Anda di halaman 1dari 51

“I K T E R U S”

Disusun Oleh :

Nova Indra Cahyani


Nur Jannah
Samsiah
Tri Elsa L.G
Windi Yulianti Mustakim
Yuniyanti Dewi Wulandari
Yustillah Megawati
Melly Handayani
Apa itu Ikterus ??
Definisi Ikterus

Ikterus adalah suatu pewarnaan kuning pada


kulit, merupakan akibat adanya kelebihan pigmen
empedu dan mencerminkan adanya gangguan
dalam mekanisme pembentukan atau eliminasi
pigmen.
Lanjutan...
Ikterus sering terjadi pada minggu pertama kehidupan, terutama pada bayi
Asia. Sebagian besar bukan disebabkan oleh kelainan patologis dan tidak
membahayakan bayi.

ikterus mulai nampak pada hari kedua atau ketiga, meningkat bertahap
mencapai 170µ mol/L (17,1µ mol/L = 1 mg/dL) pada hari keempat atau kelima,
kemudian bertahap menurun sehingga tidak nampak lagi pada akhir minggu kedua.

Bilirubin ada dua jenis


 Bilirubin Indirek
 Bilirubin direk
ETIOLOGI
Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat
dibagi sebagai berikut :

 Produksi yang berlebihan (over produksi)


 Gangguan dalam proses pengambilan dan konjugasi hepar
 Gangguan dalam transportasi bilirubin
 Gangguan dalam ekskresi
Lanjutan...
Penyebab ikterus dua jenis hiperbilirubinemia, dimana ditemukan bilirubin
tak terkonjugasi ataupun terkonjugasi.

1. Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi.


a. Awitan neonatus
Ikterus fisiologis terjadi pada hampir 50% neonatus.
b. Awitan masa bayi atau anak
Ikterus disebabkan oleh penyakit hemolitik seperti, defisiensi G6PD dan
sferositosis, penyakit Gilbert, dan sindrom Crigler-Najjar.
Lanjutan...
2. Hiperbilirubinemia terkonjugasi.
a. Awitan neonatus
Sepsis, hepatitis neonatorum, infeksi TORCHS (Toksoplasmosis,
Rubela, Cytomegalovirus, Herpes, Sifilis), obtruksi ekstrahepatik pada
atresia biliaris atau koledokolitiasis, dan penyakit-penyakit metabolic
b. Awitan masa bayi dan anak
 Hepatitis virus merupakan penyebab tersering ikterus pada anak yang
sebelumnya sehat.
 Penyakit-penyakit metabolic, seperti galaktosemia, yang dalam bentuk ringan
mungkin belum bermanifestasi pada masa neonatus, dan penyakit Wilson, suatu
penyakit langka, dapat menimbulkan ikterus.
Kenali
tanda
gejalanya
....
Tanda Gejala

Gejala hiperbilirubinemia, antara lain: warna kulit tubuh tampak kuning,


paling baik pengamatan dengan cahaya matahari dan menekan sedikit kulit
untuk menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi darah.

Gejala klinis pada permulaannya tidak jelas, antara lain :


bayi tidak mau menghisap, gerakan tidak menentu ( involuntary
movements), kejang, tonu otot meninggi, leher kaku dan epistotonus.
Patofisiologi
ikterus yang mempunyai dasar patologik atau
kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang
disebut hiperbilirubinemia.
Lanjutan...
Ada beberapa keadaan ikterus yang cenderung menjadi patologik :
1. Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama setelah lahir.
2. Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5 mg/dl atau lebih setiap 24 jam.
3. Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia > 8 hari (pada neonatus cukup bulan) atau 14 hari
(pada neonatus kurang bulan).
4. Ikterus yang disertai :
◦ Berat lahir < 2000 gr.
◦ Masa gestasi < 36 minggu.
◦ Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat nafas pada neonatus.
◦ Infeksi
◦ Trauma lahir pada kepala.
◦ Hipoglikemia, hiperkarbia.
◦ Hiperosmolaritas darah.
◦ Proses hemolisis (inkompatibilitas darah, defisiensi G6PD atau sepsis).
Lanjutan...
Ada tiga mekanisme patofisiologi yang penting, yaitu :
 Produksi berlebihan.
 Gangguan pada ambilan dan konjugasi oleh hati.
 Ekskresi terganggu.
Penatalaksanaan
Peningkatan kadar bilirubin tidak langsung di
dalam darah dapat menyebabkan kerusakan sel
tubuh, terutama sel otak. Agak sulit untuk
menentukan tingginya kadar bilirubin yang dianggap
sebagai batas yang berbahaya, yang mengharuskan
kita untuk mengambil suatu tindakan pencegahan.
Lanjutan...
Sampai saat ini cara-cara itu dapat dibagi menjadi 3 jenis
usaha yaitu :
 Mempercepat metabolisme dan pengeluaran bilirubin;
 Mengubah bilirubin menjadi bentuk yang tidak toksik dan
yang dapat dikeluarkan melalui ginjal dan usus, misalnya
dengan terapi sinar (phototerapy);
 Mengelurkan bilirubin dari peredaran darah, yaitu dengan
melakukan tranfusi tukar darah.
Lanjutan...

1) Mempercepat metabolisme dan pengeluaran bilirubin


 Pemberian fenobarbital
 Pemberian agar-agar
 Early Feeding
2) Mengubah bilirubin menjadi bentuk yang tidak toksik
dan yang dapat dikeluarkan dengan sempurna melalui
ginjal dan traktus digestivus
3) Tranfusi tukar darah (exchange tranfusion)
Penatalaksanaan
1) Menghilangkan penyebab
2) Sebelum memulangkan bayi, ditentukan resiko hiperbilirubinemia.
3) Mencegah peningkatan / menurunkan kadar bilirubin.
4) Pemberian minum untuk mencegah dan mengobati ikterus
neonatorum
5) Fototerapi
Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi
masalah ikterus fisiologi
Dengan mengajarkan ibu dan keluarga cara menyinari bayi dengan cahaya matahari.

 Sinari bayi dengan cahaya matahari pagi jam 07.00-08.00 selama 2-4 jam.
 Atur posisi kepala bayi agar wajah tidak langsung menghadap ke cahaya matahari.
 Lakukan penyinaran pada kulit seluas mungkin dan tidak memakai pakaian (telanjang).
 Lakukan asuhan perawatan dasar pada bayi muda.
 Lakukan penyinaran selama 30 menit, 15 menit bayi dalam posisi telentang, 15 menit
bayi dalam posisi telungkup.
 Beri penjelasan ibu kapan sebaiknya bayi di bawa ke petugas kesehatan.
 Beri penjelasan ibu kapan kunjungan ulang, setelah hari ke-7.
Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi
masalah ikterus patologis
 Pertahankan agar kadar gula darah tetap stabil dan tidak turun.
 Anjurkan ibu agar menjaga bayi tetap hangat.
 Ambil sampel darah ibu sebanyak 2,5 ml, bila kekuningan ditemukan pada
dua hari pertama kelahiran bayi.
 Lakukan rujukan segera.
Pemeriksaan fisik, dan penegakan
diagnose
Pemeriksaan yang perlu dilakukan ialah :
 Kadar bilirubin serum berkala.
 Darah tepi lengkap.
 Golongan darah ibu dan bayi.
 Tes coombs.
 Pemeriksaan strining defiensi enzim G6PD, biarkan
darah atau biopsi hepar bila perlu.
Lanjutan...

Penegakan diagnose
 Anamnesis ikterus pada riwayat ansteti
sebelumnya sangat membantu dalam menegakkan
diagnosis hiperbilirubinemia pada bayi.
TINJAUAN KASUS

An. “R” dengan kasus Ikterus yang sedang


memeriksakan diri ke puskesmas Karang Rejo Balikpapan
Tengah pada tanggal 3 Oktober 2013.
MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR DENGAN
IKTERUS
LANGKAH I

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
 Nama Bayi : By. Ny. R
 Umur Bayi : 2 hari
 Tanggal Lahir : 1 Oktober 2013
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Berat Badan : 2800gram
 Panjang Badan : 49cm

 Nama Ibu : Ny. R Nama Ayah : Tn. R
 Umur : 24 th Umur : 27 thn
 Suku/Bangsa : Banjar Suku/Bangsa : Jawa
 Agama : Islam Agama : Islam
 Pendidikan : SLTA Pendidikan : STM
 Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
 Alamat Rumah : Jl.Pinai I RT18/12
2. Anamnesa
a. Keluhan utama
 Ibu Mengatakan bayinya umur 2 hari, nampak kekuningan didaerah kepala dan leher,
facces berwarna seperti dempul, dan kemampuan hisap bayi kurang.
b. Riwayat Kehamilan
 G2P1A0
c. Kebiasaan Waktu Hamil
 Makanan : 3 kali sehari, tidak ada pantang
 Obat-obatan / Jamu : Tidak ada.
 Merokok : Tidak pernah
 Lain-lain : Tidak ada
d. Penyulit dalam Kehamilan
 Pre Eklampsi : Tidak ada
 Eklampsi : Tidak ada
 Penyakit Kehamilan : Tidak ada
 Lain-lain : Tidak ada
3. Pemeriksaan
e. Pemeriksaan Fisik
 Kepala
 Ubun Ubun : Tampak lebar
a. Keadaan Umum : Baik  Kelainan : Tidak tampak kelainan
b. Berat Badan : 2800 gram  Bentuk Kepala : Simetris

c. Panjang Badan : 49cm  Keadaan Umum baik : Tampak bersih dan


sehat
d. TTV  Mata
 Suhu :36,5 C  Bentuk mata : Tampak simetris
 Denyut Jantung :124x/menit  Skelera : Ikterik
 Pernapasan :44x/menit  Pupil mata : Normal
 Hidung
 Pengeluaran Cairan : Tidak ada
 Warna kulit : Pucat kekuningan.
 Keadaan : Bersih
Lanjutan...
 Mulut  Perut
 Bentuk : Simetris  Pembesaran Hepar : Tidak ada
 Refleks hisap : Kurang baik pembesaran dan benjolan.
 Bibir : Lengkap atas/bawah  Keadaan tali pusat : kering.
 Gusi : Normal  Punggung
 Warna bibir : Pucat  Kelainan : Tidak tampak
 Telinga kelainan.
 Posisi : Simetris kanan-kiri.  Ekstrimitas
 Keadaan : Bersih, tidak ada sumbatan  Jari tangan :Lengkap
Warna kulit : Pucat agak kekuningan

 Posisi dan bentuk :Simetris kanan-
 Leher kiri
Pembesaran / kelenjar : Tidak ada.
 Jari kaki :Lengkap

 Pergerakan leher : Dapat bergerak kekanan-kekiri.
 Pergerakan :Aktif.
 Warna kulit : Kuning.
 Dada
 Warna kulit pucat, kuku, tangan dan kaki
 Bentuk : Simetris antara payudara kanan dan kiri.
berwarna agak kekuningan
 Tonjolan Putting : Tampak tonjolan putting susu.
Lanjutan...
 Pemeriksaan Reflek
 Mencari (rooting) : kurang baik
 Menghisap (sucking) : kurang baik
 Menelan (swalowing) : kurang baik
 Reflek kaki (stapping) : baik
 Menggenggam (graping) : baik
 Reflek morro : baik
 Ukuran antropometri
 BB : 2800 gram
 LK : 34 cm
 TB : 49 cm
 LD : 24 cm
 Lila : 10 cm
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan lab, kadar bilirubin serum
100 umol/l
Langkah II
1. Interpretasi DIAGNOSA
By. Ny. R usia 2 dengan ikterus DS :
DASAR

derajat I (pada kepala dan leher).


Data Dasar 

Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 1 Oktober 2013
Ibu Mengatakan bayinya umur 2 hari, nampak kekuningan
didaerah kepala dan leher, facces berwarna seperti
dempul, dan kemampuan hisap bayi kurang.

DO :

BB : 2800 gram

PB : 49 cm

 Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Baik
 Berat Badan : 2800 gram
 Panjang Badan : 49cm
 TTV
Suhu :36,5 C
Denyut Jantung :124x/menit
Pernapasan :44x/menit
Lanjutan...
DIAGNOSA DASAR
 Pemeriksaan Fisik
 Kepala
Ubun Ubun : Tampak lebar
Kelainan : Tidak tampak kelainan
Bentuk Kepala : Simetris
Keadaan Umum baik : Tampak bersih dan sehat

 Mata
Bentuk mata :Tampak simetris
Sklera : Ikterik
Pupil mata : Normal

 Hidung

Pengeluaran Cairan : Tidak ada


Warna kulit :Pucat kekuningan.
Keadaan : Bersih
 Mulut
Bentuk : Simetris
Refleks hisap : Kurang baik
Bibir : Lengkap atas/bawah
Gusi : Normal
Warna bibir : Pucat.
Lanjutan... DIAGNOSA DASAR
 Telinga
Posisi : Simetris kanan-kiri.
Keadaan : Bersih, tidak ada sumbatan
Warna kulit : Pucat agak kekuningan

 Leher
Pembesaran / kelenjar: Tidak ada.
Pergerakan leher : Dapat bergerak kekanan-kekiri.
Warna kulit : Kuning.

 Dada
Bentuk : Simetris antara payudara kanan dan kiri.
Tonjolan Putting : Tampak tonjolan putting susu.

 Perut
Pembesaran Hepar : Tidak ada pembesaran dan benjolan.
Keadaan tali pusat : kering.
Punggung
Kelainan : Tidak tampak kelainan.

 Ekstrimitas
Jari tangan :Lengkap
Posisi dan bentuk :Simetris kanan-kiri
Jari kaki :Lengkap
Pergerakan :Aktif.
Warna kulit pucat, kuku, tangan dan kaki berwarna agak kekuningan
Lanjutan...
DIAGNOSA DASAR

 Pemeriksaan Reflek
Mencari (rooting) : kurang baik
Menghisap (sucking) : kurang baik
Menelan (swalowing) : kurang baik
Reflek kaki (stapping) : baik
Menggenggam (graping) : baik
Reflek morro : baik

 Ukuran antropometri
BB : 2800 gram
LK : 34 cm
TB : 49 cm
LD : 24 cm
Lila : 10 cm

 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab, kadar bilirubin serum 100 umol/l
Lanjutan...

MASALAH DASAR

Peningkatan kadar bilirubin Dasar : terdapat warna kuning pada


bagian kepala dan leher, hasil
pemeriksaan lab kadar bilirubinnya 100
umol/dl
LANGKAH III
MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL DAN CARA
MENGANTISIPASI

DIAGNOSA POTENSIAL DASAR

Potensial terjadinya ikterus pada derajat a) Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan
yang lebih lanjut. kadar serum bilirubin indirek 100 umol/l
(derajat I)
b) Terdapat warna kuning pada daerah
muka, leher dan kuku
Lanjutan...

Antisipasi :
 Pemenuhan nutrisi yang adekuat
 Penyinaran pada dengan lampu fluorensi sebanyak 10
buah masing-masing 20 watt dan
menjemur/menyinarkan bayi di bawah sinar matahari
pagi selama 10-15 menit antara pukul 07.00-08.00
WIB.
LANGKAH IV
MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN
SEGERA

Kolaborasi bila ada komplikasi


LANGKAH V
MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH

a) Lakukan pendekatan pada klien.


b) Beritahukan ibu tentang keadaan bayinya.
c) Ajarkan cara menyusui yang baik dan benar.
d) Ajarkan ibu cara menghangatkan/penyinaran bayi dengan sinar
matahari di pagi hari untuk menurunkan kadar bilirubin
Lanjutan...
f) Jelaskan kepada orang tua bayi tentang sebab-sebab serta manfaat pemberian
terapi sinar blue light incubator dan manfaat dari sinar matahari pagi. Orang tua
tahu dan mengerti akan penjelasan tentang keadaan bayinya serta manfaat dari
terapi penyinaran yang dilakukan.
g) Libatkan orang tua dalam perawatan bayi dan memberi kesempatan pada bayi
untuk menetek serta membina hubungan ibu dan bayinya. Ibu dan keluarga
mengerti akan pentingnya ASI dan perhatian yang dibutuhkan bayi.
Lanjutan...
h) Libatkan orang tua dalam perawatan bayi dan memberi kesempatan pada bayi
untuk menetek serta membina hubungan ibu dan bayinya. Ibu dan keluarga
mengerti akan pentingnya ASI dan perhatian yang dibutuhkan bayi.
i) Berikan konseling tentang perawatan bayi, pentingnya gizi / nutrisi untuk
perkembangan bayinya, termasuk frekuensi menyusui kapanpun bayi ingin
menyusu harus diberikan. Ibu dan keluarga mengerti akan penjelasan dan
mengerti akan kebutuhan bayinya
j) Libatkan ibu dalam imunisasi hepatitis B.
k) Lakukan observasi kemajuan pertumbuhan dan perkembangan bayi
LANGKAH VI
PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
1. Melakukan pendekatan pada klien agar terjalin hubungan saling
percaya antara bidan dan klien dengan cara memberikan support
ibu dan menganjurkan ibu agar ibu tidak takut (khawatir).
2. Memberitahukan ibu tentang keadaan bayinya. Berat badan bayi
saat ini 2800 gram. Panjang badan 49 cm. Tanda tanda vital
dengan suhu 36,5 C, denyut jantng 124x/menit dan pernafasan
43x /menit.
3. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar.
Lanjutan...

4. Mengajarkan ibu cara menghangatkan/penyinaran bayi dengan sinar matahari di


pagi hari di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit antara pukul 07.00-
08.00 WIB untuk menurunkan kadar bilirubin.
5. Menjelaskan kepada orang tua bayi tentang sebab-sebab serta manfaat pemberian
terapi sinar blue light incubator dan manfaat dari sinar matahari pagi. Orang tua
tahu dan mengerti akan penjelasan tentang keadaan bayinya serta manfaat dari
terapi penyinaran yang dilakukan.
Lanjutan...
6. Melibatkan orang tua dalam perawatan bayi dan memberi kesempatan pada bayi untuk menetek
serta membina hubungan ibu dan bayinya. Ibu dan keluarga mengerti akan pentingnya ASI dan
perhatian yang dibutuhkan bayi.
7. Memberikan konseling tentang perawatan bayi, pentingnya gizi / nutrisi untuk perkembangan
bayinya, termasuk frekuensi menyusui kapanpun bayi ingin menyusu harus diberikan. Ibu dan
keluarga mengerti akan penjelasan dan mengerti akan kebutuhan bayinya
8. Melibatkan ibu dalam imunisasi.
a. Melakukan observasi kemajuan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
b. Kemampuan menghisap
c. Keaktifan bayi
d. Keadaan umum bayi
LANGKAH VII
EVALUASI

Tanggal : 3 Oktober 2013 Pukul : 11.45


 Ibu mau menjalin hubungan yang percaya dengan bidan.
 Ibu mendengarkan dan mengerti mengenai penjelasan tentang keadaan bayinya saat ini.
 Ibu mengerti bagaimana cara menyusui yang baik dan benar.
 Ibu paham dan mengerti bagaimana cara menghangatkan bayinya untuk menurunkan kadar
bilirubin.
 Ibu paham mengenai manfaat pemberian terapi sinar blue incubator dan manfaat sinar
matahari.
 Ibu mengerti dalam hal perawatan bayi dan mengerti tentang pentingnya ASI bagi bayinya.
 Ibu mengerti tentang pentingnya gizi untuk perkembangan bayinya.
 Ibu bersedia terliabat dalam hal imunisasi.

DOKUMENTASI KEBIDANAN
Tanggal 3 Oktober 2013 Pukul : 11.45
S:
 Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 1 Oktober 2013
 Ibu Mengatakan bayinya umur 2 hari, nampak kekuningan didaerah kepala dan leher, facces berwarna seperti dempul, dan kemampuan hisap bayi
kurang.
O:
 Keadaan Umum : Baik
 TTV :
Suhu : 36,5 C
Denyut Jantung : 124 x/menit
Pernafasan : 44 x/menit
 Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Baik
Berat Badan : 2800 gram
Panjang Badan : 49cm
TTV
 Suhu :36,5 C
 Denyut Jantung :124x/menit
 Pernapasan :44x/menit
Lanjutan...
 Pemeriksaan Fisik
Kepala
Ubun Ubun : Tampak lebar
Kelainan : Tidak tampak kelainan
Bentuk Kepala : Simetris
Keadaan Umum baik : Tampak bersih dan sehat
Mata
 Bentuk mata : Tampak simetris
 Skelera : Ikterik
 Pupil mata : Normal
Hidung
 Pengeluaran Cairan : Tidak ada
 Warna kulit : Pucat kekuningan.
 Keadaan : Bersih
Lanjutan... Perut
Mulut  Pembesaran Hepar : Tidak ada pembesaran
dan benjolan.
 Bentuk : Simetris
 Keadaan tali pusat: kering.
 Refleks hisap : Kurang baik
Punggung
 Bibir : Lengkap atas/bawah
 Kelainan : Tidak tampak kelainan.
 Gusi : Normal
Ekstrimitas
 Warna bibir : Pucat.
 Jari tangan :Lengkap
Telinga
 Posisi dan bentuk :Simetris kanan-kiri
 Posisi : Simetris kanan-kiri.
 Jari kaki :Lengkap
 Keadaan : Bersih, tidak ada sumbatan
 Pergerakan :Aktif.
 Warna kulit : Pucat agak kekuningan
 Warna kulit pucat, kuku, tangan dan kaki berwarna
Leher agak kekuningan
 Pembesaran / kelenjar : Tidak ada.
 Pergerakan leher : Dapat bergerak kekanan-kekiri.
 Warna kulit : Kuning.
Dada
 Bentuk : Simetris antara payudara kanan dan
kiri.
 Tonjolan Putting : Tampak tonjolan putting susu.
Lanjutan...
Pemeriksaan Reflek
 Mencari (rooting) : kurang baik
 Menghisap (sucking) : kurang baik
 Menelan (swalowing) : kurang baik
 Reflek kaki (stapping) : baik
 Menggenggam (graping) : baik
 Reflek morro : baik
Ukuran antropometri
 BB : 2800 gram
 LK : 34 cm
 TB : 49 cm
 LD : 24 cm
 Lila : 10 cm
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan lab, kadar bilirubin serum 100 umol/l
A:
 By. Ny. R usia 2 hari dengan ikterus derajat I (pada kepala dan leher).
 Diagnosa Potensial : Potensial terjadinya ikterus pada derajat yang
lebih lanjut.
P:
1. Melakukan pendekatan pada klien agar terjalin hubungan saling percaya
antara bidan dan klien dengan cara memberikan support ibu dan
menganjurkan ibu agar ibu tidak takut (khawatir).
2. Memberitahukan ibu tentang keadaan bayinya. Berat badan bayi saat ini
2800 gram. Panjang badan 49 cm. Tanda tanda vital dengan suhu 36,5 C,
denyut jantng 124x/menit dan pernafasan 43x /menit.
3. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar.
Lanjutan...
4. Mengajarkan ibu cara menghangatkan/penyinaran bayi dengan sinar matahari di pagi
hari di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit antara pukul 07.00-08.00 WIB
untuk menurunkan kadar bilirubin.
5. Menjelaskan kepada orang tua bayi tentang sebab-sebab serta manfaat pemberian
terapi sinar blue light incubator dan manfaat dari sinar matahari pagi. Orang tua tahu
dan mengerti akan penjelasan tentang keadaan bayinya serta manfaat dari terapi
penyinaran yang dilakukan.
6. Melibatkan orang tua dalam perawatan bayi dan memberi kesempatan pada bayi
untuk menetek serta membina hubungan ibu dan bayinya. Ibu dan keluarga mengerti
akan pentingnya ASI dan perhatian yang dibutuhkan bayi.
Lanjutan...
7. Memberikan konseling tentang perawatan bayi, pentingnya gizi / nutrisi untuk perkembangan
bayinya, termasuk frekuensi menyusui kapanpun bayi ingin menyusu harus diberikan. Ibu dan
keluarga mengerti akan penjelasan dan mengerti akan kebutuhan bayinya
8. Melibatkan ibu dalam pemberian imunisasi.
 Melakukan observasi kemajuan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
 Kemampuan menghisap
 Keaktifan bayi
 Keadaan umum bayi

Anda mungkin juga menyukai