Anda di halaman 1dari 11

Jenis Kontrak

Oleh :
Fransisca Ayu P (16505241062)
Danang MF (16505241071)
Lump Sum
Contoh implementasi lump sum :
1. Volume pekerjaan beton yang tercantum dalam kontrak = 1.000 m3. Hasil pengukuran
ulang volumenya 989 m3. Kemudian diperintahkan pengurangan volume sebesar 100 m3.
Pengguna wajib membayar 1000-100=900 m3, dan bukan 989-100=889 m3 x harga
satuannya.
2. Setelah pekerjaan selesai 100%, atas permintaan Auditor dilakukan pengukuran ulang
seluruh volume pekerjaan dan ternyata volume beberapa pekerjaan lebih kecil dari
kontrak dan setelah selisih volume ini dikalikan harga satuannya diperoleh nilai + Rp.200
juta dari nilai kontrak Rp. 4 miliar dan pihak Auditor memerintahkan jumlah tersebut
dikembalikan kepada negara.
3. saat tender proyek pemerintah dimana kondisi gambar perencanaan yang kurang baik
sehingga volume sulit untuk dihitung. Lalu Owner menentukan jenis kontrak lump sum.
Maka kontraktor akan menghitung sesuai persepsinya yang cenderung bersikap aman
atas potensi salah hitung akibat gambar yang tidak jelas. Sehingga harga penawaran
akan menjadi lebih mahal dari yang seharusnya.
4. suatu area proyek memiliki variasi kedalaman tanah keras antara 6-18 m dengan rata-rata
10 m dan kebetulan soil test menghasilkan data kedalaman tanah keras 12 m, maka bisa
jadi kontraktor akan menghitung kedalaman tanah keras dalam bentuk rata2 sebesar
12+2 m = 14 m. Pada contoh di atas dan digunakan kontrak lump sum, Owner akan
menanggung kelebihan bayar sebesar 14 – 10 m = 4 m dikali harga satuan.
Kelebihan:
Jumlah harga pasti dan tetap, serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga
Semua resiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa
Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai isi kontrak
Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based)
Total harga penawaran bersifat mengikat, dan

Kekurangan :
Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.
lingkup pekerjaan dan spesifikasi harus jelas dan detail
Unit Price
Contoh implementasi unit price
 suatu area proyek memiliki variasi kedalaman tanah keras antara 6-18 m
dengan rata-rata 10 m dan kebetulan soil test menghasilkan data
kedalaman tanah keras 12 m, maka bisa jadi kontraktor akan menghitung
kedalaman tanah keras dalam bentuk rata2 sebesar 12+2 m = 14 m. jika
menggunakan kontrak unit price, maka kontraktor tidak akan
menambahkan angka aman dalam menghitung harga satuan. Sehingga
Owner akan membayar sesuai dengan kondisi yang ada atau cukup
sebesar 10 m.
Kelebihan :
1. Jenis pekerjaan yang mana volume pekerjaan yang pasti sama sekali tidak
dapat diperoleh sebelum pekerjaan selesai dilaksanakan, sehingga tidak
memungkinkan untuk digunakan system kontrak Lumpsum.

Kekurangan :
1. Untuk setiap proses pembayaran harus dilakukan pengukuran bersama di
lapangan yang dapat dipastikan memerlukan waktu yang cukup lama.
2. Biaya total pekerjaan belum dapat diprediksi dari awal sehingga untuk
pekerjaan dengan Budget tertentu sangat riskan bagi Pemberi Tugas terhadap
terjadinya resiko pembengkakan biaya proyek
3. Kontrak unit price mensyaratkan bahwa semua volume yang akan dibayar
harus sesuai dengan volume yang terpasang di lapangan. Ini membawa
konsekuensi bahwa tiap mengajukan termijn, harus ada perhitungan bersama
terhadap volume pekerjaan yang terpasang. Dalam hal ini peran quantity
surveyor menjadi sangat penting. Payahnya kita belum punya standar
mengenai perhitungan volume di Indonesia. Alhasil, sering terjadi perbedaan
pendapat mengenai volume yang terpasang di lapangan yang tentu saja
melelahkan jika selalu terjadi tiap penagihan termijn.
Cost and Fee
Contoh implementasi cost and fee :
Kelebihan :
 memiliki fleksibilitas yang tinggi artinya bahwa pekerjaan detail dapat
diselesaikan bersamaan dengan pekerjaan konstrusinya.

Kelemahan :
 pemilik tidak dapat mengetahui biaya aktual proyek yang akan
dilaksanakan.
 tidak memiliki mekanisme untuk menekan waktu dan biaya yang lebih
banyak merugikan pemilik pekerjaan (owner).
Bot
Contoh implementasi bot
 sebuah kontrak atau perjanjian antara pemilik proyek (pemerintah)
dengan pihak lain sebagai operator atau pelaksana proyek. Dalam hal ini,
pemilik proyek memberikan hak pada operator atau pelaksana untuk
membangun sebuah sarana dan prasarana (umum) serta
mengoperasikannya selama jangka waktu tertentu dan mengambil seluruh
atau sebagian keuntungan dan pada akhir masa kontrak harus
mengembalikan proyek tersebut pada pemilik proyek. Apabila semuanya
berjalan sesuai dengan rencana, maka pada akhir masa kontrak atau
pada saat proyek tersebut harus dikembalikan pada pemerintah, maka
pemilik proyek dapat mengembalikan semua biaya yang telah dikeluarkan
ditambah dengan sejumlah keuntungan yang diharapkan dari proyek
tersebut.
Kelebihan :
 Kemampuan untuk mengakhiri kontrak jika standar kinerja tidak terpenuhi,
walaupun fasilitas dapat terus digunakan.
 Pemilik proyek dapat memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
 Penghematan terhadap desain, konstruksi, dan arsitekturnya.
 Proyek BOT secara financial menguntungkan, karena tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk melakukan studi kelayakan, biaya operasional.
 Pemilik proyek daerah juga tidak menanggung risiko kemungkinan
terjadinya perubahan kurs.

 Kekurangan :
 Jika pelaksana proyek bangkrut, maka pemilik proyek yang harus
melanjutkan operasi proyek dan memberikan subsidi.
 Dalam beberapa hal, pemilik proyek masih diikutsertakan dalam masalah
yang rumit, seperti pembebasan tanah, pemindahan lokasi, dsb.
Turn Key
Contoh implementasi turn key
 sebuah proyek mixed use di bilangan Cempaka Putih yang terjual seluruh
unitnya yang berjumlah ratusan atau satu tower high rise building hanya
dalam jangka waktu 3 (tiga) jam saja, Padahal proyek masih berupa tanah
kosong. Bisa dibayangkan jika kontraktor yang akan membangun proyek
tersebut setuju dengan pembayaran turnkey maka developer tidak perlu
uang sendiri untuk membayar kontraktor pada saat proyek selesai. Karena
pembayaran sudah diterima dari konsumen.
 Pelaksana Pekerjaan (Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi dan Kontraktor, baik sendiri-sendiri,
sekaligus maupun kombinasi dari pihak-pihak tersebut) membiayai dirinya
sendiri sampai pekerjaannya selesai 100% dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
Kelebihan :
 Developer tidak memerlukan modal untuk membangun (sesuai isi kontrak)
karena pembangunan dan pembiayaan proyek sepenuhnya menjadi
tanggungjawab kontraktor

Kekurangan :
 keuntungan sebagai developer berkurang karena harus menaikkan harga
untuk mendapatkan kontraktor

Anda mungkin juga menyukai