Tes Laboratorium Dasar

Leptospirosis
DIBAWAKAN DALAM RANGKA
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
DEPERTEMAN PATOLOGI KLINIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Residen pembimbing:
dr. Putri Hidayasyah P. L.

Supervisor pembimbing :
dr. Irda Handayani, M.Kes, Sp.PK
 Kelompok B
• Iin Fadhilah Utami T. C 014 17 2226
• Indah Kusuma Wardani C 014 17 2013
• Adnan Maulana Mansjur C 111 12 265
• Nurul Hasanah C 111 14 033
 DEFINISI
 Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis
yang disebabkan oleh patogen genus
Leptospira, dapat menyerang manusia maupun
hewan.
 Nama lain :
 Weil’s Disease
 Mud Fever
 Canicola fever
 Haemorragic Jaundice
 Swineherd’s Disease

Watt G. Leptospirosis. In: Magill AJ, Hill DR, Solomon T, Ryan ET, editors. Hunter’s tropical medicine and emerging infectious
diseases. 9th ed. London: Saunders Elsevier; 2013. p. 597-601.
 ETIOLOGI
Spesis patogenik :
–Genus Leptospira
–Famili Leprospiraceae
–Ordo Spirochaetales
• Berbentuk spiral halus,
ujung bengkok, sangat
motil dan bersifat obligate
aerob
• Ukuran
p: 6 – 20 m
l : 0.1 – 0.2 m

Leptospirosis clinical practice guidelines 2010 [Internet]. [cited 2013 Dec 20]. Available from:
http://www.psmid.org.ph/contents/Leptospirosis_GUIDELINES_ (contents).pdf.
 PATOGENESIS
Air, tanah, makanan, Melalui selaput mata,
minuman hidung, luka, saluran
pencernaan, dan
pernafasan

Melalui kontak langsung Tubuh manusia

Bakteri Leptospira

Hati, paru-paru,
Menyebar melalui aliran darah
Ginjal dan otak

Leptospirosis clinical practice guidelines 2010 [Internet]. [cited 2013 Dec 20]. Available from:
http://www.psmid.org.ph/contents/Leptospirosis_GUIDELINES_ (contents).pdf.
Transmisi penyakit
 MANIFESTASI KLINIS
Masa Inkubasi 7 – 12 hari. Leptospirosis mempunyai 2
fase penyakit :
 Fase Leptospiraemia
o Sakit Kepala
o Nyeri otot hebat pada paha, betis dan pinggang
disertai nyeri tekan
o Demam tinggi yang disertai menggigil
o Mual, muntah dan diare
o Penurunan kesadaran diri 25%
o Pada keadaan berat, dapat terjadi ikterus
o Injeksio konjungtiva
o Skin rash
Leptospirosis clinical practice guidelines 2010 [Internet]. [cited 2013 Dec 20]. Available from:
http://www.psmid.org.ph/contents/Leptospirosis_GUIDELINES_ (contents).pdf.
Fase Imun
 Ditandai dengan peningkatan titer antibodi
 Ditemukan pleocytosis pada cairan
Cerebrospinal
 Anoreksia mual/muntah, diare
 Sefalgia
 Mialgia
 Perdarahan
 Conjunctival suffusion
Leptospirosis clinical practice guidelines 2010 [Internet]. [cited 2013 Dec 20]. Available from:
http://www.psmid.org.ph/contents/Leptospirosis_GUIDELINES_ (contents).pdf.
 Anicteric Leptospirosis
• Lebih dari 90% kasus leptospirosis
• Manifestasi yang timbul sama seperti /
mulai dari fase leptospiremia, fase imun,
dan fase konvalesen tetapi tanpa ikterus

Leptospirosis clinical practice guidelines 2010 [Internet]. [cited 2013 Dec 20]. Available from:
http://www.psmid.org.ph/contents/Leptospirosis_GUIDELINES_ (contents).pdf.
Icteric Leptospirosis (Weil’s syndrome)

• Leptospirosis berat

• Manifestasi klinik

o Jaundice

o Azotemia

o Hemoragik

o Anemia
WEIL’S SYNDROME (2)

 Gangguan Kesadaran
 Demam berkelanjutan
 Manifestasi hepar : - Peningkatan enzim hati dan
Hiperbilirubinemia
 Manifestasi Ginjal : proteinuria, pyuria,
hematuria, azotemia, Acute tubular
necrosis  oliguria, Thrombocytopenia

Leptospirosis clinical practice guidelines 2010 [Internet]. [cited 2013 Dec 20]. Available from:
http://www.psmid.org.ph/contents/Leptospirosis_GUIDELINES_ (contents).pdf.
 KRITERIA DIAGNOSIS WHO

• Kasus suspect demam akut (≥38,5oC) dan/

atau nyeri kepala hebat dengan:
– Myalgia
– Kelemahan dan/ atau
– Conjunctival suffusion, dan
– Riwayat terpajan dengan lingkungan yang
terkontaminasi leptospira

Verasahib K. Guidelines for the diagnosis, management, prevention and control of leptospirosis in Malaysia. 1st ed. Malaysia: Disease Control
Division, Department of Public Health, Ministry of Health Malaysia; 2011.
 KRITERIA DIAGNOSIS WHO

• Kasus probable (pada tingkat pelayanan kesehatan primer) Kasus

suspect dengan 2 gejala di bawah ini:
– Nyeri betis
– Batuk dengan atau tanpa batuk darah
– Ikterik
– Manifestasi perdarahan
– Iritasi meningeal
– Anuria/ oliguria dan/ atau proteinuria
– Sesak napas
– Aritmia jantung
– Rash di kulit

Verasahib K. Guidelines for the diagnosis, management, prevention and control of leptospirosis in Malaysia. 1st ed. Malaysia: Disease Control
Division, Department of Public Health, Ministry of Health Malaysia; 2011.
 KRITERIA DIAGNOSIS WHO

• Kasus probable (pada tingkat pelayanan kesehatan sekunder dan

tersier)
– Berdasarkan ketersediaan fasilitas laboratorium, kasus
probable leptospirosis adalah kasus suspect dengan IgM rapid
test positif dan atau temuan serologik yang mendukung (contoh
: titer MAT ≥200 pada suatu sampel) dan atau ditemukan 3 dari :
Temuan pada urin : proteinuria, pus, darah
Neutrofilia relatif (>80%) dengan limfopenia
Trombosit < 100.000/mm3
Peningkatan bilirubin > 2 mg% ; peningkatan enzim
hepar yang meningkat moderat (serum alkali fosfatase,
serum amilase, CPK)

Verasahib K. Guidelines for the diagnosis, management, prevention and control of leptospirosis in Malaysia. 1st ed. Malaysia: Disease Control
Division, Department of Public Health, Ministry of Health Malaysia; 2011.
 KRITERIA DIAGNOSIS WHO

• Kasus confirm pada leptospirosis adalah suatu kasus suspect atau

probable dengan salah satu:
Isolasi kuman leptospira
Hasil PCR (+)
Serokonversi dari negatif ke positif atau peningkatan 4
kali pada titer MAT
Titer MAT = 400 lebih pada sampel tunggal

Verasahib K. Guidelines for the diagnosis, management, prevention and control of leptospirosis in Malaysia. 1st ed. Malaysia: Disease Control
Division, Department of Public Health, Ministry of Health Malaysia; 2011.
Verasahib K. Guidelines for the diagnosis, management, prevention and control of leptospirosis in Malaysia. 1st ed. Malaysia: Disease Control Division, Department of Public
Health, Ministry of Health Malaysia; 2011.
 DIAGNOSIS LABORATORIUM

• Deteksi bakteri Leptospira

– Mikroskopis
– Kultur
• Deteksi antibodi terhadap Leptospira
– Rapid test, Microscopic Agglutination Test (MAT),
Enzyme-link immunosorbent assay (ELISA)

Verasahib K. Guidelines for the diagnosis, management, prevention and control of leptospirosis in Malaysia. 1st ed. Malaysia: Disease Control
Division, Department of Public Health, Ministry of Health Malaysia; 2011.
 DIAGNOSIS LABORATORIUM

• Deteksi bakteri Leptospira :

Pemeriksaan Kultur
Mikroskopik
Spesimen Darah, urin, Darah, urin,
cairan otak cairan otak
Waktu Minggu 1: darah, cairan otak 1-10 hari
Terdeteksi Minggu 2 : urin
Waktu proses sampel 1 jam 2 minggu- 4 bulan
Diagnosis awal Tidak Tidak
Diagnosis pasti (jika Tidak Ya
positif)
Identifikasi Tidak Ya

Penanda Sensitivitas↓ , spesifitas ↓ Sensitivitas ↓

Alat yang diperlukan Mikroskop Lapangan gelap Media kultur yang spesifik

Leptospirosis clinical practice guidelines 2010 [Internet]. [cited 2013 Dec 20]. Available from: http://www.psmid.org.ph/contents/Leptospirosis_GUIDELINES_ (contents).pdf.
 DIAGNOSIS LABORATORIUM
• Deteksi antibodi terhadap Leptospira :
MAT ELISA Rapid Test
IgM IgM

Spesimen Darah Darah Darah

Waktu Hari ke 10-12 Hari ke Hari ke
Terdeteksi 6-8 6-8
Waktu proses Beberapa minggu 1 hari 15-30 menit
sampel
Diagnosis awal Tidak Tidak Tidak
Diagnosis pasti Ya Ya Ya
(jika positif) (serokonversi) (sekonversi) (serokonversi)
Identifikasi Ya Tidak Tidak

Penanda Standar Baku Konfirmasi dengan Konfirmasi dengan

MAT MAT
Alat yang Referensi Standar -
diperlukan laboratorium Laboratorium
Leptospirosis clinical practice guidelines 2010 [Internet]. [cited 2013 Dec 20]. Available from: http://www.psmid.org.ph/contents/Leptospirosis_GUIDELINES_ (contents).pdf.
 Pemeriksaan Leptospira Menggunakan
Mikroskop Lapangan Gelap

a b c

d e f

Leptospirosis clinical practice guidelines 2010 [Internet]. [cited 2013 Dec 20]. Available from: http://www.psmid.org.ph/contents/Leptospirosis_GUIDELINES_ (contents).pdf.
 Pemeriksaan Leptospira Menggunakan
Mikroskop Lapangan Gelap

• Interpretasi Hasil
– Bentuk Leptospira pada mikroskop lapangan gelap sangat
tipis, menyerupai spiral dan bergerak sangat aktif. Ukuran
panjang bervariasi sekitar 6-20m dan ketebalan sekitar
0,1µm
– Leptospiruria diangap positif bila ditemukan leptospira
yang bergerak minimal satu dalam satu lapangan
penglihatan 10x40.

Leptospirosis clinical practice guidelines 2010 [Internet]. [cited 2013 Dec 20]. Available from: http://www.psmid.org.ph/contents/Leptospirosis_GUIDELINES_ (contents).pdf.
 Gambaran Leptospira Pada Mikroskop
Lapangan Gelap

Day NPJ, Edwards CN. Leptospirosis. In: Cohen J, Opal SM, Powderly WG, editors. Infectious diseases. 3rd ed. London: Mosby Elsevier; 2010. p. 1241-2.
 Microscopic Agglutination Test (MAT)

• Mendeteksi antibodi pada tingkat serovar sehingga

dapat untuk mengidentifikasi strain Leptospira pada
manusia atau hewan.
• Positif : terjadi serokonversi berupa kenaikan titer 4
kali atau ≥ 1:320 dengan satu atau lebih antigen tanpa
kenaikan titer (non endemik ≥ 1:160)

Day NPJ, Edwards CN. Leptospirosis. In: Cohen J, Opal SM, Powderly WG, editors. Infectious diseases. 3rd ed. London: Mosby Elsevier; 2010. p. 1241-2.
 Microscopic Agglutination Test (MAT)

• Serum penderita direaksikan dengan suspensi antigen

serovar leptospira hidup dan dilihat reaksi agglutinasi.
• Titik akhir pembacaan : titer serum yang
menunjukkan 50% leptospira aglutinasi
• Sensitifitas dan spesifitas tinggi : gold standar
Hasil MAT
Hasil MAT
 Komplikasi
• Gagal ginjal akut
• Gagal hepar akut
• Gangguan respirasi akut
• Gangguan kardiovaskular akut
• Pankreatitis akut

Kumar SS. Indian guidelines for the diagnosis and management of human leptospirosis. API Medicine Update 2013;23:23-9.
 Prognosis
• Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal.
Pada kasus dengan ikterus, angka
kematian 5% pada umur dibawah 30
tahun, dan pada usia lanjut mencapai 30-
40%.

Kumar SS. Indian guidelines for the diagnosis and management of human leptospirosis. API Medicine Update 2013;23:23-9.
Terima Kasih