Anda di halaman 1dari 23

Konsep & Asuhan

Keperawatan Anak
dengan Kasus Campak
Presentation Group 18
Nama Kelompok
098 Dewa Ayu Erna Sri Rahayu
P07120017098

103 Ni Putu Heni Puspitawati


P07120017103
DEFINISI CAMPAK
Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini ditularkan melalui
droplet ataupun kontak dengan penderita. Penyakit ini memiliki masa inkubasi 8-13 hari.

Campak adalah organisme yang sangat menular ditularkan


melalui rute udara dari seseorang yang terinfeksi pada orang lain
yang rentan (Smeltzer, 2013).
Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala
kemerahan berbentuk mukolo papular selama tiga hari atau lebih
yang disertai panas 380c ata lebih dan disertai salah satu gejala
batuk, pilek, dan mata merah (WHO, 2009).

Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai


dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak
ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi
(Ilmu Kesehatan Anak vol. 2, Nelson, EGC, 2010)
ETIOLOGI
Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh RNA virus genus Morbillivirus, famili
Paramyxoviridae. 1,5,6 Virus ini dari famili yang sama dengan virus gondongan (mumps), virus parainuenza, virus
human metapneumovirus, dan RSV (Respiratory Syncytial Virus).5 Virus campak berukuran 100-250 nm dan
mengandung inti untai RNA tunggal yang diselubungi dengan lapisan pelindung lipid.
Virus campak memiliki 6 struktur protein utama. Protein H (Hemagglutinin) berperan penting dalam
perlekatan virus ke sel penderita. Protein F (Fusion) meningkatkan penyebaran virus dari sel ke sel. Protein M
(Matrix) di permukaan dalam lapisan pelindung virus berperan penting dalam penyatuan virus. Di bagian dalam
virus terdapat protein L (Large), NP (Nucleoprotein), dan P (Polymerase phosphoprotein).
Protein L dan P berperan dalam aktivitas polimerase RNA virus, sedangkan protein NP berperan
sebagai struktur protein nucleocapsid. Karena virus campak dikelilingi lapisan pelindung lipid, maka mudah
diinaktivasi oleh cairan yang melarutkan lipid seperti eter dan kloroform. Selain itu, virus juga dapat diinaktivasi
dengan suhu panas (>370 C), suhu dingin (10).5,7 Virus ini jangka hidupnya pendek (short survival time), yaitu
kurang dari 2 jam.
CARA
PENULARAN
Virus Campak ditularkan dari Masa inkubasi
CAMPAK
orang ke orang, manusia Cara penularan melalui adalah 10-14
merupakan satu-satunya droplet dan kontak, yakni
reservoir penyakit Campak. hari sebelum
karena menghirup gejala muncul.
Virus Campak berada disekret
nasofaring dan di dalam darah
percikan ludah (droplet)
dari hidung, mulut
Penularan
minimal selama masa tunas
dan dalam waktu yang singkat maupun tenggorokan virus Campak
setelah timbulnya ruam. penderita morbili/campak. sangat efektif
Penularan terjadi melalui udara, Artinya, seseorang dapat sehingga
kontak langsung dengan tertular Campak bila dengan virus
sekresi hidung atau menghirup virus morbili,
tenggorokan dan jarang terjadi
yang sedikit
bisa di tempat umum, di
oleh kontak dengan benda- kendaraan atau di mana
sudah dapat
benda yang terkontaminasi saja. Penularan dapat menimbulkan
dengan sekresi hidung dan infeksi pada
terjadi antara 1 – 2 hari
tenggorokan.
sebelumnya timbulnya seseorang.
gejala klinis sampai 4 hari
setelah timbul ruam.
Patofisiologi Penyakit Campak
Penyebaran infeksi terjadi jika terhirup droplet di udara yang berasal dari penderita. Virus campak
masuk melalui saluran pernapasan dan melekat di sel-sel epitel saluran napas. Setelah melekat,
virus bereplikasi dan diikuti dengan penyebaran ke kelenjar limfe regional. Setelah penyebaran ini,
terjadi viremia primer disusul multiplikasi virus di sistem retikuloendotelial di limpa, hati, dan kelenjar
limfe. Multiplikasi virus juga terjadi di tempat awal melekatnya virus. Pada hari ke-5 sampai ke-7
infeksi, terjadi viremia sekunder di seluruh tubuh terutama di kulit dan saluran pernapasan. Pada
hari ke-11 sampai hari ke14, virus ada di darah, saluran pernapasan, dan organ-organ tubuh
lainnya, 2-3 hari kemudian virus mulai berkurang. Selama infeksi, virus bereplikasi di sel-sel
endotelial, sel-sel epitel, monosit, dan makrofag

6
MANIFESTASI KLINIK
Masa inkubasi campak berkisar 10 hari (8-12 hari).
Gejala klinis terjadi setelah masa inkubasi, terdiri dari tiga
stadium:
1. Stadium prodromal: berlangsung kirakira 3 hari (kisaran 2-4
hari), ditandai dengan demam yang dapat mencapai 39,50
C ± 1,10 C. Selain demam, dapat timbul gejala berupa
malaise, coryza (peradangan akut membran mukosa
rongga hidung), konjungtivitis (mata merah), dan batuk.
2. Stadium Eksantem timbul ruam makulopapular dengan
penyebaran sentrifugal yang dimulai dari batas rambut di
belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher,
dada, ekstremitas atas, bokong, dan akhirnya ekstremitas
bawah. Ruam ini dapat timbul selama 6-7 hari. Demam
umumnya memuncak (mencapai 400 C) pada hari ke 2-3
setelah munculnya ruam.1,5,7 Jika demam menetap
setelah hari ke-3 atau ke-4 umumnya mengindikasikan
adanya komplikasi.
7
MANIFESTASI KLINIS
lanjutan

3. Stadium Penyembuhan (Konvalesensi)


Setelah 3-4 hari umumnya ruam berangsur menghilang
sesuai dengan pola timbulnya. Ruam kulit menghilang dan
berubah menjadi kecoklatan yang akan menghilang dalam
7-10 hari dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih
tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri.

8
KOMPLIKASI
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Namun komplikasi dapat terjadi karena
penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:

Infeksi bakteri : Ensefalitis (radang


Otitis media akut Bronkopneumoni
Pneumonia&Infeksi otak) terjadi pada 1
(infeksi telinga) (infeksi saluran
telinga tengah dari 1.000-2.000
napas)
kasus.

. Kadang terjadi
Laringitis obstruksi trombositopenia (penurunan
dan jumlah trombosit), sehingga Diare Bronkiolitis
laringotrakkhetis penderita mudah memar
dan mudah mengalami
perdarahan

Kejang Demam
(step)
9
PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
3 columns

ANAMNESIS
Anamnesis berupa demam, batuk, pilek, mata merah, dan ruam yang mulai timbul dari belakang telinga sampai ke
seluruh tubuh.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik berupa suhu badan tinggi (>380 C), mata merah, dan ruam makulopapular.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah berupa leukopenia dan limfositopenia. Pemeriksaan imunoglobulin M (IgM) campak juga dapat
membantu diagnosis dan biasanya sudah dapat terdeteksi sejak hari pertama dan ke-2 setelah timbulnya ruam.5-7 IgM
campak ini dapat tetap terdeteksi setidaknya sampai 1 bulan sesudah infeksi.

10
DIAGNOSIS BANDLING
yaitu campak harus dibedakan dari beberapa penyakit yang klinisnya juga berupa ruam makulopapular. Gejala
klinis klasik campak adalah adanya stadium prodromal demam disertai coryza, batuk, konjungtivitis, dan
penyebaran ruam makulopapular. Penyakit lain yang menimbulkan ruam yang sama antara lain:

1 Rubella (Campak 2 3 Parvovirus (fifth


Jerman) Roseola infantum disease)
Rubella (Campak Jerman) Roseola infantum dengan gejala Parvovirus (fifth disease) dengan
dengan gejala lebih ringan dan batuk ringan dan demam yang ruam makulopapular tanpa
tanpa disertai batuk. mereda ketika ruam muncul. stadium prodromal.

Demam scarlet (scarlet


fever) Penyakit Kawasaki
Demam scarlet (scarlet fever) Penyakit Kawasaki dengan gejala demam tinggi,
dengan gejala nyeri tenggorokan konjungtivitis, dan ruam, tetapi tidak disertai batuk dan
dan demam tanpa konjungtivitis bercak Koplik. Biasanya timbul nyeri dan
ataupun coryza pembengkakan sendi yang tidak ada pada campak.
4 5
11
Pada campak tanpa komplikasi tatalaksana bersifat suportif,
berupa tirah baring, antipiretik (parasetamol 10-15
mg/kgBB/dosis dapat diberikan sampai setiap 4 jam), cairan
yang cukup, suplemen nutrisi, dan vitamin A. Vitamin A dapat
berfungsi sebagai imunomodulator yang meningkatkan respons
antibodi terhadap virus campak. Pemberian vitamin A dapat
menurunkan angka kejadian komplikasi seperti diare dan
pneumonia. Vitamin A diberikan satu kali per hari selama 2 hari
dengan dosis sebagai berikut:

PENATALAKSANAAN •200.000 IU pada anak umur 12 bulan atau lebih


•100.000 IU pada anak umur 6 - 11 bulan
PENYAKIT CAMPAK. •50.000 IU pada anak kurang dari 6 bulan
• Pemberian vitamin A tambahan satu kali dosis tunggal dengan
dosis sesuai umur penderita diberikan antara minggu ke-2
sampai ke-4 pada anak dengan gejala defisiensi vitamin A.
Pada campak dengan komplikasi otitis media dan/atau
pneumonia bakterial dapat diberi antibiotik. Komplikasi diare
diatasi dehidrasinya sesuai dengan derajat dehidrasinya.

12
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN INFEKSI CAMPAK
A. PENGKAJIAN

Riwayat Kesehatan
ANAMNESA
1 2 Keluhan Utama 3 Dahulu
Keluhan utama pada pasien Anamnesa riwayat MRS,atau pernah
a. Identitas Pasien dengan morbili yaitu demam terus- mengalami operasi, riwayat penyakit yang
pernah diderita pada masa lalu, riwayat
menerus berlangsung 2 – 4 hari
b. Identitas Penanggung (Pusponegoro, 2004: 96).
imunisasi campak , riwayat kontak dengan
orang yang terinfeksi campak. Biasanya Anak
Jawab belum pernah mendapatkan vaksinasi

. Riwayat Kesehatan Riwayat Kesehatan campak dan pernah kontak dengan pasien
campak.

4 Sekarang 5 Keluarga 6 Riwayat Imunisasi


Anamnesa adanya demam terus- Dapatkan data tentang hubungan Imunisasi apa saja yang sudah
menerus berlangsung 2 – 4 hari, batuk, kekeluargaan dan hubungan darah, apakah didapatkan misalnya BCG, POLIO I, II,
pilek, nyeri menelan, mata merah, silau klien berisiko terhadap penyakit yang III; DPT I, II, III; dan campak.
bila kena cahaya (fotofobia), diare, bersifat genetik atau familial (Potter, 2005:
ruam kulit , Adanya nafsu makan 185).
menurun, lemah, lesu

13
A. PENGKAJIAN
lanjutan

7. Riwayat Nutrisi Status Gizi

Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 Klasifikasinya sebagai berikut :


kalori/kg/hari. Pembatasan kalori untuk umur 1-6 Gizi buruk kurang dari 60%
tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan
Gizi kurang 60 % - <80 %
berat badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.
Gizi baik 80 % - 110 %

14
PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON
11 seps Timbul demam, batuk, sakit kepala, dan konjungtivitis. Dan harus menjalani
penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan kulitnya.
Selain itu, pengkajian juga meliputi meliputi kebiasaan hidup klien seperti
1. Pola Persepsi dan kontak langsung dengan penderita yang dapat mengganggu kesehatan
Pemeliharaan Kesehatan kulit
Harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya
seperti kalsium, zat besi, protein, vit. C, dan lainnya untuk
2. Pola Nutrisi membantu proses penyembuhan kulit. Evaluasi terhadap pola
nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab masalah kulit.

Perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces


pada pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri
3. Pola Eliminasi dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada
kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.

Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, 4. Aktivitas dan Latihan


maka semua bentuk kegiatan klien menjadi
berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak
dibantu oleh orang lain.
15
Pengkajian
Fungsional Gordon
Lanjutan

5 Tidur dan Istirahat


Pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan,
kebiasaan tidur.

6 Sensori, Persepsi dan Kognitif


Daya rabanya meningkat terutama pada bagian kulit yang terkena,
sedangkan pada indera yang lain tidak timbul gangguan. Begitu juga pada
kognitifnya tidak mengalami gangguan.
7 Konsep Diri
timbul pernafasan tidak efektif, saluran cerna terganggu, konjungtivtis, rasa
cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan
pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image)
8 Seksual dan Reproduksi
Apakah pasien mengalami masalah seksual ?

16
PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON
Lanjutan

9. Pola Peran Hubungan 10. Manajemen Koping Stress


Pasien akan kehilangan peran dalam keluarga dan Pada klien camapak timbul rasa cemas tentang
dalam masyarakat. (Ignatavicius, Donna D, 1995). keadaan dirinya,. Mekanisme koping yang ditempuh
klien bisa tidak efektif.

11. Sistem Nilai dan


Keyakinan

Untuk klien campak tidak dapat melaksanakan


kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi
dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri
dan keterbatasan gerak klien

17
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda vital dan pengukuran lainnya serta pemeriksaan semua bagian
tubuh dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. (Potter, 2005: 159)

Pemeriksaan Fisik
1. Status kesehatan umum Meliputi keadaan penderita, kesadaran, tinggi badan, berat
badan, dan tanda tanda vital.

2. Kepala dan leher

a. Inspeksi : Kaji bentuk kepala, keadan rambut, kulit kepala, konjungtivitis, fotofobia,
adakah eritema dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut
dan bagian belakang bawah.

b. Palpasi : Adakah pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di


daerah leher belakang

3. Mulut

Adakah bercak koplik di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, enantema di
palatum durum dan palatum mole, perdarahan pada mulut dan traktus digestivus.

18
4. Thoraks 5. Abdomen 6. Kulit
a. Inspeksi : Bentuk dada anak, Adakah batuk, secret pada a. Inspeksi : Bentuk dari perut anak. Ruam a. Inspeksi Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit
nasofaring, perdarahan pada hidung. Pada penyakit campak, pada kulit. bersisik
gambaran penyakit secara klinis menyerupai influenza.
b. Auskultasi Bising usus. b. Palpasi
b. Auskultasi : Ronchi / bunyi tambahan pernapasan.
c. Perkusi Perkusi abdomen hanya Turgor kulit menurun
dilakukan bila terdapat tanda abnormal,
misalnya masa atau pembengkakan.
19
PATHWAY

20
INTERVENSI

21
IMPLEMENTASI & EVALUASI

IMPLEMENTASI
EVALUASI
Dilaksanakan sesuai dengan Evaluasi formatif (merefleksikan observasi perawat dan
intervensi analisis terhadap klien,terhadap respon langsung pada
intervensi keperawatan).

Evaluasi sumatif (merefleksikan rekapitulasi dan


sinopsi observasi dan analisis mengenai status
kesehatan klien terhadap waktu (poer,2012)).
Menggunakan metode SOAP. 22
Thank You!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai