0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan10 halaman
Teori nativisme menyatakan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh faktor genetik dan kemampuan internal yang melekat sejak lahir, bukan lingkungan. Teori ini dipopulerkan oleh Schopenhauer dan Chomsky, yang menekankan peran bakat alami dalam kemampuan berbahasa.
Teori nativisme menyatakan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh faktor genetik dan kemampuan internal yang melekat sejak lahir, bukan lingkungan. Teori ini dipopulerkan oleh Schopenhauer dan Chomsky, yang menekankan peran bakat alami dalam kemampuan berbahasa.
Teori nativisme menyatakan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh faktor genetik dan kemampuan internal yang melekat sejak lahir, bukan lingkungan. Teori ini dipopulerkan oleh Schopenhauer dan Chomsky, yang menekankan peran bakat alami dalam kemampuan berbahasa.
Pengertian Teori Nativistik Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma (terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati. Pelopor aliran ini adalah Arthur Schopenhauer seorang filosof Jerman yang hidup tahun 1788-1860
Melalui teori ini Arthur Schopenhauer juga menegaskan
bahwasannya yang buruk akan menjadi buruk dan yang baik akan menjadi baik tanpa terpengaruh lingkungan yang ada. Contohnya bila sang ayah tidak pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga tidak pintar. Bagi orang-orang yang mempercayai aliran Nativisme, mereka meyakini bahwa seorang bayi itu lahir, mereka telah membawa pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil dari akhir pendidikan yang telah ia jalani akan ditentukan pada pembawaan yang telah ia bawa sejak lahir. Pelopor aliran ini Noam Chomsky pada awal tahun 1960.
Chomsky mengatakan bahwa bahasa terlalu kompleks untuk dipelajari
dalam waktu dekat melalui metode imitation. Sehingga ia menegaskan bahwa bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia, karena : 1. Perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), pola perkembangan bahasa berlaku universal, dan lingkungannya hanya memiliki peran kecil dalam proses pematangan bahasa. 2. Bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat, tidak bergantung pada lamanya latihan seperti pendapat kaum behaviorisme. Sejarah Teori Nativistik Teori ini dipelopori oleh filosof Jerman Arthur Schopenhauer (1788- 1860) yang beranggapan bahwa factor pembawaan yang bersifat kodrati tidak dapat diubah oleh alam sekitar atau pendidikan. Dengan tegas Arthur Schaupenhaur menyatakan yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik. Teori ini sebagai lawan dari teori behavioristik yaitu kemampuan berbahasa seorang anak diperoleh dari lingkungan yang membentuk seorang anak tersebut. Kemampuan berbahasa seorang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa fator intern diantaranya: 1. Faktor genetic Adalah factor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri manusia. 2. Faktor Kemampuan Anak Adalah factor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. 3. Faktor pertumbuhan Anak Adalah factor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami. Kelebihan dan Kekurangan Teori Nativistik Kelebihan Kekurangan • Mampu memunculkan bakat yang Teori ini memiliki pandangan dimiliki • Mendorong manusia mewujudkan diri seolah-olah sifat-sifat manusia yang berkompetensi tidak bisa diubah karena telah • Mendorong manusia dalam ditentukan oleh sifat-sifat menetukan pilihan • Mendorong manusia untuk turunannya. mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang. • Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki Bentuk-bentuk Implementasi dalam Pembelajaran Implikasi teori Nativisme terhadap pendidikan/pembelajaran yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi pendidik dalam upaya mengubah kepribadian peserta didik. Berdasarkan hal itu peranan pendidikan atau sekolah sedikit sekali dapat dipertimbangkan untuk dapat mengubah perkembangan peserta didik. Akan tetapi hal yang demikian justru bertentangan dengan kenyataan yang kita hadapi, karena sudah ternyata sejak zaman dahulu hingga sekarang orang berusaha mendidik generasi muda, karena pendidikan itu hal yang dapat, perlu, bahkan harus dilakukan. Jadi konsepsi Nativisme ini tidak dapat dipertahankan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pengaruh dan Konsep Teori Nativisme dalam Praktek Pendidikan Pada saat manusia mengalami tahap perkembangan, baik secara fisik maupun rohaninya dalam proses pendidikan, muncullah pertanyaan mendasar tentang faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan itu. Apakah faktor bakat dan kemampuan diri manusia itu sendiri, atau faktor dari luar diri manusia, ataukah kedua- dunya itu secara bersama-sama. Dari faktor pertamalah timbul teori yang disebut sebagai teori nativisme. Dalam teori nativisme telah ditegaskan bahwa sifat-sifat yang dibawa dari lahir akan menentukan keadaannya. Hal ini dapat diklaim bahwa unsur yang paling mempengaruhi perkembangan anak adalah unsure genetic individu yang diturunkan dari orang tuanya. Dalam perkembangannya tersebut anak akan berkembang dalam cara yang terpola sebagai contoh anak akan tumbuh cepat pada masa bayi, berkurang pada masa anak, kemudian berkembang fisiknya dengan maksimum pada masa remaja dan seterusnya.