Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN JIWA 1

KONSEPTUAL MODEL
PSYCHOANALITTICAL
(FREUD,ERICSON)
A. TEORI PSYCHOANALITTICAL FREUD DAN ERICSON

1. Teori Psychoanalittical Freud

Psikoanalitik Freud mempelajari perkembangan kepribadian dan ia berpendapat bahwa tujuan dari
perkembangan adalah terbentuknya kepribadian dewasa yang matang, bebas dari anxiety (kecemasan) yang tidak
sadar dan mampu mengadakan hubungan yang sehat dengan manusia lain. Menurut Freud, struktur kepribadian
terdiri dari id, ego dan super ego.

Taraf kepribadian yang terendah adalah id, merupakan kumpulan dorongan yang bersifat biologis, instingtif dan
primitif. Id bekerja berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle) yang menuntut pemuasan segera. Dengan
semakin bertambahnya ego, maka anak dapat membedakan antara dorongan di dalam dirinya dengan kenyataan. Ia
mulai dapat menyesuaikan diri pada tuntutan kenyataan.
FREUD
2. Teori Psycoanalittical Ericson

Erik Erikson lahir di Franfrurt Jerman, pada tanggal 15 Juni 1902. Dia ahli analisa jiwa dari Amerika, yang
membuat kontribusi-kontribusi utama dalam pekerjaannya di bidang psikologi pada pengembangan anak dan
pada krisis identitas. Ayahnya (Danish) telah meninggal dunia sebelum ia lahir. Hingga akhirnya saat remaja,
ibunya (yang seorang Yahudi) menikah lagi dengan psikiater yang bernama Dr. Theodor Homberger.

Psikoanalisa Erikson dalam membentuk teorinya secara baik, sangat berkaitan erat dengan kehidupan
pribadinya. Dalam hal ini mengenai pertumbuhan egonya.Erikson berpendapat bahwa pandangannya sesuai
dengan ajaran dasar psikoanalisis yang diletakkan oleh Freud. Jadi dapat dikatakan bahwa Erikson adalah
seorang post-freudian atau neofreudian. Akan tetapi, teori Erikson lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan.
Hal ini terjadi karena dia adalah seorang ilmuwan yang punya ketertarikan terhadap antropologis yang sangat
besar, bahkan dia sering meminggirkan masalah insting dan alam bawah sadar. Oleh sebab itu, maka di satu
pihak ia menerima konsep struktur mental Freud, dan di lain pihak menambahkan dimensi sosial-psikologis pada
konsep dinamika dan perkembangan kepribadian yang diajukan oleh Freud.
B.TAHAP-TAHAP TEORI FREUD DAN ERICSON

1. Menurut Frued

a. Tahap Oral (lahir sampai sekitar usia 1 tahun)

Tahap ini dimulai ketika bayi lahir. Pada tahap ini, kepuasaan oral menjadi pusat dari
kehidupan individu. Pada tahap ini, sesuai dengan kebutuhan dasarnya untuk bertahan hidup,
bayi menikmati kepuasaan dengan menghisap dan menerima rangsangan melalui mulutnya.

b. Tahap Anal (1-3 tahun)

Pada tahap anal, anak-anak memasuki masa toilet training (masa yang tepat untuk melatih
buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya.
c. Tahap Phalik (3-5 tahun)

Pada tahap ini, daerah erogen (daerah yang sensitif terhadap rangsangan) adalah wilayah kemaluan.
Anak-anak mulai tertarik mengamati alat kelaminnya dan alat kelamin orang lain. Biasanya pada tahap ini
anak-anak suka memegang-memegang alat kelaminnya dan seolah-olah mendapatkan kepuasaan dari
perilaku tersebut.

d. Tahap Laten (5 tahun sampai awal masa puber)

Pada tahap ini dorongan seksual tidak menonjol dan cenderung ditekan. Anak –anak akan
memunculkan energi libido dalam bentuk-bentuk yang lebih diterima secara sosial.

e. Tahap Genital (masa remaja)

Pada tahap ini fokus energi kembali ke area alat kelamin dan individu mulai tertarik untuk menjalin
hubungan dengan teman yang berbeda jenis kelaminya.
2. Menurut Ericson

a. Trust vs. Mistrust (kepercayaan vs. ketidak percayaan)

Secara kronologis, tahap ini adalah periode dari bayi lahir sampai usia 1 atau 2 tahun. Bayi yang
mendapatkan perawatan penuh kasih sayang dan cinta dari orang-orang disekitarnya, akan mengembangkan
rasa percaya, rasa aman dan harapan dalam kehidupannya. Sedangkan bayi yang kurang mendapatkan kasih
sayang, kurang terpenuhi kebutuhannya, dan kurang dicintai akan mengembangkan perasaan tidak aman dan
kurang dapat mempercayai lingkungannya.

b. Tahap autonomy vs. Shame, doubt (otonomi vs. rasa malu dan keragu-raguan)

Menurut Ericson, tahap kedua ini terjadi selama masa kanak-kanak awal, sekitar usia 2 samapai 4 tahun.
Usia ini bukan berarti bahwa mereka dapat mengambil inisiatif sendiri dan mampu melakukan semuanya
sendiri, namun lebih pada kemampuan menunjukkan keinginannya sendiri, menolak sesuatu yang tidak
dikehendaki, dan mencoba sesuatu yang diinginkan.
c. Initiative vs. Guilt (prakarsa vs. rasa bersalah)

Tahap ini dilalui selama ‘usia bermain’ atau tahun-tahun terakhir masa pra-sekolah (sekitar usia 3
sampai 5 tahun).

Anak-anak yang dapat berkembang secara sehat akan mengalami:

1) Belajar berimajinasi untuk memperluas keterampilannya termasuk dalam bermain.

2) Bekerja sama dengan orang lain;

3) Memimpin dan dipmpin

Anak-anak yang kurang dapat berkembang secara sehat akan mengalami:

1) Ketakutan;

2) Kurang dapat bergabung dalam kelompok;

3) Lebih tergantung pada orang dewasa;

4) Terhambat perkembangan imajinasi dan perilaku bermainnya.


d. Tahap ini anak-anak melalui usia sekolah atau sekitar usia 5 atau 6 sampai usia 12 tahun.

Tahap ini anak-anak harus mempelajari keterampilan yang lebih formal, seperti:

1) Berhubungan dengan teman sebaya berdasar pada atauran-aturan tertentu;

2) Berkembang dari pola bermain yang bebas menuju permainan yang menggunakan aturan dan memerlukan
kerja sama kelompok; dan

3) Menguasai materi pelajaran sosial, membaca, dan metematika.

e. Identity and Repudiation vs. identity Diffusion (identitas vs. kekaburan identitas)
Tahap ini remaja (sekitar usia 13 atau 14 sampai usia sekitar 20 tahun). Ericson percaya bahwa ketika
individu berhasil melalui masa remaja awal, kematangan diri tercapai. Pada kondisi ini, individu mencapai
keyakinan dirinya. Remaja mencoba mencari model (seseorang yang dapat dijadikan contoh dan secara bertahan
mengembangkan nilai-nilaiidealbagi kehidupannya.
f. Intimacy and Solidarty vs. Isolation (keintiman dan solidaritas vs. isolasi)

Pada tahap dewasa awal, individu mulai mengembangkan hubungan sosial yang mengarah kepada ikatan
perkawinan atau hubungan persahabatan yang erat dan bertahan dalam waktu yang panjang.

g. Generativity vs. Self –absorption (kebangkitan vs. kemandegan)

Pada tahap dewasa, individu dituntut mampu menempatkan peran dirinya secara tepat, baik dalam kerangka
perkawinan dan pengasuhan anak, maupun dalam dunia kerja agar lebih kreatif dan produktif, dan juga dalam peran
dilingkungan sosial sebagai bagian dari lingkungan kemasyarakatan.

h. Integrity vs. Despair (integritas vs. kekecewaan)

Apabila tujuh tahap sebelumnya dapat dilalui dengan berhasil oleh individu maka individu akan mencapai
penilaian tertinggi: integritas. Individu akan memiliki rasa percaya pada dirinya dan tidak tergantung pada orang
lain, mengembangkan konsep yang positif , dapat menjalin hubungan yang kuat dan realistis tanpa rasa bersalah
dan penyesalan, dan dia bangga atas apa yang dia dikerjakan dan dicapai: keluarganya,pekerjaannya, dan
kegemarannya.
C. TERAPI PSYCHOANALITTICAL INI TERDAPAT LIMA TEKNIK
DASAR YAITU :

1.Asosiasi bebas
2. Interpretasi
3. Analisis mimpi
4. Analisis Resistensi
5. Analisis tranferensi
THANK
YOU
SOMEONE@EXAMPLE.COM

Anda mungkin juga menyukai