Anda di halaman 1dari 20

KASUS HOLISTIK

KEHAMILAN REMAJA

Fuji Ningsih

Pembimbing:
dr. Umar Malinta, Sp.OG(K)

Pendamping:
Dr. dr. Elizabeth C. Jusuf, Sp.OG(K)
dr. Eddy Tiro, Sp.OG(K)

DIVISI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI SOSIAL


DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
Pendahuluan
Survei Demografi dan Kesehatan Pernikahan dini oleh krn: hamil di
Indonesia, 2102  3 juta bayi luar nikah, umum di pedesaan
dilahirkan oleh remaja perempuan maupun daerah dengan tingkat
usia 15-19 tahun kemiskinan tinggi

Undang-undang di Indonesia
Remaja hamil < 20 thn  kehamilan
membolehkan anak berusia minimal
dengan risiko tinggi
16 tahun untuk menikah

Dampak: perkembangan fisik, sosial,


pendidikan, ekonomi dan lain-lain.
Dampak kehamilan pada remaja
Terhambatnya tugas • Banyak tugas perkembangan yang tidak dapat
perkembangan diselesaikan oleh remaja akibat kehamilan

• Remaja yang hamil seringkali dianggap sebagai pembawa


Disfungsi keluarga krisis atau permasalahan dalam keluarga

• Kehamilan melelahkan & menjadi beban  remaja tidak


Risiko kesehatan mengindahkan beberapa hal penting berkaitan dengan
perawatan kehamilanya

• Saat terjadinya interaksi antara tuntutan dari lingkungan


Konflik emosional sosial remaja dengan kewajibanya untuk mengasuh anak

Defisiensi dalam bidang • Remaja hamil umumnya terhambat dalam hal pendidikan.
pendidikan dan Walaupun akhirnya meneruskan pendidikan tetapi tetap
pekerjaan tidak bisa menyamai remaja pada umumnya
Dampak Kehamilan Risiko Tinggi pada
Usia Muda
• Keguguran
• Persalinan prematur, BBLR dan kelainan
bawaan
• Mudah terjadi infeksi
• Anemia kehamilan / kekurangan zat besi
• Keracunan kehamilan
• Kematian ibu yang tinggi
Kasus Holistik:
• Ny. O, 14 thn masuk ke RSKDIA Pertiwi tgl 7 Okt 2018 pkl 02.30
wita, datang sendiri, keluhan nyeri perut tembus belakang,
dialami ± 4 jam SMRS disertai pelepasan lendir & darah.
Riwayat pelepasan air ketuban (-)
• ANC 3x di PKM, 1x di bidan praktek swasta, 1x di Sp.OG
• Suntik TT 2x
• Menars 12 tahun, haid teratur setiap bulan siklus 28-30 hr,
lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3 kali ganti pembalut/hr,
dismenore (-)
• Lama menikah ± 1 tahun, HPHT 6 Januari 2018, TP 13 Oktober
2018.
• Riwayat HT, DM, asma & alergi disangkal
• Riwayat operasi (-)
• KU: baik, sadar. TV: TD 110/80 mmHg, N: 84 kali/menit, P:
16 kali/menit, S: 36.5 C
• TB 155 cm, BB 60 kg. Jantung, pulmo, hepar & lien: dbn
• Panggul luar: distansia spinarum 24 cm, distansia kristarum
28 cm, boudeloque 19 cm.
• Abdomen luar: TFU: 32 cm, LP: 82 cm, TBJ 2624 gram, situs
memanjang, punggung kanan, his 4x10 (40-45), bagian
terbawah kepala, perlimaan 4/5, gerakan janin dirasakan
ibu, janin kesan tunggal.
• PDV: vulva & vagina dbn, portio lunak sedang, pembukaan 4
cm, ketuban utuh, bagian terdepan kepala, uuk sdn, kepala
H-I, panggul dalam kesan cukup, pelepasan lendir & darah
(+), pelepasan air ket (-).
• PDV: promontorium tidak teraba, spina ischiadica tidak
teraba, dan sudut arkus pubis > 90 derajat.
USG: gravid tunggal, hidup, presentasi
kepala, punggung kanan, plasenta di korpus
anterior grade 2, cairan amnion kesan cukup,
biometri janin sesuai umur kehamilan 37
minggu, EFW: 2610 gram

Laboratorium: WBC 14.030/mikroliter, RBC


4.800.000/mikroliter, HGB 11,7 g/dl, HCT
36.3% dan PLT 359.000/mikroliter, CT 7'0'',
BT 2'30", GDS 107 mg/dl, HbsAg non
reaktif, VCT non reaktif
• Diagnosis  G1P0A0 gravid 39 minggu 1 hari
inpartu kala I fase aktif + primigravida muda.
• Planning: partus pervaginam, dengan tetap
memantau observasi his, djj dan kemajuan
persalinan setiap 4 jam.
• Observasi ± 4 jam, pembukaan lengkap, pkl
06.47 wita lahir bayi perempuan, BBL 2550
gram, PBL 46 cm, AS 8/10. Dilakukan asuhan
persalinan normal dan repair perineum pada
pasien ini.
Pembahasan :

 Kehamilan remaja yang termasuk kehamilan


risiko tinggi.
 APGO yaitu primigravida muda  komplikasi
sampai kematian maternal dan perinatal 
perhatian lebih & penanganan medis yang
tepat.
 Menyebabkan dampak fisik & mental 
sehingga selain penanganan medis butuh
pendekatan secara holistik.
Anamnesis tambahan:
• Perkawinan karena perjodohan oleh orang tua.
• Pasien pelajar kelas 1 SMP memutuskan berhenti sekolah
setelah menikah.
• Pasien anak pertama dari 3 orang bersaudara.
• Pasien dari latar belakang keluarga sosial ekonomi dan
pendidikan rendah. Ayah pekerja bengkel milik tetangga,
berpendidikan tamat SMP sedangkan ibunya IRT,
berpendidikan tamat SD.
• Suami umur 24 tahun, tetangganya, profesi supir angkot,
riwayat pendidikan tamat SMP.
• Pasien memutuskan untuk menikah muda karena faktor
ekonomi.
• Setelah menikah & melahirkan, pasien memutuskan untuk
tidak melanjutkan sekolah & menjadi IRT
• Pasien harus diberikan edukasi tentang risiko
hamil pada usia yang terlalu muda.
• Primigravida muda merupakan salah satu
penyebab tidak langsung kematian ibu dan
bayi, yang masuk dalam faktor risiko 4T (4
Terlalu).
• 4 T:
 Terlalu muda
 Terlalu tua
 Terlalu banyak
 Terlalu dekat
• Usia ibu merupakan salah satu faktor risiko
yang berhubungan dengan kualitas kehamilan.
• Waktu paling aman melahirkan antara umur
20 - 35 thn.
• Ibu hamil pertama umur ≤ 16 thn, rahim dan
panggul blm tumbuh mencapai ukuran
dewasa  merugikan kesehatan ibu maupun
perkembangan & pertumbuhan janin.
• Selain itu mental ibu belum cukup dewasa.
• Pasien ini, kehamilan dan persalinan berjalan
lancar. Meskipun primigravida muda, pasien
ini rutin melakukan ANC di PKM, bidan &
Sp.OG
• Perempuan muda sering kali memiliki
pengetahuan terbatas atau kurang percaya
diri untuk mengakses sistem pelayanan
kesehatan  mengakibatkan pelayanan
prenatal yg terbatas berperan penting
terhadap terjadinya komplikasi.
• Pasien ini juga diberi edukasi tentang pentingnya
menggunakan kontrasepsi setelah bersalin,
mengingat usia yang sangat muda, diharapkan
agar pasien menggunakan kontrasepsi jangka
panjang sehingga jarak kehamilan tidak terlalu
dekat.
• Pasien juga kami edukasi untuk memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya mengingat usia yang
sangat muda dan mungkin masih kurangnya
pengetahuan tentang menyusui, maka ibu
sebaiknya diajarkan mengenai manfaat menyusui
dan cara menyusui yang benar.
Mengingat pasien akan memiliki tugas tambahan merawat bayi, pasien
juga perlu diajarkan untuk menjadi seorang ibu, dimana pada usia muda
menjadi ibu masihlah sangat labil, rawan mengalami stres dan depresi post
partum

Depresi post partum dapat terjadi akibat perubahan hormon, tekanan


menjadi ibu baru, ada sejarah keluarga terkait dengan depresi, kurangnya
bantuan ketika melahirkan, merasa terisolasi dan kelelahan.

Diharapakan kerjasama dari semua pihak termasuk suami dan seluruh


keluarga untuk memberikan bantuan fisik dan dukungan sosial kepada
pasien dalam menjalani peran barunya sebagai seorang ibu.
• Pada kehamilan ini juga mendapatkan
dukungan dari seluruh keluarga termasuk
suami, orang tua pasien dan mertua pasien.
• Meskipun kehamilan remaja, namun
kehamilan ini merupakan kehamilan yang
diharapkan, berbeda dengan kehamilan
remaja di luar nikah yang tidak diharapkan
sehingga terkadang melakukan berbagai
macam upaya untuk menghentikan
kehamilan.
• Di negara-negara berkembang, 60% kehamilan
dan persalinan pada remaja yang sudah menikah
atau belum menikah tidak dilakukan dengan
pertolongan.
• Persalinan yang tidak direncanakan  stres
emosional & kesulitan ekonomi. Jika remaja
perempuan tersebut belum menikah, ia mungkin
harus menghadapi sikap tidak setuju dari
masyarakat.
• Para siswa yg hamil di negara-negara berkembang
seringkali mencari cara untuk melakukan aborsi
untuk menghindari kemungkinan dikeluarkan dari
sekolah (penolong ilegal yang mungkin tidak
terampil atau berpraktik di bawah kondisi-kondisi
yang tidak bersih) proporsi tinggi dalam
kematian ibu di antara para remaja
Edukasi yg bisa diberikan:

 Menggunakan kontrasepsi jangka panjang untuk mengatur jarak


kehamilan
 Pentingnya menyusui secara ekslusif dan cara menyusui yang benar
 Edukasi untuk ibu terus belajar dan mencari pengalaman untuk menjadi
ibu baru yang baik meskipun usia masih sangat muda.
 Edukasi untuk terus merawat bayi, suaminya dan rumah tangganya
 Meskipun ibu tidak menempuh pendidikan formal lagi, pendidikan dan
pengalaman bisa didapatkan dari pendidikan informal.
 Menyarankan kepada ibu untuk menggali kemampuan yang ada pada
dirinya agar bisa dikembangkan
 Menyarankan kepada keluarga pasien untuk terus memberikan
dukungan kepada pasien bisa dalam bentuk membantu mengurus bayi,
dukungan ekonomi dan menciptakan lingkungan yang kondusif buat
pasien.
Kesimpulan :
 Pada pasien ini, APGO yaitu primigravida
muda, dimana kehamilan berlangsung pada
umur kurang dari 16 tahun.
 Adapun dampak komplikasi dapat terjadi
pada ibu dan bayi, baik secara fisik, sosial
dan mental, sehingga diperlukan
penanganan secara holistik.
 Dukungan dari berbagai pihak sangat
diharapkan untuk mencegah terjadinya
dampak sosial yang buruk terutama setelah
melahirkan.
20

Anda mungkin juga menyukai