Anda di halaman 1dari 25

VIROLOGI

IDK 2 STIKES MUHAMMADIYAH

dr. H. Amroelloh
PENGERTIAN VIRUS

• Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi


sel organisme biologis. Virus dibedakan dari agen infeksius
yang lain, karena ukurannya yang kecil (dapat melewati
membran filter bakteri) serta sifatnya sebagai parasit
intraseluler obligat, yang mutlak memerlukan sel inang untuk
hidup, tumbuh, dan bermultiplikasi
• Virus merupakan kesatuan yang mengandung asam nukleat
DNA atau RNA dan mengandung protein selubung (coat
rotein). Kadang virus tertutup oleh envelope dari lipid, protein,
dan karbohidrat yang mengelilingi asam nukleat virus. Virus
mungkin juga memiliki membran lipid bilayer (atau kapsul)
tapi diperoleh dari sel inang, biasanya dengan tunas melalui
membran sel inang. Jika terdapat membran, virus berisi satu
atau lebih protein virus untuk bertindak sebagai ligan untuk
reseptor pada sel inang
• Virus menginfeksi semua kelompok organisme utama,
vertebrata, invertebrata, tumbuhan, jamur, bakteri, tetapi
beberapa virus memiliki kisaran inang yang lebih luas
daripada yang lain, namun tidak dapat menembus batas
eukariotik/prokariotik. Permukaan virus berinteraksi dengan
reseptor spesifik dan permukaan sel inang dengan
pengikatan hidrogen
• Ketergantungan virus pada sel inang terhadap berbagai
aspek siklus pertumbuhan merumitkan pengembangan
obat karena kebanyakan obat akan menghambat
pertumbuhan sel serta multiplikasi virus (karena beberapa
enzim sel yang digunakan). Alasan utama untuk
mempelajari metabolisme virus adalah untuk menemukan
obat yang selektif menghambat perbanyakan virus, kita
perlu tahu kapan virus menggunakan proteinnya sendiri
untuk siklus replikasi, kemudian dapat mencoba untuk
mengembangkan obat yang menghambat protein virus
(terutama enzim virus) secara khusus
STRUKTUR VIRUS

• Rentang ukuran virus dari diameter 20 nanometer, seperti Parvoviridae,


sampai beberapa ratus nanometer panjangnya, seperti Filoviridae
• Strukturnya terdiri dari :
• Asam nukleat virus berupa DNA atau RNA, beruntai tunggal/single strand (ss),
ataupun beruntai ganda/double strand (ds), sehingga dikenal dengan
kelompok virus ssRNA, dsRNA, ssDNA, dan dsDNA. Asam nukleat virus dapat
berbentuk linear maupun sirkuler.
• Kapsid (coat protein) adalah susunan protein yang mengelilingi asam nukleat
virus. Struktur kapsid sangat ditentukan oleh asam nukleat virus. Kapsid tersusun
atas subunitsubnit protein yang disebut kapsomer. Genom asam nukleat
ditambah selaput protein pelindung yang disebut nukleokapsid yang mungkin
memiliki ikosahedral, heliks, atau kompleks simetri.
Pada beberapa virus, kapsid ditutupi oleh sampul (envelope) yang umumnya terdiri
atas kombinasi antara lipid, protein, dan karbohidrat. Sampul atau selaput
(envelope) dapat ditutupi oleh struktur serupa paku (spike) yang merupakan
kompleks karbohidrat protein. Virus mendapatkan pembungkus dengan tunas
melalui membran sel inang. Spike berperan pada proses perlekatan virus pada sel
inang. Virus dengan kapsid yang tidak tertutup envelop disebut virus telanjang (non
envelope virus)
MORFOLOGI VIRUS

1. Virus heliks
Subunit protein dapat berinteraksi satu sama lain dan dengan asam nukleat
membentuk melingkar, struktur seperti pita. Virus yang dipelajari dengan heliks
simetri terbaik adalah virus tanaman non-envelop, virus mosaik tembakau.
Sifat heliks virus ini cukup jelas dalam mikrograf elektron pewarnaan negatif
karena virus membentuk struktur seperti batang kaku.
2. Virus polihedral
Virus ini terdiri atas banyak sisi, kapsid berbentuk ikosahedron, polihedron
reguler dengan 20 permukaan triangular dan 20 sudut. Contoh: adenovirus,
poli virus.
3. Virus bersampul (enveloped)
Virus berbentuk bulat. Bila virus heliks dan polihedral ditutupi oleh envelope,
maka virus ini disebut virus heliks bersampul atau virus pihedral bersampul.
Contoh virus ini adalah virus influenza, virus rabies, dan virus herpes simpleks
(polihedral bersampul).
4. Virus kompleks
Memiliki struktur yang kompleks, contoh bakterifage, kapsid berbentuk
polihedral dengan tail sheat berbentuk heliks dan poxovirus, kapsid berbentuk
tidak jelas dengan protein selubung (coat protein) di sekeliling asam nukleat
REPRODUKSI VIRUS

Virus hanya dapat berkembang biak pada sel


atau jaringan hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi
sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk
bereproduksi. Cara reproduksi virus disebut proliferasi
atau replikasi. Tahapan multiplikasi virus terdiri atas:
a. Adsorpsi (penyerapan)
b. Perasukan dan pelepasan selubung
c. Replikasi dan sintesis komponen virus
d. Perakitan
e. Pelepasan
• Adsorpsi merupakan interaksi spesifik virus dan inang. Terdapat
reseptor khusus yang memperantarai pengenalan virus oleh sel
inang. Ligan pada virus akan dikenali oleh reseptor ada inang
dan menempel pada reseptor sel inang dapat berupa pili,
flagella, komponen membran atau protein pengikat pada
bakteriofag. Pada virus influensa, ligan berupa glikoprotein dan
pada eritrosit dan virus polio, ligan berupa lipoprotein.
• Perasukan dan pelepasan selubung merupakan tahap lanjut
setelah virus menemel pada permukaan sel inang. Pada
bakteriofag, perasukan berlangsung melalui ekor fag yang
berkontraksi sehingga terjadi cengkraman pada bagian ekor
membran sel bakteri. Selaput ekor berkontraksi dan DNA virus
masuk melalui pori-pori pada ujung ekor.
• Replikasi dan sintesis komponen virus bagi virus DNA didahului
dengan replikasi DNA, sedangkan pada virus RNA didahului
dengan complementary DNA (cDNA).
• Perakitan virus pada virus DNA berlangsung di dalam nukleus,
sedangkan pada virus RNA berlangsung dalam sitoplasma sel
inang.
• Pelepasan virus dapat melalui lisis (pecahnya sel) ataupun
fagositosis dengan mekanisme yang berlawanan (virus dilepas
melalui pertunasan pada bagian tertentu membran sel).
• Bakteriofag yang merupakan virus penginfeksi bakteri
Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi
dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik.
Replikasi tersebut baru dapat dilakukan ketika virus ini
telah masuk ke dalam sel inangnya(bakteri).
KLASIFIKASI VIRUS
INFEKSI VIRUS

• Virus yang berhasil menginfeksi suatu sel akan memiliki


beberapa bentuk pengaruh antara lain:
1. Abortive infections; pada keadaan ini, virus gagal
bereplikasi pada sel inang yang dimasukinya dan tidak
menimbulkan pengaruh apapun pada sel inang.
2. Cytolytic infections: sel terinfeksi virus akan menjadi lisis
dan melepaskan banyak virus infektif.
3. Persistent infections: virus menetap dalam sel inang
untuk waktu yang lama. Virus ini dapat menjadi
produktif (aktif bereplikasi), laten atau menyebabkan
transformasi sel inang (menjadi sel kanker misalnya).
PENYEBARAN VIRUS DAPAT MELALUI
RUTE ANTARA LAIN:

1. Inhalasi aerosol (droplets)


2. Tertelan (ingestion)
3. Direct contact (skin/mucous membrane to
skin/mucous membrane)
4. Indirect contact via intermediate "fomites".
IMUNOLOGI
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

imunisasi

Anda mungkin juga menyukai