Rizky Setia Firdaus
2131210021
DEFINISI
Setiap keadaan dimana terdapat kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein
lensa, atau terjadi akibat keduaduanya
EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO, katarak adalah penyebab
kebutaan terbesar di seluruh dunia.
Katarak menyebabkan kebutaan pada delapan
belas juta orang diseluruh dunia dan
diperkirakan akan mecapai angka empat puluh
juta orang pada tahun 2020.
Hampir 20,5 juta orang dengan usia di atas 40
yang menderita katarak, atau 1 tiap 6 orang
dengan usia di atas 40 tahun menderita katarak
(American Academy Ophthalmology, 2007).
ETIOLOGI
degeneratif (usia)
kongenital
penyakit sistemik (misal DM, hipertensi,
hipoparatiroidisme)
penyakit lokal pada mata (misal uveitis,
glaukoma dll)
trauma
bahan toksik (kimia & fisik)
keracunan obatobat tertentu (kortikosteroid,
ergot, dll)
PATOGENESIS
Penuaan merupakan faktor yang paling berperan
Lensa yang mengalami katarak mengalami
agregasi protein yang berujung pada penurunan
transparansi, perubahan warna menjadi kuning
atau kecoklatan, ditemukanya vesikel antara
lensa dan pembesaran sel epitel
KLASIFIKASI KATARAK
Berdasarkan umur pasien
Katarak kongenital
Katarak juvenile
Katarak senilis
KATARAK KONGENITAL
Katarak kongenital adalah
kekeruhan lensa yang
timbul sejak lahir
penyebab kebutaan dini
Tergantung pada posisi
kekeruhan lensa
jika kekeruhan lentikular
timbul pada sumbu
penglihatan maka akan
terjadi gangguan visus
Jika kataraknya sedikit,
dibagian depan atau
perifer lensa, gangguan
penglihatan hanya sedikit
KATARAK JUVENILE
katarak yang terjadi pada anak sampai dewasa
awal, yang mula terbentuknya pada usia kurang
dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak
juvenile adalah kelanjutan dari katarak
congenital
KATARAK TRAUMATIK
Katarak traumatic paling sering
disebabkan oleh trauma benda asing
pada lensa atau trauma tumpul pada
bola mata.
Lensa menjadi putih segera setelah
masuknya benda asing karena lubang
pada kapsul lensa menyebabkan
humor aqueus dan kadangkadang
vitreus masuk ke dalam struktur
lensa.
KATARAK KOMPLIKATA
Penyakit intraokuler
. Iridosiklitis,khoroiditis(uveitis ant’or,post’or),
. Glaukoma
. Ablasio retina,retinitis pigmentosa,miopia >
. Tumor intra okular,iskemia okular
. Paska bedah mata
Penyakit sistemik
. Diabetes Melitus (K.Diabetes), Galaktosemia
. Hipoparatiroid,tetani infantil ( Ca<), nutrisi
. Miotonia distrofi
.Rokok
KATARAK SENILIS
Penyebab kebutaan utama di Indonesia
Agerelated cataract
Bentuk :
. K.Nuklear,
Nukleus makin besar,sklerotik,
putih kekuninganan > coklat > k’hitam’
/K.Nigra, ‘Brunescent nuklear cataract’
.K.Kortikal,
Penyerapan air > lensa cembung,miopisasi
Bentuk .’cuneiform, coronary
K.Subkapsular post’or/cupuliform
Std dini K.nuklear,K.kortikal(gamb piring = K.komplikata
K.Insipien
STADIUM KATARAK SENILIS
Keruh tdk teratur,kortek ant,post
Poliopia,’Shadow test’/Iris shadow (+)
K.Imatur
Intumesen:Air >,lensa bengkak,kapsul tegang,’Artificial Myopia’
KOA(BMD) dangkal → Glaukoma phakomorfik
Iris shadow (+)
K.Matur
Keruh difus,ukuran lensa N’, KOA N’
Deposit Ca > perkapuran > lensa sangat putih
Iris shadow ()
K.Hipermatur , K.Morgagni
Korteks m’cair,lensa m’kerut warna kuning
KOA dalam
‘Shadow test’ pseudo iris shadow (+)
Penyulit : uveitis fakotoksik, glaukoma fakolitik
KATARAK INSIPIENS
Kekeruhan awal pada
lensa dengan visus
pasien masih
mencapai 6/6
KATARAK IMATURE
Lensa mengalami
kekeruhan parsial
KATARAK MATURE
Lensa mengalami
kekeruhan total
KATARAK HIPERMATURE
Katarak menyusut
dan kapsul anterior
berkerut karena
kebocoran air dari
lensa
KATARAK MORGANI
Liquefaksi korteks
lensa katarak
hipermature
berakibat nukleus
jatuh ke inferior
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan penglihatan
menurun secara perlahan seperti tertutup
asap/kabut. Keluhan disertai ukuran
kacamata semakin bertambah, silau dan
sulit membaca.
Faktor Risiko
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Penyakit sistemik seperti Diabetes Mellitus.
c. Pemakaian tetes mata steroid secara rutin.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik Oftalmologis
a. Visus menurun.
b. Refleks pupil dan Tekanan Intra Okular normal.
c. Tidak ditemukan kekeruhan kornea.
d. Terdapat kekeruhan lensa yang tampak lebih jelas setelah
dilakukan
dilatasi pupil dengan tetes mata tropikamid 0.5%.
f. pemeriksaan segmen anterior dengan senter atau slitlamp
didaptkan kekeruhan lensa. Pemeriksaan shadow test dengan
membuat sudut 45 arah sumber cahaya (senter) dengan dataran
iris. Bayangan iris jatuh pada lensa, menunjukkan shadow test
(+) menunjukkan katarak immature. Sementara shadow test ()
menunjukkan katarak sudah matur.
PENATALAKSANAAN
Tata laksana utama katarak adalah
pembedahan.
Tidak ada manfaat dari suplementasi nutrisi
atau terapi farmakologi dalam mencegah atau
memperlambat progresivitas dari katarak
INDIKASI BEDAH
Penurunan fungsi penglihatan yang tidak dapat
lagi ditoleransi pasien karena mengganggu
aktivitas seharihari
Adanya anisometropia yang bermakna secara
klinis
Kekeruhan lensa menyulitkan pemeriksaan
segmen posterior
Terjadi komplikasi terkait lensa seperti
peradangan atau glaucoma
sekunder( fakoanafilaksis, fakolisis, dan
fakomorfik glaucoma)
KONTRAINDIKASI BEDAH
Penurunan fungsi penglihatan yang masih dapat
ditoleransi oleh pasien
Tindakan bedah diperkirakan tidak akan
memperbaiki tajam penglihatan dan tidak ada
indikasi bedah lainnya
Pasien tidak dapat menjalani bedah dengan
aman karena keadaan medis atau kelainan
ocular lainnya pada pasien
Perawatan pasca bedah yang sesuai tidak bisa
didapatkan oleh pasien
OPERASI KATARAK
Indikasi :. Tajam penglihatan(visus)
. Penyulit
Anestesi: . Lokal , GA (anak, takut,neurosis)
Tehnik : . ICCE
. ECCE
. Fakoemulsifikasi
Persiapan : Visus,anel test (+)
infeksi (), TIO N
Keadaan umum
ICCE ECCE
Pengangkatan lensa Lensa diangkat in toto Nukleus lensa diangkat dari kapsul
Kontraindikasi Pasien muda (< 35 tahun) yang Dislokasi lensa, subluksasi lensa
vitreus dan lensa nya masih
memiliki penempelan yang kuat
Extracapsular cataract extraction
1. Anterior 2. Completion of
capsulotomy incision