Anda di halaman 1dari 153

TATA CARA PENGADAAN

BARANG/JASA DI DESA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGADAAN KHUSUS
KEDEPUTIAN BIDANG PENGEMBAGAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
2018
DASAR HUKUM
Pasal 105 PP Pasal 129 ayat (6) Pasal 1 ayat (1) Peraturan Bupati/
43/2014 jo. PP Perpres 54/2010 Perka LKPP
Walikota
47/2015 13/2013 jo. Perka
jo. Perpres 4/2015
LKPP 22/2015

• PBJ di desa • Ketentuan PBJ di • Tata cara PBJ di • Mengatur detail


Desa yang
diatur dengan Desa diatur pembiayaannya PBJ di desa
peraturan dengan bersumber dari
• Dapat disesuaikan
APBDes diatur oleh
bupati/walikota peraturan Bupati/Walikota, dengan kondisi
dengan Bupati/Walikota dengan tetap sosial budaya di
berpedoman yang mengacu berpedoman pada
Peraturan Kepala LKPP
pada ketentuan pada pedoman ini, dan memperhatikan wilayahnya
yang ditetapkan kondisi sosial budaya Pengadaan
peraturan
Barang/ Jasa di
perundang- oleh LKPP
Desa tidak
undang an masyarakat difasilitasi untuk
menggunakan e-
POSISI PBJ DESA DALAM PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA
Pertanggungjawa
Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan
ban

Perdes RPJMDesa
Rencana Kerja Laporan Semester I
(6 Tahun)

Perdes RKPDesa Pelaksanaan Laporan Akhir


(1 Tahun) Kegiatan Tahun

Pengadaa
Perdes APBDesa
n
• Belanja Pegawai
• Belanja Barang dan
Jasa
• Belanja Modal
PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

Perlu diingat !!
Prinsip Utama • Swakelola yang diatur dalam Perka LKPP Desa
tanpa batasan nilai.
Namun untuk Pekerjaan Konstruksi Tidak
Swakelola Sederhana,
Swakelola
tidak dapat dilakukan secara

Pasal 4 Perka LKPP PBJ Desa

Apabila Memaksimalkan Pemanfaatan Bahan/Material


Wilayah Setempat
tidak dapat Sebagian
Dilaksanakan secara gotong royong
dilaksanaka n
Swakelola Seluruhny
Melibatkan partisipasi masyarakat setempat
a
Memperluas kesempatan kerja dan
pemberdayaan masyarakat setempat
Penyedia 4
Prinsip
TAT NILAI Pengadaan
1 Efisien
A
PENGADAAN • Dengan dana dan daya minimum untuk mencapai hasil sasaran maksimum
1

2
Etika 2 • Efektif

Pengadaa Harus sesuai kebutuhan dan sasaran serta memberikan manfaat sebesar-besarnya

n 3
3 • Transparan
Bertanggungjawab •
Informasi jelas dan dapat diketahui luas oleh masyarakat

4
4 • Pemberdayaan Masyarakat

Masyarakat berpartisipasi dalam mengelola pembangunan desanya

5
Patuh terhadap Mencegah 5 • Gotong Royong
ketentuan Peraturan kebocoran dan
Perundang- pemborosan • Penyediaan tenaga kerja oleh masyakarat
undangan keuangan desa, 6
6 • Akuntabel
• Dapat dipertanggungjawabkan

5
PARA PIHAK DALAM PBJ DI DESA

Menetapkan TPK
Menyusun Rencana Kebutuhan PBJ desa sesuai
Rencana Kerja
Mengumumkan Rencana Kebutuhan di Desa pada apan
KEPALA DESA P Pengumuman Resmi Desa

Melaksanakan PBJ baik melalui swakelola atau penyedia


Ditetapkan oleh Kepala Desa melalui Surat Keputusan

Terdiri dari unsur Pemerintah Desa dan Lembaga


Kemasyaratan Desa (LKD)
TIM PENGELOLA KEGIATAN
Jumlah disesuaikan dengan kapasitas dan kapabilitas
(TPK)
SDM di Desa serta anggaran (APBDesa) yang dimiliki
CARA PBJ DI DESA MELALUI PENYEDIA
<=Rp50juta >Rp50-200juta >Rp200juta

• TPK membeli kepada 1 • TPK membeli kepada 1 • TPK mengundang dan meminta 2
penyedia. penyedia. penawaran dari 2 penyedia
• Tanpa penawaran • Dengan penawaran tertulis berbeda.
tertulis. dengan daftar barang/jasa • TPK menilai pemenuhan
• Negosiasi untuk (rincian barang/jasa atau ruang spesifikasi (jika 2 memenuhi
mendapatkan harga lingkup pekerjaan, volume, dan lanjut ke tahap berikutnya, jika
murah. satuan). memenuhi 1 tetap lanjut ke tahap
• Bukti: nota, faktur Negosiasi untuk berikutnya, jika tidak dipenuhi
pembelian, atau kuitansi • mendapatkan harga semua maka TPK membatalkan
atas nama TPK. murah. proses PBJ kemudian mengulang
Bukti: nota, faktur pembelian, • proses PBJ).
• atau kuitansi atas nama TPK. Negosiasi secara bersamaan untuk
• mendapat harga murah.
Hasil negosiasi dituangkan dalam Surat
Perjanjian antara Ketua TPK dan
penyedia.
PENGAWASAN PBJ DI DESA
• Pengawasan PBJ dilakukan oleh Bupati/Walikota dan
masyarakat.

• Pengawasan tersebut dapat didelegasikan kepada


Camat.
TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BADAN
USAHA
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA
DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ JASA


PEMERINTAH Bali, 19 - 20 Maret 2018
Outline

Pengertian Proyek KPBU

Dasar Hukum KPBU

Tahapan Proyek KPBU


Perka LKPP
No. 19 Tahun
2015
Organisasi Pengadaan

Pengadaan Badan Usaha Pelaksana


PENGERTIAN PROYEK KPBU

Definisi Ruang
Kerjasama antara Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam K Lonsitrnuksgi,
penyediaan infrastruktur untuk
kepentingan masyarakat
U kpguradping,
Rehabilitasi, Operasi, dan
Pemeliharaan

Dasar Durasi
• Pihak
Puntukememenuhi
kinerja
Sw
r j aOutputn
ast a d ib ay ar Perjanjian
Specification >15 tahun masa perjanjian
j(melalui
i arisiko
• b e rd
Alokasi as
n arkan
antara Pemerintah
PJPK) dan Badan Usaha
JENIS INFRASTRUKTUR

Infrastruktur Ekonomi Infrastruktur Sosial

Transportas Infrastruktur
Jalan Listrik
i Air Minum
Pariwisat Pendidikan, Sarana
Penelitian dan Olah Raga,
a Pengembangan Kesenian, dan
Budaya

Infastruktu Telekomunikasi Minyak, Gas


Konservasi
r SDA dan dan Infromatika dan energi
Energi
Irigasi terbarukan

Pemasyarakata Perumahan Fasilitas


n Rakyat Kesehatan

Pengelolaan Fasilitas
Sampah
Pengelolaan air Kawasan
Pekotaan limbah Industri
terpusat/setemp at

Sumber: Perpres 38/2015


KARAKTERISTIK PROYEK KPBU

 Sebagian/seluruhn ya
 Jangka waktu
dana oleh Badan Usaha kontrak menengah
(BU)
(10 tahun) sampai
dengan jangka
 Tidak ada pembayaran panjang (25 tahun)
dari Pemerintah kepada
Badan Usaha pada fase
desain dan konstruksi.

Pemerintah hanya
menentukan
spesifikasi output
di awal (misalnya:
air bersih)  Ada alokasi risiko
antara pemerintah dan
Kompetisi
Pemilihan teknologi
inovasi oleh BU untuk BU
diserahkanspesifikasi
mencapai kepada BU output layanan yang
optimal
 Skema berfokus pada
spesifikasi layanan.
KEUNGGULAN DAN
TANTANGAN
Keunggulan KPBU Tantangan KPBU

Meningkatkan kapasitas Lebih kompleks daripada


fiskal pemerintah pengadaan konvensional

Karena kompleksitasnya, proses


Meningkatkan kualitas dan pengadaan KPBU memiliki biaya
efektifitas dalam mengadakan transaksi yang lebih
infrastruktur tinggi
Proses persiapan & pengadaan
Efisiensi biaya dalam proyek yang lebih lama
penyediaan infrastruktur dan
layanan

6
REGULASI UTAMA KPBU

Regulasi Utama Peraturan


Infrastruktur KPBU Presiden Nomor
38 Tahun 2015
di Indonesia

Persiapan dan
Pengelolaan Pengadaan
Proses KPBU Perjanjian Peraturan Peraturan Kepala LKPP
Nomor 19 Tahun 2015
Bappenas 4
Tahun 2015

Availability Project
Payment (AP) Development Jaminan Viability Gap
Per. Kemenkeu. Facility (PDF)
Fitur KPBU 260/2016 Per. Kemenkeu
Pemerintah Fund (VGF)
Perpres 78/2010 Per. Kemenkeu
Per. Kemendagri 265/2015, sesuai
19/2016 amandemen 223/2012
Per. Kemenkeu
Akuisisi Utilisasi Aset 143/2013
Negara Pajak dan
Tanah
Per. Pemerintah Lainnya
UU 2/2012
27 of 2014

Merujuk pada sektor


Regulasi Sektor masing-masing
proyek
KELEMBAGAAN KPBU

Organisasi Pengadaan KPBU

Kementerian/ Kepala
Lembaga / Kepala PJPK
Daerah

Simpul KPBU Panitia


Pa
Tim KPBU
Pen
Pengadaan

Keterangan:
Koordina
sPiembentukan
TAHAPAN PROYEK KPBU
PERENCANA PENYIAPAN TRANSAKSI
AN
Id i i Outline Final RfP Bid Tandatanga
entifikas Stud Pra Financia
Proyek Pendahulua Business
CaseBusiness CaKseualifikasi Award nPerjanjian Close
n (OBC) (FBC)

Konstruksi
dan
Operasi
Pemrakarsa proyek Badan Usaha
mengajukan proposal dan Pemrakarsa
Financial
dokumen pra-studi kelayakan menyerahkan FS Pengadaan Close
(FS) ke PJPK

Evaluasi dokumen Pra-F Penerbitan Surat Tandatangan Konstruksi


S Evaluas FS Persetujuan Perjanjian KPBU dan
i untuk mendapat Operasi
persetujuan.
TAHAPAN PROSES KPBU
Tahap 1: Tahap 2:
Tahap 3: Transaksi
Perencanaan Penyiapan
1. Penyusunan rencana dan 1. Penyiapan Kajian KPBU. 1. Penjajakan minat pasar
anggaran KPBU. 2. Pengajuan Dukungan (market sounding).
2. Identifikasi dan Pemerintah. 2. Penetapan lokasi KPBU.
penyusunan rencana 3. Pengajuan Jaminan 3. Pengadaan Badan Usaha
KPBU. Pemerintah Pelaksana KPBU.
3. Penganggaran dana tahap 4. Pengajuan penetapan 4. Penandatanganan
perencanaan. lokasi. Perjanjian KPBU
4. Pengambilan 5. Pemenuhan Pembiayaan
keputusan lanjut/tidak lanjut
rencana KPBU.
5. Penyusunan Daftar
Rencana KPBU.
6. Pengkategorian KPBU.

1. Studi Pendahuluan. 1. Dokumen


DokumenPerjanjian
Perjanjian
1. Studi Pendahuluan. 1. Prastudi Kelayakan
KPBU
KPBU dan dokumen
dan dokumen
2.
2. Daftar Prioritas
Daftar Prioritas Proyek.
Proyek. 2. Penjajakan minat pasar
pendukung lainnya.
pendukung lainnya.

Menteri/ Kepala PJPK


Lembaga/ Kepala
Daerah Tim KPBU Panitia Pengadaan
DUKUNGAN DAN JAMINAN PEMERINTAH

Dukungan Pemerintah Jaminan Pemerintah

• Dukungan Kelayakan/Viability • Pemberian jaminan atas


Gap Funding (VGF) kewajiban PJPK untuk
pembayaran badan usaha saat
• Insentif pajak, dan / atau
terjadi risiko
infrastruktur yang menjadi
• Jenis dukungan lainnya (contoh;
pembangunan fasilitas tertentu oleh tanggung jawab PJPK.
• Dilakukan PT PII sebagai
PUPR untuk proyek SPAM)
single window policy
• Contoh Risiko yang dapat
dijamin:
1.Risiko politik (penghentian
kerjasama)
2.Risiko kontinuitas
pembayaran
3.Risiko perubahan peraturan
PENGEMBALIAN INVESTASI

PJPK menentukan bentuk pengembalian investasi yang meliputi


penutupan biaya modal, biaya operasional dan keuntungan Badan
Usaha Pelaksana
Tipe Penjelasan Contoh
Pembayaran berkala dari PJPK kepada • Tipping fee untuk pengelolan
Pembayaran Badan Usaha Pelaksana atas tersedianya sampah (Rp/ton) dalam proyek
Ketersediaan layanan infrastruktur yang sesuai dengan
Waste to Energy (WTE)
Layanan kualitas dan/atau kriteria yang telah • Water charge dalam proyek
ditentukan dalam Perjanjian
(Availability Sistem Penyediaan Air Minum
Badan Usaha Pelaksana
Pengembalian Investasi

Payment) KPBU (SPAM).

Pembayaran Pembayaran oleh pengguna • Biaya jalan tol


oleh Pengguna kepada BUP untuk layanan yang • Passenger Service Charge (PSC)
dalam bentuk telah disediakan service atau “Airport Tax” di Bandara

tarif
Bentuk penge
Bentuk pengembalian •• Usage
Usage Payme
Payment
investasi lainn
investasi lainnya sepanjang
Bentuk
tidak bertenta
tidak bertentangan dengan
Lainnya peraturan peru ndang-
undangan Pasal 11 Perpres 38/2015
PERKA LKPP 19/2015

Proses Pengadaan KPBU mengacu pada


Perka LKPP 19/2015
Pri nsip Pengadaan

Organi sa si Pengadaan dan


Tata Kel ola
Pencegahan Pertentangan
Kepenti ngan

Peny
i apan
PRINSIP PENGADAAN KPBU

EFISIEN

AKUNTABE EFEKTIF
L

PRINSIP
ADIL/ TIDAK PENGADA
DISKRIMINAT AN TRANSPARAN
IF

BERSAING TERBUKA
TAHAPAN PROSES PENGADAAN

PENGADAAN

PERSIAPA
PERSIAPAN PELAKSANAAN

Persiapan Badan Usaha Pelaksana Meliputi

Konfirmasi Kesiapan Proyek

Konfirmasi Minat Pasar

Penyusunan Jadwal dan Rencana Pengumuman


Pengadaan

Penyusunan dan penetapan Dokumen Pengadaan

Pengelolaan data room


TAHAPAN PROSES PRAKUALIFIKASI
PENGADAAN
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Prakualifikas
Prakualifika Pemilihan

i
Proses prakualifikasi (Perka) LKPP No. 19/2015
pasal 23 Penjelasan tentang
ruang linkup
proyek KPBU,
Pengumuman Evaluasi
jadwal pengadaan, Sanggahan,
prakualifikasi Dokumen
dan dokumen PQ jika ada
(PQ) PQ

Penda d ftaran
Penyeraha
Peny Penetapan
Pen
Mengapa Perlu dan
peng
n dan
d
Proses pengambila
n dok
Dokumen
Dok Pengunguma
Pengu n
Prakualifikasi n dokP umen
PPQ n Hasil
Ha PQ
(PQ)? PQ.
TAHAPAN PROSES PENGADAAN

PENGADAAN
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Prakualifikasi Pemilihan

1 Tahap

Pelelangan
Pemilihan 2 Tahap
Badan Usaha
Pelaksana
Kondisi Tertentu untuk KPBU
Pe
Penunjukkan
Lang sung
Prakualifikasi Badan Usaha hanya
Menghasilkan Satu Peserta
PENUNJUKAN LANGSUNG KPBU
PENGADAAN
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Prakualifikasi Pemilihan

Kondisi Tertentu untuk Penujukan Prakualifikasi Badan Usaha hanya


KPBU Langsung Menghasilkan Satu Peserta

Metode penunjukan langsung dapat dilakukan jika proses lelang


menghasilkan beberapa kondisi tertentu.
Kondisi tertentu dalam hal :
Infrastruktur yang telah dibangun • Kinerja BUP dinilai Baik berdasarkan hasil
2 dan/atau dioperasikan sebelumnya oleh
Badan Usaha
audit dari pihak independen. Berdasarkan
• Kajian PJPK, proyek lebih efektif & efisien
Pelaksana (BUP) apabila dilakukan oleh BUP yang sama.
Penggunaan teknologi baru dan
penyedia jasa yang mampu
mengaplikasikannya hanya satu-
satunya
Badan Usaha telah menguasai sebagian • Lahan yang diperlukan untuk proyek KPBU hanya
besar dan seluruh lahan yang diperlukan satu-satunya dan tidak dapat dipindah ke lokasi lain Proyek
untuk melaksanakan proyek KPBU • KPBU layak secara teknis, ekonomis and finansial tanpa
adanya dukungan Pemerintah.
PERBEDAAN 1 DAN 2 TAHAP

PENGADAAN
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Prakualifikasi Pemilihan

1 Tahap 2 Tahap
Pelelangan
• Spesifikasi dari penyediaan
• Spesifikasi dari penyediaan Kriteri • Spesifikasi penyediaan infrastruktur belum
• Spesifikasi penyediaan infrastruktur belum
dapat
infrastruktur
infrastruktur dapat
dapat dirumuskan
dirumuskan dengan
dengan dapat dirumuskan
dirumuskan dengan
dengan pasti
pasti karena
karena
jelas.
jelas. a variasi inovasi dan teknologi.
variasi inovasi dan teknologi.
• Tidak memerlukan diskusi • Membutuhkan diskusi optimalisasi
• Tidak memerlukan diskusi • Membutuhkan diskusi optimalisasi
optimalisasi penawaran
penawaran teknis,
teknis, keuangan*
keuangan* untuk
untuk mencapai
optimalisasi proposal
proposal teknis
teknis atau
atau mencapai
keuangan hasil proposal/output
keuangan untuk mencapai hasil
untuk mencapai hasil hasil proposal/output
proposal/output yang
yang optimal
optimal (Perka
(Perka LKPP
LKPP No.
proposal/output yang optimal (Perka
yang optimal (Perka No.
LKPP 19/2015 pasal 28 ayat 1)
LKPP No.
No. 19/2015 pasal 28 ayat 1)
19/2015
19/2015 pasal
pasal 27
27 ayat
ayat 1)
1)

*Berdasarkan
Revisi Rancangan
Perka
MENENTUKAN METODE 1 ATAU 2
TAHAP
No Aspek yang perlu dipertimbangkan
1 Periode kontrak yang panjang dapat meningkatkan pentingnya Dialog
Optimalisasi untuk:
•Mengoptimasi biaya Optimize lifecycle costs; and
•Memberikan fleksibilitas dalam aspek teknis untuk solusi jangka panjang
(kebutuhan O&M yang kompleks)
2 Kemungkinan dibutuhkannya output (hasil) yang fleksibel dalam jangka waktu
kontrak yang panjang (misal: kemungkinan terjadinya perubahan
permintaan PJPK yang tidak diperkirakan)
3 Variasi kemungkinan solusi teknis atau masukan yang tidak bisa dijelaskan di
awal dalam rangka memberikan hasil yang dimaksud/diharapkan dari proyek
4 Kemungkinan terjadinya kendala teknis yang tidak diharapkan (misal:
ketersediaan lahan atau kondisi lahan) yang dapat berdampak pada
spesifikasi teknis atau alokasi risiko
5 Kerumitan atau pengalokasian risiko proyek tidak berdasarkan pada contoh
praktik yang telah disetujui oleh kedua pihak
Dialog Optimalisasi

1. Proses Pelelangan Dua PENGADAAN


Tahap dan Dialog PERSIAPAN PELAKSANAAN
Prekualifikasi Pemilihan
Optimisasi Penawaran Pre-FS
1 Tahap Pelelangan 2 Tahap

• Merupakan dialog antara Panitia Pengadaan dengan setiap Peserta


2. Simulasi Dialog agar peserta dapat menyampaikan penawaran dengan value for money yang lebih baik
Optimalisasi
Penawaran kepada PJPK pada pemasukan penawaran tahap II

Prinsip Dialog Optimalisasi


1. Menyampaikan masukan yang konstruktif kepada setiap Peserta berdasarkan evaluasi Tahap I
2. Peserta untuk mempertimbangkan masukan Panitia Pengadaan dalam mengoptimalisasikan proposal yang akan
disampaikan pada Tahap II.
3. Dialog optimalisasi memberi kesempatan bagi Peserta untuk menyampaikan solusi terbaik dengan penawaran yang terbaik
dari sisi value for money.
4. Semua Peserta harus diberikan kesempatan dan waktu yang sama untuk menerima masukan dan mengoptimalkan
proposal mereka.
5. Menjaga iklim kompetisi selama proses pengadaan untuk mendapatkan value for money terbaik.
6. Membantu Panitia Pengadaan dalam menilai koherensi proposal penawaran Peserta dari aspek teknis, keuangan dan
hukum.
7. Dialog optimalisasi dilakukan dengan setiap Peserta (oneto-one basis) dan semua komunikasi dengan Peserta akan
merupakan hal yang rahasia untuk setiap Peserta.
Kapan Penggunaan Dialog Optimalisasi?

1. Proses Pelelangan Dua PENGADAAN


Tahap dan Dialog PERSIAPAN PELAKSANAAN
Prekualifikasi Pemilihan
Optimisasi Penawaran Pre-FS
1 Tahap Pelelangan 2 Tahap

2. Simulasi Dialog
Optimalisasi • Perka LKPP 19/2015 mengatur pelaksanaan Dialog Optimalisasi
Penawaran Penawaran dengan setiap Peserta dalam proses Pengadaan.

Untuk pengadaan satu tahap, tidak ada dialog


optimalisasi penawaran setelah Peserta
mengumpulkan dokumen penawaran.

Untuk proses pengadaan dua tahap, Proses


optimalisasi dokumen penawaran dilakukan setelah penyerahan
dan evaluasi administrasi, teknis, proposal keuangan*,dan juga
draft perjanjian KPBU. Berdasarkan dialog, Peserta akan
mengumpulkan kembali seluruh proposal (teknis, administrasi,
finansial, dan draft perjanjian KPBU).
MANFAAT DIALOG OPTIMALISASI

1. Proses Pelelangan Dua PENGADAAN


Tahap dan Dialog PERSIAPAN PELAKSANAAN
Prekualifikasi Pemilihan
Optimisasi Penawaran Pre-FS
1 Tahap Pelelangan 2 Tahap

1. Forum bagi PJPK, melalui Panitia Pengadaan, untuk memberikan


2. Simulasi Dialog tanggapan/masukan konstruktif kepada Peserta Dialog untuk memastikan setiap proposal peserta
Optimalisasi yang lolos tahap 1 dapat dioptimalisasi.
Penawaran
2. Proses yang adil dan transparan yang memberikan kesempatan kepada setiap
Peserta Dialog untuk menawarkan proposal terbaik mereka kepada PJPK.

3. Untuk memanfaatkan proses kompetitif untuk mengoptimasi proposal dari Peserta

4. Melakukan optimalisasi dari asumsi biaya per-unit untuk meningkatkan value for
money setiap proposal

5. Dapat mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan yang mungkin ada untuk


memastikan proposal final bebas dari kesalahan.

6. Lebih adil, transparan dan efektif dibandingkan dengan praktik one-on-one


meeting dilakukan sebelum RfP difinalkan yang saat ini yang belum diatur tata caranya.

7. Berfokus pada proses pengadaan dimana setiap Peserta melakukan optimalisasi


proposal dan bukan berfokus pada proses dimana Panitia Pengadaan melakukan revisi RfP.
JIKA DIALOG OPTIMALISASI TIDAK DILAKUKAN

1. Proses Pelelangan Dua PENGADAAN


Tahap dan Dialog PERSIAPAN PELAKSANAAN
Prekualifikasi Pemilihan
Optimisasi Penawaran Pre-FS
1 Tahap Pelelangan 2 Tahap

2. Simulasi Dialog
• Kesempatan berdialog dan mengoptimalisasi penawaran selama
Optimalisasi
Penawaran proses pelelangan untuk memastikan pengelolaan dan mitigasi
risiko tekait hal teknis dan finansial telah diperhitungkan dalam
penawaran Peserta.

• Tidak adanya dialog optimalisasi akan berdampak pada


munculnya risiko-risiko tersebut pada saat implementasi proyek
sebagai perubahan kontrak. Perubahan kontrak tersebut dapat
berdampak pada biaya tambahan kepada PJPK dan dapat
mengurangi Value for Money proyek dalam jangka panjang.
JAMINAN PENGADAAN

• Besaran ditentukan dalam Dokumen Pengadaan, dinyatakan


dalam nominal
• Penentuan besaran memperhatikan karakteristik,
kompleksitas dan risiko proyek KPBU

JAMINAN
JAMINAN PELAKSANA
PENAWARAN AN

• pada masa perolehan pembiayaan: 1%-5% dari nilai


investasi Peserta
• pada masa konstruksi: 1%-5% dari nilai konstruksi
Dapat dikurangi secara bertahap sesuai
dengan kemajuan Proyek KPBU
sebagaimana diatur dalam perjanjian
kerjasama
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemer

Gedung LKPP
Kawasan Rasuna Epicentrum
Jalan Epicentrum Tengah Lot.
11B Kuningan Jakarta Selatan
Website: www.lkpp.go.id
SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN GAMPONG
PENJELASAN UMUM
Gampong adalah kesatuan masyarakat yang berada di bawah Mukim dan dipimpin oleh Keuchik
yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri. Istilah Gampong sendiri berlaku
untuk wilayah Kabupaten Bireuen. Hal ini sesuai dengan Ketentuan Pasal 115 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh menyebutkan bahwa dalam wilayah
Kabupaten/Kota dibentuk Gampong atau nama lain.

Pemerintahan Gampong adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh


Pemerintah Gampong dan Tuha Peuet dalam mengatur dan mengurus masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati, hal mana berarti pula
bahwa pola penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan pembangunan di Gampong harus
menghormati sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat setempat dan hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup sesuai dengan perkembangan masyarakat namun demikian harus tetap
mengindahkan sistem nilai bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
MENURUT QANUN NO. 6 TAHUN 2018 PASAL 10

Susunan Organisasi Pemerintahan Gampong terdiri dari:


Pemerintah Gampong;
Tuha Peuet Gampong;
Lembaga Imuem Gampong.

Pemerintah Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari
Keuchik dan dibantu oleh Perangkat Gampong.

Perangkat Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas :


Sekretariat Gampong;
Peutua Duson; dan
Pelaksana Teknis.
MENURUT QANUN NO. 6 TAHUN 2018 PASAL 11, 12, 13

Sekretariat Gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf a dipimpinoleh Keurani Gampong dan
dibantu oleh Keurani Cut.
Keurani Cut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) yaitu Keurani Cut urusan Umum, Keurani Cut
urusan Perencanaan, dan Keurani Cut urusan Keuangan.

Peutua Duson sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf b yang merupakan unsur pembantu Keuchik
sebagai satuan tugas kewilayahan.
Jumlah Duson sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan secara proporsionalsesuai dengan kemampuan
keuangan Gampong dengan memperhatikan luas wilayah kerja, karakteristik, geografis, jumlah penduduk, serta
sarana prasarana penunjang tugas.

Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf c merupakan unsur pembantu Keuchik
sebagai pelaksana tugas operasional.
Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) seksiyaituSeksi Pemerintahan, Seksi
Keistimewaan dan Seksi Pembangunan.
Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipimpin oleh Kepala Seksi.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMERINTAH DESA
KEPALA DESA
Menyelenggarakan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama BPD
Mengajukan rancangan peraturan desa
Menetapkan peraturan-peraturan yang telah mendapatkan persetujuan bersama
BPD
Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengnenai APB desa
untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD
Membina kehidupan masyarakat desa
Membina ekonomi desa
Mengordinasikan pembangunan desa secara partisipatif
Mewakili desanya di dalam dan luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan paeraturan perundang-undangan; dan
Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
SEKRETARIS DESA
Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam mempersiapkan dan melaksanakan
pengelolaan administrasi Desa, mempersiapkan bahan penyusunan laporan
penyelenggaraan Pemerintah Desa.
Fungsi :
Penyelenggara kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk
kelancaran tugas Kepala Desa
Melaksanakan tugas kepala desa dalam hal kepala desa berhalangan
Melaksanakan tugas kepala desa apabila kepala desa diberhentikan sementara
Penyiapan bantuan penyusunan Peraturan Desa
Penyiapan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengkoordinasian Penyelenggaraan tugas-tugas urusan; dan
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.
KEPALA URUSAN (KAUR) UMUM
Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan administrasi umum,
tata usaha dan kearsipan, pengelolaan inventaris kekayaan desa, serta
mempersiapkan bahan rapat dan laporan.
Fungsi :
Pelaksanaan, pengendalian dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar serta
pengendalian tata kearsipan
Pelaksanaan pencatatan inventarisasi kekayaan Desa
Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum
Pelaksanaan penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian alat tulis kantor
serta pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor
Pengelolaan administrasi perangkat Desa
Persiapan bahan-bahan laporan; dan
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.
KAUR KEUANGAN
Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan
pengelolaan sumber pendapatan Desa, pengelolaan
administrasi keuangan Desa dan mempersiapkan bahan
penyusunan APB Desa.
Fungsi :
Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan Desa
Persiapan bahan penyusunan APB Desa; dan
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.
KAUR PEMERINTAHAN
Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan administrasi kependudukan,
administrasi pertanahan, pembinaan, ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa, mempersiapkan
bahan perumusan kebijakan penataan, Kebijakan dalam Penyusunan produk hukum Desa.
Fungsi :
Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan
Persiapan bahan-bahan penyusunan rancangan peraturan Desa dan keputusan Kepala Desa
Pelaksanaan kegiatan administrasi pertanahan
Pelaksanaan Kegiatan pencatatan monografi Desa
Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan penataan kelembagaan masyarakat untuk
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan Desa
Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan yang berhubungan dengan
upaya menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pertahanan sipil; dan
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan kepada Desa.
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA
Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Pembuatan Kartu Keluarga (KK)
Pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) bagi warga Desa yang berkehidupan
ekonomi kurang mampu agar mendapatkan penangguhan-penangguhan. Misalkan
penangguhan atau pengurangan beban biaya di rumah sakit. Pembuatan surat ini tidak
memerlukan biaya, digratiskan bagi warga Desa yang memerlukan. Dalam perkembangannya
SKTM ini berubah menjadi Kartu Multiguna, Kartu ini dapat digunakan oleh satu keluarga yang
diwakili oleh kepala keluarga sebagai pemegang kartu
Surat Keterangan Lalu Lintas
Surat Keterangan NTCR
Surat Pengantar Pernikahan
Surat Keterangan Naik Haji
Surat Keterangan Domisili
Surat Keterangan Pengantar Kepolisian
Surat Keterangan Pindah
Surat Keterangan Lahir/Mati
Surat Keterangan Ke Bank dll.
Surat Keterangan Pengiriman Wesel
Surat Keterangan Jual Beli Hewan
Surat Keterangan Izin Keramaian
Pengenaan Pungutan atas Transaksi Jual beli Hasil Bumi dikenakan dari harga
transaksi jual beli dan dikenakan kepada pembeli atau penjual
Pengenaan pungutan atas transaksi jual beli tanah rumah dikenakan dari harga
transakasi jual beli dan dikenakan kepada pembeli atau penjual
Surat Keterangan Tebang Kayu/Bambu
Tarip pengenaan pungutan pengusaha angkutan sewa sarana dan BUMdes; dan
Perusahaan PT/CV atau pemborong dan sejenisnya dari jumlah anggaran.
KAUR EKONOMI PEMBANGUNAN
Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan ekonomi masyarakat
dan potensi desa, pengelolaan administrasi pembangunan, pengelolaan
pelayanan masyarakat serta penyiapan bahan usulan kegiatan dan
pelaksanaan tugas pembantuan.
Fungsi :
Penyiapan bantuan-bantuan analisa & kajian perkembangan
ekonomi masyarakat
Pelaksanaan kegiaatan administrasi pembangunan
Pengelolaan tugas pembantuan; dan
Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.
KAUR KESRA (KESEJAHTERAAN RAKYAT)
Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis Penyusunan Program Keagamaan
serta melaksanakan Program pemberdayaan masyarakat dan sosial
kemasyarakatan.
Fungsi :
Penyiapan bahan untuk pelaksanaan program kegiatan keagamaan
Penyiapan dan pelaksanaan program perkembangan kehidupan
beragama
Penyiapan bahan dan pelaksanaan program, pemberdayaan
masyarakat dan sosial kemasyarakatan; dan
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.
KEPALA DUSUN (KADUS)
Tugas :
Membantu pelaksanaan tugas kepala desa dalam wilayah kerjanya
Melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan swadaya dan
gotong royong masyarakat
Melakukan kegiatan penerangan tentang program pemerintah kepada
masyarakat
Membantu kepala desa dalam pembinaan dan mengkoordinasikan
kegiatan RW (Rukun Wilayah) dan RT (Rukun Tetangga) diwilayah
kerjanya
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
Fungsi :
Melakukan koordinasi terhadap jalannya pemerintah desa,
pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat diwilayah dusun
Melakukan tugas dibidang pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya
Melakukan usaha dalam rangka meningkatkan partisipasi dan
swadaya gotong royong masyarakat dan melakukan pembinaan
perekonomian
Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan
ketrentaman dan ketertiban masyarakat
Melakukan fungsi-fungsi lain yang dilimpahkan oleh kepala desa.
BPD (BADAN PERWAKILAN DESA)
Tugas :
Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa
Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan
desa dan peraturan kepala desa
Mengusulkan, pengangkatan dan pemberhentian kepala
desa
Membentuk panitia pemilihan kepala desa
Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat
Menyusun tata tertib BPD.
Hak :
Meminta keterangan kepada pemerintah desa
Menyatakan pendapat Kewajiban
Mengamalkan pancasila, melaksanakan UUD 1945 dan mentaati segala peraturan
perundang-undangan
Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa
Mempertahankan dan memelihara hukum nasional sera keutuhan NKRI
Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat
Memproses pemilihan kepala desa
Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan
golongan
Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat
Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
kemasyarakatan
PEJABAT GEUCHIK
1. Apabila keuchik definitif telah berakhir masa jabatannya atau
mengundurkan diri maka diangkat penjabat keuchik.
2. Penjabat keuchik diusul oleh tuha peut dan diangkat oleh bupati
berdasarkan usulan camat untuk masa jabatan maksimal 1 (satu)
tahun.
3. Penjabat keuchik bertugas untuk melaksanakan tugas rutinitas
pemerintahan gampong dan mempersiapkan pemilihan keuchik
definitif.
4. Penjabat keuchik dilarang melakukan penggantian perangkat
gampong dan membuat kebijakan yang bersifat strategis.
PERTANGGUNGJABATAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN GAMPONG

Keuchik sebagaimana wajib meyampaikan laporan secara tertulis


meliputi:
1. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong Akhir Tahun
Anggaran;
2. Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong Akhir
Tahun Anggaran;
3. Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong; dan
4. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong Akhir Masa
Jabatan
1. LPPG Akhir Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 huruf a, disampaikan oleh Keuchik
kepada Bupati melalui camat dan tembusannya
disampaikan kepada Imeum Mukim paling lambat 3
(tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.
LPPG Akhir Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
huruf a, disampaikan oleh Keuchik kepada Bupati melalui camat dan
tembusannya disampaikan kepada Imeum Mukim paling lambat 3
(tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.
Muatan materi LPPG dimaksud terdiri dari:
a) pendahuluan;
b) program Kerja Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong;
c) program Kerja Pelaksanaan Pembangunan;
d) program Kerja Pembinaan Kemasyarakatan;
e) program Kerja Pemberdayaan Masyarakat;
f) pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong;
g) keberhasilan yang dicapai, permasalahan yang dihadapi dan upaya
yang ditempuh; dan
h) penutup.
Program Kerja memuat uraian tentang Rencana dan Pelaksanaan Program Kerja
berdasarkan RKPG dan RPJMG sesuai dengan kewenangan Gampong.

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong memuat uraian tentang:


a) QanunGampong tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong;
b) Qanun Gampong tentangpertanggungjawabanrealisasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Gampong;
c) Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong.

Keberhasilan yang dicapai, permasalahan yang dihadapi dan upaya yang ditempuh
memuat rincian tentangkeberhasilan yang dicapai, permasalahan yang dihadapi dan
upaya yang ditempuhdi Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan, Bidang Pelaksanaan
Pembangunan, Bidang Pembinaan Kemasyarakatan danBidang Pemberdayaan
Masyarakat Gampong.
Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan GampongAkhir tahun Anggaran disampaikan
secara tertulis oleh Keuchik kepada Tuha Peuet paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhir tahun
anggaran.

Tuha Peuet melakukan evaluasi terhadap LKPPG paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak LKPPG
diterima.

LKPPG Akhir Tahun Anggaran digunakan untuk bahan evaluasi bagi Tuha Peuet.

Berdasarkan bahan evaluasi Tuha Peuet dapat:


a) Membuat catatan tentang kinerja Keuchik;
b) meminta keterangan atau informasi;
c) menyatakan pendapat;
d) memberi masukan untuk penyiapan bahan musyawarah Gampong.

Dalam hal Keuchik tidak memenuhi permintaan Tuha Peuet, Tuha Peuet tetap melanjutkan proses
penyelesaian evaluasi LKPPG dengan memberikan catatan kinerja Keuchiek.

Hasil evaluasi LKPPG menjadi bagian dari laporan kinerja Tuha peuet.
Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan GampongAkhir tahun Anggaran disampaikan
secara tertulis oleh Keuchik kepada Tuha Peuet paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhir tahun
anggaran.

Tuha Peuet melakukan evaluasi terhadap LKPPG paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak LKPPG
diterima.

LKPPG Akhir Tahun Anggaran digunakan untuk bahan evaluasi bagi Tuha Peuet.

Berdasarkan bahan evaluasi Tuha Peuet dapat:


a) Membuat catatan tentang kinerja Keuchik;
b) meminta keterangan atau informasi;
c) menyatakan pendapat;
d) memberi masukan untuk penyiapan bahan musyawarah Gampong.

Dalam hal Keuchik tidak memenuhi permintaan Tuha Peuet, Tuha Peuet tetap melanjutkan proses
penyelesaian evaluasi LKPPG dengan memberikan catatan kinerja Keuchiek.

Hasil evaluasi LKPPG menjadi bagian dari laporan kinerja Tuha peuet.
LKPPG memuat materi yang merupakan langkah-langkah kebijakan dalam pelaksanaan Qanun Gampong
khususnya yang berhubungan dengan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong.

Penggunaan hak menyatakan pendapat oleh Tuha Peuet, dilakukan dalam rangka pelaksanaan fungsi
pengawasan terhadap kinerja Keuchik yang merupakan kesimpulan dari pelaksanaan penilaian secara cermat
dan objektif atas penyelenggaraan Pemerintahan Gampong.

Penilaian dilakukan melalui pembahasan dan pendalaman suatu objek penyelenggaraan Pemerintahan
Gampong yang dilakukan melalui musyawarah Tuha Peut.

Hasil musyawarah Tuha Peuet menjadi dasar dalam pengambilan Keputusan Tuha Peuet.

Keputusan Tuha Peuet menjadi dasar dalam memberikan penghargaan atau sanksi administratif kepada
keuchik.
Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong, merupakan mekanisme
Pemenuhan hak masyarakatuntukmendapatkaninformasimengenai kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan Gampong, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan,pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan syari’at
Islam yang disampaikan oleh Keuchiek kepada masyarakat.

Informasi penyelenggaraan pemerintahan Gampong disampaikan secara tertulis


paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhir tahun anggaran melalui media
informasi yang mudah diakses oleh masyarakat.

Media informasi antara lain papan pengumuman, rapat umum Gampong, radio
komunikasi dan media informasi lainnya sesuai dengan potensi gampong masing-
masing.
IPPG yang disampaikan oleh Keuchik, dapat digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan
aspirasi, saran dan pendapat lisan atau tertulis secara bertanggungjawab.

Aspirasi, saran dan pendapat lisan atau tertulis dalam rangka mendukung penyelenggaraan
pemerintahan Gampong, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,
pemberdayaan masyarakat dan Pelaksanaan syari’at Islam.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong Akhir Masa Jabatan,disampaikan secara


tertulis oleh Keuchik kepada Bupati melalui camat paling lambat 5 (lima) bulan sebelum akhir
masa jabatan.

Laporan penyelenggaraan pemerintahan Gampong akhir masa jabatan memuat materi:


a) Laporan penyelenggaraan pemerintahan Gampong selama masa jabatan; dan
b) Rencana kegiatan dalam masa kurun waktu 5 (lima) bulan sisa masa jabatan yang akan
dijadikan dasar penyusunan memori serah terima jabatan.
LPPG Akhir Tahun Anggaran dan Akhir Masa Jabatan,digunakan sebagai bahan
evaluasi Bupati terhadap kinerja Keuchik.

Bahan evaluasi akan dijadikan sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan Bupati
baik berupa pembinaan maupun pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan Gampong.

Kebijakan antara lain catatan kinerja dan prestasi Keuchik, program dan potensi
Gampong yang perlu dikembangkan, dan hal-hal yang perlu disempurnakan.
SANKSI-SANKSI BAGI KEUCHIK
1. Keuchik yang tidak melaksanakan kewajibannya dan/atau melanggar larangan
sanksi administratif berupa teguran lisan dan/atau teguran tertulis oleh Tuha
Peuet.
2. Mekanisme penyampaian teguran tertulis dilakukan secara bertahapsebanyak 3
(tiga) kali secara berturut-turut dengan interval waktu antara teguran pertama,
kedua dan ketiga masing-masing 1 (satu) bulan.
3. Dalam hal sanksi aministratif tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan
pemberhentian sementara dandapat dilanjutkan dengan pemberhentian.
4. Tindakan pemberian sanksi administratif merupakan kewenangan Tuha Peuet
Gampong dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap kinerja Keuchik.
5. Mekanisme pemberhentian sementara, pemberhentian, pemilihan dan
pengangkatan Keuchik berpedoman pada Qanun Aceh.
PENILAIAN KINERJA, PEMBERHENTIAN DAN PENGANGKATAN
KEURANI GAMPONG
1. Keurani Gampong yang berstatus Pegawai Negeri Sipil dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung
jawab secara operasional kepada Keuchik sebagai atasan langsung.
2. Keuchik selaku atasan langsung berhak memberikan penilaian kinerja Keurani Gampong dari
aspek Perilaku Kinerja meliputi : Orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama,
kepemimpinan Keurani Gampong.
3. Camat yang merupakan atasan lansung Keurani Gampong sebagai Pegawai Negeri Sipil berhak
melakukan penilaian dari aspek Capaian Sasaran Kinerja.
4. Penilaian kinerja dari aspek prilaku harus dilakukan oleh keuchik secara profesional dan objektif.
5. Keuchik yang tidak melakukan penilaian maka hak penilaiannya sepenuhnya menjadi
kewenangan Camat.
6. Hasil penilaian kinerja melalui Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Keurani Gampong wajib dijadikan
sebagai dasar pertimbangan bagi pejabat pembina Pegawai Daerah dalam sistim pemberian
penghargaan dan sanksi bagi pegawai negeri sipil yang berkedudukan sebagai Keurani Gampong.
7. Tata cara penilaian kinerja Keurani Gampong sebagai Pegawai Negeri Sipil yang berkedudukan
sebagai perangkat Gampong menjadi kewenangan Sekretaris Daerah Kabupaten sebagai Pejabat
Pembina Kepegawaian Daerah.
PENILAIAN KINERJA, PEMBERHENTIAN DAN PENGANGKATAN
KEURANI GAMPONG
1. Keurani Gampong yang berstatus Pegawai Negeri Sipil dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung
jawab secara operasional kepada Keuchik sebagai atasan langsung.
2. Keuchik selaku atasan langsung berhak memberikan penilaian kinerja Keurani Gampong dari
aspek Perilaku Kinerja meliputi : Orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama,
kepemimpinan Keurani Gampong.
3. Camat yang merupakan atasan lansung Keurani Gampong sebagai Pegawai Negeri Sipil berhak
melakukan penilaian dari aspek Capaian Sasaran Kinerja.
4. Penilaian kinerja dari aspek prilaku harus dilakukan oleh keuchik secara profesional dan objektif.
5. Keuchik yang tidak melakukan penilaian maka hak penilaiannya sepenuhnya menjadi
kewenangan Camat.
6. Hasil penilaian kinerja melalui Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Keurani Gampong wajib dijadikan
sebagai dasar pertimbangan bagi pejabat pembina Pegawai Daerah dalam sistim pemberian
penghargaan dan sanksi bagi pegawai negeri sipil yang berkedudukan sebagai Keurani Gampong.
7. Tata cara penilaian kinerja Keurani Gampong sebagai Pegawai Negeri Sipil yang berkedudukan
sebagai perangkat Gampong menjadi kewenangan Sekretaris Daerah Kabupaten sebagai Pejabat
Pembina Kepegawaian Daerah.
1. Keurani Gampong diberhentikan karena:
a) meninggal dunia;
b) permintaan sendiri dan/atau pindah tugas;
c) pensiun dan/atau diberhentikan dari Pegawai Negeri Sipil;
d) tidak melaksanakan kewajibannya sebagai Pegawai Negeri Sipil;dan
e) melakukan larangan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil.

2. Dalam hal Keurani Gampong diberhentikan maka pengisiannya diusulkan oleh keuchik kepada Bupati melalui
Camat dari unsur Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat.
3. Dalam hal calon Keurani Gampong dari unsur Pegawai Negeri Sipil tidak tersedia di Gampong, maka Keuchik
mengajukanpermintaan kepada Bupati melalui Camat untuk menempatkan Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi syarat sebagai Keurani Gampong.
4. Bupati wajib memberi tanggapan terhadap permintaan Keuchik paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja.
5. Dalam hal Bupati tidak memberi tanggapan terhadap permintaan keuchik, maka untuk kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsnya, Keuchik dapat melakukan proses pengisian Keurani Gampong melalui
mekanisme pengangkatan perangkat Gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, dengan persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.
6. Tata cara pengusulan pengisian dan/atau pengangkatan Keurani Gampong, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati dengan berpedoman pada Peraturan Perundang-Undangan.
1. Keurani Gampong diberhentikan karena:
a) meninggal dunia;
b) permintaan sendiri dan/atau pindah tugas;
c) pensiun dan/atau diberhentikan dari Pegawai Negeri Sipil;
d) tidak melaksanakan kewajibannya sebagai Pegawai Negeri Sipil;dan
e) melakukan larangan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil.

2. Dalam hal Keurani Gampong diberhentikan maka pengisiannya diusulkan oleh keuchik kepada Bupati melalui
Camat dari unsur Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat.
3. Dalam hal calon Keurani Gampong dari unsur Pegawai Negeri Sipil tidak tersedia di Gampong, maka Keuchik
mengajukanpermintaan kepada Bupati melalui Camat untuk menempatkan Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi syarat sebagai Keurani Gampong.
4. Bupati wajib memberi tanggapan terhadap permintaan Keuchik paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja.
5. Dalam hal Bupati tidak memberi tanggapan terhadap permintaan keuchik, maka untuk kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsnya, Keuchik dapat melakukan proses pengisian Keurani Gampong melalui
mekanisme pengangkatan perangkat Gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, dengan persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.
6. Tata cara pengusulan pengisian dan/atau pengangkatan Keurani Gampong, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati dengan berpedoman pada Peraturan Perundang-Undangan.
KEWENANGAN, TUGAS DAN FUNGSI TUHA PEUET
Tuha Peuet Gampong berwenang:
a) mengadakan pertemuan dengan mayarakat untuk mendapatkan aspirasi;
b) menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Gampong secara lisan dan tertulis;
c) mengajukan rancangan Qanun Gampong yang menjadi kewenangannya;
d) melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja Keuchik;
e) meminta keterangan kepada Pemerintah Gampong tentang penyelenggaraan Pemerintahan;
f) menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat Gampong dan pelaksanaan syari’at Islam;
g) mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan penyelenggaraan Pemerintahan
serta mempelopori penyelenggaraan Pemerintahan Gampong berdasarkan tata kelola pemerintahan
yang baik;
h) menyusun peraturan tata tertib Tuha Peuet Gampong;
i) menyampaikan laporan hasil pengawasan yang bersifat insidentil kepada Bupati melalui Camat;
j) menyusun dan menyampaikan usulan rencana biaya operasional Tuha Peuet secara tertulis kepada
Keuchiek untuk dialokasikan dalam RAPBG;
k) mengelola biaya operasional Tuha Peuet;
l) mengusulkan pembentukan Forum Komunikasi Pimpinan Pemerintahan Gampong kepada Keuchik; dan
m) melakukan kunjungan kepada masyarakat dalam rangka monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
Pemerintahan Gampong.
Tuha Peuet Gampong mempunyai tugas:
a) menggali, menampung, mengelola dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
b) menyelenggarakan musyawarah Gampong;
c) membentuk panitia pemilihan Keuchik;
d) menyelenggarakan musyawarah Gampong khusus untuk pemilihan Keuchik
antarwaktu;
e) membahas dan menyepakati rancangan Qanun Gampong bersama Keuchik;
f) melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Keuchik;
g) melakukan evaluasi terhadap laporan keterangan penyelenggaraan
Pemerintahan Gampong;
h) menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Gampong
dan lembaga Gampong lainnya; dan
i) melaksanakan tugas lain yang diatur dalam Ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.
Tuha Peuet Gampong mempunyai tugas:
a) menggali, menampung, mengelola dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
b) menyelenggarakan musyawarah Gampong;
c) membentuk panitia pemilihan Keuchik;
d) menyelenggarakan musyawarah Gampong khusus untuk pemilihan Keuchik
antarwaktu;
e) membahas dan menyepakati rancangan Qanun Gampong bersama Keuchik;
f) melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Keuchik;
g) melakukan evaluasi terhadap laporan keterangan penyelenggaraan
Pemerintahan Gampong;
h) menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Gampong
dan lembaga Gampong lainnya; dan
i) melaksanakan tugas lain yang diatur dalam Ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.
Tuha Peuet Gampong mempunyai fungsi:
a) membahas dan menyepakati Rancangan Qanun Gampong
bersama Keuchik;
b) menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Gampong;
c) melakukan pengawasan kinerja Keuchik; dan
d) melaksanakan penyelesaian perkara-perkara Adat.
PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KEUCHIK

Pengawasan terhadap kinerja Keuchik dilakukan oleh Tuha Peuet berdasarkan


prinsip demokratis, responsif, transparansi, akuntabilitas dan objektif melalui
monitoring dan evaluasi terhadap :
a) perencanaan Pemerintah Gampong;
b) pelaksanaan tugas dan fungsi Keuchik; dan
c) pelaporan penyelenggaraan Pemerintahan Gampong.
EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI KEUCHIK

Evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi Keuchik meliputi :


a) Capaian pelaksanaan RPJMG, RKPG dan APBG;
b) Capaian pelaksanaan penugasan dari Pemerintah, Pemerintah Aceh dan
Pemerintah Kabupaten;
c) Capaian ketaatan terhadap pelaksanaan tugas sesuai peraturan perundang-
undangan; dan
d) Prestasi Kerja Keuchik.

Evaluasi merupakan evaluasi atas kinerja Keuchik selama 1 (satu) tahun anggaran.

Hasil pelaksanaan pengawasan kinerja Keuchik menjadi bagian dari laporan kinerja
Tuha Peuet
HAK TUHA PEUET
1) Mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Gampongk
epada Pemerintah Gampong;
2) Menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan, pelaksanaan Pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat; dan
3) mendapatkanbiaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Gampong.

Anggota Tuha Peuet Gampong berhak:


a) mengajukan usul rancangan Qanun Gampong;
b) mengajukan pertanyaan;
c) menyampaikan usul dan/atau pendapat;
d) memilih dan dipilih; dan
e) Mendapat tunjangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong.
Selain hak, Tuha Peuet juga berhak:
a) memperoleh pengembangan kapasitas melalui pelatihan, sosialisasi, pembimbingan teknis,
dan kunjungan lapangan seperti studi banding.
b) penghargaan dari Pemerintah, Pemerintah Aceh, dan Pemerintah Kabupaten bagi pimpinan
dan anggota Tuha Peuet yang berprestasi.

Pimpinan dan anggota Tuha Peuet mempunyai hak untuk memperoleh tunjangan meliputi tunjangan
pelaksanaan tugas dan fungsi dan tunjangan lainnya.

Tunjangan pelaksanaan tugas dan fungsi merupakan tunjangan kedudukan yang diberikan
berdasarkan kedudukan anggota dalam kelembagaan Tuha Peuet.

Tunjangan lainnya merupakan tunjangan kinerja dapat diberikan dalam hal terdapat penambahan
beban kerja dengan sumber dana bersumber dari Pendapatan Asli Gampong.

Besaran tunjangan Tuha Peuet ditetapkan oleh Bupati.


1) Menyatakan pendapat adalah pendapat Tuha Peuet terhadap kebijakan Pemerintah
Gampong atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di Gampong atau dugaan
bahwa Keuchiek telah melakukan pelanggaran hukum maupun tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Keuchikdisertai dengan rekomendasi penyelesaiannya.
2) Penggunaan hak menyatakan pendapat oleh Tuha peuet dilakukan dalam rangka
pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap kinerja Keuchik yang merupakan kesimpulan
dari pelaksanaan penilaian secara cermat dan objektif atas penyelenggaraan
Pemerintahan Gampong.
3) Penilaian dilakukan melalui pembahasan dan pendalaman suatu objek penyelenggaraan
Pemerintahan Gampong yang dilakukan dalam musyawarah Tuha Peut.
4) Hasil musyawarah Tuha Peuet sebagai dasar dalam pengambilan Keputusan Tuha Peuet.
5) Keputusan Tuha Peuet menjadi dasar dalam memberikan penghargaan atau
administratif maupun pemberhentian keuchik dari jabatannya.
KEWAJIBAN DAN LARANGAN TUHA PEUET
Anggota Tuha Peuet Gampong wajib:
a) Memegang teguh dan mengamalkan ajaran Islam, Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesiadan Bhinneka Tunggal Ika;
b) melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Gampong;
c) menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat
Gampong;
d) Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok,
dan/atau golongan;
e) menghormati nilai sosial budaya dan adat istiadat yang hidup dan
berkembangdalam kehidupan masyarakat; dan
f) menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
kemasyarakatan Gampong.
KEWAJIBAN DAN LARANGAN TUHA PEUET
Anggota Tuha Peuet Gampong dilarang:
a) Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan mendiskriminasikan
warga atau golongan masyarakat;
b) melakukan korupsi,kolusi,dan nepotisme,menerima uang, barang, dan/atau jasa dari pihak
lain yang dapat memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;
c) menyalahgunakan wewenang;
d) melanggar sumpah/janji jabatan;
e) Merangkap jabatan sebagai Keuchik dan perangkat Gampong;
f) Merangkap sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan
perundangan-undangan;
g) sebagai pelaksana proyek Desa;
h) menjadi pengurus partai politik;dan/atau
i) menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang
LEMBAGA IMEUM GAMPONG
1. Lembaga Imeum Gampong adalah penyelenggara urusan wajib pemerintahan yang
menjadi kewenangan gampong dalam bidang pelaksanaan syari’at Islam yang dipimpin
oleh Imeum Gampong.
2. Lembaga Imeum Gampong berkedudukan sebagai mitra Pemerintah Gampong
dalampembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakatdi bidang pelaksanaan
syari’at Islam digampong.

TUGAS :
a) memimpin dan mengkoordinir pelaksanan syari’at Islam dalam kehidupan masyarakat;
b) mengkoordinir pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian harta agama di Gampong;
c) memberi pertimbangan dan pendapat kepada Pemerintah Gampong baik diminta maupun
tidak diminta dalam bidang penerapan nilai-nilai syariat Islam dalam kehidupan Masyarakat;
d) bersama Keuchik, Tuha Peuet dan pemangku adat dan/atau Peutua Duson menyelesaikan
sengketa dalam keluarga dan/atau antar warga di gampong.
FUNGSI :
a) pelaksanaan pelayanan hukum Syari’at Islam kepada Pemerintah Gampong
dan masyarakat;
b) pelaksanaan pembinaan lembaga pendidikan Islam (LPI) di gampong;
c) pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana ibadat;
d) pelaksanaan pembinaan penerapan nilai-nilai syariat Islam dalam segala
aspek kehidupan masyarakat;
e) pelaksanaan pembinaan dan pengujian terhadap penguasaan ilmu agama
bagi calon pengantin;
f) pelaksaaan koordinasi lembaga Pamuda Gampong dalam pelaksanaan
kegiatan Hari-hari Besar Islam (HBI) dan kegiatan adat dan budaya yang
bersendikan Islam di Gampong; dan
g) pelaksanaan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan kegiatan
pelaksanaan syari’at Islam.
KEWAIBAN :
a) memantau dan mencegah kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pendangkalan
dan kedangkalan Akidah;
b) mencegah terjadinya ketidakharmonisan dalam pemahaman dan pelaksanaan
ibadah;
c) memantau dan mencegah kegiatan-kegiatan maksiat dalam masyarakat;
d) melaksanakan pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dan zat
adiktif;
e) menjaga dan memelihara nilai-nilai Adat dan budaya yang bersendikan Islam
serta meminimalisir Adat dan kebiasaan yang bertentangan dengan Syariat
Islam;
f) memelihara dan mempertahankan keutuhan fisik dan/atau status kepemilikan
harta Agama dan sarana ibadah;
g) menjaga keharmonisan dan keseimbangan hubungan kerja antar lembaga
Pemerintahan, lembaga kemasyarakatan dan lembaga Adat di gampong
SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA IMEUM GAMPONG
Susunan organisasi Lembaga Imeum Gampong terdiri dari :
a) Imeum Gampong;
b) Waki Imeum;dan
c) Bendahara;

Waki Imeum terdiri dari:


d) Waki Imeum bidang Pendidikan Islam;
e) Waki Imeum bidang Peribadatan dan kemakmuran Meunasah;
f) Waki Imeum bidang Pembinaan Ummat;
g) Waki Imeum bidang Harta Agama dan Baital Mal;
h) Waki Imeum bidang Fardhu Kifayah.

Dalam melaksanakan tugasnya Waki Imeum dan Bendahara berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Imeum Gampong.
LEMBAGA KEMASYARAKATAN GAMPONG
Di Gampong dibentuklembaga kemasyarakatan terdiri atas :
a) Lembaga Tuha Lapan Gampong;
b) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK); dan
c) Lembaga Pemuda Gampong.

Lembaga kemasyarakatan Gampong bertugas membantu Pemerintah gampong dan


merupakan mitra dalam melakukan pemberdayaan masyarakat,ikut serta
merencanakan dan melaksanakan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan
masyarakat Gampong.

Lembaga kemasyarakatan Gampong berfungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat


Gampong dalam pembangunan, pemerintahan, kemasyarakatan, dan
pemberdayaan yang mengarah terwujudnya demokratisasi dan transparansidi
tingkat masyarakatserta menciptakan akses agar masyarakat lebih berperan aktif
dalam kegiatan pembangunan.
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWAJIBAN DAN
HAK TUHA LAPAN
Tuha Lapan Gampong dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan kedudukannya sebagai
mitra Pemerintah Gampong dalam bidang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
pembangunan danpemberdayaan masyarakat di Gampong.

Dalam melaksanakan tugasnya Tuha Lapan bertanggung jawab kepada Keuchik.

TUGAS :
a) menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam pembangunan;
b) meningkatkan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
c) menyusun rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan
secara partisipatif;
d) menumbuhkembangkan dan menggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong
masyarakat; dan
e) menggali, mendayagunakan dan mengembangkan potensi sumber daya alam serta keserasian
lingkungan hidup.
f) melaksanakan tugas-tugas lain dalam rangka membantu Pemerintah Gampong dan Pemerintah.
FUNGSI :
a) mengidentifikasiPotensi Gampong berupa Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dapat dimanfaatkan baik sebagai subjek maupun sebagai objek
pembangunan masyarakat Gampong;
b) bersama Pemerintahan Gampong menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMG)dan Rencana Kerja Pemerintah Gampong (RKPG) sesuai dengan potensi dan
kebutuhan masyarakat Gampong melalui Musrenbang Gampong;
c) membantu Pemerintah Gampong dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Gampong (RAPBG).
d) menggerakkan partisipasi masyarakat secara aktif dan positif
e) menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam bidang pembangunan
f) Menanamka ndan memupuk rasa persatuan dan kesatuan masyarakat;
g) meningkatkan kualitas dan mempercepat pelayanan Pemerintah Gampong kepada
masyarakatGampong;
h) menumbuhkembangkan semangat swadaya dan gotong royong masyarakat dalam
pembangunan;
i) ikut serta melaksanakan program dan kegiatan pembangunan di Gampong yang bersumber
dari Pemerintah, Pemerintah Aceh, pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Gampong serta
Non Pemerintah
j) memelihara, melestarikan dan mendayagunakan hasil-hasil pembangunan di Gampong.
a) menumbuh kembangkan minat belajar dan kesadaran beribadat dalam
masyarakat;
b) menumbuhkan kondisi masyarakat yang tertib, aman dan dinamis;
c) melaksanakan kegiatan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat;
d) membina dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta memperluas
kesempatan kerja masyarakat;
e) menumbuh kembangkan kondisi kesehatan masyarakat dan pelestarian
lingkungan hidup;
f) bersama-sama pemerintah gampong menggali dan meningkatkan sumber
pendapatan asli gampong (PAG);
g) melaksanakan tugas-tugas lain dalam rangka membantu pemerintah gampong
dan pemerintah dalam pembangungan dan pemberdayaan masyarakat.
KEWAJIBAN :
a) melakukan koordinasi, sinkronisasi serta kerja sama dengan
pemerintah Gampong dan lembaga kemasyarakatan lainnya;
b) menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat akan manfaat
pembangunan;
c) membuat/menyampaikan laporan pertanggung jawaban minimal
setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Tuha Peuet melalui Keuchik.
SUSUNAN ORGANISASI TUHA LAPAN
Susunan organisasi Tuha Lapan terdiri dari :
a) Peutua Tuha Lapan;
b) Keurani Tuha Lapan;
c) Beundahara;
d) Peutua-Peutua Bidang.

Bidang terdiri dari :


e) bidang peningkatan kapasitas sumberdaya manusia;
f) bidang pendayagunaan SDA dan Teknologi Tepat Guna(TTG);
g) bidang pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat;
h) bidang partisipasi masyarakat;
i) bidang kesehatan dan lingkungan hidup.

Setiap bidang dipimpin oleh seorang Peutua Bidang.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Keurani, Bendahara dan Peutua-Peutua Bidang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Peutua Tuha Lapan.
PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
Dalam penyelenggaraan pemberdayaan Gampong dibentuk Tim Penggerak PKK Gampong.

Tim Penggerak PKK Gampong berkedudukan sebagai mitra kerja dan membantu Pemerintah Gampong dalam
pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluargamenuju keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah Swt, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju, mandiri dan keadilan serta kesadaran
hukum.
Untuk mewujudkan keluarga sejaktera, TP-PKK melakukan kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam 10 (sepuluh)
Program Pokok Gerakan PKKyang disesuaikan kondisi sosial budaya masyarakat Aceh dan prioritas kebutuhan
masyarakat Gampong.
10 (sepuluh) Program Pokok Gerakan PKK meliputi:
a) Penghayatan dan Pengamalan Pancasila;
b) Gotong Royong;
c) Pangan;
d) Sandang;
e) Perumahan dan tata laksana rumah tangga;
f) Pendidikan dan keterampilan;
g) Kesehatan;
h) Pengembangan kehidupan berkoperasi;
i) Kelestarian lingkungan hidup; dan
j) Perencanaan sehat.
PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
TUGAS :
a) menyusun Rencana Kerja PKK Gampong, sesuai dengan hasil Rakerda Kabupaten
dan RPJMG;
b) menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi dan kemampuan mental
spiritual dan fisik material keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
dunia dan akhirat;
c) melaksanakan kegiatan penyuluhan, bimbingan dan motivasi kepada keluarga-
keluarga dalam upaya mencapai keluarga sejahtera;
d) menggerakkan kelompok kerja PKK Dusundan dasawisma agar dapat
mewujudkan kegiatan sesuai dengan rencana kerja PKK;
e) berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan
kesejahteraan keluarga di Gampong;
f) mengadakan konsultasi dengan Dewan Pembina Tim Penggerak PKK Gampong.
FUNGSI:
a) memotivasi keluarga masyarakat untuk meningkatkan minat dan kesadaran
tarhadap pendidikan dan ketrampilan dalam keluarga;
b) melakukan koordinasi dan kerja sama dengan Lembaga Imeum Gampong dalam
meningkatkan pendidikan agama keluarga dan Pembinaan Calon Pengantin;
c) memotivasi keluarga masyarakat agar mau dan mampu menggerakkan potensi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan perumahan, sandang dan pangan keluarga;
d) pembinaan dan bimbingan keluarga masyarakat dalam mewujudkan keluarga
yang beriman,bertaqwa dan berakhlak mulia yang dimulai dari pra-keluarga;
e) peningkatan kesadaran keluarga masyarakat terhadap gaya hidup sehat, bersih
dan pelestarian lingkungan hidup;
f) peningkatan kesadaran keluarga masyarakat terhadap budaya kerja sama dan
jiwa kegotong-royongan dalam mengatasi masalah hidup dalam masyarakat.
Susunan keanggotaan TP PKK Gampong, terdiri dari:
a) Ketua dijabat oleh isteri Keuchik;
b) Wakil Ketua;
c) Sekretaris;
d) Bendahara;dan
e) Anggota.

Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan anggota dipilih dari penduduk gampong laki-laki atau perempuan
bersifat sukarela yang memiliki kemampuan dan kecakapan dalam pemberdayaan masyarakat, taat dalam
menjalankan syariat Islam dan mampu membaca Al-Quran serta peduli terhadap upaya kesejahteraan
keluarga.
Anggota Pengurus TP-PKK bukan merupakan perwakilan dari suatu organisasi, lembaga, dan Partai Politik.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, TP-PKK dalam susunan keanggotaan TP-PKK Gampong
dibentuk Kelompok Kerja (POKJA) terdiri atas :
a) Pokja I, mengkoordinasikan bidang Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan bidang Gotong
Royong;
b) Pokja II,mengkoordinasikan bidang Pendidikan dan Keterampilan dan bidang Pengembangan
Kehidupan Berkoperasi;
c) Pokja III,mengkoordinasikan bidang Pangan, bidang Sandang dan bidang Perumahan dan
Tatalaksana Rumah Tangga;
d) Pokja IV, mengkoordinasikan bidang Kesehatan, bidang Kelestarian Lingkungan Hidup dan bidang
Perencanaan Sehat.
Susunan keanggotan TP-PKK Gampong sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan
Keputusan Keuchik.

Tatacara Pembentukan dan Pemilihan keanggotaan TP-PKK Gampong serta


pelaksanaan 10 (sepuluh) Program Pokok PKK Gampong diatur lebih lanjut dengan
Qanun Gampong

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya TP-PKK Gampong bertanggung jawab


kepada Keuchik.

Laporan pelaksanaan kegiatan Gerakan PKK Gampong di sampai kepada Keuchik


selaku pembina TP-PKK Gampong dan kepada TP-PKK Kecamatan minimal 6 (enam)
bulan sekali dan tembusannya disampaikan kepada Imeum Mukim.
PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
TUGAS :
a) menyusun Rencana Kerja PKK Gampong, sesuai dengan hasil Rakerda Kabupaten
dan RPJMG;
b) menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi dan kemampuan mental
spiritual dan fisik material keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
dunia dan akhirat;
c) melaksanakan kegiatan penyuluhan, bimbingan dan motivasi kepada keluarga-
keluarga dalam upaya mencapai keluarga sejahtera;
d) menggerakkan kelompok kerja PKK Dusundan dasawisma agar dapat
mewujudkan kegiatan sesuai dengan rencana kerja PKK;
e) berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan
kesejahteraan keluarga di Gampong;
f) mengadakan konsultasi dengan Dewan Pembina Tim Penggerak PKK Gampong.
QANUN GAMPONG
1. Perencanaan penyusunan rancangan Qanun Gampong ditetapkan oleh Keuchik
dan Tuha Peuet dalam Rencana Kerja Pemerintah Gampong.
2. Lembaga Imeum Gampong, Lembaga kemasyarakatan dan Lembaga Adat di
Gampong dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Gampong dan/atau
Tuha Peuet untuk perencanaan penyusunan rancangan Qanun.

3. Penyusunan rancangan Qanun Gampong dapat dilakukan atas prakarsa


Pemerintah Gampong dandapat juga atas usul inisiatif dari Tuha Peuet.
4.
5. Rancangan Qanunyang tidak dapat di usulkan atas inisiatif Tuha Peuet meliputi
rancangan Qanun tentang RPJMG,RKPG,APBG dan rancangan Qanun tentang
laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBG
1. Penyusunan rancangan Qanun yang diprakarsai oleh Pemerintah Gampong dilakukan melalui
mekanisme :
a) Rancangan Qanun wajib dikonsultasikan dengan masyarakat dan dapat dikonsultasikan dengan
camat untuk mendapatkan masukan;
b) Rancangan Qanun yang dikonsultasikan diutamakan kepada masyarakat atau kelompok
masyarakat yang terkait langsung dengan substansi materi pengaturan;
c) Rancangan Qanun yang telah dikonsultasikan disampaikan oleh Keuchik kepada Tuha Peuet
untuk dibahas dan disepakati bersama.

1. Rancangan Qanunyang diprakarsai oleh Tuha Peuet, diusulkan oleh anggota Tuha Peuet kepada
pimpinan Tuha Peuet untuk ditetapkan sebagai rancangan Qanun usulan Tuha Peuet.
2. Setelah diterimanyausulan anggota Tuha Peuet Pimpinan Tuha Peuet mengadakan musyawarah
dengan anggota untuk mendapat dukungan sekurang-kurangnya setengah ditambah 1 (satu) dari
jumlah anggota Tuha Peuet yang hadir.
3. Dalam hal usulan inisiatif tidak mendapat dukungan usulan anggota Tuha Peuet sebagaimana
dimaksud pada tidak menjadi rancangan Qanun yang harus dibahas bersama Keuchik.
PEMBAHASAN DAN PENETAPAN QANUN
1. Tuha Peuet mengundang Keuchik untuk membahas dan
menyepakati rancangan Qanun.
2. Dalam hal terdapat rancangan Qanun prakarsa Pemerintah Gampong
dan usulan atas inisiatifTuha Peuet mengenai hal yang sama untuk
dibahas dalam waktu pembahasan yang sama,maka didahulukan
rancangan Qanun usulan Tuha Peuet, sedangkan Rancangan Qanun
usulan Pemerintah Gampongdigunakan sebagai bahan untuk
dipersandingkan.
3. Rancangan Qanun yang belum dibahas dapat ditarik kembali oleh
pengusul.
4. Rancangan Qanun yang telah dibahas tidak dapat ditarik kembali
kecuali atas kesepakatan bersama antara Pemerintah Gampong dan
Tuha Peuet
1. Rancangan Qanun yang telah disepakati bersama disampaikan oleh pimpinan
Tuha Peuet kepada keuchik untuk ditetapkan menjadi Qanun paling lambat 7
(tujuh) hari terhitung sejak tanggal kesepakatan.
2. Qanun wajib ditetapkan oleh keuchik dengan membubuhkan tandatangan
paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan Qanun
dari pimpinan Tuha Peuet.
3. Qanun yang telah ditandatangani disampaikan kepada Keurani Gampong untuk
diundangkan.
4. Dalam hal Keuchiek tidak menandatangani Qanun,Qanuntersebut wajib
diundangkan dalam Lembaran Gampong dan sah menjadi Qanun Gampong.
PENGUNDANGAN DAN PENYEBARLUASAN QANUN
1. Keurani Gampong mengundangkan Qanun dalam lembaran
Gampong.
2. Qanun dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat sejak diundangkan.

3. Penyebarluasan dilakukanoleh Pemerintah Gampong dan Tuha


Peuet mulaitahapan penetapan rencana, penyusunan, pembahasan
Rancangan Qanun,hingga tahap Pengundangan Qanun Gampong.
4. Penyebarluasan dilakukan untuk memberikan informasi dan/atau
memperoleh masukan masyarakat dan para pemangku kepentingan.
EVALUASI QANUN
1. Rancangan Qanun tentang APBG, Pungutan Gampong, Tata Ruang, dan Organisasi Pemerintah
Gampongyang telah dibahas dan disepakati oleh Keuchik dan Tuha Peuet, disampaikan oleh
Keuchik kepada Bupati melalui camat untuk dievaluasi paling lambat 3 (tiga) hari sejak
disepakati.
2. Hasil evaluasi rancangan Qanun disampaikan oleh Bupati kepada Keuchik melalui Camat paling
lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan Qanun tersebut oleh
Bupati.
3. Dalamhal Bupatitidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu, Qanun tersebut berlaku
dengan sendirinya.
4. Dalam hal Bupati telah memberikan hasil evaluasi, Keuchik wajib memperbaikinya.
5. Dalam hal Keuchik tidak meninjaklanjuti hasil evaluasi,dan tetap menetapkan menjadi Qanun,
Bupati dapat membatalkan Qanun Gampong dimaksud dengan Keputusan Bupati.
KLARIFIKASI
1. Qanun yang telah diundangkan oleh Keuchik kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diundangkan
untuk diklarifikasi.
2. Qanun Gampong yang disampaikan kepada Bupati untuk diklarifikasi termasuk Qanun tentang RPJMG,
RKPG, APBG, dan Laporan Realisasi Pelaksanaan ABPG dan Tata Ruang.
3. Bupati melakukanklarifikasi Qanun Gampong dengan membentuk tim klarifikasi paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sejak diterima.

1. Hasil klarifikasi berupa:


a) Sudah sesuaidengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang lebih
tinggi; dan
b) Bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang lebih
tinggi.

2. Dalam hal hasil klarifikasi Qanun tidak bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan
peraturanperundang-undanganyang lebihtinggi,Bupati menerbitkan surat hasil klarifikasi yang berisi hasil
klarifikasi yang telah sesuai.
3. Dalam hal hasil klarifikasi bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi Bupati membatalkan Qanun Gampong tersebut dengan Keputusan
Bupati.
MUSYAWARAH GAMPONG
Musyawarah Gampong adalah musyawarah antara Tuha Peuet, Pemerintah Gampong, dan unsur
masyarakatyang diselenggarakan oleh Tuha Peuetuntuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

Unsur masyarakat terdiri atas:


a) tokoh adat;
b)Tokoh agama;
c) tokoh pendidik;
d)perwakilan kelompok tani;
e)perwakilan nelayan;
f) perwakilan kelompok perajin;
g) perwakilan kelompok perempuan,
h)Perwakilan kelompok perlindungan anak;
i) perwakilan kelompok masyarakat miskin; dan
j) Unsur masyarakat lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya.

Setiap unsur masyarakat yang menjadi peserta Musyawarah Gampong, melakukan pemetaan aspirasi
dan kebutuhan kelompok masyarakat yang diwakilinya sebagai bahan forum Musyawarah Gampong.
Hal yang bersifat strategis meliputi:
a) Penataan gampong;
b)perencanaan gampong;
c) Pemilihan Imum Gampong;
d)kerja sama Gampong,
e)rencana investasi yang masuk ke Gampong;
f) pembentukan BUMG;
g) penambahan dan pelepasan aset Gampong; dan
h)kejadian luar biasa.

Musyawarah Gampong dilaksanakan paling kurang satu kali dalam 1 (satu) tahun atau sesuai
kebutuhan.

Dalam rangka pelaksanaan Musyawarah Gampong dapat didampingi oleh pemerintah kabupaten
dan/atau tenaga pendamping professional.

Camat melakukan koordinasi pendampingan di wilayahnya.


Musyawarah Gampong diselenggarakan secara partisipatif,demokratis, transparan danakuntabel berdasarkan kepada
hakdankewajiban masyarakat.

Hak masyarakat dalam penyelenggaraan Musyawarah Gampong meliputi:


a) Mendapatkan informasi secara lengkap dan benar dari materi bersifat strategis yang akan dibahas dalam Musyawarah
Gampong;
b) Mengawasi kegiatan penyelenggaraan Musyawarah Gampong maupun tindaklanjut dari hasil keputusan Musyawarah
Gampong;
c) Mendapatkan perlakuan secara adil terhadap masyarakat yang hadir sebagai peserta Musyawarah Gampong;
d) mendapatkankesempatan yang adil dalam menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan atau tertulis secara
bertanggung jawab terhadap masalah yang dibahas dalam Musyawarah Gampong.
e) Menerimapengayoman dan perlindungan dari gangguan, ancaman dan tekanan selama berlangsungnya Musyawarah
Gampong.

Kewajiban masyarakat dalam penyelenggaraan Musyawarah Gampong meliputi:


f) mendorong gerakanswadayagotongroyong dalampenyusunan kebijakan publik melaluiMusyawarah Gampong;
g) mempersiapkan diri dalammenyampaikan aspirasi, pandangan dan kepentingan berkaitan dengan materi pembahsan
dalam musyawarah;
h) Mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan Musyawarah Gampong secara partisipatif, demokratis, transparan dan
akuntabel;
i) mendorongterciptanyasituasiyangaman,nyaman,dantenteramselama proses berlangsungnya Musyawarah Gampong;
j) melaksanakannilai-nilaipermusyawaratan,permufakatan secara kekeluargaan ,dan kegotong-royongan dalam pengambilan
keputusan perihal kebijakan publik.
TATA TERTIB MUSYAWARAH GAMPONG
Musyawarah Gampong diselenggarakan oleh Tuha Peuet yang difasilitasi oleh Pemerintah Gampong
diadakan secara terencana, dan dapat diadakan secara mendadak sesuai dengan kebutuhan.
Bentuk fasilitasi yang dilakukan oleh Pemerintah Gampong meliputi :
a) penyiapan bahan yang akandibahas dalam Musyawarah Gampong;
b) penyiapan biaya penyelenggaraan Musyawarah Gampong; dan
c) penyiapan sarana dan prasarana musyawarah Gampong.
Musyawarah Gampong yang dilaksanakan secara dipersiapkan oleh Tuha Peuet pada tahun
anggaran sebelumnya meliputi rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Rencana kegiatan meliputi:


a) pemetaan aspirasi dan kebutuhan masyarakat;
b) pembentukan panitia pelaksana;
c) penetapan jadwal dan tempat penyelenggaraan;
d) sarana/prasarana pendukung berupa konsumsi, alat konsumsi, meja/kursi,
pengeras suara, papan tulis, alattulis kantor (ATK);
e) media pembahasan;
f) peserta, undangan dan pendamping; dan
g) pengolahan hasilMusyawarah Gampong.
Dilakukan oleh Tuha Peuet melalui penyebarluasan informasi kepada masyarakat
perihal pokok masalah yang akan dibahas dalam Musyawarah Gampong untuk
mendapat masukan.

Berdasarkan masukan aspirasi masyarakat Tuha Peuet menyelenggarakan rapat


anggota untuk merumuskan pandangan resmi Tuha Peuet dan hasilnya dituangkan
ke dalam berita acara tentang hasil rapat anggota Tuha Peuet yang akan
menjadipandangan resmi Tuha Puet dalam pembahasan
1. Dilakukan oleh Tuha Peuet melalui penyebarluasan informasi kepada masyarakat perihal pokok
masalah yang akan dibahas dalam Musyawarah Gampong untuk mendapat masukan.
2. Berdasarkan masukan aspirasi masyarakat Tuha Peuet menyelenggarakan rapat anggota untuk
merumuskan pandangan resmi Tuha Peuet dan hasilnya dituangkan ke dalam berita acara
tentang hasil rapat anggota Tuha Peuet yang akan menjadipandangan resmi Tuha Puet dalam
pembahasan .

3. Musyawarah Gampong, dibentuk dengan Keputusan Ketua Tuha Peuet dengan susunan panitia
terdiri atas Sekretaris Tuha Peuet sebagai Ketua dan dibantu oleh Peutua Bidang Tuha Peuet,
Ketua Lembaga Pemuda, Kasi Pemerintahan dan Keurani Cut Urusan Umum.
4. Panitia Pelaksana Musyawarah Gampong mempersiapkan jadwal kegiatan,tempat dan
sarana/prasarana, susunan acara dan media pembahasan,dokumen bahan pembahasan yang
dipersiapkan Pemerintah Gampong dan dokumen pandangan resmi Tuha Peuet sesuai dengan
rencana kegiatan Musyawarah Gampong.
1. Tuha Peuet dengandifasilitasiolehPemerintah Gampong mempersiapkanMusyawarah Gampong
yang tak terduga pada tahun anggaran berjalan sesuai dengan kondisi obyektif sebagai
penyebab diadakannya Musyawarah Gampong.
2. Tuha Peuet menyelenggarakan rapat anggota untuk membahas dan menetapkan status urusan
yang bersifat strategis, rencana kegiatan dan RAB.
3. Tuha Peuet melakukan pemetaan aspirasi dan kebutuhan masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 196dan hasilnya dituangkan ke dalam berita acara yang akan menjadi pandangan
resmi Tuha Peuet.

4. Peserta Musyawarah Gampong diundang secara resmi oleh Ketua Tuha Peuet sebagai peserta
Musyawarah Gampong.
5. Undangan tidak resmidiumumkan secara terbuka melalui media komunikasi seperti pengeras
suaradi masjid/meunasah,papan pengumuman, pesan singkat melalui telepon seluler,surat
elektronik (e-mail),situs laman (website) Gampong.
6. Penyampaian undangan Musyawarah Gampong paling lambat2 (dua) minggu sebelum hari dan
tanggal penyelenggaraan Musyawarah Gampong.
1. Musyawarah Gampong terbuka untuk umum dan tidak bersifat rahasia, setiap warga yang
mendapat informasi undangan secara tidak resmi berhak untuk hadir sebagai peserta
Musyawarah Gampong.
2. setiap warga yang hadir dan mendaftarkan diri pada panitia dengan menandatangani daftar
hadir, memiliki hak suara yang sama dengan warga yang diundang secara resmi dalam
pengambilan keputusan.
3. Keuchiek, anggota Tuha Peuet dan perangkat Gampong yang berhalangan hadir harus
memberitahukan ketidakhadirannya dengan alasan yang benar dan diinformasikan secara
terbuka kepada peserta Musyawarah Gampong.
4. Dalam hal Keuchik yang berhalangan diwakilkan kepada Keurani Gampong atau Perangkat
Gampong yang ditunjuk secara tertulis.

Anda mungkin juga menyukai