Anda di halaman 1dari 35

PENGEMBANGAN KAPASITAS

PERAWAT MATA MELALUI


JENJANG KARIR
Oleh: Prayetni (HPMI)
Profil Perawat Mata Saat Ini ???

1. Jumlah, apakah sudah memenuhi kebutuhan pelayanan


kesehatan/keperawatan mata di Indonesia ?
2. Kualifikasi, apakah perawat mata merupakan
kekhususan/spesialisasi ? Memiliki level, kompetensi dan
kewenangan klinik ?
3. Memiliki lingkup praktik yang jelas, digambarkan dalam standar
pelayanan/asuhan keperawatan mata dan dijabarkan dalam
standar prosedur operasional ?
4. Memiliki sIstem pembinaan dan penilaian kinerja serta system
penghargaan yang benar dan tepat ?
5. Dll……….
2
OPHTHALMIC NURSING

Tujuan Utama Keperawatan Mata: mempertahankan dan meningkatkan


“Ocular Health” dalam konteks yang luas dari kesejahteraan pasien
secara umum. Terdapat 10 elemen penting sebagai inti dari
keperawatan mata, Yaitu:
1. Mempertahankan dan meningkatkan ocular health
2. Meningkatkan Pendidikan secara khusus berhubungan dengan
keperawatan mata.
3. Menyediakan pengetahuan spesialis berhubungan dengan kualitas
dan asuhan yang efisien
4. Kolaborasi dengan organisasi lain dan kelompok dan 3
memperlancar sumber-sumber.
OPHTHALMIC NURSING

5. Menempatkan/ memandang pasien-pasien sebagai individu.


6. Mempertimbangkan pasien-pasien dengan sopan/hormat, privasi
dan bermartabat
7. Meyakinkan pasen, keluarga dan pengasuh terlibat dalam
membuat keputusan tentang asuhannya
8. Memberikan asuhan/pelayanan keperawatan mata kepada semua
yang memerlukan
9. Menyediakan lingkungan yang tepat dan aman untuk klien dengan
gangguan penglihatan.
10. Merefleksikan dan membuat kontribusi personal untuk promosi 4
kesehatan mata.
LINGKUP DARI
“ KEPERAWATAN MATA
Bagaimana perawat mata berkontribusi terhadap
pelayanan kesehatan mata ? Perawat mata memfasilitasi,
adaptasi dan mengembangkan kompetensi nya untuk
merefleksikan kebutuhan asuhan modern dan terkini
dengan cara :
1. Memimpin perkembangan pelayanan: multidisiplin tim
mencapai patient outcomes, respon terhadap
perubahan kebijakan.
2.Inisiasi, koordinasi dan berperan penting dalam
mempergunakan sumber - sumber terbaik serta
kemandirian praktik.
3.Asesmen, diagnosis, perencanaan dan intervensi 5
pasen dan mengelola beban kerjanya.
LINGKUP DARI
“ KEPERAWATAN MATA
4.Mempergunakan keterampilan-keterampilan
tambahan seperti slit-lampt examination biometry,
nonmedical prescribing atau fundoscopy.
5.Mengelola dan memberikan total care pathway untuk
pasen pada tatanan yang berbeda beda.
6.Praktik dan membuat keputusan secara mandiri,
kombinasi EBNP, refleksi dan kompeten.
7.Berperan sebagai sumber, teacher, educationalist,
peneliti dan mentor.
8.Berhubungan dengan berbagai agensi untuk
koordinasi dan memfasilitasi asuhan.
6
LINGKUP DARI
“ KEPERAWATAN MATA
9.Mempergunakan dan melakukan audit klinik dan
penelitian untuk memperkaya dan meningkatkan asuhan
pasien.
10.Merujuk secara langsung ke berbagai spesialis seperti
rheumatology, maxillofacial, diabetic, dll.
11. Berperan sebagai advisors dan promoters pada
kesehatan mata.
12.Memberi dukungan kepada individu dan masyarakat
dengan gangguan penglihatan dan meningkatkan
kesejahteraannya.
13.Mengambil peran bedah (spesialis) dan daftar operasi
minor, botulinum injeksi, AMD inj, dan sub Tenon inj. 7
PERAWAT MATA

1. An Opthalmic nurse is nursing professional that focusses on


assessing and treating patient with variety of eye diseases and
injuries, farsightedness,glaucoma, cataracts and macular
degeneration, also treat injuries of the eye including scratched
corneas and eye trauma.
2. AND/BSN + RN ( pass NCLEX ) + CRNO ( min 4000 jam/ 2thn
pengalaman di area mata )
3. Level 1: competen nurse; level 2: an experienced nurse and level
3: a senior practisioner/expert nurse.
8
PERAWAT MATA

Future: Perawat mata memegang PERAN KUNCI untuk kesehatan


mata. Hasil studi menggambarkan bahwa perawat mata berkontribusi
terhadap cost – effective health care. Karir dan pelatihan akan
mengembangkan kompetensi perawat mata.

Organisasi perawat mata berperan dan menentukan karir perawat


mata. ASORN, CRNO,NCBORN dll……….Indonesia ?????

9
The domains of ophthalmic nursing

1. Kesehatan mata
2. Gangguan penglihatan
3. Ketidakmampuan belajar
4. Asuhan pediatric
5. populasi lansia
6. Pelayanan primer
Setiap domain dijabarkan kedalam 5 fundamental key areas yaitu:
social and ekonomi, professional dan legal, psikologis, edukasi dan
lingkungan.
10
KARIR DAN
KOMPETENSI
PERAWAT
MATA
JENJANG KARIR
PERAWAT

11
Karir Perawat di Indonesia

1
Diawali dengan hasil penelitian
tentang faktor-faktor yang
Tahun 2002 disusun
mempengaruhi kejenuhan kerja
rancangan jenjang karir
perawat (86, 15%) disebabkan
oleh PPNI untuk keperluan

2
karena ketidakjelasan karir.
mengembangkan program
pelatihan bagi perawat.

3
Tahun 2006, rancangan jenjang
karir terus disosialisasikan dan di
kembangkan oleh Direktorat
Keperawatan: beberapa RS sudah
mulai mengimplementasikannya.
Diperkuat dengan belajar dari 12
beberapa RS di luar negeri.
Karir Perawat di Indonesia

4 Disepakati rancangan
Permenkes tentang jenjang
Tahun 2012 - 2017, jenjang karir di integrasikan
dalam proyek JICA: Enhancement capacity of

5
karir tahun 2010. nurses through in service training (based on
carrier ladder). Dilakukan BLS dan ELS untuk
mengetahui dampak implementasi jenjang
karir.

Implementasi semakin luas dengan

6
adanya kebijakan akreditasi RS,
sebagai dasar penilaian kinerja dan
pemberian kewenangan klinik dan
beberapa RS sebagai dasar pemberian 13
remunerasi.
MENIMBANG BAHWA:

1. Pengembangan tenaga kesehatan


diarahkan untuk meningkatkan mutu
dan karir tenaga kesehatan yang
salah satunya diberikan oleh perawat,
2. Diperlukan suatu mekanisme dalam
upaya meningkatkan profesionalisme
perawat melalui penataan jenjang
karir perawat,
3. Perlu membentuk PERMENKES
Tentang Pengembangan Karir,
14
MENGINGAT:

1. Undang Undang Nomor 36 Tahun


2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang Undang Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit.
3. Undang Undang Nomor 36 Tahun
2014 Tentang Tenaga Kesehatan.
4. Undang Undang Nomor 38 Tahun
2014 Tentang Keperawatan.

15
MENGINGAT:

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


HK.02.002/Menkes/148/I/2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 17 Tahun 2013.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56
Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. 16
PENTING!!!
• Keberhasilan PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN dilakukan
dengan cara MENINGKATKAN PROFESIONALISME PERAWAT
melalui PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT.

• Pengembangan karir perawat dilaksanakan melalui PENEMPATAN


PERAWAT pada JENJANG YANG SESUAI DENGAN
KOMPETENSINYA.

• Pimpinan RS, Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan


lainnya dan pemangku kepentingan yg bertanggungjawab dalam
pembinaan perawat WAJIB memberikan kesempatan yang sama
kepada PERAWAT dalam pengembangan jenjang karir perawat.
PENTING!!!
Pengembangan jenjang karir untuk perawat klinis dilakukan
melalui:
1. Pengembangan profesional berkelanjutan: Pendidikan
formal, pelatihan, penelitian dan pengabdian masyarakat,
workshop, atau seminar;
2. Pengakuan terhadap kemampuan yang didasarkan kepada
pengalaman kerja dan kinerja praktik keperawatan.
Pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan PERMENKES
ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Kementerian
Kesehatan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan
masing-masing dapat melibatkan organisasi profesi atau
asosiasi fasyankes.
PENGERTIAN JENJANG KARIR

 Jenjang karir professional merupakan sistem untuk meningkatkan


kinerja dan profesionalisme, sesuai dengan bidang pekerjaan melalui
peningkatan kompetensi.
 Jenjang karir merupakan jalur mobilitas vertikal, ditempuh melalui
peningkatan kompetensi yang diperoleh dari Pendidikan formal
berjenjang, Pendidikan informal yg sesuai/relevan maupun pengalaman
praktik klinis yang diakui.
 Karir sebagai perawat diartikan sebagai suatu bidang kerja yang dipilih
dan ditekuni oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja
individu melalui suatu sistem dan mekanisme peringkat, dan bertujuan
untuk meningkatkan keberhasilan pekerjaan (kinerja) sehingga pada
19
akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi yang
dipilihnya.
PENJENJANGAN KARIR PROFESIONAL PERAWAT
SECARA UMUM MELIPUTI:

1. Perawat Klinik (PK)


2. Perawat Manajer (PM)
3. Perawat Pendidik (PP)
4. Perawat Peneliti/Riset (PR)

20
POLA JENJANG KARIR PROFESSIONAL PERAWAT

PK V PM V PP V PR V

PK IV PM IV PP IV PR IV

PK III PM III PP III PR III

PK II PM II PP II PR II

PK I PM I PP I PR I

Perawat Perawat Perawat Perawat 21


Klinik Manajer Pendidik Peneliti
JENIS DAN KUALIFIKASI PERAWAT KLINIK (1)

PK V

PENDIDIKAN FORMAL PK IV • Ners Spesialis I


dengan
PK III • Ners dengan pengalaman kerja
pengalaman ≥ 4 tahun
 D-III Keperawatan kerja ≥ 13 tahun mempunyai
PK II dengan pengalaman • Ners Spesialis I sertifikat PK IV
kerja ≥ 10 tahun dan dengan • Ners Spesialis II
 D-III mempunyai sertifikat
PK I Keperawatan pengalaman (Konsultan)
PK II kerja ≥ 2 tahun dengan
dengan  Ners dengan
D-III • mempunyai pengalaman kerja
Pra PK pengalaman pengalaman kerja
Keperawatan sertifikat PK III 0 tahun.
kerja ≥ 4 tahun ≥ 7 tahun dan
D-III atau Ners
 Ners dengan mempunyai sertifikat
Keperawatan atau pengalaman
pengalaman PK II
Ners pengalaman kerja ≥ 1 tahun
kerja ≥ 3 tahun  Ners Spesialis I
kerja 0 tahun mempunyai
 mempunyai dengan pengalaman
mempunyai sertifikat pra
sertifikat PK I kerja 0 tahun
sertifikat BHD klinik.

22
• D-III : 0-1 thn • D-III : 3-6 thn • D-III : 6-9 thn • D-III : 9-12 thn • Ners : 9-12 thn • Hingga masa
• Ners : 0-1 thn • Ners : 2-4 thn • Ners : 4-7 thn • Ners : 6-9 thn • Ners Sp I : 6-9 thn pensiun
• Ners Sp I : 2-4 thn
JENIS DAN KUALIFIKASI PERAWAT KLINIK (1)

PENDIDIKAN BERKELANJUTAN PK V
(SERTIFIKASI) PK IV • Ners dengan
pengalaman kerja
PK III • D-III Keperawatan ≥ 22 tahun
dengan • mempunyai
 D-III Keperawatan pengalaman kerja sertifikat PK IV
PK II dengan pengalaman ≥ 19 tahun serta sertifikasi
kerja ≥ 10 tahun • Ners dengan teknikal II
 D-III  Ners dengan
PK I Keperawatan pengalaman kerja
pengalaman kerja ≥ 13 tahun
dengan ≥ 7 tahun
D-III Keperawatan • mempunyai
Pra PK pengalaman  mempunyai sertifikat
atau Ners sertifikat PK III
kerja ≥ 4 tahun PK II dan sertifikasi
D-III Keperawatan pengalaman kerja dan sertifikasi
 Ners dengan teknikal
atau Ners ≥ 1 tahun teknikal II
pengalaman
pengalaman kerja 0 mempunyai
kerja ≥ 3 tahun
tahun sertifikat pra klinik.
 mempunyai
mempunyai sertifikat PK I
sertifikat BHD

23
• D-III : 0-1 thn • D-III : 3-6 thn • D-III : 6-9 thn • D-III : 9-12 thn • D-III : hingga pensiun • Hingga masa
• Ners : 0-1 thn • Ners : 2-4 thn • Ners : 4-7 thn • Ners : 6-9 thn • Ners : 9-12 thn pensiun
25
KOMPETENSI PERAWAT INDONESIA

• Praktik, Etik, Legal dan Peka


1 Budaya

• Pemberian dan Manajemen


2 Keperawatan

• Pengembangan Profesional,
3 Personal

26
KOMPETENSI PERAWAT ASEAN

1 ETICS & LEGAL


PRACTICE 2 LEADERSHIP &
MANAGEMENT
3
PROFESSIONAL NURSING
PRACTICE

4 EDUCATION &
RESEARCH 5 PROFESSIONAL,
PERSONAL & QUALITY
DEVELOPMENT

27
JENJANG
KARIR DAN
KOMPETENSI
PERAWAT
MATA

28
Tetapkan level klinik Perawat Mata
Level klinik Perawat Mata
1. Berdasarkan jabatan fungsional (CPNS/PNS) : Terampil dan Ahli
2. Berdasarkan Permenkes Nomor 40 tahun 2017 tentang Jenjang Karir
Perawat,
alternative 1.
PK 3: Perawat mata basic/dasar
PK 4: Perawat mata intermediate
PK 5: Perawat mata advance atau
alternative 2.
Untuk perawat mata basic/ dasar dimulai PK 2 29
3. Disetarakan dengan KKNI di slide berikut.
KOMPETENSI:

1. Dikembangkan oleh asosiasi perawat mata.


2. Mempergunakan pola/template sesuai kesepakatan MRA on Nursing
Services ASEAN dengan SKEMA:
A. Praktik, etis,legal dan peka budaya
B. Pemberian asuhan/pelayanan keperawatan mata
C. Manajemen asuhan keperawatan mata
D. Pendidikan dan penelitian keperawatan mata
E. Pengembangan personal dan professional perawat mata

30
KOMPETENSI:

3. Rumuskan unit kompetensi untuk setiap skema.


4. Dalam rangka menjamin, mempertahankan serta
mengembangkan kompetensi perlu di susun PROGRAM
PENGEMBANGAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN BAGI SETIAP
PERAWAT MATA.
Susun jenis dan program pelatihan untuk setiap level perawat
mata.

31
SETIAP PERAWAT MATA
Diharapkan :
1. Memiliki kualifikasi / level klinik yang jelas
2. Sesuai levelnya dinyatakan KOMPETEN: asesmen
kompetensi
3. Jika kompeten harus diberi KEWENANGAN KLINIK:
kredensial kew.
4. Berdasarkan kewenangan klinik menyusun URAIAN
TUGAS, jika dilaksanakan ditulis di LOGBOOK
masing masing.
SETIAP PERAWAT MATA
4. Berdasarkan uraian tugas menetapkan IKI dan IKU
untuk PENILAIAN KINERJA
5. Akhirnya dapat dijamin PERAWAT MATA DAPAT
MELAKSANAKAN PRAKTIK YANG AMAN BAGI
PASEN DAN DIRINYA.
PENUTUP
1. Pengembangan standar pelayanan/asuhan
keperawatan mata
2. Susun kompetensi perawat mata untuk setiap level
3. Survey profil perawat mata Indonesia
4. Penguatan peran Ikatan Perawat Mata
5. Menyusun SISTEM PENGEMBANGAN
KEPERAWATAN MATA INDONESIA.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai