d r. K a r a m i n a M a g h f i r a h
U P T D P U S K E S M A S B A L O W E RT I
K O TA K E D I R I
Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Usia : 22 tahun
Alamat : Ngrongo
Masuk RS : 27 November 2017
ANAMESIS
Keluhan
Utama
BAB
cair
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke Puskesmas dengan bab cair sejak 1 hari yang lalu ± 10 kali, disertai muntah
setiap kali makan dan minum. Pasien juga mengeluh demam, demam sejak 6 hari. Demam
dirasakan terutama sore hari, naik perlahan, kadang disertai menggigil (hari pertama dan
kedua) Demam disertai pusing dan nafsu makan berkurang. Demam tidak disertai pilek dan
batuk. Buang air kecil terakhir 1 jam sbelum ke pusesmas
Pasien sebelumnya sudah mengkonsumsi obat warung (namanya tidak diketahui) Demam
dirasakan berkurang, tetapi demam kembali terjadi jika obat dihentikan.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat pengobatan
• Pasien berobat ke dokter tapi keluhan batuk belum teratasi. Selama ini pasien rutin
konsumsi obat diabetes metformin dan glibenclamid dari dokter keluarga.
Riwayat
• RiwayatAlergi
Alergi disangkal
Keadaan Umum
Tanda Vital
• TD : 110/70
• Nadi : 88 x/menit
• RR : 22 x/menit
• Temp ax : 37,3°C
Data Antopometri
• Berat badan : 50 kg
• Tinggi badan : 165 cm
• IMT : 18,3 kg/m2 (underweight)
Status Kepala :
AICD -/-/-/-
Generalisata
Mata : Telinga: normotia, NT-/- NT-/- sekret (-)
Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik +/+, liang telinga lapang,MT intak
pupil isokor, RCL +/+, RCTL +/+ Hidung: CN lapang, secret -/- SD –
Tenggorokan: hiperemis (-), T1/T1
Leher :
KGB dan tiroid tidak teraba membesar Thorax : Bentuk (N), simetris +/+
Cor : BJ I-II (N), murmur (-),
gallop (-)
Abdomen : Pulmo : suara napas vesikular,
rhonki +++/+++ wheezing -/-
Inspeksi: flat
Auskultasi: Bu + normal
Palpasi: supel, NT- , H/L/R ttb,
Turgor N
Perkusi: tympani, shifting dullness –
Extremitas :
Akral hangat, edema (-),
sianosis (-), Cachexia (+)
Genitalia :
Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Lab
24 Agustus 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 13,6 11- 15
Hematokrit 40,2 36 – 42
Hitung Eritrosit 5,08 3,8 – 5,4
Hitung Leukosit 13.760 3.000 - 11.000
Hitung Trombosit 365.000 150.000 - 450.000
MCV 79,1 80-100
MCH 26,8 25-33
MCHC 33,8 30,5-35
Eosinofil 1,2 0-4
Basofil 0,3 0-1
Neutrofil 68,0 46-73
Limfosit 17,1 17-48
Monosit 13,4 4-10
GDA 225 70-160
Pemeriksaan Lab
25 Agustus 2017
TB Paru
dengan
Hemoptosis
dan Diabetes
Melitus
Planning
Planning Therapy
IVFD RL 20 tpm Monitoring
Injeksi Ranitidine 2x50 mg i.v.
Injeksi Ceftriaxon 2x 1g iv
Injeksi Vitamin K 3 x 10 mg
Injeksi Asam Traneksamat 3 x
500 mg Keluhan subyektif
Codein 3 x 10 mg Tanda vital
OAT 4FDC 1 x 3 tablet Cek lab serial GDA, GD2PP
Actrapid 3x 4 unit
Diet DM
Cek LED
Cek Sputum BTA
MRS
Edukasi
Mengenai kondisi terkini pasien, tatalaksana apa yang akan dilakukan, komplikasi yang mungkin
terjadi
Setelah pengobatan di RS pasien disarankan untuk rutin kontrol ke dokter dan mengecek gula
darah setiap bulan. Pasien disarankan rutin minum obat diabetes walaupun tidak ada keluhan.
Edukasi untuk makan makanan yang bergizi
Edukasi rutin memakai masker untuk mencegah penularan.
Edukasi tidak membuang dahak sembarangan
Memperhatikan ventilasi udara di dalam rumah yang baik
Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang pentingnya keteraturan meminum obat dan
bahaya komplikasi penyakit TB Paru.
Menyarankan anggota keluarga lain yang kontak dengan pasien untuk cek sputum BTA
Diagnosis
AD VITAM : ad bonam
AD SANATIONAM : dubia ad bonam
AD FUNGSIONAM : dubia ad bonam
Follow up
Tgl Subyektif Obyektif Assessment Planning
25/8/17 Batuk darah (+), TD 130/80, N 92, RR 25 TB Paru + hemaptoe PTX :
demam, nyeri dada, T 38,5 + DM -IVFD RL 24 tpm
sesak pada malam K/L: AICD -/-/-/- pKGB – - Inj. Ranitidin 2x1
hari, keringat (+). Tho: (P) sim ves/ves, rh+/+, wh---/--- - Inj. As. Traneksamat 3x1
sonor/sonor - Inj. Ceftriaxone 2x1
(C) S1S2 tunggal m- g- Abd : soefl, - Inj. Antrain (k/p)
timpani, BU + normal, NT- p.o:
Ext : HKM, CRT< 2 detik Codein 3x10 mg
Rifastar 0-1-2
PMX:
- GDA
- SGOT
- SGPT
26/8/17 Batuk darah (+), TD 110/70, N 88, RR 22 TB Paru + PTX :
nyeri dada T 37,5 hemaptoe + DM -IVFD RL 24 tpm
berkurang, sesak K/L: AICD -/-/-/- pKGB – - Inj. Ceftriaxone 2x1
(-), demam (+), Tho: (P) sim ves/ves, rh+/+, wh---/-- - Inj. Ranitidin 2x1
keringat (-). - sonor/sonor - Inj. As. Traneksamat
(C) S1S2 tunggal m- g- Abd : soefl, 3x1
timpani, BU + normal, NT- - Actrapid 3 x 8 U
Ext : HKM, CRT< 2 detik p.o:
Codein 3x10 mg
Rifastar 0-1-2
PMX:
- GDA
- GD2JPP
DEFINISI
WHO tahun 2003 17 juta kasus demam tifoid dan 600.000 kasus
kematian tiap tahun.
S. typhi, S. paratyphi A, S.
paratyphi B (S.Schotmuelleri)
dan S. paratyphi C
(S.Hirschfeldii).
Bakteri Gram-negatif,
mempunyai flagela, tidak
berkapsul, tidak membentuk
spora. fakultatif anaerob.
Hepatosplenomegali
Metode enzyme
Tes Tubex
immunoassay
ELISA
- Reaksi aglutinasi - Antigen O9 yang benar-
Uji Widal
Tes Tubex
antara antigen kuman benar spesifik hanya
S.typhi dengan ditemukan pada
Salmonella serogrup D.
antibodi aglutinin.
- Mendeteksi adanya
- Positif palsu Jenis antibodi IgM dan tidak
serotipe Salmonella mendeteksi antibodi IgG
lain ( S.Parathypi A, B, dalam waktu beberapa
C) memiliki antigen O menit.
dan H - 2-3 negatif borderline
4-5 positif
>6 positif kuat
3. Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan
biakan kuman
Klinis:
Penunjang:
(1) Demam
Pemeriksaan darah tepi,
(2) gangguan saluran
serologis, dan
pencernaan
bakteriologis
(3) gangguan kesadaran.
DIAGNOSIS BANDING
Non Medikamentosa:
Nutrisi:
TKTP rendah serat
Tirah Baring
Diet cair, bubur lunak,
tim, dan nasi biasa
Simptomatik
• Antipiretik:
Paracetamol (10
mg/kg/kali peroral)
MEDIKAMENTOSA
Antibiotik
Sefalosporin gen.III
Ceftriaxone
Cotrimoxazole Dosis 100
Chloramphenicol mg/kg/hari IVdibagi
(Trimetoprim : dalam 1-2 dosis (5-
50-100 mg/kg/hari Ampicillin dan
Sulfametoxazole = 7hari)
dibagi menjadi 4 Amoxicillin
1:5)
dosis Cefotaxim
Dosis Trimetoprim Dosis 100-200
IV cukup 50 mg/kg/hari dibagi Dosis150-200
10 mg/kg/hari dan
mg/kg/hari menjadi 4 dosis mg/kg/hari IV
Sulfametoxzazole 50
Selama 10-14 hari mg/kg/hari dibagi dibagi dalam 3-4
(2 minggu)
atau sampai 7 hari dalam 2 dosis. dosis.
setelah demam↓ Cefixime
(2 minggu)
Dosis10-15
mg/kg/hari peroral
(10 hari)
KOMPLIKASI
Hindari minum
Cuci tangan. air yang tidak
dimasak.
Tidak perlu
Pilih makanan
menghindari
yang masih
buah dan
panas.
sayuran mentah.
VAKSINASI
Vaksin oral Ty 21a (kuman yang dilemahkan)
• Diberikan per oral 3x dengan interval pemberian selang sehari.
• Kontraindikasi: wanita hamil, menyusui, penderita imunokompromais, sedang demam,
sedang minum antibiotik, dan anak kecil 6 tahun.
• Diberikan pada anak berumur diatas 2 tahun.
• Lama proteksi dilaporkan 6 tahun.
Vaksin parenteral sel utuh (TAB vaccine)
• Mengandung sel utuh Salmonella typhi yang dimatikan
• Dosis untuk dewasa 0,5 mL; anak 6-12 tahun 0,25 mL; dan anak 1-5 tahun 0,1 mL yang
diberikan 2 dosis dengan interval 4 minggu.
• Kontraindikasi: pada keadaan demam, hamil, dan riwayat demam pada pemberian pertama.
• Vaksin ini sudah tidak beredar lagi, mengingat efek samping yang ditimbulkan dan lama
perlindungan yang pendek.
Vaksin polisakarida
• Vaksin yang mengandung polisakarida Vi dari bakteri Salmonella.
• Vaksin ini tersedia dalam alat suntik 0,5 mL yang berisi 25 mikrogram antigen Vi dalam buffer
fenol isotonik.
• Diberikan secara IM dan diperlukan pengulangan (booster) setiap 3 tahun.
• Kontraindikasi: pada keadaan hipersensitif, hamil, menyusui, sedang demam, dan anak kecil 2
tahun.
PROGNOSIS