Anda di halaman 1dari 32

ASKEP PADA ANAK

DENGAN DM JUVENIL
Muhammad Panji A 1710711015
Nada Mutiara 1710711028
Ayu Nuraini Soleha 1710711030
Nurul Fatihah Auliani 1710711076
Indah Cahyasari 1710711116
Ridha Tiomanta Purba 1710711128
Pengertian

• Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes melitus


merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan
kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung
dan pembuluh darah.
• Diabetes melitus adalah penyakit kronis progresif yang ditandai
dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein,mengarah ke hiperglikemia (kadar
glukosa darah tinggi). (M.Black, 2014)
• Diabetes Melitus Juvenilis adalah diabetes melitus yang bermanifestasi
sebelum umur 15 tahun. (FKUI)
• Juvenil diabetes atau diabetes tipe 1 muncul ketika pankreas
sebagai pabrik insulin tidak dapat atau kurang mampu
memproduksi insulin. Akibatnya, insulin tubuh kurang atau
tidak ada sama sekali. Glukosa menjadi menumpuk dalam
peredaran darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel.
Diabetes tipe 1 biasanya adalah penyakit autoimun, yaitu
penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem imun atau
kekebalan tubuh dan mengakibatkan rusaknya sel pankreas
Etiologi

1. Faktor genetik
Faktor herediter, juga dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini
(Brunner & Suddart, 2002). Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu
sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah
terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu
yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu yaitu
HLA DR-3 dan HLA DR-4. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya
diabetes tipe 1 meningkat 3 hingga 5 kali lipat pada individu yang memiliki
salah satu dari kedua tipe HLA (DR3 atau DR4).
Diabetes melitus juvenilis merupakan suatu penyakit keturunan yang
diturunkan secara resesif, dengan kekerapan gen kira-kira 0,30 dan penetrasi
umur kira-kira 70% untuk laki-laki dan 90% untuk wanita.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi atau adanya
infeksi virus (dari lingkungan). Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human
coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan
destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang
menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Virus atau mikroorganisme akan menyerang
pulau – pulau langerhans pankreas, yang membuat kehilangan produksi insulin.

3. Faktor imunologi
Respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang diangap seolah-olah jaringan asing. Tubuh kehilangan
kemampuan untuk membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel yang
memproduksi insulin.
Faktor Risiko

• Faktor Riwayat Keluarga


Penyakit diabetes tipe 1 termasuk penyakit keturunan. Ini
artinya, jika mempunyai kakek, nenek, orangtua atau saudara
kandung yang mengalami penyakit diabetes tipe 1, maka
berisiko lebih besar untuk mengalaminya juga. Faktor risiko
satu ini tidak bisa dicegah.
• Usia
Meskipun diabetes tipe 1 dapat muncul pada semua tingkat
usia, namun penyakit ini biasanya terdeteksi mulai umur
tertentu. Pertama pada anak-anak usia 4-7 tahun, kemudian
pada anak-anak usia 10-14 tahun.
• Kekurangan Vitamin D

Faktor geografi, dimana orang yang tinggal daerah yang menjauhi garis khatulistiwa,
seperti di Finlandia dan Sardinia, paling banyak terkena diabetes tipe 1. Hal ini
disebabkan karena kekurangan vitamin D, yang dapat memicu penyakit autoimun.

Hipotesis sinar matahari


Teori "hipotesis sinar matahari," yang menyatakan bahwa waktu yang lama dihabiskan
dalam ruangan, dimana akan mengurangi paparan sinar matahari kepada anak-anak,
yang akan mengakibatkan berkurangnya kadar vitamin D. Bukti menyebutkan bahwa
vitamin D memainkan peran integral dalam sensitivitas dan sekresi insulin (Penckofer,
Kouba, Wallis, & Emanuele, 2008). Berkurangnya kadar vitamin D, dan jarang
terpapar dengan sinar matahari, dimana masing-masing telah dikaitkan dengan
peningkatan risiko diabetes mellitus tipe 1.
• Meminum Susu Sapi di Usia Terlalu Dini

Hipotesis Susu Sapi


Teori ini menjelaskan bahwa eksposur terhadap susu sapi
dalam susu formula pada 6 bulan pertama pada bayi dapat
menyebabkan kekacauan pada sistem kekebalan tubuh dan
meningkatkan risiko untuk mengembangkan diabetes
mellitus tipe 1 di kemudian hari. Dimana protein susu sapi
hampir identik dengan protein pada permukaan sel beta
pankreas yang memproduksi insulin, sehingga mereka yang
rentan dan peka terhadap susu sapi maka akan direspon
KOMPLIKASI
Nurul Fatihah Auliani 1710711076
Vaskular
Metabolik Akut Jangka
Panjang

◎ Hipoglikemi. ◎ Mikroangiopati.
◎ Koma Diabetik. ◎ Makroangiopati.

10
1. Metabolik Akut

Hipoglikemi

Disebabkan oleh obat anti-diabetes yang diminum dengan dosis terlalu


tinggi, atau penderita terlambat makan, atau bisa juga karena latihan
fisik yang berlebihan.

11
1. Metabolik Akut

Koma Diabetik

Koma diabetik ini timbul karena kadar darah dalam tubuh terlalu tinggi,
dan biasanya lebih dari 600 mg/dl. Gejala yang ditimbulkan sbb:
 Nafsu makan menurun.
 Minum banyak, kencing banyak.
 Rasa mual, muntah, napas penderita menjadi cepat dan dalam, serta
berbau aseton.
 Sering disertai panas badan.

12
2. Vaskular Jangka Panjang

Mikroangiopati
Retinopati Nefropati Neuropati

13
2. Vaskular Jangka Panjang

Makroangiopati

Jaringan mati.

Penyumbatan aliran darah ke otot jantung.

Berkurangnya aliran darah ke jantung.

14
3. Komplikasi Lainnya

Dimana lensa mata menjadi keruh dan berawan.

Ukuran hati membengkak melebihi ukuran normal.

Terjadi pengerasan arteri karena


penebalan dinding pembuluhnadi.

BB turun drastis dan keterlambatan pertumbuhan tulang.

15
Pemeriksaan
Penunjang
Nurul Fatihah Auliani 1710711076
1. Kadar Glukosa Darah

Kriteria Bukan DM Belum Pasti DM DM

Kadar glukosa
darah sewaktu
Plasma vena < 110 110-199 >200
Darah Kapiler < 90 90-199 >200

Kadar glukosa
darah puasa
Plasma vena <110 110-125 >126
Darah Kapiler <90 90-109 >110

17
2. Aseton Plasma
positif secara mencolok

3. Asam Lemak Bebas


kadar lipid dan kolesterol meningkat

4. Osmolalitas Serum
meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l

18
5. Gas darah Arteri
biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

6. Trombosit Darah
Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis : hemokonsentrasi
;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.

7. Fungsi Tiroid
peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan
glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

19
Penatalaksanan
Medis

Nada Mutiara 1710711028


Pemberian Insulin

Jenis Insulin Dosis Insulin


Insulin kerja cepat, kerja Dosis total harian pada
pendek, kerja menengah, anak berkisar antara
kerja panjang. Penggunaan 0,5-1 unit/kg. Dosis ini Regimen
jenis insulin ini tergantung selanjutnya akan diatur
regimen yang digunakan. disesuaikan dengan
o Regimen
konvensional/mix-
faktor yang ada.
split regimen dapat
berupa pemberian
dua atau tiga kali
Penyesuaian Dosis suntik/hari.
Cara Menyuntik
Tempat penyuntikan Kebutuhan insulin akan o Regimen intensif
berubah tergantung dari berupa pemberian
yang baik yaitu di daerah
hasil monitor gula darah, regimen basal bolus.
abdomen, lengan atas,
lateral paha. diet, olahraga, usia
pubertas, kondisi stress
maupun saat sakit.
21
Diet

Secara umum diet pada anak DM tipe 1 tetap mengacu pada


upaya untuk mengoptimalkan proses pertumbuhan. Untuk itu
pemberian diet terdiri dari 50-55% karbohidrat, 15-20%
protein dan 30% lemak. Pada anak DM tipe 1 asupan kalori
perhari harus dipantau ketat karena terkait dengan dosis
insulin yang diberikan.
Ada beberapa anjuran pengaturan persentase diet yaitu 20%
makan pagi, 25% makan siang serta 25% makan malam,
diselingi dengan 3 kali snack masing-masing 10% total
kebutuhan kalori perhari. Pemberian diet ini juga
memperhatikan regimen yang digunakan.

22
Aktivitas Fisik/Olahraga

Dengan olahraga akan membantu menurunkan


kadar gula darah serta meningkatkan sensitivitas
tubuh terhadap insulin.
Anak DM memiliki beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi untuk menjalankan olahraga, di antaranya
adalah target gula darah yang diperbolehkan untuk
olahraga, penyesuaian diet, insulin serta monitoring
gula darah yang aman.

23
Edukasi

Langkah yang tidak kalah penting adalah edukasi


baik untuk penderita maupun orang tuanya.
Keluarga perlu diedukasi tentang penyakitnya,
patofisiologi, apa yang boleh dan tidak boleh pada
penderita DM, insulin (regimen, dosis, cara
menyuntik, lokasi menyuntik serta efek samping
penyuntikan), monitor gula darah dan juga target
gula darah ataupun HbA1c yang diinginkan.

24
Monitoring Kontrol
Glikemik

Monitoring ini menjadi evaluasi apakah tatalaksana


yang diberikan sudah baik atau belum. Kontrol
glikemik yang baik akan memperbaiki kualitas hidup
pasien, termasuk mencegah komplikasi baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Pasien harus
melakukan pemeriksaan gula darah berkala dalam
sehari. Setiap 3 bulan memeriksa HbA1c. Di samping
itu, efek samping pemberian insulin, komplikasi yang
terjadi, serta pertumbuhan dan perkembangan perlu
dipantau.
25
Asuhan
Keperawatan
27

Diagnosa Keperawatan

◎ Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh


berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi
nutrisi
◎ Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan
dengan gangguan status kesehatan fisik
◎ Risiko kerusakan Integritas Kulit ditandai dengan
gangguan sirkulasi
28
Diagnosa I : Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi nutrisi
NOC : NIC

Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Monitor Nutrisi


selama .... x 24 jam diharapkan : • Pantau berat badan pasien
NOC Label : • Pantau pertumbuhan dan perkembangan
1. Status Nutrisi • Pantau turgor kulit
• Intake nutrisi • Identifikasi abnormalitas kulit
• Intake makanan (perdarahan, terlalu banyak memar,
• Intake cairan penyembuhan luka yang buruk)
• Rasio berat badan dan tinggi badan • Identifikasi abnormalitas rambut (kering,
• Hidrasi rapuh, rontok)
Ket : • Identifikasi abnormalitas kuku (bentuk
skala 1 = penyimpangan parah sendok, rapuh, berpuncak runcing)
skala 2 = penyimpangan substansial • Pantau mual dan muntah
skala 3 = penyimpangan sedang
skala 4 = penyimpangan ringan
skala 5 = tidak ada penyimpangan
Diagnosa II : Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah 29

berhubungan dengan gangguan status kesehatan fisik


NOC : NIC

Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Manajemen Hiperglikemi


selama .... x 24 jam diharpakan : • Pantau kadar gula darah
NOC Label : • Pantau tanda dan gejala dari
1. Kadar glukosa darah hiperglikemia : polyuria, polydipsia,
• Guladarah polyphagia, kelemahan, letargi,
• Gula urine malaise, kekaburan penglihatan, atau
• Keton urine sakit kepala
Ket : • Kelola insulin (seperti ketentuan)
skala 1 = penyimpangan parah • Pastikan intake cairan oral
skala 2 = penyimpangan substansial • Pantau status cairan (input dan
skala 3 = penyimpangan sedang output)
skala 4 = penyimpangan ringan • Identifikasi penyebab pasti
skala 5 = tidak ada penyimpangan hiperglikemia
Diagnosa III : Risiko kerusakan Integritas Kulit ditandai 30

dengan gangguan sirkulasi


NOC : NIC

Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Perlindungan Infeksi


selama .... x 24 jam diharpakan : • Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
NOC Label : sistemik dan lokal
1. Integritas jaringan: Kulit & Membran • Monitor kerentanan terhadap infeksi
mukosa • Batasi jumlah pengunjung, yang sesuai
• Elastisitas • Periksa kondisi setiap sayatan bedah
• Hidrasi atau luka
• Integritas Kulit • Dapatkan kultur yang diperlukan
Ket : • Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
skala 1 = penyimpangan parah
skala 2 = penyimpangan substansial
skala 3 = penyimpangan sedang
skala 4 = penyimpangan ringan
skala 5 = tidak ada penyimpangan
31

IMPLEMENTASI
• Memastikan Nutrisi yang Adekuat dan Tepat
• Mencegah Kerusakan Kulit
• Mencegah Infeksi
• Mengatur Level Glukosa
• Memberikan Pengajaran Anak dan Keluarga dalam
Manajemen Hipoglikemia dan Hiperglikemia.
• Menyediakan Pengajaran Anak dan Keluarga tentang
Administrasi Insulin
• Menyediakan Pengajaran Anak dan Keluarga Tentang
Latihan dan Aktivitas
• Mempromosikan Coping Keluarga
• Mempromosikan Perawatan Diri dan Harga Diri Positif
32

THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai