Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

OSTEOATRITIS
Pembimbing :
dr. Tresna Wahyuningsih

Di susun oleh :
Dhea Handyara
2018790034

UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1


KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
IDENTITAS
Nama : Tn. S
Usia : 67 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Priagung 14/6
Tanggal Pemeriksaan :
Status Pernikahan : Menikah
Metode Anamnesis : Autoanamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang ke Poli Umum Puskesmas Pataruman 1 dengan
keluhan nyeri lutut dan tungkai bawah ketika berjalan. Nyeri
dirasakan sejak 4 tahun yang lalu semakin hari semakin
memberat.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke puskesmas pataruman 1 dengan keluhan keluhan nyeri
lutut dan tungkai bawah sejak 4 tahun yang lalu semakin hari semakin
memberat. Awalnya timbul nyeri di lutut kanan dan kiri dirasakan semakin
memberat setelah beraktivitas, namun pada saat istirahat nyeri berkurang.
Telapak kaki tidak sakit. Pasien mengaku sulit untuk berdiri ketika sehabis
jongkok atau duduk. Nyeri kadang dirasakan pada malam hari, pasien
mengaku kadang tidak bisa tidur.
Keluhan Tambahan Riwayat Pengobatan :
Pusing dan meriang sejak 4 hari yang lalu Pasien pernah berobat sebelumnya di diagnosis
Sakit kepala, penglihatan berkunang-kunang,
BAB sulit/konstipasi, nyeri dada memberat menderita Osteoathritis dan Hipertensi. Pasien
setelah berkerja, sesak saat beraktivitas sedang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang,
terutama naik tangga, sering kesemutan.
keluhan membaik setelah mengkonsumsi obat.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pernah mengalami hal seperti ini Riwayat Psikososial :
selama 4 tahun terakhir
Pasien tinggal dengan keluarga. Pasien mengaku
• Riwayat asma disangkal, DM di sangkal,
Hipertensi (+) sering memakan makanan bersantan dan daging,
Pasien mengaku sering makan sayuran dan kacang-
Riwayat Penyaklit Keluarga
Tidak ada keluarga atau orang terdekat pasien kacangan. Pasien masih berkerja setiap hari dari jam
mengalami keluhan yang sama. 7 pagi sampai jam 12 siang.

Riwayat alergi :
Alergi makanan dan obat disangkal. Alergi
debu dan cuaca dingin disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,4OC
Tekanan Darah : 160/80 mmHg
Rambut
• Normocephal
• Warna rambut hitam (beruban)
• Distribusi rambut merata dan lurus
• Rambut tidak mudah rontok

Mata
• Mata cekung (-/-)
• Konjungtiva anemis (-/-)
• Sklera ikterik (-/-)
• Kornea jernih, uk.Pupil normal
• Benjolan (-/-)
• Berair (+)

Hidung
• Simetris • Mukosa hiperemis (-)
• Deviasi septum (-) • Papil (-)
• Sekret (-)
• Fraktur (-)
Mulut
• mukosa oral basah
• faring hiperemis (-)
• Tonsil hiperemis (-)
• Palatum durum dan mole hiperemis (-)
• Caries (+)

Telinga
• Intak membrane timpani (tidak terlihat)
• Serumen (+/+)
• Cairan (-/-)
• Normotia
• Sekret (-/-)

Leher
• Pem. Tiroid (tidak dilakukan)
• Pem KGB (tidak dilakukan)
• Pem JPV (tidak dilakukan)
PARU

INSPEKSI simetris dalam keadaan PALPASI simetris, vocal fremitus sama


statis dan dinamins, tidak ada bagian dextra-sinistra, tidak ada bagian dada
dada yang tertinggal saat bernapas, yang tertinggal saat bernapas, nyeri
retraksi dinding dada (-), pernafasan tekan (-)
thoracoabdominal.

AUSKULTASI suara napas


PERKUSI sonor pada semua
vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
lapang paru
wheezing(-/-)
JANTUNG

PALPASI ictus cordis tidak


INSPEKSI tidak dilakukan
dilakukan

PERKUSI batas jantung dalam AUSKULTASI bunyi jantung I dan


batas normal II regular, gallop (-), murmur (-)
ABDOMEN

INSPEKSI datar, simetris


deformitas (-), cavut medusa (-), AUSKULTASI Bising usus (N)
spider navy (-), jejas (-)

PERKUSI abdomen timpani, nyeri


PALPASI Hepatosplenomegali (-)
tekan epigastrium (-), asites (-)
• Akral hangat
• CRT <2 detik
• Edema (-/-)
EKSTREMITAS • Dehidrasi (-)
• Kekuatan otot lengan : 5
• Kekuatan otot tungkai: 4
• Lutut teraba hangat (+)
Status Lokalis
• Distribusi : Regio Genu Bilateral
• Inspeksi : Deformitas ( -/- ) , kemerahan ( -/ -), atrofi ( -/-), edema ( -/ -)
• Palpasi : Teraba hangat ( +/+ ), Krepitasi ( +/ +)
• Movement : Nyeri gerak ( +/+ )

Status Motorik
Ekstremitas Inferior
Status Motorik Dekstra Sinistra

Gerakan Normal Normal

Kekuatan otot lengan 5 5


Kekuatan Otot Tungkai 4 4
Tonus otot Normal Normal
Refleks fisiologis Normal Normal

Refleks patologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Resume
Pasien Tn. S berusia 67 tahun datang ke Puskesmas Pataruman 1 dengan keluhan kedua lutut
nyeri ketika berjalan. Nyeri dirasakan dari lutut sampai ke tungkai bawah sejak 4 tahun yang lalu semakin
hari semakin memberat. Telapak kaki tidak sakit. Pasien mengaku sulit untuk berdiri ketika sehabis jongkok
atau duduk. Awalnya timbul nyeri di lutut kanan dan kiri dirasakan semakin memberat setelah beraktivitas,
namun pada saat istirahat nyeri berkurang. Telapak kaki tidak sakit. Nyeri kadang dirasakan pada malam
hari, pasien mengaku kadang tidak bisa tidur.
Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluh sakit kepala, Pusing dan meriang sejak 4 hari yang
lalu, penglihatan berkunang-kunang, BAB sulit/konstipasi, nyeri dada memberat setelah berkerja, sesak saat
beraktivitas terutama naik tangga, sering kesemutan. Sementara pasien didiagnosis osteoartritis dan
hipertensi.
Pasien tinggal dengan keluarga. Pasien mengaku sering memakan makanan bersantan dan
daging,Pasien mengaku sering makan sayuran dan kacang-kacangan. Pasien masih berkerja setiap hari dari
jam 7 pagi sampai jam 12 siang.
Pemeriksaan fisik umum pasien semua dalam batas normal, pada status lokalis ditemukan nyeri
pada regio genu dextra et sinistra, kekuatan otot tungkai (4/4), teraba kalor di regio genu bilateral.
Diagnosis Banding
OSTEOATHRITIS
RHEUMATOID ATHRITIS
GOUT ATHRITIS
Penatalaksanaan
Farmako Nonfarmako

1. Analgesik (Asetaminofen 1. Edukasi (penerangan proses penyakit,


prognosis, pilihan terapi) pada pasien,
2. AINS (Aintiinflamasi Non Steroid)
perawat,dan keluarga.
3. Terapi Topikal (Capsaicin)
2. Meringankan nyeri dan kekakuan.
4. Glucosamine dan Chondroiitin.
3. Memelihara dan meningkatkan mobilitas
5. Kortikosteroid (pergerakan) sendi.
6. Injeksi Hyaluronate 4. Membatasi gangguan fungsional.
7. Disease Modifying Anti Osteoasthritis Drugs 5. Memelihara dan meningkatkan kualitas hidup.
(DMAOs)
6. Diet (penurunan Berat badan)
(tetrasiklin,doxicyclin,glikosaminoglikan,
kondroitin sulfat,Vit C,Superoxide dismutase) 7. Terapi fisik dan rehabilitasi.
8. Analgesik Narkotika 8. Surgery (gagal fungsi dan nyeri hebat yang
tidak dapat diatasi oleh terapi konservatif)
Pilihan Obat
Nama Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi Keterangan

ACETAMINOPHEN Menunjukan aktivitas meringankan nyeri Walaupun asetaminofen merupakan salah satu
OA ringan sampai sedang pada dosis 2,6 analgesik yang paling aman, penggunaanya membawa
sampai 4 gram/hari. beberapa resiko.
Untuk OA kronis : 325-650 mg, empat Terutama hepatotoksik , kemungkinan toksisitas
kali sehari. Atau sampai dosis maksimal 4 terhadap ginjal dan perdarahan GI (pemakaian jangka
gram/hari. panjang)

ANTIINFLASI NON- Meringankan nyeri dan inflamasi Digunakan jika terapi dengan Efek samping mual, kembung, diare, mengantuk,
STEROID (AINS) asetaminofen tidak efektif pusing, sakit kepala
atau pasien dengan inflamasi
OA.

KAPSAISIN Menghilangkan rasa sakit pada OA Tidak mengoleskan krimpada Pada beberapa pasien : rasa terbakar dan sengatan
mata atau mulut, cuci tangan untuk sementara pada area yang dioleskan.
setelah penggunaan

GLUKOSAMIN DAN Efektif meringankan nyeri, meningkatkan pergerakan.


KONDROITIN Glukosamin ( mengurangi penyempitan ruang sendi dan
menurunkan keterbatasan fungsi fisik).

KORTIKOSTEROID Inflamasi, Infeksi sistemik, kecuali bila Diabetes, osteoporosis (penggunaan lama)
Leukemia akut, dermatitis eksfoliatif, penolakan akut diberikan antibiotik sistemik Nekrosis avaskular , sindrom Cushing (dosis tinggi)
terhadap cangkokan (dosis besar jangka lama)
Kolitis ulseratif (sistemik dan topikal)

HIALURONAT Sediaan : Sodium Hyaluronat=


(Hyalgan), Hylan G-F 20 (Synvics)
Disease Modifying Anti Merupakan obat-obatan yang dapat menjaga atau Golongan ini tidak bertujuan untuk meringankan rasa
Osteoasthritis Drugs merangsang perbaikan tulang rawan sendi pada pasien OA. sakit.
(DMAOs)

ANALGESIK Sediaan lepas lambat memberikan Analgesik narkotika dosis rendah sangat berguna pada Depresi nafas Mual, muntah, konstipasi, rasa mengantuk. Dosis
NARKOTIKA pengelolaan nyeri yang lebih baik pasien yang tidak sembuh dengan asetaminofen, akut,Alkoholisme akut,Resiko besar menimbulakn depresi nafas dan hipotensi.
sepanjang hari, penelitian : oxymorfin XR AINS,Injeksi intra-articular, atau terapi topikal. ileus paralitik
40-50 mg sehari 2 kali meringankan Berguna untuk pasen yang tidak dapat menggunakan AINS
nyeri,meningkatkan fungsi sendi dan (pasen dgn gangguan ginjal) dan pasien dengan resiko
kulaitas hidup. pembedahan.
Nyeri sedang sampai berat.
Prognosis
• Vitam : dubia ad bonam
• Sanationam : dubia ad bonam
• Functionam : dubia ad bonam
Referat
OSTEOATHRITIS
Di susun oleh :
Dhea Handyara

UPTD PUSKESMAS PATARUMAN 1


KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PENDAHULUAN
Terjadinya Osteoarthritis tidak lepas dari banyak
persendian yang ada di dalam tubuh manusia yang
salah satu penyusunnya adalah tulang rawan
(kartilago).
Tulang rawan sendi disusun oleh : jaringan lunak
kolagen, proteoglikan, dan air .
Fungsi tulang rawan : meredam getar antar tulang,
pergerakan sendi ,mengurangi gesekan antar tulang
dan untuk pertumbuhan tulang.
Osteoartritis (OA)
• Penyakit degeneratif sendi,
disebabkan oleh multifaktor :
genetik, usia, metabolik,
traumatik dan infeksi.
• Tidak mengancam jiwa tapi
menurunkan kualitas hidup
penderita
• Penyebab tersering gangguan
sendi pada orang tua.
ETIOLOGI
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Genetik
4. Kegemukan dan penyakit metabolik
5. Cedera sendi (trauma), pekerjaan dan olah raga
Faktor Risiko Osteoartritis
Tidak Dapat Dimodifikasi Dapat Dimodifikasi
• Riwayat keluarga/genetik • Obesitas
• Kelainan kongenital • Aktifitas fisik
• Jenis kelamin • Trauma
• Etnik • Hormonal
• Usia • Perokok
• Hipertensi
• Hiperurikemia
• Pola makan
Sendi – Sendi Orteoartritis
Berdasarkan prevalensinya, sendi yang paling sering mengalami
osteoartritis :
Patogenesis Osteoartritis
• OA Primer / OA Idiopatik
OA yang kausanya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit
sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.

• OA Sekunder
Didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan,
herediter, jejas mikro dan makro serta imobilisasi yang terlalu lama.

OA primer lebih sering ditemukan dibanding OA sekunder.


Teori Patofisiologi Osteoartritis
• Teori awal : OA merupakan akibat dari proses ketuaan yang tidak
dapat dihindari.

• Beberapa penelitian :
• OA merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolisme
kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang
penyebabnya belum jelas diketahui (Woodhead, 1989).
• Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovial sendi yang terjadi
multifaktorial karena faktor umur, stres mekanis atau penggunaan sendi
berlebihan, defek anatomik, obesitas, genetik, dll (Moskowitz, 1990).
• Terbentuknya molekul abnormal dan produk degradasi kartilago di
dalam cairan sinovial sendi yang menyebabkan inflamasi sendi,
kerusakan kondrosit dan nyeri (Ghosh, 1990; Pelletier, 1990)
• OA terjadi akibat kombinasi antara degradasi rawan sendi, remodelling
tulang dan inflamasi cairan sendi (Woodhead, 1989)

• Kerusakan rawan sendi dapat melakukan perbaikan sendiri, dimana kondroit


akan mengalami replikasi dan membentuk matriks baru (Dingle, 1991)
Gejala Klinis Osteoartritis
Sumber Nyeri
• Sinovial : karena adanya inflamasi
• Tulang : karena adanya tekanan pada sum-sum tulang dan fraktur
sub-kondral
• Osteofit : karena adanya reaksi periosteal, tekanan saraf
• Kapsul sendi : karena adanya distensi, instabilitas
• Otot/ Ligamen : karena adanya spasme, strain
Pemeriksaan Fisis
• Mal-alignment sendi
• Pembengkakan sendi lokal
• Krepitasi
• Nyeri tekan
• Efusi sendi
• Deformitas sendi
• Range of Movement (ROM) terbatas
Penegakkan Diagnosis

•Gambaran klinis
•Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan Radiologis

• Foto polos sendi


• Penyempitan celah sendi
• Sklerosis tulang subkondrial
• Osteofit
• Kista sub-artikular
• Deformitas
Tatalaksana Osteoartritis
Obat-Obatan Osteoartritis

1. NSAID (Non steroid anti-inflammatory drugs)


2. COX-2 spesific inhibitors
3. SYSADOA (Symptomatic Slow Acting Drugs for Osteoarthritis)
4. DMOADSs (Disease Modifying Osteoarthritis Drugs)
5. Ditemukan obat baru yang bersifat Kondroprotektif
Rawan sendi dapat beregenerasi
Pilihan Obat
Nama Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi Keterangan

ACETAMINOPHEN Menunjukan aktivitas meringankan nyeri Walaupun asetaminofen merupakan salah satu
OA ringan sampai sedang pada dosis 2,6 analgesik yang paling aman, penggunaanya membawa
sampai 4 gram/hari. beberapa resiko.
Untuk OA kronis : 325-650 mg, empat kali Terutama hepatotoksik , kemungkinan toksisitas
sehari. Atau sampai dosis maksimal 4 terhadap ginjal dan perdarahan GI (pemakaian jangka
gram/hari. panjang)

ANTIINFLASI NON- Meringankan nyeri dan inflamasi Digunakan jika terapi dengan Efek samping mual, kembung, diare, mengantuk,
STEROID (AINS) asetaminofen tidak efektif pusing, sakit kepala
atau pasien dengan inflamasi
OA.

KAPSAISIN Menghilangkan rasa sakit pada OA Tidak mengoleskan krimpada Pada beberapa pasien : rasa terbakar dan sengatan
mata atau mulut, cuci tangan untuk sementara pada area yang dioleskan.
setelah penggunaan

GLUKOSAMIN DAN Efektif meringankan nyeri, meningkatkan pergerakan.


KONDROITIN Glukosamin ( mengurangi penyempitan ruang sendi dan
menurunkan keterbatasan fungsi fisik).

KORTIKOSTEROID Inflamasi, Infeksi sistemik, kecuali bila Diabetes, osteoporosis (penggunaan lama)
Leukemia akut, dermatitis eksfoliatif, penolakan akut diberikan antibiotik sistemik Nekrosis avaskular , sindrom Cushing (dosis tinggi)
terhadap cangkokan (dosis besar jangka lama)
Kolitis ulseratif (sistemik dan topikal)

HIALURONAT Sediaan : Sodium Hyaluronat= (Hyalgan),


Hylan G-F 20 (Synvics)
Disease Modifying Anti Merupakan obat-obatan yang dapat menjaga atau Golongan ini tidak bertujuan untuk meringankan rasa
Osteoasthritis Drugs merangsang perbaikan tulang rawan sendi pada pasien OA. sakit.
(DMAOs)

ANALGESIK Sediaan lepas lambat memberikan Analgesik narkotika dosis rendah sangat berguna pada Depresi nafas Mual, muntah, konstipasi, rasa mengantuk. Dosis besar
NARKOTIKA pengelolaan nyeri yang lebih baik pasien yang tidak sembuh dengan asetaminofen, akut,Alkoholisme akut,Resiko menimbulakn depresi nafas dan hipotensi.
sepanjang hari, penelitian : oxymorfin XR AINS,Injeksi intra-articular, atau terapi topikal. ileus paralitik
40-50 mg sehari 2 kali meringankan Berguna untuk pasen yang tidak dapat menggunakan AINS
nyeri,meningkatkan fungsi sendi dan (pasen dgn gangguan ginjal) dan pasien dengan resiko
kulaitas hidup. pembedahan.
Nyeri sedang sampai berat.
Penggolongan dan Dosis AINS
KORTIKOSTEROID
Perbandingan Antar Obat
Potensi Berbagai Jenis Kortikosteroid
Potensi Dosis Ekivalen
Obat
Antiinflamasi Retensi Na (mg)

Kortison 0,8 0,8 25


Hidrokortison 1 1 20
Fludrokortison 10 125 0
Prednison 4 0,8 5
Prednisolon 4 0,8 5
Metil Prednisolon 5 0,5 4
Triamsinolon 5 0 4
Betametason 25 0 0,75
Deksametason 25 0 0,75
DATA FARMAKOLOGI ANALGESIK NARKOTIKA
DEPRESI
OBAT ANALGESIK ANTITUSIF KONSTIPASI SEDASI EMESIS
PERNAPASAN
Kodein + +++ + + + +
Hidrokodon + +++ - + - -
Hidromorfon ++ +++ + ++ + +
Levorfanol ++ ++ ++ ++ ++ +
Morfin ++ +++ ++ ++ ++ ++
Oksimorfin ++ + ++ +++ - +++
Alfentanil ++ - - - - -
Fentanil ++ - - + - +
Meperidin ++ + + ++ + -
Sufentanil +++ - - - - -
Metadon ++ ++ ++ ++ + +
Remifentanil +++ - + ++ - ++
Jenis Pembedahan Osteoartritis
1. Artroskopi
2. Sinovektomi (Artroskopi & terbuka)
3. Osteotomi ( realignment tulang)
4. Artroplasti sendi
5. Artrodesis
Artroskopi Sendi Lutut
Daftar Pustaka

Angky, Melliaty. 2013. Interna : A Mini Note. Makassar: Medical Mini Notes
Production.

PB PAPDI. 2009. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter


Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta: Interna Publishing.

Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta : Interna Publishing.
(Woodhead: 1989, Sunarto: 1990, Rahardjo: 1994)

Anda mungkin juga menyukai