STIKes BETHESDA YAKKUM PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA TERHADAP PERILAKU
T. Parsons, perilaku individu dipengaruhi
sistem sosial, sistem budaya, kepribadian individu. T. Weber, perilaku merupakan hasil pengalaman, persepsi, penafsiran yg mendapat stimulus (persepsi, motivasi, emosi) Teori Blum ??? Menurut Soekidjo Notoadmodjo, unsur pokok perilaku : Perilaku pemeliharaan kesehatan ( health promotion behavior) ex : olahraga, konsumsi makanan bergizi
Pada masyarakat dgn pendidikan & sosial
ekonomi rendah, perilaku ini menjadi kebutuhan terakhir disesuaikan. Perilaku pencegahan penyakit ( health prevention) ex : imunisasi, menjaga kebersihan lingkungan , menjaga tidak menularkan penyakit.
Pada masyarakat dgn pendidikan & sosial
ekonomi rendah, belum bisa memprioritaskan perilaku ini. Perilaku mencari pengobatan ( health seeking behavior) ex : pengobatan ke dokter, puskesmas, dukun
Bergantung pada sosial ekonomi dan
pengetahuan/pengalaman seseorang.
Tingkat pendidikan tidak menjamin seseorang
selalu ke pelayanan kesehatan. Perilaku pemulihan kesehatan ( health rehabilitation behavior) ex : upaya penyembuhan penyakit (diet, patuh minum obat) PENGARUH SOS-BUDAYA PADA STATUS KESEHATAN INDIVIDU/ MASYARAKAT
Stigma Sosial Dan Kesehatan Individu
Stigma ?? Stigma sosial yang muncul mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang Ex : stigma pecandu, gangguan jiwa Dukungan positif akan membantu seseorang untuk berubah Pandangan Kultur Terhadap Konsep Sehat Sakit Penilaian individu tentang sehat / sakit berbeda – beda (subjektif) ex : diare tdk dirasakan sbg sakit atau diare sbg “ngentengi badan” Penyakit (disease) = gangguan fisiologis akibat infeksi Sakit (illnes) = penilaian individu thd pengalaman menderita suatu penyakit, ditandai rasa tidak enak tapi secara medis sehat. illnes tidak selalu bersifat disease, tapi dikaitkan dgn hubungan sosial budaya (ekonomi, pendidikan)
Masyarakat tertentu memilih penyembuhan
dengan pengobat (healer), penyembuhan dgn menyentuh spiritual dan rohani ex : pengobatan di pondok pesantren. Pandangan Solita, individu menganalisis kondisi tubuhnya : - Sakit menurut orang lain (petugas medis) - Sakit menurut diri sendiri (keputusan mencari pengobatan) Penduduk desa sering tidak merasakan sakit (disease) krn harus bekerja ASPEK SOS-BUD DALAM STATUS KESEHATAN Status kesehatan dipengaruhi lingkungan, perilaku manusia. Lingkungan ( sistem pendidikan, sist.religius, sist. pemerintahan, sist. norma, sist. ekonomi) Pengaruh aspek sos-bud. terhadap status kesehatan bisa secara langsung / tdk langsung Pengaruh langsung: ibu menyusui tdk boleh makan ikan (ASI amis), kebiasaan mencuci tangan Pengaruh tidak langsung : sistem pendidikan yang tidak merata sampai ke pedesaan, wanita tdk mendapat prioritas pendidikan, Aspek Sos-Budaya terhadap status gizi
Masalah gizi dapat diketahui dari
kebiasaan suatu masyarakat mengkonsumsi makanan tertentu dan penilaian makanan menurut persepsi masing-masing Faktor ekonomi (ekonomi kurang/lebih), menjadi faktor terjadinya masalah gizi. MASALAH GIZI Ratusan juta orang menderita gizi buruk dan kekurangan gizi, pada negara berkembang (Indonesia) Bahaya kelaparan menjadi hambatan perbaikan kesehatan di sebagian besar negara di dunia. Kekurangan gizi mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi Kelebihan gizi/obesitas, krn pergeseran budaya masyarakat kota makan makanan cepat saji/fastfood Anemia pada wanita di Indonesia PENYEBAB : Ketidakmampuan negara non industri menghasilkan cukup makanan (sektor pertanian yang tidak berhasil) Kepercayaan yang salah tentang hubungan makanan dan kesehatan (di pedesaan) Kepercayaan, pantangan, upacara-upacara yang mencegah orang memanfaatkan sebaik-baiknya makanan yang tersedia. PEMBATASAN BUDAYA TERHADAP KECUKUPAN GIZI Kegagalan melihat hubungan antara makanan dan kesehatan Susunan makanan yang cukup cenderung ditafsirkan dalam kuantitas bukan kualitas/keseimbangan yang diutamakan. Kegagalan menggunakan apa yang tersedia karena kepercayaan. Masyarakat sering melihat hubungan yang negatif antara makanan dengan penyakit. ex: ketika sakit, makanan yang dibutuhkan tdk diberikan. Penelitian di India, konsep makanan yang penting dilihat dari kuantitas, secara kualitas bahwa makanan dianggap “memperkuat” tubuh. Pada banyak masyarakat usia dipakai alasan untuk melarang makan makanan tertentu ex : di Jawa anak jangan makan banyak telur karena bisa bisulan. ASPEK SOS-BUDAYA DALAM PROGRAM KB Kepercayaan dan ajaran dalam agama, yang memandang anak adl sudah ketentuan Tuhan Budaya, banyak anak banyak rejeki Budaya patriachal (keputusan di tangan lelaki). Shg bila suami tidak mengijinkan maka istri harus patuh. NKKBS, dulu penekanan pada “kecil” melalui pengaturan kelahiran. Sekarang program KB dgn visi “ keluarga berkualitas tahun 2015” Keluarga berkualitas ditandai antara lain oleh keluarga yang maju, mandiri, merencanakan dan mengatur proses reproduksi, sejahtera lahir batin Sekian dan terima kasih