Anda di halaman 1dari 10

TEORI BELAJAR NATIVISTIK

Ismi Jabah (40418031)


Pengertian Teori Nativistik
Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti
kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma
(terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme
dan menghasilkan suatu pandangan bahwa
perkembangan anak ditentukan oleh hereditas,
pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati.
Pelopor aliran ini adalah Arthur Schopenhauer seorang
filosof Jerman yang hidup tahun 1788-1860

Melalui teori ini Arthur Schopenhauer juga menegaskan


bahwasannya yang buruk akan menjadi buruk dan yang baik
akan menjadi baik tanpa terpengaruh lingkungan yang ada.
Contohnya bila sang ayah tidak pintar, maka kemungkinan
besar anaknya juga tidak pintar. Bagi orang-orang yang
mempercayai aliran Nativisme, mereka meyakini bahwa
seorang bayi itu lahir, mereka telah membawa pembawaan
baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil dari akhir
pendidikan yang telah ia jalani akan ditentukan pada
pembawaan yang telah ia bawa sejak lahir.
Pelopor aliran ini Noam Chomsky pada awal tahun 1960.

Chomsky mengatakan bahwa bahasa terlalu kompleks untuk dipelajari


dalam waktu dekat melalui metode imitation. Sehingga ia menegaskan
bahwa bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia, karena :
1. Perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), pola
perkembangan bahasa berlaku universal, dan lingkungannya hanya
memiliki peran kecil dalam proses pematangan bahasa.
2. Bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat, tidak bergantung pada
lamanya latihan seperti pendapat kaum behaviorisme.
Sejarah Teori Nativistik
Teori ini dipelopori oleh filosof Jerman Arthur Schopenhauer (1788-
1860) yang beranggapan bahwa factor pembawaan yang bersifat
kodrati tidak dapat diubah oleh alam sekitar atau pendidikan. Dengan
tegas Arthur Schaupenhaur menyatakan yang jahat akan menjadi jahat
dan yang baik akan menjadi baik. Teori ini sebagai lawan dari teori
behavioristik yaitu kemampuan berbahasa seorang anak diperoleh dari
lingkungan yang membentuk seorang anak tersebut.
Kemampuan berbahasa seorang anak dapat dipengaruhi oleh
beberapa fator intern diantaranya:
1. Faktor genetic
Adalah factor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang
muncul dari diri manusia.
2. Faktor Kemampuan Anak
Adalah factor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam
dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya.
3. Faktor pertumbuhan Anak
Adalah factor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap
pertumbuhan dan perkembangan secara alami.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Nativistik
Kelebihan Kekurangan
• Mampu memunculkan bakat yang Teori ini memiliki pandangan
dimiliki
• Mendorong manusia mewujudkan diri seolah-olah sifat-sifat manusia
yang berkompetensi tidak bisa diubah karena telah
• Mendorong manusia dalam ditentukan oleh sifat-sifat
menetukan pilihan
• Mendorong manusia untuk turunannya.
mengembangkan potensi dari dalam
diri seseorang.
• Mendorong manusia mengenali bakat
minat yang dimiliki
Bentuk-bentuk Implementasi dalam
Pembelajaran
Implikasi teori Nativisme terhadap pendidikan/pembelajaran yaitu kurang memberikan
kemungkinan bagi pendidik dalam upaya mengubah kepribadian peserta didik. Berdasarkan
hal itu peranan pendidikan atau sekolah sedikit sekali dapat dipertimbangkan untuk dapat
mengubah perkembangan peserta didik. Akan tetapi hal yang demikian justru bertentangan
dengan kenyataan yang kita hadapi, karena sudah ternyata sejak zaman dahulu hingga
sekarang orang berusaha mendidik generasi muda, karena pendidikan itu hal yang dapat,
perlu, bahkan harus dilakukan. Jadi konsepsi Nativisme ini tidak dapat dipertahankan dan
tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Pengaruh dan Konsep Teori Nativisme dalam
Praktek Pendidikan
Pada saat manusia mengalami tahap perkembangan, baik secara fisik maupun
rohaninya dalam proses pendidikan, muncullah pertanyaan mendasar tentang faktor
yang paling berpengaruh terhadap perkembangan itu. Apakah faktor bakat dan
kemampuan diri manusia itu sendiri, atau faktor dari luar diri manusia, ataukah kedua-
dunya itu secara bersama-sama. Dari faktor pertamalah timbul teori yang disebut
sebagai teori nativisme.
Dalam teori nativisme telah ditegaskan bahwa sifat-sifat yang dibawa dari lahir akan
menentukan keadaannya. Hal ini dapat diklaim bahwa unsur yang paling
mempengaruhi perkembangan anak adalah unsure genetic individu yang diturunkan
dari orang tuanya. Dalam perkembangannya tersebut anak akan berkembang dalam cara
yang terpola sebagai contoh anak akan tumbuh cepat pada masa bayi, berkurang pada
masa anak, kemudian berkembang fisiknya dengan maksimum pada masa remaja dan
seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai