IBU HAMIL KEK DI KOTA DEPOK TAHUN 2012 RAHMI NURMADINISIA 1606945283 LATAR BELAKANG Kebijakan Pemerintah di STATUS GIZI IBU KONDISI KEK Bidang Kesehatan HAMIL Gizi 1000 HPK
KEK PADA BUMIL KEGIATAN PMT di
DI KOTA DEPOK KOTA DEPOK ANALISIS KEBIJAKAN • Kebijakan program di masa lalu UPGK (1970- 1980) PMT Ibu Hamil • Saat ini terdapat beberapa legislasi pusat terkait kegiatan PMT • Permenkes (PMK) RI Nomor 23 tahun 2014 Upaya perbaikan gizi Hubungan vertikal • Keputusan Menteri Kesehatan No.899 tahun 2009 Pemerintah Pusat --> Spesifikasi PMT pada ibu hamil daerah Penguatan • PP No.42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Kebjakan Percepatan Perbaikan Gizi tanggal 23 Mei 2013 • UU No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 Kebijakan PMT Ibu hamil KEK • Perda Kota Depok No. 13 tahun 2011 RPJMD Kebijakan distributif 2011-2016 ANALISIS KONTEN • Belum ada rincian secara detail baik dari bentuk, penggunaan, spesifikasi, waktu dan cara pemberian Pedoman petunjuk teknis PMT ibu hamil. Seperti dalam Kepmenkes No. 899 tahun 2009 • Dinkes Kota Depok KAK (Kerangka Acuan Kerja) terkait pengadaan kegiatan PMT bumil KEK Gakin • Mekanisme Pendistribusian PMT • Kecukupan zat gizi belum terpenuhi optimal • Belum dapat dilihat apakah kegiatan tersebut dapat mengurangi prevalensi KEK • Format monitoring jumlah distribusi pemberian PMT setiap Puskesmas • Kurang baiknya sistem pendokumentasian ANALISIS KONTEKS • Ditinjau dari segi konteks faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat berperan dalam pelaksanaan dan pendistribusian PMT agar sesuai dengan sasaran • Status sosial ekonomi Sasarannya adalah Ibu hamil dengan keluarga miskin • Berdasarkan segi kesiapan sarana pelayanan kesehatan SDM • Banyaknya program terkait program gizi yang dikoordinir oleh satu staf gizi • Beban ganda • Petugas Kesehatan memastikan PMT yang diberikan tepat sasaran ANALISIS PROSES • Pejabat pembuat komitmen pengguna anggaran kegiatan peningkatan gizi masyarakat. • Penyusunan kerangka acuan untuk kegiatan PMT ini bersifat tidak partisipatif. • Belum ada ketentuan khusus atau pedoman secara tertulis mengenai perencanaan program PMT KAK • Format baku mengenai program PMT Bumil KEK • Tidak ada hasil pelaporan yang dikirimkan ke tingkat propinsi, ANALISIS AKTOR • Aspek partisipatoris dari proses penyusunan kebijakan terkait juga dengan aspek aktor atau pemeran yang menentukan dalam implementasi kebijakan tersebut. • Beban ganda yang dialami petugas gizi baik di tingkat Dinkes Kota maupun di Puskesmas menjadi faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan PMT • Pemerintah daerah selaku petugas operasional juga seharusnya membuat kemitraan yang baik dengan masyarakat sehingga pelaksanaan kegiatan PMT ini dapat berjalan dengan optimal • disposisi kerja yang jelas dan terarah sesuai peranan masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan KRITERIA PENILAIAN KEBIJAKAN • Efektifitas • Dilihat dari efek langsung yang dihasilkan dari pelaksanaan dan bersifat independen • efektifitas kegiatan PMT hanya dapat dilihat dari jumlah pendistribusian produk PMT • Kegiatan PMT bumil KEK Gakin di Kota Depok belum dapat dinilai seberapa besar keefektifan dari kegiatan tersebut • Efisiensi • Indikator apakah kegiatan PMT ibu hamil KEK Gakin ini efisien atau tidak dilihat dari 3 kriteria, yaitu efisiensi teknis (produktif), efisiensi alokatif dan efisiensi dinamis (jangka panjang). • Tidak adanya outcome yang jelas dalam kegiatan ini hanya akan membuat kegiatan ini menjadi tidak begitu bermanfaat • Equity • Kegiatan PMT ini termasuk dari keadilan sosial, dimana diharapkan kegiatan ini dapat meminimisasi kesenjangan sosial ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN • Sumber Daya yang tidak cukup • sumber daya yang tidak memadai akan berpengaruh terhadap pelaksanaan suatu kebijakan • perencanaan yang matang dalam kegiatan ini hingga dapat diketahui jumlah petugas serta kualifikasi dari petugas tersebut • Resistensi terhadap rencana • Kemungkinan retensi petugas puskesmas • Petugas puskesmas hanya melakukan sesuai dengan instruksi dari Dinkes tidak dilibatkan dalam proses penyusunan kerangka kegiatan PMT. • Kurang terampil dalam implementasi • Sosialisasi dan pelatihan bagi petugas gizi yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan PMT • Kompeten dan memiliki kapasitasi yang baik.