Anda di halaman 1dari 15

TANTANGAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

DI ERA REVOLUSI 4.0


Tahukah anda bahwa anak-anak
yang lahir setelah tahun 1982
ketika mencapi usia 21 tahun -

 Telah menghabiskan
10,000 jam untuk
bermain ‘video games’
Tahukah anda bahwa anak-anak
yang lahir setelah tahun 1982
ketika mencapi usia 21 tahun -

 Menonton televisi
selama 20,000 jam
Tahukah anda bahwa anak-anak
yang lahir setelah tahun 1982
ketika mencapi usia 21 tahun -

 Mengirim 200,000 email


Tahukah anda bahwa anak-anak
yang lahir setelah tahun 1982
ketika mencapi usia 21 tahun -

 Menghabiskan 10,000
jam memakai telepon
genggam
Tahukah anda bahwa anak-anak
yang lahir setelah tahun 1982
ketika mencapi usia 21 tahun -
 Namun, mereka meluangkan
kurang dari 5,000 jam untuk
membaca
Video games
Television
Email
Handphone
Reading

*Oblinger D (Oct 2004) Educating the Next Generation –


Educause Denver 2004
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
“Revolusi Industri
merupakan Era Disruptif.
Era tersebut diperkirakan
akan mendisrupsi
berbagai macam aktivitas
Ciri Era 4.0 manusia”
“Data komputasi Ilmu
dan pengetah
data yang tidak uan
terbatas akibat Teknologi
internet Seni
sehingga
menyebabkan Pendidik
segala an
hal menjadi
tanpa
batas”(Borderles
Siswa saat ini perlu untuk:
• Berpikir kritis
• Menyelesaikan masalah dan
• berkomunikasi secara efektif
Ciri generasi milenial (generasi Z)
Fasih Teknologi , tech-savvy, web-savvy, appfriendly generation. Mereka adalah
“generasi digital” yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan
berbagai aplikasi komputer. Mereka dapat mengakses berbagai informasi yang
mereka butuhkan secara mudah dan cepat, baik untuk kepentingan pendidikan
maupun kepentingan hidup kesehariannya.
2. Sosial. Mereka sangat intens berinteraksi melalui media sosial dengan semua
kalangan. Mereka sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua
kalangan, khususnya dengan teman sebaya melalui berbagai situs jejaring,
seperti: FaceBook, twitter, IG atau melalui WA. Melalui media ini, mereka bisa
mengekspresikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya secara spontan.
3. Ekspresif. Mereka cenderung toleran dengan perbedaan kultur dan sangat
peduli dengan lingkungan
4. Multitasking. Mereka terbiasa dengan berbagai aktivitas dalam satu waktu yang
bersamaan. Mereka bisa membaca, berbicara, menonton, atau mendengarkan
musik dalam waktu yang bersamaan. Mereka menginginkan segala sesuatunya
dapat dilakukan dan berjalan serba cepat. Mereka tidak menginginkan hal-hal
yang bertele-tele dan berbelitbelit.
5. Cepat berpindah dari satu pemikiran/pekerjaan ke pemikiran/pekerjaan lain
(fast switcher)
6. Senang berbagi
Jika kita hubungan dengan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia,
maka kita diharuskan untuk beradaptasi dengan keadaan.
Lalu bagaimana memanfaatkan digital dalam hal ini
memanfaatkan internet dan televisi dalam proses
pembelajaran sastra, di sini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan:
Infrastruktur memadai
pengajar harus melek teknologi
terampil mencari sumber
memahami dalam menginterpretasikan isi yang akan
dijadikan bahan ajar
mengevalusi dan mengonversi menjadi kebutuhan
siswa
 Siswa generasi digital lebih mendominasi kegiatan
dengan games online daripada mempelajari
permainan-permainan tradisional, bahkan permainan
tradisional daerahnya sudah tidak dikenal kembali.
Ketagihan dengan games on line, menjadi masalah
serius jika terjadi secara berkelanjutan dan dilakukan
pembiaran saja. Siswa generasi ini sudah tidak dapat
dipisahkan kembali dari gawainya bahkan ketika guru
menjelaskan materi pembelajaran dalam proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), banyak siswa yang
sembari melalukan games atau bahkan
mengutamakan games daripada proses KBM
 Guru harus melek media dan melek internet. Generasi
guru sekarang ini adalah generasi X dan Y. Mereka
kebanyakan belum mahir dengan berbagai teknologi
informasi dan internet. Padahal mereka harus
mengajar generasi Z yang sangat multi digital. Oleh
karenanya, guru harus dan memang wajib memahami
generasi digital ini.
Teknologi memberikan berbagai manfaat dan kegunaan,
dan dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa dan
sastra di sekolah. Adapun sejumlah manfaat internet
dalam pembelajaran bahasa dan sastra, (1) dengan
tersedianya berbagai layanan media sosial, seperti
Facebook, Instagram, Line, Whatsapp, twitter, dan
media sosial lainnya dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pembelajaran bahasa dan sastra, (2) media sosial
menciptakan ruang komunikasi dengan pengajaran
jarak jauh, (3) media sosial dimanfaatkan oleh siswa dan
guru untuk mengunggah atau mempublikasikan
jawaban/ tulisannya, (4) mendapatkan respon dari
Anda harus menjadi perubahan yang anda cari di dunia ini

You must become the change you


seek in the world.

Gandhi

Anda mungkin juga menyukai