Anda di halaman 1dari 26

REFARAT :

ANEMIA DEFISIENSI BESI


DALAM KEHAMILAN

A.Rahmaan Nur S.Ked


Pembimbing: dr. Steven Ridwan Sp.OG M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN-SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
Pendahuluan…

 Kehamilan kondisi alamiah yang unik karena


meskipun bukan penyakit, tetapi seringkali
menyebabkan komplikasi akibat berbagai
perubahan anatomi serta fisiologi dalam tubuh
ibu. Salah satu kondisi akibat berbagai
perubahan fisiologi yang terjadi adalah
perubahan hemodinamik
 Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-
zat nutrisi. Seringkali defisiensinya bersifat multiple
dengan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi
buruk atau kelainan herediter seperti
hemoglobinopati.
Penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi
asupan yang tidak cukup, absorbsi yang tidak
adekuat, bertambahnya zat-zat gizi yang hilang,
kebutuhan yang berlebihan dan kurangnya utilitas
nutrisi hematopoetik
EPIDEMIOLOGI
ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Dampak
Anemia negara maju18% mortalitas dan
merupakan ibu hamil morbiditas
gangguan menderita maternal dan
kesehatan anemia, negara perinatal di
paling sering berkembang 56% seluruh dunia,
dijumpai pada (35-75%) seluruh terlebih di
kehamilan ibu hamil negara
berkembang
Hematopoesis pada
kehamilan
 volume plasma meningkat 20-
100%
 Volume eritrosit meningkat
(1400 mL akan bertambah
240-400 mL)
 Hemoglobin menurun pada
pertengahan kehamilan dan
akan meningkat lagi pada
akhir kehamilan
PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA IBU HAMIL

Menurunkan
hematokrit
(Ht),
Ketidakseimb konsentrasi
angan antara hemoglobin
Memicu ekspansi darah (Hb) dan
peningkatan volume hitung eritrosit
produksi plasma dan
eritropoetin produksi
Kebutuhan dan eritsosit
oksigen ekspansi (HEMODILUSI)
volume
plasma
ETIOLOGI ANEMIA DALAM
KEHAMILAN I. Penyebab herediter
 Thalassemia
 Hemoglobinopati sel sabit
 Hemoglobinopati lainnya
 Anemia hemolitik herediter
II. Penyebab yang didapat
1. Nutrisional
 Anemia defisiensi besi (anemia hipokromik
mikrositik)
 Anemia defisiensi asam folat (anemia
megaloblastik)
2. Anemia akibat kegagalan sumsum tulang
(anemia aplastik atau hipoplastik)
3. Anemia akibat inflamasi, penyakit kronik atau
keganasan
4. Anemia akibat perdarahan akut
5. Anemia hemolitik didapat
Derajat Anemia Dalam
Kehamilan
Tabel 1. Nilai batas untuk anemia
pada kehamilan1
Status Hemoglobin Hematokri Klasifikasi anemia :
kehamilan (gr/dl) t (%)
Hb 11 gr% : tidak anemia
Tidak hamil 12,0 36 Hb 9-10 gr% : anemia ringan
Hamil
Hb 7-8 gr% : anemia sedang
 Trimester 1 11,0 33 Hb < 7 gr% : anemia berat
 Trimester 2 10,5 32
 Trimester 3 11,0 33

Klasifikasi anemia CDC:


• < 11 g/dL (trimester 1)
•< 10,5 g/dL (trimester 2)
•< 11 g/dl (trimester 3)
• post partum < 10 g/dL
Adaptasi tubuh terhadap
anemia
 Peningkatan cardiac output, terutama dengan
peningkatan frekuensi denyut jantung
 Vasodilatasi akibat hipoksia dengan penurunan
resistensi vaskuler
 Peningkatan perfusi jaringan
 Retribusi darah
 Peningkatan volume respirasi
 Peningkatan gradient oksigen arteriovenosa
 Pelepasan eritropoetin
GEJALA ANEMIA

 Kelelahan, kelemahan
 Simptom kardiovaskular
(palpitasi)
 Pucat pada kulit dan mucosa
 Takikardi dan hipotensi
 Hipertrofi jantung (pada kasus
kronik)
Pengaruh anemia dalam kehamilan
bagi ibu

 Abortus
 Partus prematurus
 Partus lama (inersia uteri)
 Perdarahan post partum (atonia )
 Hipoksia  syok
 Infeksi (intrapartum /postpartum)
 Anemia berat  dekompensasi
cordis
Pengaruh anemia dalam kehamilan
bagi janin
 Kematian mudigah
 Kematian perinatal
 Prematuritas
 Cacat bawaan
 Cadangan besi kurang
Anemia
defisiensi
besi

ANEMIA
Anemia
Hemolitik DALAM Anemia
Megaloblastik
KEHAMILAN

Anemia
Aplastik
ANEMIA
DEFISIENSI
BESI

ANEMIA
NUTRISIONAL

ANEMIA
MEGALOBLASTIK
Anemia Defisiensi Besi
Patogenesis
 Total besi ↓ penurunan cadangan besi pada
hepatosit dan makrofag hati, limpa dan sumsum
tulang belakang

 Setelah cadangan habis penurunan kadar


besi plasma suplai besi pada sumsum tulang
untuk pembentukan Hb menurun peningkatan
jumlah eritrosit protoporfirin produksi eritrosit
mikrositik dan penurunan nilai HB
Tahapan Defisiensi Besi

 Pertama : cadangan besi berkurang tanpa


disertai penurunan kadar besi dalam serum 
nilai feritin rendah
 Kedua : cadangan besi habis dan nilai Hb masih
dalam batas normal, penurunan saturasi
transferin, peningkatan TIBC dan peningkatan
protoporfirin eritrosit bebas
Nilai MCV dalam batas normal, ditemukan sel
mikrositik pada blood smear
 Ketiga : penurunan Hb  anemia defisiensi besi
Diagnosis

 mikrositosis dan hipokromasia


 kadar besi serum rendah
 daya ikat besi serum tinggi
 protoporfirin eritrosit tinggi
 tidak ditemukan hemosiderin dalam sumsum tulang
Terapi

 Preparat besi peroral : 600 – 1000 mg sehari ( sulfas ferous


atau glukonas ferrous )
 Preparat besi perenteral/injeksi
 Vitamin C 3x100 mg/hari
 Transfusi darah
Preparat besi oral

supplement Total iron (mg) Elemental iron


(mg)
Ferrous sulfate 325 66
Ferrous gluconate 325 36
Feostat chewable 100 33
Feostat liquid 100 33
Slow Fe 160 50
Fe 50 extended 160 50
release
Ferro-sequels time 50 50
release
Feosol caplets 50 50
Anemia Defisiensi Besi
Pencegahan
 Pemberian sf atau glukonas
ferous 60 mg sekali sehari
 Tinggi protein dan sayur
sayuran yg byk
mengandung mineral serta
vitamin
Anemia Defisiensi Besi
Prognosis
 Ibu dan janin baik
 Persalinan dpt scr normal
 Anemia berat  abortus,
partus lama, perdarahan
post partum dan infeksi,
anemia infantum
Alur diagnosis anemia dalam
kehamilan

Anda mungkin juga menyukai