Anda di halaman 1dari 54

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

RSUD Cengkareng
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
No. Rekam Medik : 92-30-23
Nama lengkap : Ny. N Nama suami : Tn. U

Umur : 45 tahun Umur : 41 tahun

Pendidikan : SD Pendidikan : SMA

Agama : Islam Agama : Islam

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Supir

Alamat : Perumnas Blok E, RT 9 / RW 15 Alamat : Perumnas Blok E, RT 9 / RW 15


Anamnesis
 Keluhan utama
Keluar cairan bening dari jalan lahir tiba –
tiba sejak 10 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Wanita 24 tahun G1P0A0 datang Pukul 20.00 WIB, pasien kembali
ke IGD dengan keluhan keluar merasa ada cairan yang keluar.
cairan bening dari jalan lahir sejak Semakin banyak dari sebelumnya.
pukul 10.00WIB. Pasien langsung Cairan berwarna kuning, tidak
ke bidan, ditemukan sudah berbau, tidak berdarah. Pasien
pembukaan dua. belum merasa mulas.

Pasien merasakan gerakan janin,


Pukul 21.00 WIB pasien dibawa
tidak nyeri, tiddak ada keputihan,
ke ruang bersalin. Pasien masih
rasa sakit daerah kemaluan
merasa ada cairan yang keluar.
disangkal, tidak ada demam,
Mulas muncul 1 jam sekali,
mual/muntah, sakit kepala. BAB dan
namun jarang. Pasien mengaku
BAK normal. Pasien tidak
sudah diberikan Oksitosin 4 kali,
berhubungan intim beberapa hari
namun masih sama saja.
sebelum keluhan muncul.
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat DM (-) Riwayat Hipertensi, asma,
penyakit jantung dan alergi obat disangkal.

Riwayat penyakit keluarga:


Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa.
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit
kronis.

Riwayat Pernikahan:
1x, sudah 1 tahun 3 bulan dengan suami sekarang
Riwayat haid:
Menarche umur 14 tahun
Siklus haid : Teratur
Lama haid: 3 hari
Dismenore: (-)

Riwayat Obstetri:
HPHT : Lupa
HPL : 10-02-2017
Tanggal pemeriksaan: 20-02-2017
UK : 38 minggu
Kehamilan : G1P0A0

Riwayat ANC :
Pemeriksaan kehamilan dilakukan rutin
di bidan

Riwayat KB : (-)
Pemeriksaan Fisik
• KU: Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Vital Sign:
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 102 x / menit
Suhu : 36,3°C
RR : 22 x / menit
Status Generalis
Kepala:
Mata: Subanemis (-/-), ikterus (-/-)
Hidung: Discharge (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut: Bibir sianosis (-), bibir kering (-)

Tenggorokan:
Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)

Leher:
Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
Kulit:
Turgor baik, ptekiae (-)

Thorax:
Cor: S1-S2 tunggal, reguler
Pulmo: Ves +/+, Rh -/-, wheezing (-/-)

Ekstremitas:
Edema (-), akral hangat
Status Obstetricus
Inspeksi: striae gravidarum (+)

Auscultasi: DJJ: 144 x / menit

Palpasi: Janin tunggal, memanjang, preskep , puka

- Leopold I : Teraba bagian lunak (Bokong), TFU 32 cm


- Leopold II : Teraba bagian punggung di perut kanan (PUKA)
- Leopold III : Teraba bagian bulat, keras (Kepala)
- Leoplod IV : Letak kepala sudah masuk PAP

HIS : 1-2 x / 10’ / 10-15”


Inspekulo :
Tidak dilakukan

Pemeriksaan Dalam: (Pukul 22.00)


v/u tenang, portio tebal di belakang,
pembukaan 2 cm, selaput ketuban tdk dpt
dinilai, Hodge I
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
- Leukosit : 20,2 rb / uL (N: 4-10)
- Hemoglobin : 12,8 g/dl
- Hematokrit : 38 %
- Trombosit : 192.000
- Masa perdarahan : 01’30”
- PT/PTC : 11,7/12,2
- APTT/APTTC : 27,9/29,3
- Golongan darah/Rhesus : A/+
Kimia Darah
- Glukosa Darah Sewaktu : 83 mg/dl
- SGOT :-
- SGPT :-
- Ureum :-
- Kreatinin :-
Baseline : 140
Variability : 5-15
Aselerasi : 2 kali dalam 12 menit
Deselerasi :-
KESAN : Kategori I
Resume
Ny.FH umur 24 tahun dengan G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu,
mengeluh adanya cairan bening yang keluar dari jalan lahir sejak
10 jam SMRS. Cairan berwarna jernih, tidak berbau, tidak berdarah.
Pasien langsung datang ke bidan untuk kontrol. Dari hasil
pemeriksaan dikatakan sudah pembukaan dua. Pukul 20.00 WIB,
pasien kembali merasa ada cairan yang keluar dari jalan lahir.
Awalnya air yang keluar sedikit, tetapi hingga malam hari air yang
keluar semakin banyak kira-kira sebanyak 1 gelas aqua, mengalir
seperti kencing yang merembes tidak dapat ditahan. Pasien
kemudian dirujuk ke IGD RSUD Cengkareng. Pukul 21.00 WIB pasien
dibawa ke ruang bersalin RSUD Cengkareng. Pasien mulai merasa
mulas, muncul 1 jam sekali, dengan durasi kurang dari 5 menit.
Pasien mengaku sudah diberikan obat Oksitosin sebanyak kurang
lebih 4 kali, namun rasa mulas tidak bertambah. Saat dilakukan
pemeriksaan dalam, masih tetap pada pembukaan dua.
Dari riwayat penyakit dahulu, selama pasien hamil pasien
tidak pernah menderita penyakit yang berat, tidak pernah
demam tinggi yang lama, tidak juga menderita tekanan darah
tinggi (hipertensi), asma, penyakit jantung, maupun penyakit
kencing manis. Pasien menyangkal mengkonsumsi obat-
obatan, alkohol, dan rokok selama hamil ataupun sebelum
hamil. Pasien tidak mengikuti program KB.

Gerak janin (+), nyeri saat janin bergerak (-), mulas (-),
lendir darah (-), demam (-). ANC di bidan teratur. Di USG
terakhir, dikatakan normal tidak ada kelainan. HPHT : Pasien
lupa, TP : 10/02/2017.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit
sedang dengan kesadaran compos mentis. Didapatkan suhu
36,3oC, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 102 x/menit,
berat badan 58 kg, tinggi badan 145 cm, status generalis
dalam batas normal.

Status Obstetrik :
Inspeksi: Striae gravidarum (+)
Auscultasi: DJJ: 144 x / menit
Palpasi: Janin tunggal, hidup, memanjang, preskep , puka
HIS : 1-2 x / 10’ / 10-15”
VT : v/u tenang, portio tebal di belakang, pembukaan 2
cm, selaput ketuban tdk dpt dinilai, Hodge I
Diagnosis
• G1P0A0 Gravida aterm, janin tunggal hidup,
letak kepala, KPD
Planning
• Rawat inap
• IVFD RL 12 tpm
• Injeksi Ceftriaxon 1 gr
• Rencana SC
Prognosis
• Ibu
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam

• Janin
Ad Vitam : Dubia ad bonam
20/02/2016, Pukul 23.55 WIB
• Lahir bayi laki-laki, presentasi kepala,
berat lahir 2900 gram, panjang badan 47
cm. Bayi dikeringkan dan diselimuti.
Follow Up
S O A P
20/02/2017
TSS/CM KPD pada
Kencang TD = 120 / 70 RR = 20 x G1P0A0,
Rawat inap
kencang (-), /m H.aterm,
IVFD RL 12 tpm
21.30 WIB rasa ingin N = 80 x /m S = 36,3° presentasi
Inj. Ceftriaxon 1
mengedan (-), C kepala
gr
rembesan ak Obs & Gyn : tunggal
Rencana SC
(+), lendir His 5x 10’ - 30” hidup
darah (-) DJJ : 150x/menit dengan
VT : Pembukaan 2 cm, KPD > 12
kepala di Hodge 1 jam
23.00 WIB Dilakukan KU/Kes:Baik/CM P1A0 Post Observasi KU,
SC TD:110/80mmHg SC,Hamil TTV, Perdarahan
N: 84X/mnt Aterm Janin Ceftiraxone 1x2 gr
RR:20X/mnt Presentasi IV
Suhu : 36,5 C Kepala RL + Oxytocin 20
St.Generalis : dbN Tunggal IU 20tpm
St. Obs : TFU sepusat, Hidup SF 1x1
kontraksi baik dengan KPD Cek DPL post OP
I : v/u tenang, perdarahan Nifas Hari 0 Mobilisasi
(-) Bertahap
Hb post transfusi : 8,7 g/dl GV hari ke 3
Rawat Ruangan
21/02/2017 Flatus (+) KU/Kes : Baik/CM P1A0 Post Obs KU, TTV,
BAK (+) TD:110/60mmHg SC, Hamil Perdarahan
BAB(-) FN:80X/mnt Aterm Janin Cek DPL
Perdarahan FP:20X/mnt Presentasi Mobilisasi bertahap
dbn Suhu : 36,7 C Kepala Ceftriaxon 2x1 gr
ASI (+) St.Generalis : dbN Tunggal IV
Mobilisasi (+) St. Obs : TFU 2 jari Hidup Tramadol 3x1 IV
Nyeri bekas dibawah pusat, kontraksi dengan KPD Metronidazol
jahitan (+) baik Nifas Hari 1 3x500 IV
berkurang I : v/u tenang,perdarahan Diet Putih Telur 6
(-) butir/hari
GV hari ke 3
22/02/2017 Flatus (+) KU/Kes : Baik/CM P1A0 Post Obs KU, TTV,
BAK (+) TD:100/70mmHg SC, Hamil perdarahan
BAB(-) N:80X/mnt Aterm Janin Cefadroxil 2x500
Perdarahan RR:20X/mnt Presentasi Asam Mefenamat
dbn Suhu : 36,4 C Kepala 3x500
ASI (+) St.Generalis : dbN Tunggal SF 2x1
Mobilisasi (+) St. Obs : TFU2 jbpst, Hidup
Nyeri bekas kontraksi baik, dengan KPD
jahitan (+) perdarahan(-) Nifas Hari 2
berkurang I : V/u tenang, perdarahan
(-).
2/02/2017 Flatus (+) KU/Kes : Baik/CM P1A0 Post Aff infus
BAK (+) TD:100/70mmHg SC, Hamil Th/ oral
BAB(-) N:80X/mnt Aterm Janin Cefadroxil 2x500
Perdarahan RR:20X/mnt Presentasi Asam Mefenamat
dbn Suhu : 36,4 C Kepala 3x500
ASI (+) St.Generalis : dbN Tunggal SF 2x1
Mobilisasi (+) St. Obs : TFU2 jbpst, Hidup Pasien
Nyeri bekas kontraksi baik, dengan KPD diperbolehkan
jahitan (+) perdarahan(-) Nifas Hari 2 pulang
berkurang I : V/u tenang, perdarahan
(-).
Tinjauan Pustaka

KETUBAN PECAH DINI


Selaput ketuban :
Chorion dan amnion
Fungsi selaput ketuban :
Menghasilkan air
ketuban dan melindungi
janin dari infeksi
Fungsi air ketuban :
Pelindung bagi janin,
sebagai sumber nutrien
dan cadangan cairan
sementara, membantu
proses persalinan
 Ketuban pecah dalam proses persalinan

 Hal ini disebabkan oleh kontraksi uterus

dan peregangan berulang


 Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya
selaput ketuban sebelum persalinan
 PPROM (preterm premature rupture of

membranes)

 PROM (prelabour rupture of membrane)


 Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya
selaput ketuban sebelum persalinan
(Prawirohardjo, 2010).
 Ketuban pecah dini : Keluarnya cairan berupa
air-air dari vagina setelah kehamilan berusia
22 minggu, dapat terjadi pada kehamilan
preterm (sebelum usia kehamilan 37 minggu)
maupun kehamilan aterm (Saifuddin, 2010).
 Dalam keadaan normal, 8-10% perempuan
hamil aterm akan mengalami ketuban pecah
dini
 KPD pada midsmester kehamilan (<1%)
 KPD prematur terjadi pada 1% kehamilan
 Selaput ketuban
 Serviks inkompeten
 Polihidramnion
 Kehamilan ganda
 Malpresentasi janin (letak sungsang dan lintang)
 Infeksi vagina/serviks (vaginosis bacterial, klamidia,
gonore, streptokokus grub B)
 Faktor lain : Umur, merokok selama kehamilan,
defisiennsi gizi dan vitamin C, riwayat KPD
 Degenerasi jaringan ikat dan vaskularisasi 
selaput ketuban tidak kuat
 Bila terjadi pembukaan serviks  selaput
ketuban sangat lemah dan mudah pecah

 Melemahnya kekuatan selaput berhubungan


dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim,
dan gerakan janin
 Faktor infeksi  Peningkatan aktifitas IL-1 dan
prostaglandin  Menghasilkan kolagenase jaringan
 Terjadi depolimerase kolagen pada selaput korion/
amnion  Sebabkan selaput ketuban tipis, lemah
dan mudah pecah spontan

 Faktor trauma dan tekanan intra abdominal 


Adanya stress material dan fetal  Peningkatan
pelepasan plasental cortikotropin releasing hormon
(CRH)  Pembentukan enzym matriks
metalloproteinase (MMP)  Ketuban pecah
 Keluar cairan ketuban dari vagina
 Pemeriksaan spekulum : ada cairan
keluar dari ostium uteri externum
 Kultur dari swab untuk chlamydia,
gonnorhea, dan stretococcus group B
 Tes Lakmus (Tes nitrazine)
 Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa:
warna, konsentrasi, bau dan pHnya.
 mengukur pH
▪ pH normal dari vagina = 4,5 - 5,5
▪ pH cairan ketuban = 7,1 - 7,3
 Ferning test
 Cairan dari fornix posterior diletakan
pada slide dan keringkan pada udara
kering
 Cairan amnion akan berubah menjadi
bentuk bekuan dari kristalisasi (gambaran
seperti daun pakis)
 Cairan ketuban berbau dan keruh
 Demam > 38⁰C
 Leukositosis > 15.000/mm3
 Takikardi ibu dan janin
 Pemeriksaan TTV
 Tanda infeksi KPD (+)  periksa janin
 Kontraksi teratur  terminasi kehamilan
 USG : Umur kehamilan, letak plasenta, letak
janin, berat janin, Amnioticfluid index (AFI), DJJ,
kelainan kongenital atau deformitas
 Amniosenteses : Evaluasi kematangan paru
janin (Rasio L/S : Fosfatidilgliserol, fosfatidil
kolin jenuh)
 Protein C-reaktif : Bila meningkat -> Tanda awal
koriaomnionitis
Penanganan
KPD
 KONSERVATIF :
- Rawat inap
- Antibiotik (Ampicilin / Eritromisin
4x500mg dan Metronidazol 2x500mg
selama 7 hari
Usia kehamilan <32-34 minggu
• Rawat selama air ketuban masih keluar

Usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi


• Dexametason IM 5mg/6 jam sebanyak 4 kali
• Observasi tanda infeksi
• Terminasi kehamilan pada usia 37 minggu

Usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi


• Tokolitik
• Dexametason IM 5mg/6 jam sebanyak 4 kali
• Induksi setelah 24 jam

Usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi


•Antibiotik
•Induksi
•Nilai tanda infeksi (Suhu, leukosit, tanda infeksi intra uterina)
Usia kehamilan > 37 minggu, TBJ > 2500gr, ibu
dan janin baik, skor pelvic > 5 dan ICA > 5

• Induksi dengan oksitosin


• Misoprostol 25µg - 50µg intravaginal/6jam,
maksimal 4 kali
• Bila gagal, SEKSIO SESAREA

Usia kehamilan > 37 minggu, TBJ > 2500gr, ibu


dan janin kurang baik, skor pelvic < 5 dan ICA <
5, ada tanda infeksi, KPD > 12 jam
• Antibiotik dosis tinggi
• SEKSIO SESAREA
Profilaksis Infeksi Tidak ada infeksi

Stop antibiotik Lanjutkan untuk Tidak ada antibiotik


24-48 jam setelah
bebas panas
KEHAMILAN JANIN IBU

• Prematuritas • Infeksi partial


• Timbulnya • Infeksi nifas
• Infeksi intra
persalinan uterina • Peritonitis,
septikemia
• Mortalitas
• Lamanya • Dry labor
meningkat
• Prolonged labor
persalinan • Atonia uteri
• Korioamnionitis
• Kematian
Prognosis pada ketuban pecah dini sangat
bervariatif tergantung pada :
 Usia kehamilan
 Adanya infeksi / sepsis
 Faktor resiko / penyebab
 Ketepatan Diagnosis awal dan
penatalaksanaan
Usia kehamilan 34-37 minggu mempunyai
prognosis yang lebih baik dari kelahiran
prematur.
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting
dalam obstetrik berkaitan dengan penyulit kelahiran
prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai
sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas
perinatal dan menyebabkan infeksi ibu. Insidensi KPD
berkisar antara 8 – 10 % dari semua kehamilan. Meskipun
tidak ada satu protokol pengelolaan yang tepat untuk
semua kasus KPD, tetapi harus ada panduan pengelolaan
yang strategis, yang dapat mengurangi mortalitas
perinatal dan dapat menghilangkan komplikasi yang berat
baik pada anak maupun pada ibu.

Anda mungkin juga menyukai