Anda di halaman 1dari 24

DASAR PENGOLAHAN AIR

LIMBAH
PENDAHULUAN

Ketersediaan air ditinjau dari segi kuantitas


dan kualias dipengaruhi oleh kondisi fisik dan
geografi suatu daerah.
Kondisi fisik seperti topografi, geologi, dan
kondisi lahan berpengaruh pada ketersediaan
air pada suatu daerah berkaitan dengan
kemampuam alami lahan melakukan
konservasi air hujan.
Air tersedia tapi dalam jumlah terbatas
ataupun air tersedia dalam jumlah banyak
dengan kualitas yang kurang dapat berdampak
pada masyarakat selaku pengguna air bahkan
dapat berpengaruh pada kesehatan lingkungan.
Pertambahan penduduk, peningkatan
sarana perkotaan dan perkembangan industri
menyebabkan permintaan air bersih semakin
meningkat. Permintaan akan air bersih menjadi
salah satu indikator kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
SUMBER AIR BERSIH

Sumber air baku untuk air bersih dibagi


menjadi 3 yaitu :
1. Air hujan
Kuantitas air hujan pada suatu daerah tidak
dapat ditentukan secara pasti, memiliki kualitas
yang kurang layak untuk air minum karena
tidak/hanya sedikit mengandung garam mineral
yang dibutuhkan tubuh. Kualitas air hujan
dipengaruhi oleh kondisi atmosfer tempat air
hujan berasal.
2. Air permukaan
Sumber air permukaan yaitu mata air,
sungai, waduk. Kuantitas ketersediaan air di
permukaan dipengaruhi oleh kondisi
hidroklimatologis (intensitas dan sebaran curah
hujan), dan kondisi fisik ( kondisi morfologi
daerah aliran sungai, topografi, geologi,
penggunaan lahan). Kualitas air permukaan
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana
air tersebut berasal.
3. Air tanah
Ketersediaan air tanah tergantung pada
kondisi hidroklimatologis, keadaan geologi
dan keadaan permukaan lahan. Kualitas air
tanah dipengaruhi oleh kondisi struktur
geologi dalam tanah. Secara umum kualitas air
tanah dapat dikatakan layak. Permasalahan
kualitas air tanah umumnya dijumpai pada
daerah padat penduduk dengan sanitasi yang
minim yang menyebabkan air tanah dangkal
tercemar limbah rumah tangga.
KUALITAS AIR

1. STANDAR KUALITAS AIR MINUM


Air minum yang secara luas disebut air bersih
adalah air bersih yang secara fisik jernih, tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa; secara
kimiawi tidak mengandung bahan kimia dalam
jumlah yang melampui batas yang dapat
menimbulkan gangguan fisiologis, bebas dari
racun; secara biologis tidak mengandung
organisme patogen dan organisme mikro lainnya
yang dapat mengganggu kesehatan.
Di indonesia ketentuan mengenai standar
kualitas air minum mengacu pada peraturan
menteri kesehatan No.1/BIRHUKMAS/1/75
Tanggal 26 april 1975 tentang syarat dan
pengawasan kualitas air minum.
Dalam standar tersebut dicantumkan unsur-
unsur yang diperhatikan bagi masing-masing
parameter fisik, kimia, biologis bahkan
radioaktifitasnya. Masing-masing unsur
ditetapkan jumlah kandungan minimum dan
maksimum yang diijinkan bagi air minum.
2. DAMPAK PENYIMPANGAN KUALITAS AIR
A. Ditinjau dari parameter fisik
Penyimpangan kualitas lebih mengarah pada
faktor aestetika yaitu keengganan manusia
munggunakan air yang keruh, berwarna atau
berasa untuk air minum dan keperluan rumah
tangga sehari-hari. Air yang secara fisik tidak
memenuhi syarat memang seharusnya tidak
dikonsumsi karena adanya warna, bau, dan
kekeruhan mungkin disebabkan adanya bahan-
bahan kimia dan bahan pencemar lain yang
melebihi batas.
B. Ditinjau dari parameter kimiawi
Dalam batas tertentu, beberapa unsur kimia yang
terkandung dalam air mungkin tidak berbahaya bagi
manusia atau bahkan dalam jumlah tertentu diperlukan
manusia untuk kesehatan.
Sebagai contoh tembaga dan besi, dalam jumlah kecil
diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah. Pada
tembaga, apabila melebihi ambang batas dapat
menyebabkan kerusakan hati. Air yang mengandung
tembaga melebihi ambang batas batas memiliki rasa yang
tidak enak. Sedangkan air yang mengandung besi melebihi
ambang batas dapat menyebabkan air berwarna kemerahan,
rasa yang tidak enak, menimbulkan noda merah pada
cucian, dan apabila teroksidasi dapat menimbulkan endapan
besi pada jaringan air minum.
Logam berat umumnya berakumulasi dalam
jaringan tubuh manusia dalam waktu yang
lama, tetapi ada juga beberapa unsur tertentu
yang menimbulkan reaksi spontan seperti nitrit
yang dapat menyebabkan terbentuknya
methaemoglobine yang dapat menghalangi
perjalanan oksigen didalam tubuh manusia.
C. Ditinjau dari parameter biologi
Gangguan kesehatan timbul apabila air
mengandung kuman-kuman patogen. Beberapa
jenis penyakit menular melalui air (water borne
disease) artinya, air berfungsi sebagai media
pembawa dan perkembangbiakan/penyebaran
kuman penyakit seperti tipus, kolera, disentri
yang timbul akibat kondisi sanitasi yang buruk.
Terdapat juga penyakit yang timbul karena jumlah
air yang dugunakan untuk memelihara tubuh
kurang, seperti penyakit kulit, penyakit mata dan
diare.
KARAKTERISTIK AIR LIMBAH

1. Komposisi air limbah


Sewage merupakan istilah limbah cair dari suatu
komunitas. Limbah domestik adalah limbah dari
rumah tangga, rumah sakit, restoran,dll atau dapat
juga bercampur dengan limbah industri atau pertanian.
Limbah domestik (sanitary sewage) terdiri atas:
a. Kotoran manusia
b. Sullage yaitu limbah dari kamar mandi, cuci, dapur
dan lain sebagainya.
2. Kualitas atau ciri- ciri suatu limbah dapat dinilai dari:
a. Kondisi fisik, yaitu warna, bau, zat padat yang
dikandung, temperatur,dll. Warna coklat muda air
kurang dari 6 jam. Warna abu-abu muda sampai
setengah tua menunjukkan air limbah mengalami
pembusukan atau telah ada selama beberapa lama.
Warna abu-abu tua atau hitam, air limbah membusuk
setelah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan
kondisi anaerobik.
b. Kandungan kimiawi, yaitu zat organik (karbohidrat,
lemak, minyak, pestisisa, phenol, protein, dll); zat
anorganik ( alkalinitas, khlorida, logam berat,
nitrogen, fosfor, pH, sulfat, sulfur, dll; gas (hidrogen
sulfida, methane dll). Pengujian yang dilakukan
adalah dengan pengukuran BOD, COD dan TOC.
Pengujian kimia utama lainnya adalah dengan
amonia bebas, nitrogem organik, nitrit, nitrat, fosfor
organik dan fosfor anorganik.
c. Kandungan biologis; bakteriologi dan
mikroorganisme.
Berdasarkan penampilan fisik, limbah cair tersusun
dari:
 Suspended solid, contoh: plastik,dll
 Colloidal tersuspensi (tidak mengendap/non settleable)
 Polutan terlarut
Limbah domestik dikatakan berbahaya karena
mengandung organisme patogen, terkandungnya B3
(Bahan berbahaya dan beracun) atau polutan lain.
Patogen adalah organisme yang dapat menyebabkan
penyakit (bakteri, virus, cacing perut, protozoa).
Parameter-parameter yang digunakan untuk
mengetahui karakteristik limbah cair sebagai berikut:
Konsentrasi Konsentrasi
Unsur satuan Unsur satuan
Kuat Sedang Lemah Kuat Sedang Lemah

Total solid ppm 1200 700 350 Nitrogen ppm 85 40 20

Dissolved ppm 850 500 250 *organik ppm 35 15 8

*amonia
*fixed ppm 525 300 145 ppm 50 25 12
bebas

*volatile ppm 325 200 105 *nitrit ppm 0 0 0

Suspended ppm 350 200 100 *nitrat ppm 0 0 0

*fixed ppm 75 50 30 Fosfor ppm 20 14 6

*volatile ppm 275 150 70 *organik ppm 5 3 2

Setlleable
ml/liter 20 10 5 *inorganik ppm 15 7 4
solid

BOD5,200c ppm 300 200 100 Khlorida ppm 200 50 30

Alkaliniti
TOC ppm 300 200 100 ppm 200 100 50
(CaC03)

COD ppm 1000 500 250


Analisis yang dilakukan
Pengujian penggunaan
Ciri-ciri fisik
Bahan padat total (TS) untuk mengkaji kemampuan
Bahan padat terapung (TVS) pemakaian kembali air limbah dan
untuk mencari jenis operasi yang
Bahan padat teruapkan terapung (SS) paling cocok untuk pengolahan
Bahan Padat terlarut total (TDS- TS-
SS)
untuk menentukan jumlah bahan
Bahan padat terendapkan yang akan mengendap akibat
gravitasi dalam waktu tertentu
untuk mengkaji kondisi air limbah
Warna (coklat muda, kelabu, hitam) (segar atau septik)
untuk menentukan apakah bau akan
Bau menimbulkan masalah
penting pada perencanaan dan operasi
Suhu proses biologis pada sarana-sarana
pengolahan
3.Karakteristik air limbah organik
Karakteristik air limbah organik ditunjukkan dalam
beberapa parameter sebagai berikut:
a.BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau kebutuhan
oksigen biokimia
b.COD (Chemical Oxygen Demand) atau kebutuhan
oksigen kimiawi
c. TOC (Total Organic Carbon) atau karbon organik total
d. ThOD (kebutuhan oksigen teoritis)
e. PH (Tingkat keasaman)
f. Alkalinitas, ditunjukkan dengan adanya bikarbonat
(HCo3), karbonat (CO3) atau hydroxide (OH+).
g. Keasaman
Terjadi karena adanya ion CO2 atau H2CO3 (hasil
reaksi CO2 dan air). Diukur dalam bentuk jumlah
CaCO3 yang digunakan untuk menetralisir carbonic
acid. Sumber keasaman dapat berasal dari organik
dan inorganik.
h. Warna dan kekeruhan
i. Organik material, untuk memperkirakan potensial
pencemaran dan material organik. Dapat dilakukan
dengan cara BOD, COD, TOC.
j. Temperatur
Polutan thermal merupakan permasalahan pada
industri migas karena dapat berdampak negatif pada
badan air penerima dan mengganggu proses biologi.
k. Toksisitas
Toksisitas dari efluen terhadap kehidupan air, ternak,
akuakultur, binatang dan sebagainya. Toksisitas air
limbah dapat diketahui dengan bioassay.
l. Minyak (oil)
Biasanya berasal dari minyak mineral (mineral oil),
petrolium, kerosene, coal tar, road oils, dimana
struktur kimiawinya hanya karbon dan hidrogen.
Efeknya dapat menutupi permukaan air sehingga
dapat mengganggu proses biologi. Lemak tidak dapat
di dekomposisi oleh bakteri. Total minyak yang dapat
diproses biologi adalah ≤ 50mg/l.
Pengujian BOD merupakan pengujian yang
paling umum dalam pengolahan air limbah. Apabila
terdapat oksigen dalam jumlah yang cukup, maka
pembusukan biologis secara aerobik dalam limbah
organik akan terus berlangsung sampai semua limbah
terkonsumsi.
Ada 3 proses yang terjadi yaitu pertama, oksidasi
sebagian limbah menjadi produk akhir untuk
mendapatkan energi guna memelihara sel serta
pembentukan sel-sel yang baru. Kedua, beberapa
bagian limbah diubah menjadi serat sel baru dengan
menggunakan sebagian energi yang dilepaskan
selama oksidasi.
Setelah semua bahan organik terpakai, sel-sel yang
baru mulai memakan selnya sendiri untuk
mendapatkan energi guna pemeliharaan sel. Proses
yang ketiga ini disebut sebagai pernapasan/respirasi
endogin.
BOD yang dikeluarkan sampai waktu t adalah:
BODt = Lo-Lt
= Lo-Lo e-kt
= Lo(1- e-kt)
BODt = L (1- 10-kt),
k1: konstanta reaksi tingkat pertama (hari)
Lt : jumlah limbah yang tersisa pada saat t (hari)
KT tergantung dari suhu, dengan rumus
sebagai berikut:
KT = k20(ɵ)T-20
T = Temperatur
KT=BOD konstan rata-rata
K20=BOD konstan rata- rata pada suhu 20̊C
ɵ = Koefesien temperatur (4̊C-20̊C=1,135 dan
20̊C -30̊C= 1,056)

Anda mungkin juga menyukai