Anda di halaman 1dari 82

Nuri Rizki Setiawan, S.Pd.

, Gr
Apakah primate modern (manusia) akan berevolusi ?
 Apakah benar manusia berasal dari kera ?
 Apakah manusia terbuat dari tanah ?
 Nabi adam itu siapa ?
 Mengapa manusia modern tidak berevolusi ?

 Apakah evolusi benar-benar ada ?


Persamaan Manusia dengan Kera
• Arah mata ke depan
• Berkuku (bukan bercakar)
• Memiliki jari tungkai yang bisa memegang
• Tidak berekor

MANUSIA KERA
Tungkai depan lebih pendek Tungkai depan lebih panjang
daripada tungkai belakang daripada tungkai belakang
Jari dan telapak tungkai Jari dan telapak tungkai
belakang tidak bisa belakang bisa digunakan
digunakan untuk memegang untuk memegang
 Evolusi adalah perubahan (pertumbuhan,
perkembangan) secara berangsur-angsur dan
perlahan-lahan (sedikit demi sedikit).
Ciri-ciri evolusi menurut Soenaryo (1990:10) ada 4 yaitu:
• Peristiwa evolusi adalah perubahan didalam populasi ,
bukan perubahan dalam satu atau beberapa individu
• Pada umumnya, perubahan bukanlah ciri yang
terpenting dalam peristiwa evolusi
• Suatu peristiwa evolusi harus mempunyai dasar yaitu
bahan mentah atau ada faktor perubahan dalam
evolusi
• Peristiwa evolusi tidak mencakup semua bahan
mentah yang ada, dalam evolusi ada faktor pengaruh.
• Pada dasarnya evolusi tidak untuk
membuktikan apakah suatu spesies berasal
dari spesies yang lain yang dipelajari dalam
evolusi adalah “proses perubahannya”
• Evolusi terjadi dalam populasi bukan individu
• Darwin tidak pernah mengatakan bahwa
“Manusia terbentuk dari evolusi kera “
• Ilmu Evolusi TIDAK BOLEH di benturkan
dengan agama/kepercayaan kepada Tuhan.
 Aristoteles (384-322 SM), evolusi yang terjadi
berdasarkan metafisika alam, maksudnya
metafisika alam dapat mengubah organisme dan
habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk
yang lebih kompleks.
 Anaximander (500 SM), manusia berawal dari
makhluk akuatik mirip ikan dan mengalami
proses evolusi.
 Empedoclas (495-435 SM), kehidupan berasal
dari lumpur hitam yang mendapat sinar dari
matahari dan berubah menjadi makhluk hidup.
Evolusi terjadi dengan dimulainya makhluk hidup
yang sederhana kemudian berkembang menjadi
sempurna dan akhirnya menjadi beraneka ragam
seperti sekarang ini.
 Erasmus Darwin (1731-1802), adalah kakek
dari Charles Robert Darwin. Evolusi terjadi
karena bagian fungsional terhadap stimulasi
adalah diwariskan. Menentang teori evolusi
dari Lamarck.
 CD.Buffon (1707-1788), variasi-variasi yang
terjadi karena pengaruh alam sekitar
diwariskan sehingga terjadi penimbunan
variasi.
 SC. Lyell (1797-1875) permukaan bumi
terbentuk melalui proses bertahap dalam
jangka waktu yang lama.
 Charles Robert Darwin (1809–1882), seorang
ilmuwan berkebangsaan Inggris yang melakukan
pelayaran pada tahum 1831.
Denganmenggunakan kapal HMS Beagel, ia
melakukan pelayaran menuju ke Kepulauan
Galapagos, yang merupakan kepulauan terpencil
kurang lebih 1050 km dari dari daratan utama
Amerika Serikat.
 Dalam pelayarannya hingga sampai di Kepulauan
Galapagos tersebut Charles Darwin menemu-kan
dan mengamati berbagai macam burung Finch
yang memiliki berbagai macam bentuk paruh.
Perbedaan morfologi tersebut ternyata
menunjukkan adanya hubungan kekerabatan
dengan burung yang ada di Amerika Serikat.
Kapal H.M.S Beagle
Setelah terjadi revolusi industri, maka tembok dan tempat-tempat lain
sebagai habitat kupu-kupu berubah menjadi gelap akibat banyaknya asap
dari pabrik industri sehingga kupukupu yang putih dan cerah akan mudah
dimangsa oleh predatornya daripada kupu-kupu yang hitam dan gelap.
Akibatnya kupu-kupu hitam dan gelaplah yang mampu bertahan hidup,
sedangkan kupu-kupu putih dan cerah akhirnya punah.
 1) Perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu organisme
disebabkan oleh seleksi alami (natural selection).
 2) ''Survival of the fittest'', artinya siapa yang paling kuat dia
akan bertahan. Darwin mengemukakan bahwa individu yang kuat
akan bertahan dan akan mewariskan sifat ke generasi
berikutnya.
 3) ''Struggle for existance'', artinya berjuang keras untuk
bertahan hidup. Individu yang tidak dapat bertahan akan mati
dan terjadi kepunahan, sedangkan yang bertahan akan
melanjutkan hidupnya dan bereproduksi.
 4) Spesies yang ada sekarang berasal dari spesies yang hidup di
masa lampau.
 5) Proses evolusi dipengaruhi oleh lingkungan.
 Lingkungan mempunyai
pengaruh pada ciri-ciri dan
sifat-sifat yang diwariskan
melalui proses adaptasi
lingkungan.
 Ciri dan sifat yang terbentuk
akan diwariskan kepada
keturunannya.
 Organ yang sering digunakan
akan berkembang dan tumbuh
membesar, sedangkan organ
yang tidak digunakan akan
mengalami pemendekan atau
penyusutan, bahkan akan
menghilang (teori use dan
disuse) .
Bahwa sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh
lingkungan dalam penurunannya, melainkan
berdasarkan pada prinsip genetika. Weismann
melakukan percobaan untuk membuktikan teorinya
tersebut. Perlakuan diberikan kepada dua tikus yang
dipotong ekornya dan kemudian kedua tikus tersebut
dikawinkan. Hasilnya adalah generasi keturunannya
masih berekor panjang sampai generasi ke-21.
Berdasarkan arahnya :
 Evolusi progresif merupakan evolusi menuju
pada kemungkinan yang dapat bertahan
hidup (survival).
 Evolusi regresif merupakan proses menuju
pada kemungkinan kepunahan.
Berdasarkan skala perubahannya,
 Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang
dapat mengakibatkan perubahan dalam skala
besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah
kepada terbentuknya spesies baru.
 Mikroevolusi adalah proses evolusi yang hanya
mengakibatkan perubahan dalam skala kecil.
Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada
terjadinya perubahan pada frekuensi gen atau
kromosom.
Berdasarkan hasil akhir,
 Evolusi divergen merupakan proses evolusi yang
perubahannya berasal dari satu spesies menjadi banyak
spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa
terdapatnya lima jari pada vertebrata yang berasal dari
nenek moyang yang sama dan sekarang dimiliki oleh bangsa
primata dan manusia.
 Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya
didasarkan pada adanya kesamaan struktur antara dua organ
atau organisme pada garis sama dari nenek moyang yang
sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba.
Ikan hiu dan lumba-lumba terlihat sama seperti organisme
yang berkerabat dekat, tetapi ternyata hiu termasuk dalam
pisces, sedangkan ikan lumba-lumba termasuk dalam
mamalia.
 Peristiwa mutasi akan
mengakibatkan terjadinya
perubahan frekuensi gen,
sehingga akan mempengaruhi
fenotipe dan genotipe.
 Mutasi dapat bersifat
menguntungkan merugikan.
Sifat menguntungkan maupun
merugikan tersebut terjadi jika:
 a. dapat menghasilkan sifat
baru yang lebih menguntungkan,
 b. dapat menghasilkan spesies
yang adaptif,
 c. memiliki peningkatan daya
fertilitas dan viabilitas.
 Prosesadaptasi akan diikuti dengan proses
seleksi. Individu yang memiliki adaptasi yang
baik akan dapat mempertahankan hidupnya,
memiliki resistensi yang tinggi dan dapat
melanjutkan keturunannya. Sedangkan
individu yang tidak dapat beradaptasi akan
mati selanjutnya akan punah.
 Aliran gen terjadi dengan adanya pertukaran alel
antara dua populasi, yaitu ketika individu
bermigrasi, baik imigrasi maupun emigrasi, dan
berkem-bang biak pada satu populasi baru, yang
merupakan kontribusi gen dari dua populasi.
 Gen dalam populasi selalu berubah, atau
mengalami dinamika dalam rentang waktu
tertentu.
 Perubahan gen dalam populasi terjadi karena
adanya gene flow (aliran gen), sehingga
menyebabkan perubahan frekuensi alel.
 Perubahan frekuensi alel menunjukkan
terjadinya perubahan materi genetik yang
merupakan peristiwa evolusi.
 Kajian tentang perubahan gen yang terjadi
dalam populasi dipelajari dalam genetika
populasi. Genetika populasi berkaitan dengan
konsep gene pool, yaitu kumpulan semua alel
yang ada dalam suatu populasi pada semua
lokus.
 Hanyutan genetik adalah peristiwa
hilangnya suatualel karena sebab-sebab
tertentu yang terjadi secara acak.
Penyebab umumterjadinya hanyutan
genetik adalah bencana alam dan
pembentukan koloni baru oleh sejumlah
kecil individu.
 Pada populasi alami, semakin besar jumlah
populasi, akan memiliki peluang yang lebih
besar untuk dapat mewakili keseluruhan
jumlah gen dari generasi sebelumnya.
Sebaliknya, jika populasi berukuran kecil,
maka kumpulan gen turunannya mungkin
tidak mewakili keseluruhan gen
parentalnya.
2. Aliran Gen (Gene Flow)
 Aliran gen terjadi dengan adanya
pertukaran alel antara dua populasi,
yaitu ketika individu bermigrasi, baik
imigrasi maupun emigrasi, dan berkem-
bang biak pada satu populasi baru, yang
merupakan kontribusi gen dari dua
populasi.
3. Mutasi
 Mutasi adalah perubahan materi genetik
pada suatu organisme. Mutasi baru yang
diturunkan pada gamet, dapat mengubah
kumpulan gen suatu populasi dengan cara
menggantikan satu alel dengan alel lain
dalam waktu singkat.
 Laju mutasi bervariasi antara spesies yang
satu dengan lainnya, tergantung pada
spesies dan lokus gen.
 Suatu alel mutan dapat muncul dalam
suatu populasi sebagai satu salinan dan
menjadi tetap setelah beberapa generasi.
Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah
fiksasi.
4. Perkawinan yang Tidak Acak
 Individu umumnya lebih sering kawin dengan
tetangga dekatnya dibandingkan dengan
anggota popu-lasi yang lebih jauh jaraknya,
terutama pada populasi spesies yang tidak
tersebar jauh.
 Individu lain dalam wilayah “tetangga” yang
sama dalam suatu populasi yang lebih besar,
cenderung menjadi berkerabat dekat.
Kenyataan tersebut akan mendorong
perkawinan antar kerabat (inbreeding).
 Setiap perubahan dalam perilaku kawin akan
menggeser frekuensi genotip yang berlainan,
sehingga perkawinan tidak acak menyebabkan
terjadinya evolusi.
5. Seleksi Alam (Natural Selection)
 The American Heritage Science
Dictionary menyatakan bahwa seleksi
alam adalah suatu proses dimana
organisme yang lebih baik
penyesuaiannya terhadap lingkungan
akan menghasilkan keturunan yang lebih
banyak dibanding yang lain.
 Seleksi alam mengakumulasi dan
mempertahan-kan genotip yang
“menguntungkan” dalam suatu popu-
lasi. Genotip yang dikatakan
 Berdasarkan prosesnya, seleksi alam dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu: seleksi direksional,
disruptif, dan penstabilan
 Secara terpisah Hardy dan Weinberg pada
tahun 1908 menemukan suatu rumusan yang
menyatakan bahwa: “frekuensi suatu alel
dalam populasi akan tetap berada dalam
keseimbangan (konstan) selama beberapa
generasi, jika tidak ada yang bertindak
sebagai agen perubahan selain rekombinasi
seksual”.
 Dengan kata lain, pergeseran alel seksual
akibat miosis dan perkawinan acak, tidak
akan berpengaruh terhadap struktur genetik
suatu populasi
 Hukum Kesetimbangan Hardy-Weinberg
memiliki persamaan rumus sebagai berikut.
p2 + 2pq + q2 = 1
Keterangan rumus:
p = alel pertama; biasanya digunakan untuk
alel dominan)
q = alel lainnya; biasanya digunakan untuk
alel resesif
 Syarat Hukum Hardy – Weinberg
1. Mutasi tidak terjadi, atau jumlah mutasi yang
menguntungkan sama dengan mutasi yang
merugikan
2. Perkawinan terjadi secara acak (panmiksi).
3. Tidak terjadi imigrasi/emigrasi, atau jumlah
individu yang berimigrasi sama dengan jumlah yang
beremig-rasi.
4. Semua alela mempunyai kemungkinan yang sama
untuk berada dalam populasi, tidak ada yang lebih
unggul dari yang lain (tidak terjadi seleksi alam).
5. Jumlah populasi tetap, atau jumlah individu yang
mati sama dengan jumlah individu yang lahir.
6. Populasi berjumlah besar, sehingga faktor kebetulan
tidak terjadi, atau dapat diabaikan.
 PERKAWINAN YANG TIDAK ACAK
 Perkawinan tak acak dapat mengakibatkan
alel yang membawa sifat lebih disukai
 akan menjadi lebih sering dijumpai dalam
populasi, sedangkan alel dengan sifat
 yang tidak disukai akan berkurang dan
mungkin akan hilang dari populasi
 1) adanya variasi di antara individu-individu
dari suatu keturunan
 2) adanya fosil di berbagai lapisan bumi
 3) adanya homologi organ-organ pada
makhluk hidup
 4) adanya embriologi perbandingan
 5) adanya perbandingan fisiologi
 6) adanya petunjuk biokimia
 7) adanya sisa alat-alat tubuh
 Variasi adalah segala macam perbedaan yang terdapat antar
individu dalam satu spesies.
 Dalam satu keturunan pun akan selalu memunculkan variasi.
Ini disebabkan karena pada perkawinan selalu terjadi
rekombinasi gen.
 variasi merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang
menuju ke arah terbentuknya spesies baru
 Fosil adalah sisa-sisa tanaman dan hewan yang
terlestarikan atau biasa disebut membatu. Mereka sering
ditemukan di batuan endapan, yang terbentuk dengan
penumpukan perlahan atau sedimentasi.

Fosil Archaeoptery yang memiliki morfologi seperti reptil dan burung.


Homologi yaitu organ- organ tubuh yang mempunyai fungsi berbeda,
tetapi mempunyai bentuk dasar yang sama. Contoh: tangan manusia,
tungkai depan kucing, sirip ikan paus dan sayap pada kelelawar
Analogi yaitu organ- organ tubuh yang mempunyai struktur yang berbeda
tetapi memiliki fungsi-fungsi yang sama. Contoh:
a) Sayap kupu-kupu analogi dengan sayap burung, keduanya
berfungsi untuk terbang.
b) Sayap kelelawar analogi dengan sayap burung, keduanya
berfungsi untuk terbang.
 Perkembangan embrio semua vertebrata memperlihatkan
kemiripan yang lebih banyak daripada hewan dewasa.
 Hal ini terlihat jelas pada pembelahan, morfogenesis, dan
tahap diferensiasi awal. Persamaan ini sering digunakan
sebagai bukti hubungan evolusi antara vertebrata
Makhluk hidup mulai dari terendah hingga yang paling
tinggi tersusun atas sel. Walaupun jumlah sel dan
morfologi
setelah dewasa berbeda-beda, namun fisiologi di dalam
selnya
memiliki kemiripan, seperti:
a) Metabolisme
b) Respirasi
c) sintesis protein
d) sintesis ATP dan penggunaannya dalam aktivitas hidup
 Setiap spesies memiliki ciri yang khas dari susunan biokimianya
yang terletak pada susunan DNA, RNA atau protein.
 Perbandingan DNA, RNA, atau protein pada spesies yang berbeda
merupakan cara lain untuk mengevaluasi hubungan evolusi
diantara spesies
 Terdapat homologi biokimia, misalnya fakta bahwa enzim
sitokrom terdapat pada semua organisme. Sitokrom C
mempunyai rantai polipetida antara 104 s/d 112 asam amino
tergantung organismenya
 Banyak persamaan urutan asam amino penyusun protein, bahkan
antara manusia dan monyet rhesus hanya berbeda pada satu
tempat
 Urutan asam amino pada hemoglobin menunjukan persamaan
yang dekat terutama pada spesies-spesies yang diduga
berkerabat dekat
 Sebagian besar vertebrata mempunyai hormon yang sama atau
mirip; misalnya Prolaktin terdapat pada vertebrata seperti ikan,
burung dan mamalia
 Alat ini pada hakikatnya sudah tidak berguna
lagi, namun masih dijumpai dalam tubuh. Para
pakar menyimpulkan bahwa adanya alat-alat
tubuh yang tersisa merupakan petunjuk adanya
evolusi. Beberapa sisa alat tubuh yang ditemukan
pada manusia, antara lain:
 a) umbai cacing atau appendiks
 b) selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
 c) otot penggerak telinga
 d) tulang ekor
 e) gigi taring yang runcing
 f) rambut pada dada
 g) buah dada pada laki-laki
 MUTASI GEN
 HUKUM HARDY WEINBERG
 Perubahan perbandingan frekuensi gen pada
populasi
a. Mutasi
b. Seleksi alam
c. Emigrasi dan imigrasi
d. Rekombinasi dan seleksi
Bab 7 Evolusi

MEKANISME EVOLUSI
Angka laju mutasi 
banyaknya gen yang
bermutasi dari seluruh
gamet yang dihasilkan
satu individu suatu
spesies (1:100.000)

Peluang terjadinya
mutasi menguntungkan
= 1:1000
Bab 7 Evolusi

Frekuensi alel dan frekuensi gen (genotip) populasi


Misalnya:
Alel A membentuk klorofil
Alel a tidak membentuk klorofil (letal)
Jagung homozigot dominan (AA) = 320 batang
Jagung heterozigot dominan (Aa) = 160 batang
Jagung homozigot resesif (aa) = 20 batang

Frekuensi alel A = 800/1000 = 0,8%


Frekuensi alel a = 1  0,8% = 0,2%

Frekuensi genotip AA = 320/500 = 0,64


Frekuensi genotip Aa = 160/500 = 0,32
Frekuensi genotip aa = 20/500 = 0,04
Bab 7 Evolusi

Prinsip Kesetimbangan Hardy-Weinberg


Frekuensi alel dan genotip suatu populasi selalu konstan dari generasi
ke generasi dengan kondisi sebagai berikut:
• Ukuran populasi harus besar
• Ada isolasi dari populasi lain
• Tidak terjadi mutasi
• Perkawinan acak
• Tidak terjadi seleksi alam

Misalkan p mewakili frekuensi dari suatu alel dan q mewakili frekuensi


alel lainnya, maka
p+q=1
p2 + 2pq + q2 = 1
frekuensi AA frekuensi Aa frekuensi aa

Hukum Hardy-Weinberg untuk frekuensi alel ganda p+q+r=1


Bab 7 Evolusi

Menghitung persentase populasi manusia yang membawa alel


untuk penyakit keturunan
Misalnya:
Frekuensi individu penderita PKU (q2) = 1 tiap 10.000

Frekuensi alel q (resesif) = 0,0001 = 0,01


Frekuensi alel p (dominan) = 1  q = 1  0,01 = 0,99

Frekuensi heterozigot karier


2pq = 2  0,99  0,01
2pq = 0,0198

Berarti sekitar 2% dari suatu populasi manusia membawa alel PKU


Bab 7 Evolusi

Menghitung frekuensi alel ganda


Frekuensi golongan darah A = 320 orang
Frekuensi golongan darah B = 150 orang
Frekuensi golongan darah AB = 40 orang
Frekuensi golongan darah O = 490 orang

p2IAIA + 2prIAi + q2IBIB + 2qrIBi + 2pqIAIB + r2ii


r2 = frekuensi golongan darah O = 490/1000 = 0,49  r = 0,7
(p + r)2 = frekuensi golongan darah A + O = (320 + 490)/1000 = 0,81
(p + r) = 0,9  p = 0,9  0,7 = 0,2
q = 1  (p + r) = 1  (0,2 + 0,7) = 0,1
Jadi frekuensi alel IA = p = 0,2; frekuensi alel IB = q = 0,1; frekuensi alel i = r =0,7

Frekuensi genotip IAIA = p2 = 0,04  Golongan darah A (IAIA) = 0,04  1000 = 40 orang
Frekuensi genotip IBi = 2qr = 2(0,1  0,7) = 0,14  Golongan darah B (IBi) =
0,14  1000 = 140 orang
Bab 7 Evolusi

Menghitung frekuensi gen tertaut kromosom X

Untuk laki-laki = p + q, karena genotipnya A- dan a-


Untuk perempuan = p2 + 2pq + q2, karena genotipnya AA, Aa, dan aa

Misalnya:
Jumlah laki-laki penderita buta warna (c-) = 8%
Frekuensi alel c = q = 0,08
Frekuensi alel C = p = 1  q = 1  0,08 = 0,92

Frekuensi perempuan yang diperkirakan buta warna (cc) = q2 = (0,08)2 = 0,064


Frekuensi perempuan yang diperkirakan normal (CC dan Cc) = p2 + 2pq =
(0,92)2 + 2(0,92)(0,08) = 0,9936
Bab 7 Evolusi

Perubahan Perbandingan Frekuensi Gen (Genotip) pada Populasi


• Hanyutan genetik
• Arus gen
• Mutasi
• Perkawinan tidak acak
• Seleksi alam
 Spesiasi merupakan proses pembentukan
spesies baru.
 Proses spesiasi telah terpantau berulang kali
di alam dan pada kondisi laboratorium yang
terkontrol.
 Spesiasi di alam tidak berhenti pada waktu
tertentu, melainkan terus berlanjut selama
evolusi terjadi.
 Selain itu, spesiasi tidak hanya ditentukan
oleh satu mekanisme, melainkan ditentukan
oleh sejumlah mekanisme.
 Interaksi individu dapat berupa interaksi
interspesies (interaksi dalam satu spesies),
maupun interaksi antar spesies (interaksi
antara dua spesies atau lebih).
 Interaksi individu yang memberikan pengaruh
besar terhadap spesiasi adalah perkawinan.
 Faktor penghalang keberhasilan perkawinan
disebut dengan barrier (barier).
 Keberadaan barier menyebabkan terjadinya
isolasi, sehingga membentuk spesies baru
(spesiasi).
Spesies

Spesies Spesies
Reproduktif Morfologis

Jika dua kelompok Melihat persamaan


Reproduksi seksual populasi tidak dapat ciri antara individu
menghasilkan melakukan kawin yang sedang
variasi dalam gene silang, maka tidak diidentifikasi,
pool terjadi aliran gen dengan anggota
dalam gene pool populasi lainnya
1. Isolasi Geografis
 Isolasi geografis merupakan bentuk
pembatasan alam berupa pemisahan
populasi oleh kondisi alam.
 Isolasi geografis memberikan pengaruh
terhadap spesiasi karena adanya
pencegahan gene flow antara dua
sistem populasi yang berdekatan akibat
faktor ekstrinsik, yaitu faktor geografis.
 Isolasi geografis menimbulkan
penyimpangan, karena empat faktor
utama, yaitu: (1) kedua sistem populasi
yang terpisah mempunyai frekuensi gen
awal yang berbeda; (2) terjadi mutasi; (3)
pengaruh tekanan seleksi dari lingkungan
yang berbeda; serta (4) adanya
pergeseran susunan genetis (genetic
drift).
2. Isolasi Reproduksi
 Isolasi reproduksi umumnya terjadi
karena faktor geografis, yang sebenarnya
populasi tersebut masih memiliki potensi
untuk melakukan interbreeding
 Isolasi reproduksi muncul sebagai akibat
dari mekanisme isolasi intrinsik yang
mencegah interbreed-ing. Mekanisme
isolasi intrinsik tersebut terjadi karena
adanya berbagai barier untuk terjadinya
perkawinan antar populasi.
Isolasi Ekologi

Isolasi Tingkah Laku

Isolasi Sebelum
Perkawinan Isolasi Temporal
(Prazigotik)

Isolasi Mekanik

Isolasi Reproduksi Isolasi Gametik

Kematian Zigot

Isolasi Setelah
Perkawinan Kerusakan Hibrid
(Pascazigotik)

Sterilitas Hibrid
1. Spesiasi Alopatrik
 Spesiasi alopatrik adalah spesiasi yang
terjadi karena adanya barier geografis
yang secara fisik mengisolasi populasi,
sehingga menghambat aliran gen.
 Populasi yang terpisah oleh suatu barier
geografis dikenal sebagai populasi
alopatrik.
 Spesiasi alopatrik banyak dibuktikan
melalui studi variasi geografi.
 Spesies yang beranekaragam secara geografis
dari seluruh karakter dapat menghalangi
pertukaran gen antar spesies simpatrik.
 Populasi yang terpisah secara geografis dapat
terisolasi oleh kemandulan atau perbedaan
perilaku dibandingkan dengan populasi yang
berdekatan.
 Populasi yang terisolasi mungkin tidak dapat
melakukan interbreeding jika mereka
bertemu, karena bentuknya sangat
menyimpang (divergen) dan akhirnya menjadi
simpatrik.
2. Spesiasi Parapatrik/Semi Geografik
(Parapatric Speciation)
 Spesiasi parapatrik merupakan spesiasi
yang terjadi karena adanya variasi
frekuensi kawin dalam suatu populasi
yang menempati wilayah yang sama.
 Spesies induk tinggal di habitat yang
kontinyu tanpa ada isolasi geografi.
Spesies baru terbentuk dari populasi
yang berdekatan.
 Spesiasi parapatrik tidak memiliki barier
ekstrinsik yang spesifik untuk gene flow.
Penyimpangan pada spesiasi parapatrik dapat
terjadi karena arus gen dikurangi dalam
populasi dan tekanan pemilihan ke luar
cakupan populasi.
3. Spesiasi Simpatrik (Sympatric Speciation)
 Spesiasi simpatrik adalah spesiasi tanpa
isolasi geografik.
 Populasi simpatrik terisolasi secara
genetik, meskipun daerah tinggalnya
saling tumpang tindih.
 Spesiasi akan bersifat simpatrik jika
suatu penghalang biologis untuk
interbreeding muncul dalam populasi
panmiktik (populasi yang kawin secara
acak), tanpa segregasi spasial spesies
permulaan
 Spesiasi simpatrik, spesies baru muncul
dalam lingkungan hidup populasi moyang,
isolasi genetik berkembang dalam berbagai
cara, tanpa isolasi geografis.

Anda mungkin juga menyukai