1. Curah Jantung
2.Resistensi Perifer
1. Curah Jantung
2. Resistensi Perifer
< 90 : TD normal90
104 : Hipertensi ringan
105 -114 : Hipertensi sedang
> 115 : Hipertensi berat
Sitolik
< 140 : TD normal
140 - 159 : Hipertensi sistolik perbatasan>
> 160 : Hipertensi sistolik
Berdasarkan etiologi
Hipertensi
Hipertensi Hipertensi
Esensial Sekunder
Hipertensi Esensial
Hipertensi Sekunder
Penyebab :
multifaktor, diantaranya faktor genetik dan
lingkungan (makanan garam, obesitas, pekerjaan/jabatan, ukuran keluarga &
kepadatan penduduk
Hipertensi Sekunder
Penyebab :
Penyakit ginjal (renal hipertensi)
Obat
dll
Terapi nonfarmakologi
Penurunan berat badan
Tidak merokok
4. Ace, Alpha 2
5. Pengambat Renin
2. Angiotensin II, antagonis kalsium
Antagonis angiotensin II adalah obat antihipertensi golongan baru.
Obat antagonis angiotensin II ini selektif menghambat angiotensin II,
tidak seperti ACE inhibitor , obat ini tidak terhambat oleh
metabolisme bradikinin atau sintesis rantai prostaglandin. Obat
antagonis angiotensin II sangat mudah ditoleransi tubuh.
Interaksi:
Lihat keterangan di atas; hamil (lihat lampiran 2) dan menyusui (lihat lampiran 4).
Kombinasi dengan HCT (lihat keterangan HCT).
Efek Samping:
Lihat keterangan di atas; mual, muntah, lelah, nyeri pada otot; tidak terlalu
sering: diare, dispepsia, kemerahan, takikardia, batuk, disfungsi seksual; jarang:
ruam, urtikaria; sangat jarang: sakit kepala, mialgia, arthalgia, telinga
berdenging, gangguan pencecap, hepatitis, disfungsi ginjal.
Jenis obat penghambat angiotensin
Angiotensin-coverting enzyme inhibitors
Golongan obat ini menghambat penyerapan ion natrium pada bagian tertentu
dari ginjal. Oleh karena itu terdapat perbedaan tekanan osmotik yang
menyebabkan air ikut tertarik, sehingga produksi urin semakin bertambah
Contoh diuretika
Thiazide, misalnya HCT
Aspek farmakokinetik furosemide dengan onset kerja 5-60 menit, dan didistribusikan dalam
tubuh berikatan dengan albumin.
Absorbsi
Bioavailabilitas furosemide pada saluran cerna 50%, dengan rentang 10-100%. Onset diuresis
terjadi sekitar 5 menit apabila diberikan secara intravena, 30 menit apabila diberikan secara
intramuskular, dan 30-60 menit apabila diberikan per oral. Pada edema paru, perbaikan gejala
dapat terlihat pada 15-20 menit.
Efek puncak furosemide yang diberikan per oral terjadi setelah 1-2 jam. Durasi kerja
furosemide adalah 2 jam apabila diberikan intravena, dan 6-8 jam pada pemberian per oral.
[2,5,11]
Distribusi
Furosemide berikatan dengan protein 99% (albumin). Kemudian menuju tubulus proksimal
dan disekresikan melalui organic transporter lalu bekerja pada kotransporter Na+/K+/Cl- .
Metabolisme
Metabolisme di hepar minimal, kurang lebih 10%. Metabolit berupa glucuronide(2-amino-4-
chloro-5-sulfamoylanthranilic acid)
Eliminasi
Furosemide diekskresikan di urin dalam 24 jam, 50% dalam bentuk furosemide dan sisanya
diubah menjadi glucoronide. Sebagian kecil juga diekskresikan di feses.
Toksisitas diuretika
Aminoglikosida
Penggunaan aminoglikosida bersamaan dengan
furosemide dapat meningkatkan risiko nefrotoksik dan
ototoksik.
Obat Anti Diabetik
Furosemide dapat meningkatkan kadar gula darah
sehingga menurunkan efek obat anti diabetes
Asam Etakrinat
Meningkatkan efek ototoksik.
Obat ini bekerja dengan cara menekan efek hormon epinefrin atau adrenalin, yaitu hormon yang berperan
dalam membuka sirkulasi darah sehingga membuat jantung berdenyut lebih lambat dan mengurangi beban
jantung untuk menyuplai darah agar tekanan darah bisa diturunkan. Selain itu, penghambat beta berguna
untuk melebarkan pembuluh darah agar sirkulasi darah berjalan lancar.
•Berhati-hatilah jika Anda perokok karena merokok dapat menurunkan efektivitas propranolol.
•Jangan mengonsumsi minuman beralkohol saat menjalani pengobatan dengan propranolol, karena
dapat meningkatkan kadar propranolol dalam tubuh.
1. Alpha Bloker
Alpha‐blocker (penghambat adreno‐septor alfa‐1) memblok adrenoseptor
alfa‐1 perifer, mengakibatkan efek vasodilatasi karena merelaksaasi otot
polos pembuluh darah. Diindikasikan untuk hipertensi yang resisten\
Efek samping
Farmakodinamik
Dengan menghambat kedua jenis reseptor beta
• Propanolol menurunkan denyut jantung (anto aritmia), (melaui reseptor beta-1)
• Menghambat sekresi renin (anti hipertensi), (melalui reseptor beta-1)
• Menghambat efek vasodilatasi dan efek tremor (melalui reseptor beta-2)
Interaksi Obat
Banyak obat berinteraksi dengan propanolol, fenitoin, isoproterenol,
NSAID, barbiturate dan xantin (Kafein teofilin) mengurangi efek obat
propanolol .
Indikasi
• Hiktoris essensial tremor, tetrallogy of fallot, aritmia, pencegahan infak
myocard, migraine, pengobatan gejala hypertropic sub aortic stenosis
4. Ace, Alpha 2
Obat-obatan penghambat ACE (ACE inhibitor) adalah segolongan obat yang
menghambat kinerja enzim angiotensin-converting enzyme (ACE), yakni
enzim yang berperan dalam sistem renin-angiotensin tubuh yang mengatur
volume ekstraseluler (misalnya plasma darah, limfa, dan cairan jaringan
tubuh), dan vasokonstriksi arteri.
Lisinopril adalah analisis- lisin dari enalapril . Tidak seperti ACE inhibitor lai nnya,
ACE bukanlah prodrug dan diekskresikan tidak berubah dalam urin .
Mekanisme kerja
Distribusi
Lisinopril tidak mengikat protein dalam darah. Ini tidak menyebar
juga pada orang-orang dengan gagal jantung
Metabolisme
Lisinopril adalah satu-satunya anggota yang larut dalam air dari kelas
inhibitor ACE, tanpa metabolisme hati.
Eliminasi
2
3