Anda di halaman 1dari 36

“ANALISIS KEMATIAN IBU DAN IUFD

DI DINAS KESEHATAN
KABUPATEN JEPARA TAHUN 2019”
ANGGOTA KELOMPOK

• ENTAN AFRIANNISYAH P1337424718047 • NAHDIYAH KARIMAH P1337424718054


• DIYAS WINDARENA P1337424718048 • EWITH WIDYA MARETA P1337424718055
• CRISTINAWATI B/r HALOHO P1337424718049 • ENDAH PURWANTI H P1337424718056
• YENI NURLITA SEFTIA D P1337424718057
• ZAHROTUN NISA’ S P1337424718050
• KINTAN ANNISA P1337424718058
• ANNISA SEPTY N P1337424718051 • YULIA FEBRINA P1337424718059
• RISKA ISMAWATI HAKIM P1337424718052 • CANDRA TYAS NUR F P1337424718060
• SITI NURHARISAH P1337424718053 • RENI HARIYANTI P1337424718061
LATAR BELAKANG

• World Health Organization (WHO) tahun 2015 bahwa


jumlah kematian ibu di dunia mencapai 289.000 jiwa
• Data SDKI 2012 AKI mengalami kenaikan dari
228/100.000 Kelahiran Hidup (KH) menjadi 359/100.000
KH
• Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah
perdarahan 33.22%, hipertensi dalam kehamilan 27.08%,
gangguan sistem peredaran darah 13.29% dan infeksi
4.82%
• Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan dari
109,65/100.000 KH pada tahun 2016 menjadi
88,05/100.000 KH pada tahun 2017
• Kabupaten Jepara tahun 2016 sebanyak 14 kasus,
kemudian mengalami penurunan pada tahun 2017
menjadi 12 kasus, tahun 2018 tetap dengan jumlah
12 kasus, dan pada bulan Januari sampai Maret 2019
sebanyak 10 kasus
• Komplikasi maternal karena infeksi di Kabupaten Jepara
tahun 2017 yaitu sebanyak 14 kasus, pada tahun 2018
meningkat menjadi 15 kasus, sedangkan pada bulan
Januari sampai maret 2019 sebanyak 4 kasus.
• Jumlah kematian bayi di Kabupaten Jepara tahun 2016
sebanyak 115 kasus, hal ini mengalami penurunan pada
tahun 2017 yaitu 108 kasus, dan mengalami penurunan
kembali tahun 2018 yaitu 98 kasus. Terhitung dari Januari
sampai Maret 2019 jumlah kematian bayi di Kabupaten
Jepara tercatat 32 kasus
GAMBARAN UMUM KABUPATEN JEPARA
• Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi
di Indonesia yang terletak cukup strategis karena
berada diantara dua provinsi besar, yaitu bagian
barat berbatasan dengan provinsi Jawa Barat, bagian
timur berbatasan dengan Jawa Timur. Sedangkan
bagian utara berbatasan dengan laut Jawa dan
bagian selatan berbatasan dengan samudra Hindia
dan daerah istimewa Yogyakarta.
PETA KABUPATEN JEPARA
• Kabupaten Jepara memiliki 16 Pembagian Wilayah
Administratif yang terdiri dari Kedung, Pecangaan,
Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit,
Tahunan, Jepara, Mlonggo, Pakis Aji, Bangsri,
Kembang, Keling, Donorojo, dan Karimunjawa
• Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara
pada tahun 2018, jumlah penduduk Kabupaten
Jepara mencapai 1.158.182 jiwa.
PROGRAM UNGGULAN
DINAS KESEHATAN JEPARA
• Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara memiliki Rumah
Tunggu Kelahiran (RTK) yang bisa dijadikan tempat tinggal
sementara bagi ibu hamil & pendampingnya hingga
persalinan. RTK dibentuk sebagai salah satu bentuk
perhatian pemerintah kabupaten Jepara untuk
mengurangi resiko kematian ibu dan anak. RTK
diperuntukkan untuk menjangkau warga yang daerah
tempat tinggal sulit dijangkau sehingga dapat mengakses
pelayanan kesehatan dengan mudah.
Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten
Jepara Tahun 2017- Maret 2019
12.5

12 12
12

11.5

11

10.5

10
10

9.5

9
2017 2018 Jan-Mar 2019
Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Jepara
120
Tahun 2017- Maret 2019
108

98
100

80

60

40
32

20

0
2017 2018 Jan-Mar 2019
Jumlah Kasus IUFD di Kabupaten Jepara
Tahun 2017 – Maret 2019
80
72
70

60 56

50

40

30

19
20

10

0
2017 2018 Jan-Mar 2019
Cakupan K1, K2, Persalinan, Kunjungan
Nifas dan Kunjungan Neonatus
Tahun KF 1 KF2 KF3
Tahun K1 K4
2017 100% 99,92% 99,1
2017 100 % 95,1 %
7%
2018 98,59 % 92,49 % 2018 99,95% 99,27% 98,8
9%

Tahun Persalinan Oleh Nakes Tahun Kunjungan Neonatus (0-28


2017 100% hari)
2018 100% 2017 99,04%
2018 99,9%
Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Jepara
Tahun 2017 - Maret 2019

18%

Eklampsia
PEB
41%
Infeksi
Perdarahan
17% Hipertiroid
Lain-Lain

12%
6%
6%
Jumlah Kematian Ibu Akibat Sepsis di Kab.
JeparaTahun 2017 – Maret Apri 2019
2.5

2
2

1.5

0.5

0 0
0
2017 2018 Jan-Maret 2019
Kajian Kasus

• Kajian Kasus Kematian Ibu

• Kajian Kasus IUFD


Kajian Teori
• Sepsis adalah kondisi mengancam jiwa yang muncul
ketika respons tubuh terhadap infeksi melukai jaringan
dan organnya sendiri
• Faktor Risiko Sepsis yaitu Pendidikan, Usia, Paritas, Status
Gizi, Riwayat Kesehatan Ibu, dan Sanitasi.
• Gangguan koagulasi pada sepsis dapat bervariasi dari
aktivitasi koagulasi yang hanya terdeteksi oleh marker
sensitive hingga disseminated intravascular coagulation
(DIC)
Patofisiologi Koagulasi pada Sepsis

Gangguan koagulasi pada sepsis terjadi melalui tiga


mekanisme:
1. Pembentukan thrombin yang diperantarai TF
(Transfer Factor) diekspresikan pada permukaan sel
endotel, monosir, dan platelet ketika sel-sel
distimulasi oleh toksin, sitokin atau mediator lain.
Gangguan mekanisme antikoagulan yang terganggu
pada sepsis.
1. Sistem antithrombin
2. Sistem protein C
3. Tissue factors pathway inhibitor
Penghentian system fibrinolisis
Gambaran Klinis Koagulopati pada Sepsis

1. Aktivitas koagulasi sistemik fisiologis


2. Non-overt disseminated intravascular coagulation
3. Transient consumption coagulopathy
4. Overt DIC
5. Purpura fulminans
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)

DIC sebagai suatu sindroma yang ditandai oleh aktivasi


koagulasi intravaskular dengan hilangnya lokalisasi yang
muncul dari berbagai sebab yang berbeda, salah
satunya ialah sepsis.
IUFD
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) adalah janin yang mati
dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih
atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20
minggu atau lebih (Saifudin, 2010)
Faktor Penyebab IUFD
1. Faktor Ibu
Paritas, usia ibu, anemia, dan Pendidikan
2. Faktor fetal
Kelainan kongenital
3. Kelainan tali pusat
Kelainan insersi, kelainan panjang, tali pusat pendek,
tali pusat Panjang, lilitan tali pusat, tali pusat
menumbung dan terkemuka, prolapse tali pusat, tidak
terbentuk satu arteri umbilical, torsi tali pusat,
struktur tali pusat, kisat tali pusat, hematoma tali
pusat, edema tali pusat.
Penatalaksanaan dan Pencegahan IUFD
Analisa Kasus

Analisa Kasus Kematian Ibu.docx

Analisis Kasus IUFD.docx


• Implementasi Kegiatan Penelusuran
Kasus, Analisis SWOT dan POA.docx
Kesimpulan
• Kematian ibu di Kabupaten Jepara periode
2017 – Maret 2019 yaitu 48 3 kasus
terbesar penyebab kematian ibu
diantaranya Preeklampsi 23%, Eklampsi
18%, dan Infeksi 18%. Penyebab kematian
ibu di Kabupaten Jepara salah satunya
adalah infeksi sebanyak 4 kasus yang
menyebabkan komplikasi kematian oleh
sepsis sebanyak 2 kasus
• Faktor penyebab kematian maternal
oleh sepsis ada beberapa, yaitu
pendidikan, usia, paritas, status gizi,
riwayat kesehatan ibu, sanitasi.
• Kematian bayi di Kabupaten Jepara
tahun 2017 – Maret 2019 sebagian
besar disebabkan oleh IUFD.
• Faktor Penyebab kematian oleh IUFD yaitu
faktor Ibu ; paritas, usia ibu, anemia,
pendidikan. Faktor Janin ; faktor genetik yang
menimbulkan kelainan konginetal. Faktor Tali
Pusat ; kelainan insersi, kelainan panjang, tali
pusat pendek, tali pusat panjang, lilitan tali
pusat, tali pusat menumbung dan terkemuka,
prolaps tali pusat, tidak terbentuk satu arteri
umbilikal, torsi tali pusat, striktur tali pusat,
hematoma tali pusat, kista tali pusat, edema
tali pusat.
• Faktor penyebab utama kematian maternal
dan perinatal di kabupaten Jepara yaitu
status gizi, keadaan lingkungan, keadaan
sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang
kurang baik menjelang kehamilan, kejadian
komplikasi pada kehamilan dan kelahiran,
tersedianya dan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan prenatal dan obstetri.
• Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng
adalah suatu program untuk
menurunkan angka kematian ibu dan
IUFD saat proses persalinan dan
deteksi dini ibu hamil yang bermasalah,
mendorong Pemerintah Kabupaten
Jepara untuk dapat mendukung
program tersebut.
Saran
Bagi Dinas Kesehatan
• Mengaktifkan dan mengoptimalkan kerja kader MKIA di
Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Jepara.
• Meningkatkan jumlah provider baik dari tenaga
kesehatan dan kader.
• Mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi efektif tenaga kesehatan untuk dapat
memahami kondisi masyarakat.
• Mengadakan sosialisasi dan edukasi kepada kader dalam
penggunaan alat digital Tensi dalam meningkatkan
derajat kesehatan ibu hamil.
• Pelayanan ANC terpadu (10T) lebih dioptimalkan
terutama dalam pemeriksaan K1 pada setiap ibu
hamil.
• Pemantauan rujukan klien ditingkatkan dan lebih
intensif pada kasus risiko tinggi, sehingga
diharapkan bukan lagi rujukan kegawatdaruratan
tetapi rujukan terencana.
• Mengevaluasi kerjasama antara bidan desa
dengan puskesmas dalam pemantauan ibu hamil
risiko tinggi.
• Deteksi dini ibu hamil dengan hipertensi secara
dini dengan pemantauan berkelanjutan dan
menjalankan program Gardias.
Bagi Institusi Pendidikan
• Meningkatkan kualitas persiapan
praktik untuk mahasiswa.
• Menyamakan persepsi dalam setiap
kegiatan praktik dan laporan
mahasiswa.
Bagi Mahasiswa
• Lebih meningkatkan kualitas individu
dalam melakukan audit maternal dan
perinatal.
• Lebih fokus dalam menganalisa penyebab
AKI dan AKB sehingga dapat memberikan
solusi yang tepat dan diharapkan dapat
memberikan inovasi dalam menurunkan
angka kematian dan angka kejadian
maternal dan perinatal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai