Anda di halaman 1dari 26

DEFENISI

• Kehilangan : Suatu keadaan aktual/


potensial, dimana terjadi perubahan nilai
yang bermakna dari individu, perubahan
itu dari ada menjadi tidak ada

• Kematian merupakan kehilangan yang


menetap/permanen. Kematian bisa
bersifat aktual atau masih potensial
JENIS KEHILANGAN
Ada dua jenis kehilangan :
• Aktual / nyata
• Dipersepsi

Jenis aktual :
• Bersifat nyata
• Dapat diidentifikasikan orang lain.
• Mudah diidentifikasi
• Variabel menilai kehilangan mudah diukur
Misalnya : kehilangan tangan, kehilangan pekerjaan
Jenis KEHILANGAN
Jenis dipersepsikan :
• Misalnya : kehilangan harga
diri/dipermalukan
• Bersifat tersamar.
• Kurang dapat diidentifikasi orang lain.
• Penerimaan berhubungan dengan kondisi
fisik yang mengalami.
Maksudnya : Bila dalam keadaan sehat,
mudah beradaptasi terhadap kehilangan
Jenis KEHILANGAN
Jenis dipersepsikan :

• Variabel menilai kehilangan tak jelas


tergantung dari kepribadian / kondisi pisik
seseorang.
Misalnya : bagi orang lain dianggap
sepele, bagi orang itu sungguh berarti
• Dapat juga diidentifikasi
Jenis kehilangan yang di
persepsikan :
1. Maturational loss
• Misal : Seseorang anak yang pertama kali
kesekolah.

2. Situational loss
• Misal : - Tiba–tiba ditinggal mati.
- Didiagnosa tidak dapat punya anak.
- Orang kehilangan harga diri karena
dimarahi di depan orang banyak
SUMBER KEHILANGAN
1. Kehilangan aspek diri (Bagian tubuh,
fungsi)
2. Kehilangan cinta/orang lain/orang lain.
3. Kehilangan objek luar
4. Kehilangan kehidupan
5. Kehilangan lingkungan yang sudah biasa
(pindah)
SUMBER KEHILANGAN
1: Kehilangan aspek diri
• Respon individu sangat tergantung bagian tubuh yang hilang.
Misal : - Luka bakar dimuka lebih berat daripada di punggung

• Kehilangan “ Body Image “ Merupakan tingkatan kehilangan yang sangat


mempengaruhi individu, misalnya badan jadi gemuk

• Kehilangan “ self image “ mempengaruhi individu dalam “ peran sosial “.


Misal : Perubahan dari isteri kepala instansi menjadi isteri pensiunan

• Persepsi negatif dari lingkungan dapat, merupakan pencetus kehilangan


aspek diri.
• Misal : dikatakan anak seorang korupter setelah ayahnya terbukti korupsi
SUMBER KEHILANGAN
1: Kehilangan aspek diri
• Pertumbuhan dan perkembangan juga mempengaruhi aspek
kehilangan.
Bayi :
- Lingkungan intra uterin ke ekstra uterin, mulai
mengekspresikan diri secara taktil dan stimulus
pendengarnya.
- Membutuhkan “ sentuhan “ dari orang tua.
Pre sekolah :
- Membutuhkan penjelasan tentang bagian
tubuhnya yang tidak sesuai denga orang lain
- pemisahan diri sendiri dengan orang lain
karena ada adik
SUMBER KEHILANGAN
1: Kehilangan aspek diri
• Pertumbuhan dan perkembangan juga
mempengaruhi aspek kehilangan.
Sekolah
- lingkungan rumah terpisah dari sekolah, anak
harus mandiri.
- Membutuhkan kontak dan umpan balik
dari teman kelompoknya.
- Kegagalan dapat membentuk self image yang
salah/ negatif.
SUMBER KEHILANGAN
1: Kehilangan aspek diri
• Pertumbuhan dan perkembangan juga
mempengaruhi aspek kehilangan.
Dewasa :
- Kehilangan akibat perceraian, PHK,
keuangan bangkrut
- dapat mempengaruhi kondisi psikis
individu.
SUMBER KEHILANGAN
1: Kehilangan aspek diri
• Pertumbuhan dan perkembangan juga mempengaruhi
aspek kehilangan.
Lansia :
- Kehilangan bentuk fisik, pekerjaan, kehilangan variasi
hidup
- membuat individu merasa frustasi
- tingkatan kehilangan paling sangat
membutuhkan support adalah
meninggalnya pasangan hidup.
SUMBER KEHILANGAN
2. Kehilangan cinta/orang yang dicintai
• Tingkatan kehilangan yang sulit untuk
diidentifikasi orang lain dan sulit dialihkan.
• Respon individu yang sentimentil akan
menunjukkan sikap yang tidak rasional.
• Stresor tertinggi
SUMBER KEHILANGAN
3. Kehilangan objek luar.
1. Kehilangan objek mati
Misal : kehilangan uang Rp 100.000 bagi
orang Kaya, biasa saja, tetapi bagi orang
miskin bisa sakit

2. Kehilangan objek hidup


Misal : Binatang kesayangan yang dijadikan teman,
seperti anjing, kelinci membuat seseorang
menjadi depresi atau marah.
SUMBER KEHILANGAN
4. Kehilangan kehidupan (didiagnosa sakit berat,
umurnya tidak lama)
• Kehilangan kehidupan merupakan kehilangan
permanen.
• Kematian secara umum selalu menimbulkan
rasa cemas dan takut.
• Tetapi ada yang sangat traumatik
terutama pada orang–orang tertentu
Misal : Orang miskin, seseorang
hidup sebatang kara.
SUMBER KEHILANGAN
5. Kehilangan lingkungan yang biasa
• Misalnya : Pindah rumah / sekolah
• Anak umur 6 – 7 th merasa sangat
kehilangan saat berkumpul di sekolah
baru, begitu juga seorang mahasiswa
yang untuk pertama kali pisah dengan
orang tua/lingkungan keluarga.
• Lingkungan baru sering dianggap sebagai
ancaman terhadap keamanan individu
Respon terhadap kehilangan
Tergantung dari beberapa, faktor antara
lain:
1. Arti kehilangan
2. Umur
3. Kultur
4. Keyakinan
5. Jenis kelamin
6. status sosial ekonomi
Enam Karakteristik berkabung
1. Seseorang akan menunjukkan reaksi shock dan
ketidakpercayaan.
2. Seseorang akan merasa sangat sedih dan perasaannya
kosong/ hampa saat teringat sesuatu yang hilang.
3. Ketidaknyamanan seperti sesak napas, dada tertekan,
tercekik, nafaas pendek, menangis.
4. Selalu membayangkan sesuatu yang hilang.
5. Mengekspresikan perasaan berdosa.
6. Mudah marah/tersinggung.

• Seseorang yang tak mampu mengekspresikan


perasaannya berkabungnya/berkabung bekepanjangan
akan mengakibatkan depresi.
Reaksi kehilangan berdasarkan
tingkatan berkabung
SCHULZ (1970) :
- PHASE INTIAL
- PHASE INTERMEDIATE
- PHASE RECOVERY

ENGEL (1964) :
- SHOCK/ DISBELIEF
- DEVELOPING AWARENESS
- RESTITUTION
- RESOLVING THE LOSS
- IDEALIZATION OUT COME
ENGEL
PHASE PENGKAJIAN INTERVENSI

SHOCK /DISBELIEF - Terlihat tanda-tanda - Observasi klien dan


menerima secara lingkungan agar tidak
intelektual membahayakan klien
- menolak secara
emosional

DEVELOPING - Mulai menyadari adanya - Komunikasi terapeutik


AWARENESS kehilangan - Beri dukungan fisik dan
- Reaksinya : marah, mental
menangis, merasa
bersalah - Arahkan ke realita.

RESTITUTION - Mulai kontak dengan - Bantu berinteraksi dengan


lingkungan lingkungan
- Mau ikut acara ritual
Kubler - Ross
PRILAKU INTERVENSI
SHOCK AND DISBELIEF
• Kesadaran menurun awal • Berikan pernyataan
• Respon fisik : otot lemas, penguatan, perhatikan
tremor, pusing, kulit makanan, minuman,
merah, dingin, lembab, keamanan
diaforesis, anoreksia, • Observasi keadaan fisik
tidak nyaman. supaya tidak sakit
• Perhatikan lingkungan
supaya tidak
membahayakan individu
Kubler - Ross
PRILAKU INTERVENSI
DENIAL - Tetap memberi / membuka realita
Individu menghindari kenyataan dengan memberi bukti-bukti
dengan : - Dengarkan tanpa terlibat proses
- tidak membuat keputusan. pengingkaran
- melakukan kegiatan yang tidak - Tetap memperhatikan kebutuhan
perlu fisiknya
- tidak menerima pengobatan. - Temani klien tanpa
- mencari bukti – bukti bahwa mendiskusikan alasan/penyebab
kehilangan tidak ada/akan terjadi prilakunya, kecuali bila diminta
- gembira dibuat – buat
- mood berubah –ubah
- Individu menghindari sumber-
sumber informasi akurat, atau
menolak bantuan/ perhatian orang
lain
Kubler - Ross
PRILAKU INTERVENSI
ANGER
- individu marah kepada keluarga, • Beri bimbingan antisipasi tentang
tim kesehatan, Tuhan. perasaan, bahwa itu adalah wajar.
- Janda / duda marah pada • Jangan “ dimasukkan hati “,
almarhum jangan mencoba memotong, bawa
- Individu menjadi menuntut dan ke tempat tenang dulu
menuduh. • Dengarkan dulu, baru beri
- Kemarahan bisa menimbulkan jawaban, bila tidak tahan,
rasa bersalah, kemudian cemas tinggalkan
dan akhirnya HDR • Hindari sebisa mungkin faktor
- Individu iri pada orang yang tidak penyebab marah
kehilangan. • Alihkan marah pada hal positif
- Individu mungkin enggan berbagi
rasa dan pikiran.
Kubler - Ross
PRILAKU INTERVENSI
BARGAINING
- Individu mau berbuat apa saja • Beri informasi agar mudah
untuk menghindari kehilangan mengambil keputusan
atau agar prognosa/masalah
berubah. • Beri bantuan spiritual
- Individu mulai tawar- menawar
dengan Tuhan. • Beri bantuan sesuai dengan
- Individu menerima bentuk baru kebutuhan
terapi atau bantuan dari orang
lain
Kubler - Ross
PRILAKU INTERVENSI
DEPRESSION
- Realita kehilangan sudah diterima. • Berikan dukungan dan empati
- Bingung, motivasi menurun, hilang • Temani pada saat menangis,
ketertarikan, tidak bisa mengambil • Beri sentuhan yang menenangkan
keputusan, menangis, murung. • Komunikasi dengan “ care “
- Menarik diri dari hubungan orang • Mendengarn aktif
lain dan kegiatan. • Kaji apakah ada resiko meyakini
- Individu diam, merasa kesepain. diri atau orang lain.
- Teringat masa lalu dan obyek yang • Rujuk ke dokter jiwa.
hilang
- Individu malas berdandan.
- Individu bisa suicide, atau pakai
koping destruktif, misal : minum
obat berlebihan.
Kubler - Ross
PRILAKU INTERVENSI
ACCEPTANCE
- Individu menerima kehilangan • Biarkan “ curhat “ baik secara
dan kematian & mulai verbal, menulis, melukis, tape.
menyusun rencana. • Biarkan dan beranikan klien
- Individu mampu “ cur – hat “ mengenang masa lalu
- Klien marasa lebih baik. • Beri informasi/bantuan sesuai
yang di inginkan.
- Kenangan masa lalu muncul,
• Terima perasaannya.
tetapi tidak terlalu menyedihkan
• Bantu dalam menyusun
lagi. rencana masa depan.
- Masa baik menggantikan masa
buruk.
- Hidup mulai stabil.

Anda mungkin juga menyukai