OSTEOATRITIS
Pembimbing :
dr. Tresna Wahyuningsih
Di susun oleh :
Dhea Handyara
2018790034
Riwayat alergi :
Alergi makanan dan obat disangkal. Alergi
debu dan cuaca dingin disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,4OC
Tekanan Darah : 160/80 mmHg
Rambut
• Normocephal
• Warna rambut hitam (beruban)
• Distribusi rambut merata dan lurus
• Rambut tidak mudah rontok
Mata
• Mata cekung (-/-)
• Konjungtiva anemis (-/-)
• Sklera ikterik (-/-)
• Kornea jernih, uk.Pupil normal
• Benjolan (-/-)
• Berair (+)
Hidung
• Simetris • Mukosa hiperemis (-)
• Deviasi septum (-) • Papil (-)
• Sekret (-)
• Fraktur (-)
Mulut
• mukosa oral basah
• faring hiperemis (-)
• Tonsil hiperemis (-)
• Palatum durum dan mole hiperemis (-)
• Caries (+)
Telinga
• Intak membrane timpani (tidak terlihat)
• Serumen (+/+)
• Cairan (-/-)
• Normotia
• Sekret (-/-)
Leher
• Pem. Tiroid (tidak dilakukan)
• Pem KGB (tidak dilakukan)
• Pem JPV (tidak dilakukan)
PARU
Status Motorik
Ekstremitas Inferior
Status Motorik Dekstra Sinistra
ACETAMINOPHEN Menunjukan aktivitas meringankan nyeri Walaupun asetaminofen merupakan salah satu
OA ringan sampai sedang pada dosis 2,6 analgesik yang paling aman, penggunaanya membawa
sampai 4 gram/hari. beberapa resiko.
Untuk OA kronis : 325-650 mg, empat Terutama hepatotoksik , kemungkinan toksisitas
kali sehari. Atau sampai dosis maksimal 4 terhadap ginjal dan perdarahan GI (pemakaian jangka
gram/hari. panjang)
ANTIINFLASI NON- Meringankan nyeri dan inflamasi Digunakan jika terapi dengan Efek samping mual, kembung, diare, mengantuk,
STEROID (AINS) asetaminofen tidak efektif pusing, sakit kepala
atau pasien dengan inflamasi
OA.
KAPSAISIN Menghilangkan rasa sakit pada OA Tidak mengoleskan krimpada Pada beberapa pasien : rasa terbakar dan sengatan
mata atau mulut, cuci tangan untuk sementara pada area yang dioleskan.
setelah penggunaan
KORTIKOSTEROID Inflamasi, Infeksi sistemik, kecuali bila Diabetes, osteoporosis (penggunaan lama)
Leukemia akut, dermatitis eksfoliatif, penolakan akut diberikan antibiotik sistemik Nekrosis avaskular , sindrom Cushing (dosis tinggi)
terhadap cangkokan (dosis besar jangka lama)
Kolitis ulseratif (sistemik dan topikal)
ANALGESIK Sediaan lepas lambat memberikan Analgesik narkotika dosis rendah sangat berguna pada Depresi nafas Mual, muntah, konstipasi, rasa mengantuk. Dosis
NARKOTIKA pengelolaan nyeri yang lebih baik pasien yang tidak sembuh dengan asetaminofen, akut,Alkoholisme akut,Resiko besar menimbulakn depresi nafas dan hipotensi.
sepanjang hari, penelitian : oxymorfin XR AINS,Injeksi intra-articular, atau terapi topikal. ileus paralitik
40-50 mg sehari 2 kali meringankan Berguna untuk pasen yang tidak dapat menggunakan AINS
nyeri,meningkatkan fungsi sendi dan (pasen dgn gangguan ginjal) dan pasien dengan resiko
kulaitas hidup. pembedahan.
Nyeri sedang sampai berat.
Prognosis
• Vitam : dubia ad bonam
• Sanationam : dubia ad bonam
• Functionam : dubia ad bonam
Referat
OSTEOATHRITIS
Di susun oleh :
Dhea Handyara
• OA Sekunder
Didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan,
herediter, jejas mikro dan makro serta imobilisasi yang terlalu lama.
• Beberapa penelitian :
• OA merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolisme
kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang
penyebabnya belum jelas diketahui (Woodhead, 1989).
• Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovial sendi yang terjadi
multifaktorial karena faktor umur, stres mekanis atau penggunaan sendi
berlebihan, defek anatomik, obesitas, genetik, dll (Moskowitz, 1990).
• Terbentuknya molekul abnormal dan produk degradasi kartilago di
dalam cairan sinovial sendi yang menyebabkan inflamasi sendi,
kerusakan kondrosit dan nyeri (Ghosh, 1990; Pelletier, 1990)
• OA terjadi akibat kombinasi antara degradasi rawan sendi, remodelling
tulang dan inflamasi cairan sendi (Woodhead, 1989)
•Gambaran klinis
•Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan Radiologis
ACETAMINOPHEN Menunjukan aktivitas meringankan nyeri Walaupun asetaminofen merupakan salah satu
OA ringan sampai sedang pada dosis 2,6 analgesik yang paling aman, penggunaanya membawa
sampai 4 gram/hari. beberapa resiko.
Untuk OA kronis : 325-650 mg, empat kali Terutama hepatotoksik , kemungkinan toksisitas
sehari. Atau sampai dosis maksimal 4 terhadap ginjal dan perdarahan GI (pemakaian jangka
gram/hari. panjang)
ANTIINFLASI NON- Meringankan nyeri dan inflamasi Digunakan jika terapi dengan Efek samping mual, kembung, diare, mengantuk,
STEROID (AINS) asetaminofen tidak efektif pusing, sakit kepala
atau pasien dengan inflamasi
OA.
KAPSAISIN Menghilangkan rasa sakit pada OA Tidak mengoleskan krimpada Pada beberapa pasien : rasa terbakar dan sengatan
mata atau mulut, cuci tangan untuk sementara pada area yang dioleskan.
setelah penggunaan
KORTIKOSTEROID Inflamasi, Infeksi sistemik, kecuali bila Diabetes, osteoporosis (penggunaan lama)
Leukemia akut, dermatitis eksfoliatif, penolakan akut diberikan antibiotik sistemik Nekrosis avaskular , sindrom Cushing (dosis tinggi)
terhadap cangkokan (dosis besar jangka lama)
Kolitis ulseratif (sistemik dan topikal)
ANALGESIK Sediaan lepas lambat memberikan Analgesik narkotika dosis rendah sangat berguna pada Depresi nafas Mual, muntah, konstipasi, rasa mengantuk. Dosis besar
NARKOTIKA pengelolaan nyeri yang lebih baik pasien yang tidak sembuh dengan asetaminofen, akut,Alkoholisme akut,Resiko menimbulakn depresi nafas dan hipotensi.
sepanjang hari, penelitian : oxymorfin XR AINS,Injeksi intra-articular, atau terapi topikal. ileus paralitik
40-50 mg sehari 2 kali meringankan Berguna untuk pasen yang tidak dapat menggunakan AINS
nyeri,meningkatkan fungsi sendi dan (pasen dgn gangguan ginjal) dan pasien dengan resiko
kulaitas hidup. pembedahan.
Nyeri sedang sampai berat.
Penggolongan dan Dosis AINS
KORTIKOSTEROID
Perbandingan Antar Obat
Potensi Berbagai Jenis Kortikosteroid
Potensi Dosis Ekivalen
Obat
Antiinflamasi Retensi Na (mg)
Angky, Melliaty. 2013. Interna : A Mini Note. Makassar: Medical Mini Notes
Production.
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta : Interna Publishing.
(Woodhead: 1989, Sunarto: 1990, Rahardjo: 1994)