Anda di halaman 1dari 42

PRINSIP DASAR DAN ETIKA

DALAM PELAYANAN PALIATIF

Dr. M. Ali Apriansyah, SpPD, K-Psi, FINASIM

Seminar Palliative & Psychosomatic Care, Aula Diklat RSI Ar-Rasyid


Palembang , 13 April 2019
PENDAHULUAN

☼ Pelayanan paliatif di Indonesia belum berkembang


dengan baik ─> perlu kerja keras untuk
mengembangkannya

☼ Pelayanan Paliatif
◊ Kualitas hidup
◊ Interdisiplin
◊ Penyakit kronik progresif
- kanker dan non-kanker
PENDAHULUAN
► Masalah psikososial pasien kanker :
PENDAHULUAN

Pelayanan perawatan paliatif terkait erat dengan


ETIKA

Perhatian utama : KOMUNIKASI


- Sering timbul konflik
- Diperlukan dialog antara pasien, keluarga pasien,
anggota tim paliatif
PENDAHULUAN

Data terkini → Hanya 14% dari pasien yang memerlukan


perawatan paliatif pada akhir kehidupan yang mendapatkan
layanan paliatif ini.

Tiga hal hambatan :


- Kurangnya kebijakan politis kesehatan yg
mendukung
- Kurangnya pelatihan pada petugas kesehatan
- Sulitnya memperoleh obat-obatan yg penting
dalam pelayanan paliatif
“Sistem perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup dengan cara
meringankan nyeri dan penderitaan dan gejala-gejala
lainnya, memberikan dukungan spiritual dan
psikososial mulai saat diagnosis sampai akhir hayat
dan dukungan terhadap keluarga yang
kehilangan/berduka”

WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO) 2005


KONSEP PELAYANAN PERAWATAN PALIATIF
DASAR-DASAR PERAWATAN PALIATIF
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
TEMPAT PELAYANAN PALIATIF
RUMAH SAKIT
- Pasien dengan gejala dan tanda yang
belum
teratasi.
- Pasien yang dalam stadium terminal dan
keluarga menginginkan perawatan
terminalnya di rumah sakit. PUSKESMAS
- Pasien kanker dengan pelayanan paliatif
yang memerlukan tindakan medis seperti
Program Paliatif
pungsi peritoneum ataupun pungsi pleura. di masyarakat
- Pasien yang memerlukan perawatan
respite dilaksanakan
karena keluarga tidak sanggup (kelelahan) dalam supervisi
melakukan perawatan di rumah dalam
jangka waktu tertentu (1-3 hari). puskesmas dan
- Pasien dengan krisis psikososial yang atau rumah
harus
segera ditangani. sakit
- Pasien yang dirujuk ke Unit Paliatif atas
persetujuan Dokter Penanggung Jawab –
KOMPONEN PELAYANAN PALIATIF
ETHIC IN PALLIATIVE CARE

Justice

Autonomy

Beneficence

Non-maleficence
JUSTICE (Fairness)

Memperlakukan semua pasien sama tanpa


diskriminasi. Tidak membedakan :
- Suku
- Ras
- Agama
- Gender
- Status Ekonomi
AUTONOMY (Freedom of self determination)

Hak individu dalam membuat keputusan


terhadap tindakan yg akan dilakukan atau
tidak dilakukan, setelah mendapatkan
informasi serta memahami informasi
tersebut secara jelas.
BENEFIENCE (Doing Good)

Tindakan yang dilakukan harus


memberikan manfaat bagi pasien dengan
memperhatikan kenyamanan, kemandirian,
kesejahteraan pasien dan keluarganya, serta
sesuai dengan keyakinan dan
kepercayaannya.
NON-MALEFIENCE (Doing No Harm)

Tindakan yang dilakukan harus bertujuan


untuk tidak mencederai atau memperburuk
keadaan kondisi yang ada
KONDISI MEDIK YANG MEMERLUKAN PELAYANAN
PALIATIF

Kanker
Gagal Jantung
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Gagal Ginjal Kronik
HIV / AIDS
Stroke
Penyakit kronik progresif lainnya ....
PREVALENSI GEJALA-GEJALA PADA PENYAKIT KRONIK PROGRESIF
GEJALA-GEJALA PADA PASIEN DENGAN
PENYAKIT TERMINAL

1. NYERI
2. MUAL MUNTAH
3. KONSTIPASI
4. ANOREKSIA
5. SESAK NAFAS
6. DEPRESI
7. ANSIETAS
8. Gejala-gejala lain ,,,,,,,
KONSEP “ TOTAL PAIN / TOTAL SUFFERING ”
PRINSIP PERAWATAN PALIATIF
PRINSIP PERAWATAN PALIATIF
Psychosomatic
consult

Solano JP, Gomes B, Higginson IJ. A comparison of symptom prevalence in far advanced cancer, AIDS, heart disease, chronic obstructive
pulmonary disease and renal disease. J Pain Symptom Manage 200631:58-69
Conseptual model for integration of palliative and supportive
care in oncology

Psychosom
atic
consult
Solano JP, Gomes B, Higginson IJ. A comparison of symptom prevalence in far advanced cancer, AIDS, heart disease, chronic obstructive
pulmonary disease and renal disease. J Pain Symptom Manage 200631:58-69
PENAPISAN PASIEN PERAWATAN PALIATIF
PENAPISAN PASIEN PERAWATAN PALIATIF
NYERI

Nyeri adalah pengalaman emosional dan sensorik


yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan

Dibagi atas :
► Nyeri Nosiseptik
► Nyeri Neuropatik
► Nyeri Psikogenik
► Nyeri campuran
PENILAIAN NYERI

Visual Analog Scale (VAS)

Numeric Rating Scale (NRS)


PENILAIAN NYERI

Gambar . WONG-BAKER FACES PAIN RATING SCALE


MUAL MUNTAH
KONSTIPASI

☼ Etiologi : diet rendah serat, kekurangan cairan, imobilisasi,


obstruksi saluran cerna, gangguan metabolisme, neuropati
saraf otonom, obat-obatan
☼ Tatalaksana :
□ Makanan tinggi serat
□ Tingkatkan jumlah cairan secara bertahap
□ Anjuran bergerak bila memungkinkan
□ Stop obat yg menyebabkan konstipasi
□ Laksatif
□ Stimulan peristaltik
□ Bowel training
ANOREKSIA

☼ Banyak ditemui pada penyakit terminal


☼ Berhubungan dengan rasa penuh dan cepat kenyang
☼ Tatalaksana :
□ Dosis kecil dan bervariasi
□ Penyajian menarik → selera makan me ↑
□ Edukasi
□ Medikamentosa :
◘ Kortikosteroid
◘ Megeasterol Acetat suspensi
ANOREXIA

A : aches and pain


N : nausea and GI dysfunction
O : oral candidiasis
R : reactive (or organic) depression
E : evacuation problems (konstipasi, retensi urin)
X : xerostomia (dry mouth)
I : iatrogenic (radiasi, kemoterapi, obat)
A : acid related problems (gastritis, ulkus peptikum)
SESAK NAFAS

☼ Bersifat akut maupun kronik


☼ Menakutkan bagi pasien dan keluarga
☼ Bersifat multifaktorial → anamnesis mendalam, PF teliti, dan
pemeriksaan penunjang
□ Obtruksi jalan nafas
□ Pe↓ volume paru
□ Kekakuan paru
□ Pe↓ pertukaran gas
□ Nyeri
□ Ggn neuromuskular
□ Gagal jantung
□ Ventilasi meningkat
DEPRESI DAN ANSIETAS

KUBLER-ROSS → 5 Tahapan Penyesuaian


individu yang mengalami terminal illness :

1. Penyangkalan (denial)
2. Kemarahan (anger)
3. Tawar menawar (bargaining)
4. Depresi (depression)
5. Penerimaan (acceptance)
DEPRESI DAN ANSIETAS

☼ Dapat terjadi pada pasien dan keluarga


☼ Perlu pendekatan mendalam terhadap keluarga
penderita
☼ Tujuan : meredakan gejala, meningkatkan efektivitas
pengobatan, mengurangi efek samping pengobatan

☼ Memandang pasien dan keluarga


→ segi fisik
→ segi psiko-sosio-kulturo-spiritual
Gambar. Model for the Delivery of Psychosocial Health Services
SIMPULAN

☼ Pasien paliatif merupakan pasien yg mengalami penyakit


kronik progresif baik kanker maupun non-kanker

☼ Pelayanan paliatif merupakan pelayanan interdisiplin

☼ Prinsip : tidak hanya berhenti setelah pasien meninggal dunia,


ttp diteruskan dgn memberikan dukungan kpd keluarga yg
ditinggalkan

☼ Perlu pendekatan holistik psikosomatik → aspek psikis dan


somatik → BIO-PSIKO-SOSIO-KULTURO-SPIRITUAL
KESIMPULAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai