(THPB)
Disusun Oleh :
KELOMPOK V
Survei ekologi dan sosial ekonomi untuk mengetahui kondisi tanah, iklim, dan
topografi,tenaga kerja, pemasaran hasil dari suatu areal yang akan dikerjakan.
Pemilihan jenis yang sesuai dengan TAPAK di lapangan
Persiapan sumber benih dan cara memperolehnya, serta persiapan persemaian sesuai
kebutuhan
Persiapan areal penanaman
Penanaman dengan jenis terpilih pada awal musim penghujan dengan cara tumpang sari
atau banjar harian.
Pemeliharaan tanaman
pilih pada awal musim penghujan dengan cara tumpang sari atau banjar harian.
Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemeliharaan dapat berupa :
a. Penyulaman; besarnya intensistas penyulaman tergantung persen jadi
tanaman. Maksimal dilakukan dua kali yaitu 1-2 bulan sesuah penanaman dan akhir
tahun ke 2 atau awal tahun ke 3 setelah penanaman.
LANJUTAN
b. Pemupukan
Dilakukan pada tanah-tanah yang miskin hara dan jika tanaman perlu untuk dipercepat
pertumbuhannya. Umumnya dilakukan pada tanaman berumur 1-3 bulan.
c. Pemangkasan cabang
Hanya dilakukan pada tanaman yang diperuntukkan sebagai penghasil kayu pertukangan
d. Penjarangan
Penjarangan dilakukan untuk tujuan produksi kayu pertukangan dan untuk produksi
e. Perlindungan terhadap hama dan penyakit.
Pada akhir daur atau umur rotasinya tercapai, dilaksanakan penebangan habis pada petak-petak masak
tebang. Setiap petak dapat berukuran 25 Ha dan bentuknya mengikuti topografi lapangan. Karena sistem ini
bukan sistem tebang selektif sehingga arah rebah tebangan lebih ditentukan oleh arah angin dan keadaan
topografi (kelerengan) serta kemudahan dalam pengambilan hasil tebangan.
Pencegahan bahaya erosi dan aliran permukaan sebagai akibat pembukaan areal hutan. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat teras-teras (sengkedan).
Penanaman kembali areal bekas tebangan dengan jenis-jenis yang sesuai untuk dipanen pada rotasi tebang
berikutnya.
ada rotasi tebang berikutnya persiapan bibit dilakukan sebelum penebangan karena setelah penebangan,
segera dilakukan penanaman kembali yang diikuti oleh kegiatan pemeliharaan tanaman.
Perbandingan antara THPB Dan Silin.
THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara SILIN adalah (Silvikultur Intensif ) salah satu sistem
penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan silvikultur yang dilaksanakan untuk mengelolah
cara menebang habis semua pohon yang terdapat dalam tegakan hutan produksi alam di indonesia agar
tegakan hutan sedangkan permudaannya dilakukan dengan tujuan pengelolaan hutan dapat tercapai optimal
mengadakan penanaman kembali areal bekas tebangan habis sebagai sistem silvikultur baru ditengah kondisi
tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan hutan indonesia yang kian menurun kualitas dan
baru yang seumur dan bernilai tinggi (memperoleh hasil kuantitasnya, SILIN diyakini merupakan sebuah
maksimal), sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya terobosan yang sangat fundamental. Terlebih, dengan
untuk keperluan industri) berbagai konsep kelebihan dan keunggulannya.
LANJUTAN
Antara THPB dan SILIN ada beberapa perbedaan dalam tahap penebangan
memproduksi, dan menanam kembali suatu tegakan pohon pada hutan, misalnya
pada THPB cara penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara
menebang habis semua pohon yang terdapat tegakan hutan sedangkan
permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali areal bekas
tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yang
seumur dan bernilai tinggi (memperoleh hasil maksimal), sesuai dengan tujuan
perusahaan (umumnya untuk keperluan industri). Sedangkan SILIN disini sistem
silvikultur yang dilaksanakan untuk mengelolah tegakan hutan produksi alam di
indonesia agar tujuan pengelolaan hutan dapat tercapai optimal. Tidak ada kegiatan
setelah penebangan hutan dan tidak menanam kembali hutan bekas tebangan
tersebut sehingga dapat terlihat perbedaan antara SILIN dan THPB karena pada
THPB setelah kegiatan penebangan pada hutan tegakan dilakakukan penanaman
kembali pada hutan.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan