“INKONTINENSIA URIN”
Kelompok 8
Nama Anggota Kelompok
Kinanti Tuuk
Cici Salean
Savio Monekaka
Swidy Mullik
Muhammad Firmansyah
Eureka Kause
Bernike Sumbayak
Rezki Nafi
Skenario
Perempuan 68 tahun, dibawa ke puskesmas oleh
keluarganya. Menurut yang membawanya, ia tiba- tiba jatuh
terpeleset di dekat tampat tidurnya tadi pagi karena
menginjak air seninya sendiri. Beberapa hari ini penderita
sebentar- sebentar ke toilet untuk buang air kecil. Sejak
seminggu yang lalu penderita terdengar batuk- batuk dan
agak sesak napas, serta nafsu makannya sangat berkurang,
tetapi tidak demam. Penderita selama ini mengidap kencing
manis dan tekanan darah tinggi, untuk penyakitnya itu ia
mendapat obat dari dokter. Setahun yang lalu ia mendapat
serangan stroke.
Fisiologi proses miksi
Epidemiologi :
Inkontinensia urin (IU) dapat terjadi pada semua usia, namun
prevalensinya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia dan
lebih banyak dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki
(wanita 38% dan Pria 19%)
IU tekanan (stress urinary incontinence)
• IU yang ditandai dengan keluarnya urin di luar kehendak yang berhubungan dengan meningkatnya
tekanan abdomen yang terjadi ketika bersin, batuk, atau tekanan fisik lainnya. Lebih sering terjadi pada
wanita, dan merupakan jenis IU yang paling sering terjadi
IU desakan (urgency urinary incontinence),
• IU yang ditandai dengan keluarnya urin di luar kehendak yang diawali oleh desakan berkemih yang
disebabkan oleh otot derusor sudah mulai mengadakan kontraksi saat buli-buli belum penuh
IU campuran (mixed urinary incontinence),
• IU yang ditandai dengan keluarnya urin di luar kehendak yang diawali dengan desakan berkemih dan juga
berkaitan dengan bersin, batuk, atau tekanan fisik lainnya
IU luapan (overflow urinary incontinence
• Keluarnya urin di luar kehendak yang disebabkan karena luapan urin yang berkaitan oleh sumbatan
infravesika atau kelemahan otot detrusor kandung kemih yang ditandai dengan urin yang selalu menetes
dari meatus uretra.
IU terus-menerus / kontinua (continuous urinary incontinence)
• Keluarnya urin di luar kehendak secara terus-menerus dalam berbagai posisi.
IU fungsional
• sebenarnya pasien ini kontinen tetapi karena ada hambatan tertentu pasien tidak dapat menjangkau toilet
pada saat keinginan miksi timbul, sehingga kencingnya keluar tanpa dapat ditahan. Penyebabnya
DIAPPERS (Delirium, Infection, Atrophic vaginitis/ uretrhtritis, Pharmaceutical, Psychologic, Excess urine
output, Restricted mobility, dan Stool impaction.
Faktor Risiko
Usia
Jenis kelamin
Kehamilan
Post operasi obgin dan tindakan ginekologi
DM – neurogenik bladder
Stroke
Trauma spine
Tumor otak
Penyakit
komorbid yang
memperberat
inkontinensia
urin
Anamnesis
1. Anamnesis terkait IU
1. Sejak kapan ngompol?
2. Ngompol paling sering sejak kpn?
3. Terdapat fase kering atau terus menerus?
4. Kualitas urin (warna, bentuk, kuantitas ,kualitas,
5. Disuria dan nyeri pinggang?
6. Terdapat gejala kesulitan dalam berkemih seperti harus menunggu untuk
keluarnya urin, aliran urin yang terputus-putus, atau harus mengedan untuk
berkemih?
2. Anamnesis Sistem lain
3. Riwayat pasien => Persalinan, operasi khususnya operasi pelvic, obat-obat yang
dikonsumsi pasien, penyakit komorbid pasien (DM, stroke, tumor otak, trauma
spinal)
4. Riwayat keluarga (DM, Hipertensi)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis => Kesadaran, TTV, anemia, ikterus, edama tungkai dan wajah
Status Urologi
RCV
1. Inspeksi => Benjolan, distensi, tanda inflamasi, bekas operasi
2. Bimanual palpasi => Nyeri tekan, kontur ginjal, pembesaran
3. Perkusi => nyeri ketok, progresifitas dan perluasan pekak (dullness)
4. Auskultasi => bising (stenosis & aneurisma A. Renalis)
Suprapubis
1. Inspeksi => Penonjolan di umbilikus-suprapubis
2. Palpasi => nyeri tekan (sistitis)
3. Perkusi => bunyi pekak (dullnes)
Pemeriksaan Fisik
Tambahan
VT => tumor, prolaps, internal opening, fistel
RT => neurologic bladder, BPH, bulbo cavernosum
refleks
pemeriksaan pada genitalia
pemeriksaan status neurologis termasuk inervasi
saraf lumbosakral
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis => makro, mikro, kimia
USG dan Sistografi
Urodinamik => kelainan neorologik atau non neurologik
PET test/CT scan
Tatalaksana
Farmakologi
ALUR DIAGNOSTIK