertakan keluarga saat melatih pasien melakukan tarik nafas dalam,
distraksi, dan kegiatan spiritual.
5. Anjurkan keluarga memotivasi klien melakukan tarik nafas dalam,
distraksi, dan kegiatan spiritual, serta menjelaskan kepada yang besuk
untuk melakukan sikap yang positif
6. Diskusikan dengan keluarga cara perawatan di rumah, follow up, dan
kondisi pasien yang perlu dirujuk (lapang persepsi menyempit, tidak
mampu menerima informasi, gelisah, tidak dapat tidur), dan cara merujuk
pasien.

Anda mungkin juga menyukai