Anda di halaman 1dari 23

KOMUNIKASI DALAM

PROMKES
ANGGOTA KELOMPOK 3 :
1. Agusti Izzatul Aini (F120155003)
2. Chaerani Noor Savitri (F120155007)
3. Husna Lathifatu Hilma (F120155010)
4. Mariza Kusuma Wariana (F120155015)
5. Novi Kartika Sari (F120155023)
6. Sella Ayu Oktarinda (F120155027)
7. Yulius Tri Handoko (F120155030)
8. Zahrotul Muawanah (F120155031)
PENDAHULUAN

Komunikasi digunakan untuk memberikan informasi


(pesan) kepada publik, dengan tujuan mempengaruhi
khalayak dan menggambarkan kebudayaan pada
masyarakat.
Komunikasi juga sangat dibutuhkan dalam berbagai
bidang, salah satunya di bidang kesehatan, guna
mempengaruhi, mengajak, serta merubah pola pikir
masyarakat terhadap kesehatan ke arah yang lebih
baik.
Pengertian Komunikasi
Menurut Effendi (1995) komunikasi itu sendiri bisa diartikan
sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah
sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung (lisan)
maupun tak langsung.

Istilah “komunikasi” (communication) berasal dari bahasa


latin “communicates” yang artinya berbagi atau menjadi milik
bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk pada suatu
upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Metode Komunikasi

1) Komunikasi Antar Pribadi Atau Interpersonal
Communication : komunikasi langsung, tatap muka
antara satu orang dengan orang lain baik per orangan
maupun kelompok.
2) Komunikasi Massa Adalah penggunaan media massa
untuk menyampaikan pesan/ pesan atau informasi kepada
khalayak atau masyarakat melalui berbagai media massa
seperti TV, radio, media cetak , dan sebagainya. Yang
bertujuan agar masyarakat berprilaku hidup sehat.
Komunikasi Dalam Promosi Kesehatan

Komunikasi dalam promosi kesehatan adalah usaha


yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif
prilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan
dua prinsip dan metode komunikasi, menggunakan
komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa.
Ada beberapa fase dalam proses komunikasi kesehatan
ini adalah sebagai berikut :
Fase pertama berfokus pada pemberian definisi dan
deskripsi masalah.
Fase kedua melibatkan analisis audiens , pasar, dan
pilihan saluran atau media dari mereka yang
dipengaruhi oleh masalah kesehatan.
Fase ketiga mengidentifikasi strategi intervensi yang
tepat yang diperlukan untuk memodifikasi masalah
kesehatan.
*Fase keempat melibatkan pembuatan pesan yang
diperlukan untuk mendukung strategi intervensi yang
dipilih.
*Fase kelima difokuskan pada pemilihan lingkungan
yang tepat : lokasi tempat audiens sasaran paling
efektif dijangkau.
*Fase keenam mengidentifikasi saluran yang tepat
didasarkan ,sebagian,pada analisis saluran pada fase.
*Fase ketujuh mengidentifikasi metode komunikasi
kesehatan yang tepat pentingnya komunikasi
kesahatan dalam masyarakat.
Pemasaran Sosial Dalam Promosi
Kesehatan
Pemasaran Sosial adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan
diorganisasikan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan
harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang
telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar
tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.
Upaya Peningkatan Pemasaran Sosial
Riset Formatif
Penyusunan Strategi
Menguji Coba Strategi
Menulis Arahan Kreatif dan Media
Menentukan Konsultan Kreatif dan Konsultan Media
Menyusun Peran dan Bahan serta Rencana Media
Menguji Bahan dan Pesan
Penyempurnaan Program
Memproduksi Bahan
Kemitraan dalam Promosi Kesehatan
promosi kesehatan kemitraan dikembangkan antara petugas
rumah sakit dengan sasarannya (para pasien/kliennya atau
pihak lain) dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana,
dan advokasi.Di samping itu, kemitraan juga dikembangkan
karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan efektivitas
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), petugas rumah
sakit harus bekerjasama dengan berbagai pihak terkait,
seperti misalnya kelompok profesi, pemuka agama,
Lembaga Swadaya Masyarakat, media massa, dan lain-lain.
Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan adalah:

 Kesetaraan

Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan
yang bersifat hirarkhis (atas-bawah). Semua harus diawali
dengan kesediaan menerima bahwa masing-masing berada
dalam kedudukan yang sederajat.
 Keterbukaan
Dalam setiap langkah menjalin kerjasama,
diperlukan adanya kejujuran dari masing- masing
pihak. Setiap usul/saran/komentar harus disertai
dengan itikad yang jujur, sesuai fakta, tidak
menutup-tutupi sesuatu.
 Saling menguntungkan
Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung
keuntungan di semua pihak (win-win solution). Misalnya
dalam hubungan antara petugas rumah sakit dengan pasien,
maka setiap solusi yang ditawarkan hendaknya juga berisi
penjelasan tentang keuntungannya bagi si pasien. Demikian
juga dalam hubungan antara rumah sakit dengan pihak donatur.
Pemberdayaan Masyarakat dalam
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah suatu proses membantu individu dan
masyarakat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya guna
mengontrol berbagai faktor yang berpengaruh pada kesehatan,
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya (WHO). Promosi
kesehatan adalah kombinasi pendekatan pendidikan kesehatan dan
pendekatan organisasi, ekonomi, lingkungan yang seluruhnya
mendukung terciptanya perilaku yang kondusif dengan kesehatan
(Mee Lian,1998).
Kartasasmita (1995) menyatakan bahwa proses
pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga proses yaitu:
pemberdayaan adalah membangun daya, kekuatan atau
kemampuan, dengan mendorong (encourage) dan
membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang
dimiliki serta berupaya mengembangkannya.
• memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh
masyarakat (empo-wering), sehingga diperlukan langkah
yang lebih positif, selain dari iklim atau suasana.
• memberdayakan juga mengandung arti melindungi.
Pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut pandang
yaitu: Proses dan Hasil.
 Sebagai suatu hasil, pemberdayaan masyarakat adalah suatu
perubahan yang signifikan dalam aspek sosial politik dalam
aspek sosial politik yang dialami oleh individu dan masyarakat,
yang seringkali berlangsung dalam waktu yang cukup panjang,
bahkan seringkali lebih dari 7 tahun (Raeburn,1993).
 Sebagai suatu proses, Jackson (1989), Labonte (1994),
dan Rissel (1994) mengatakan, pemberdayaan masyarakat
melibatkan beberapa komponen berikut, yaitu:
a. Pemberdayaan personal.
b. Pengembangan kelompok kecil.
c. Pengorganisasian masyarakat.
d. Kemitraan.
e. Aksi sosial dan politik.
Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat
sebagai berikut:
 Merancang keseluruhan program.
 Menetapkan tujuan.
 Memilih strategi pemberdayaan.
 Implementasi strategi dan manajemen.
 Evaluasi program.
Tanya Jawab

 Bagaimana cara reset formatif dalam upaya


peningkatan pemasaran sosial? (susanti)
 Riset formatif adalah Menggali bagaimana sikap
terhadap perilaku yang akan kita anjurkan dalam
promkes
 Dengan cara
 memilih sampel secara acak serta melakukan wawancara
dengan mereka secara individu/kelompok
 Menemukan tokoh yang paling dihormati oleh kelompok
sasaran sehingga dapat memanfaatkan tokoh tersebut
untuk menyampaikan pesan kita
Metode Komunikasi

1) Komunikasi Antar Pribadi Atau Interpersonal


Communication : komunikasi langsung/tatap muka
dalam perkumpulan ibu-ibu PKK
2) Komunikasi Massa Adalah penggunaan media massa
untuk menyampaikan pesan dalam bentuk leaflet yang
dibagikan pada masyarakat
Fase
 Fase pertama
Deskripsi masalah (Maraknya penggunaan kosmetik ilegal)
 Fase kedua
menganalisis sasaran (remaja putri)
 Fase ketiga
mengidentifikasi strategi intervensi
 Fase keempat
pembuatan pesan (PPT dan leaflet).
 Fase kelima
pemilihan lingkungan (Lokasi ketanjung, audiens remaja putri)
 Fase keenam
mengidentifikasi saluran yang tepat didasarkan ,sebagian,pada analisis
saluran pada fase.
 Fase ketujuh
metode komunikasi kesehatan yang tepat (Interpersonal dan Massa)
Kemitraan
 Kesetaraan
menerima bahwa masing-masing berada dalam kedudukan yang
sederajat. (Selaku pembicara harus memposisiskan dirinya sama dengan
audiens yakni remaja puti)
 Keterbukaan
Diperlukan adanya kejujuran dari masing-masing pihak. (antara si
pembicara dan audiens harus terbuka/jujur mengenai pernah tidaknya
bersinggungan dengan kosmetik ilegal)
 Saling menguntungkan
Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan di
semua pihak (win-win solution). Misalnya bagi si audiens wawasan dari
remaja putri soal komestik ilegal bertambah sehingga dapat mempengaruhi
remaja putri dalam memilah kosmetik yang aman. Bagi si pemateri
menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan dalm mengedukasi masyarakat)

Anda mungkin juga menyukai