Anda di halaman 1dari 10

Tebang Habis dengan Permudaan Buatan

(THPB)

Disusun Oleh :
KELOMPOK V

Yuliarti Abdul Kadir : 2017-80-005


Ida Maisyaroh : 2017-80-018
Hanny R. Rupidara : 2017-80-040
Atika Mahtelu : 2017-80-057
Irma Rumeon : 2017-80-067
Hellen G. Paliama : 2017-80-081
Falery Harmusial : 2017-80-024
Yohana Yetowo : 2017-80-092
Sofyan Lappy : 2017-80-031
Pengertian THPB

THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara penebangan


dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara menebang habis
semua pohon yang terdapat dalam tegakan hutan sedangkan
permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali
areal bekas tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh
tegakan hutan baru yang seumur dan bernilai tinggi (memperoleh hasil
maksimal), sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya untuk keperluan
industri).
Sistem THPB mempunyai 2 sistem permudaan

Permudaan buatan dengan penyemaian langsung (artificial


regeneration by direct seeding)
• Keuntungan dari sistem ini antara lain :
Tenaga kerja sedikit dan cocok untuk daerah yang berbukit yang sulit Permudaan buatan dengan
dijangkau; penyemaian di persemaian
Tidak memerlukan persemaian yang kompleks, jalan, dan alat transportasi
untuk mensuplai seedling;
Bisa dilakukan dari udara dengan menggunakan pesawat udara; Permudaan ini dapat dilakukan dengan cara
Jika berhasil, umumnya lebih murah dari sistem dengan menggunakan bibit tanaman dipelihara dipersemaian
planting. sebelum dilakukan penanaman. Bibit dari
Cara ini pernah dicoba di Jawa Tengah namun hasilnya kurang memuaskan. hutan alam dapat digunakan sebagai
• Beberapa kerugian dari sistem ini antara lain : sumber bibit, tetapi sebelum penanaman
Membutuhkan peralatan dan fasilitas pengumpulan dan penyimpanan benih; dipelihara dipersemaian.
Terbatas pada jenis-jenis yang dapat beradaptasi dengan kondisi cuaca dan
kondisi lapang;
Bahan kimia biasa digunakan untuk merangsang/ mempermudah proses
germinasi yang dapat berbahaya bagi manusia dan hewan
Keuntungan dan Kerugian Sistem THPB

Keuntungan Sistem THPB Kerugian/Kelemahan Sistem THPB


• Mudah dilakukan • Memusnahkan penutup tanah, iklim mikro, gulma
• Dapat melakukan perbaikan kualitas maupun kuantitas tumbuh meluas (khususnya areal yang kurang
tegakan baru. Hutan yang rusak dapat direhabilitasi dan pemeliharaan), sifat fisik tanah rusak dan menjadi
ditingkatkan produktifitasnya (menggunakan jenis padat karena penyaradan.
tanaman dan bibit yang unggul) • Dapat menimbulkan erosi terutama di tanah
• Pelaksanaan regenerasi dapat dilakukan dengan cepat pegunungan (berlereng) karena areal ditebang habis.
karena permudaannya berasal dari permudaan buatan • Hutan baru yang sama umur kurang tahan terhadap
yang telah disiapkan. hama dan penyakit dan kebakaran
• Pemanenan kayu lebih maksimal ( seluruh pohon • Membutuhkan biaya yang lebih mahal (terutama jika
berharga ditebang) dibandingkan dengan THPA) karena membutuhkan
• Pekerjaannya terpusat (memudahkan dalam pengerjaan dana untuk pengadaan bibit/penyemaian yang cukup
terutama penggunaan alat-alat berat) luas
• Penebangan kurang menimbulkan kerusakan pada • Dari segi estetika kurang indah
vegetasi sekitar karena tidak ada tegakan tinggal. Kesuksesan suatu sistem silvikultur tidak terletak pada
• Tegakannya seumur dan teratur keuntungan maupun kelemahannya namun terhadap
• Sangat baik untuk pengembangan jenis-jenis yang kekonsistenan sistem ini diterapkan yang sesuai dengan
membutuhkan cahaya kondisi lingkungan maupun sosial budaya setempat.
Rangkaian Kegiatan dalam Sistem THPB

 Survei ekologi dan sosial ekonomi untuk mengetahui kondisi tanah, iklim, dan
topografi,tenaga kerja, pemasaran hasil dari suatu areal yang akan dikerjakan.
 Pemilihan jenis yang sesuai dengan TAPAK di lapangan
 Persiapan sumber benih dan cara memperolehnya, serta persiapan persemaian sesuai
kebutuhan
 Persiapan areal penanaman
 Penanaman dengan jenis terpilih pada awal musim penghujan dengan cara tumpang sari
atau banjar harian.
 Pemeliharaan tanaman
pilih pada awal musim penghujan dengan cara tumpang sari atau banjar harian.
 Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemeliharaan dapat berupa :
a. Penyulaman; besarnya intensistas penyulaman tergantung persen jadi
tanaman. Maksimal dilakukan dua kali yaitu 1-2 bulan sesuah penanaman dan akhir
tahun ke 2 atau awal tahun ke 3 setelah penanaman.
LANJUTAN

b. Pemupukan
Dilakukan pada tanah-tanah yang miskin hara dan jika tanaman perlu untuk dipercepat
pertumbuhannya. Umumnya dilakukan pada tanaman berumur 1-3 bulan.
c. Pemangkasan cabang
Hanya dilakukan pada tanaman yang diperuntukkan sebagai penghasil kayu pertukangan
d. Penjarangan
Penjarangan dilakukan untuk tujuan produksi kayu pertukangan dan untuk produksi
e. Perlindungan terhadap hama dan penyakit.
 Pada akhir daur atau umur rotasinya tercapai, dilaksanakan penebangan habis pada petak-petak masak
tebang. Setiap petak dapat berukuran 25 Ha dan bentuknya mengikuti topografi lapangan. Karena sistem ini
bukan sistem tebang selektif sehingga arah rebah tebangan lebih ditentukan oleh arah angin dan keadaan
topografi (kelerengan) serta kemudahan dalam pengambilan hasil tebangan.
 Pencegahan bahaya erosi dan aliran permukaan sebagai akibat pembukaan areal hutan. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat teras-teras (sengkedan).
 Penanaman kembali areal bekas tebangan dengan jenis-jenis yang sesuai untuk dipanen pada rotasi tebang
berikutnya.
 ada rotasi tebang berikutnya persiapan bibit dilakukan sebelum penebangan karena setelah penebangan,
segera dilakukan penanaman kembali yang diikuti oleh kegiatan pemeliharaan tanaman.
Perbandingan antara THPB Dan Silin.

Untuk membandingkan keduanya, antara THPB dan SILIN kita harus


mengetahui pengertiannya terlebih dahulu dan maksud dari keduanya.

THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara SILIN adalah (Silvikultur Intensif ) salah satu sistem
penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan silvikultur yang dilaksanakan untuk mengelolah
cara menebang habis semua pohon yang terdapat dalam tegakan hutan produksi alam di indonesia agar
tegakan hutan sedangkan permudaannya dilakukan dengan tujuan pengelolaan hutan dapat tercapai optimal
mengadakan penanaman kembali areal bekas tebangan habis sebagai sistem silvikultur baru ditengah kondisi
tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan hutan indonesia yang kian menurun kualitas dan
baru yang seumur dan bernilai tinggi (memperoleh hasil kuantitasnya, SILIN diyakini merupakan sebuah
maksimal), sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya terobosan yang sangat fundamental. Terlebih, dengan
untuk keperluan industri) berbagai konsep kelebihan dan keunggulannya.
LANJUTAN

Antara THPB dan SILIN ada beberapa perbedaan dalam tahap penebangan
memproduksi, dan menanam kembali suatu tegakan pohon pada hutan, misalnya
pada THPB cara penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara
menebang habis semua pohon yang terdapat tegakan hutan sedangkan
permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali areal bekas
tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yang
seumur dan bernilai tinggi (memperoleh hasil maksimal), sesuai dengan tujuan
perusahaan (umumnya untuk keperluan industri). Sedangkan SILIN disini sistem
silvikultur yang dilaksanakan untuk mengelolah tegakan hutan produksi alam di
indonesia agar tujuan pengelolaan hutan dapat tercapai optimal. Tidak ada kegiatan
setelah penebangan hutan dan tidak menanam kembali hutan bekas tebangan
tersebut sehingga dapat terlihat perbedaan antara SILIN dan THPB karena pada
THPB setelah kegiatan penebangan pada hutan tegakan dilakakukan penanaman
kembali pada hutan.
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari makalah yang kami buat ini kami dapat menarik


kesimpulan bahwa dari dua teknik yang kami jelaskan diatas Saran
THPB maupun SILIN semuannya sama-sama menekankan
pada teknik dan cara penebangan pada tegakan pohon untuk Demikian makalah ini kami buat untuk
mendapatkan dengan tujuan untuk memperoleh tegakan
hutan bernilai tinggi dan pengelolaan hutan dapat tercapai
memenuhi tugas dari matakuliah
optimal. Tetapi bagaimana kita melihat dari sisi konsep silvikultur, semoga dapat bermanfaat bagi
perlindungan hutan meliputi : Pemelihan jenis, Perbenihan pembaca. Apabila terdapat kesalahan,baik
dan Persemaian, Seleksi dan Pengangkutan bibit, Penyiapan kesalahan dalam penulisan, maupun
Lahan dan Penanaman penentuan jarak tanam, dan penyajian materi, mohon dapat dimaafkan
pemeliharaan tanaman yang meliputi penyuburan tanaman dan memakluminya, karena kami tidak
hama dan penyakit. luput dari salah, khilaf, lupa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai