Anda di halaman 1dari 38

KEBIJAKAN NASIONAL

PENGENDALIAN HIV AIDS

Dr.Ritha Tahitu, M.Kes


Kepala Bidang P2P Dinkes Prov Maluku
TARGET SDGs SEKTOR KESEHATAN 2016-2030
GOAL 2
Mengakhiri kelaparan, meningkatkan status gizi dan mendorong
pertanian berkelanjutan
GOAL 3
Menjamin kehidupan yang sehat dan baik untuk semua orang di segala usia
3.1 MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU MENJADI 70/100.000 KH
3.2 MENGAKHIRI KEMATIAN BAYI BARU LAHIR DAN BALITA YANG DAPAT
DICEGAH
3.3 MENGAKHIRI AIDS, TB, MALARIA DAN PENYAKIT TROPIS YANG MASIH
TERABAIKAN, MEMERANGI HEPATITIS, PENYAKIT BERSUMBER AIR, DAN
PENYAKIT MENULAR LAINNYA
3.4 MENGURANGI SEPERTIGA KEMATIAN DINI AKIBAT PENYAKIT TIDAK
MENULAR
3.7 MENJAMIN AKSES SEMESTA UNTUK YANKES SEKSUAL DAN REPRODUKSI
3.8 MENJAMIN KESEHATAN RAKYAT SEMESTA (UNIVERSAL HEALTH
COVERAGE)
3.9 MENGURANGI ANGKA KEMATIAN DAN KESAKITAN AKIBAT SENYAWA
BERBAHAYA DAN KONTAMINASI
GOAL 5
3.B MENDUKUNG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN OBAT DAN VAKSIN
Mencapai kesetaraan gender
3.C MENINGKATKAN & memberdayakan
PEMBIAYAAN KESEHATAN DANseluruh wanita & perempuan
PENGEMBANGAN SDM
KESEHATAN
5.3
3.D MENGHILANGKAN
MEMPERKUAT SEGALA PRAKTIK
KAPASITAS BERBAHAYA, SEMISAL
PERINGATAN SUNAT PEREMPUAN
DINI, PENURUNAN RISIKO, DAN
5.6 MENJAMIN AKSES TERHADAP HAK KESEHATAN SEKSUAL
MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN NASIONAL DAN GLOBALDAN REPRODUKSI
2
Estimasi ODHA di Indonesia
631.000 ODHA Tahun 2018

6.498
Tujuan Penanggulangan
HIV/AIDS
(Permenkes No. 21 /2013 tentang
Penanggulangan HIV AIDS )

3 ZERO 2030
Zero Zero Zero
new HIV AIDS related
discrimination
infection death

90% 90% 90%


ODHA ODHA ODHA on
mengetahui yang tahu ART
status status mengalami
HIVnya mendapat supresi VL
ARV
Roadmap Pengendalian HIV AIDS
2030
Getting to zero : 3-0

2022
Triple Elimination
Program in infant: HIV-
Hepatitis B & Syphilis
2027
TARGET 90-90-90 2018
FAST TRACK : 90-90-90
2020
- 90% key Pop know HIV status
- 100% babies of PLHIV 2012
pregnant women are
screened
CoC & SUFA
2016
Guidelines for Screening
HIV, Syphilis, Pregnant
women
Dasar Kebijakan
Pengendalian HIV AIDS dan IMS

2015 - 2019 2020 - 2024

3-0 1 1 3-0 5 90-90-90

District Based
NAWACITA 2 2 NAWACITA 6 Intervention

RPJMN 3 3 RPJMN 7 SPM-NSPK

Permenkes Permenkes Permenkes


21/2013 4 4 (pengganti
21/2013) 8 52/2017 ttg 3
Eliminasi
Strategi Utama

Intervensi berbasis Kab/Kota


1 (district based intervention)

Meningkatkan cakupan
2 layanan HIV-AIDS dan IMS
melalui LKB

Memperkuat sistem kesehatan


3 nasional dalam LKB HIV AIDS
dan IMS
Lingkungan yang mendukung
4 (enabling environment)
District Based Interventions

Comprehensif (C)
96 Layanan Comprehensif:
Kab/Kota • 31% Populasi kunci
• 23% Odha

Medium (M)
142 Layanan Medium:
Kab/Kota • 24% Populasi kunci
• 23% Odha

Basic (B)
276 Layanan Basic:
Kab/Kota • 19 % Populasi kunci
• 26% Odha
Layanan District Based
Interventions
Pelayanan Medium di 142 Pelayanan Comprehensif di
Pelayanan Basic di 276 K/K
K/K 96 K/K
1. Layanan Tes HIV di 5 PKM 1. Layanan Tes HIV di 100% PKM & 1. Layanan Tes HIV di 100% PKM &
& 1 RS 50% RS 100% RS
2. Layanan Pengobatan HIV 2. Layanan Pengobatan HIV di 2. Layanan Pengobatan HIV di 100%
di minimun 1 RS minimum 25% PKM & 25% RS PKM & 100% RS
3. Layanan IMS sindromik 3. Layanan IMS sindromik (termasuk 3. Layanan IMS sindromik (termasuk
(termasuk sifilis) di setiap sifilis) di setiap layanan HIV di atas sifilis) di setiap layanan HIV di atas
4. Pencatatan Pelaporan SIHA untuk 4. Pencatatan Pelaporan SIHA untuk
layanan HIV di atas
IMS, PPIA, Tes & Pengobatan HIV, IMS, PPIA, Tes & Pengobatan HIV,
4. Pencatatan Pelaporan Kohort dan monitoring Kohort dan monitoring
SIHA untuk IMS, PPIA, Tes 5. Kader Kesehatan untuk penemuan 5. Kader Kesehatan untuk penemuan
dan Pengobatan HIV kasus dan pengobatan kasus dan pengobatan
5. Kader Kesehatan untuk 6. CD4 & Lab pendukung pemeriksaan 6. CD4 & Lab pendukung pemeriksaan
penemuan kasus dan (darah rutin, fungsi liver & ginjal) (darah rutin, fungsi liver & ginjal)
pengobatan 7. Monitoring stock out ARV, Early 7. Monitoring stock out ART, Early
Warning Indicator (EWI), HIVDR Warning Indicator (EWI), HIVDR (drug
(drug resistance) resist)
8. Menyediakan akses layanan Tes 8. Menyediakan akses layanan Tes
Viral Load & EID untuk bayi dari ibu Viral Load & EID untuk bayi dari ibu
HIV HIV
9. Penjangkauan KAP (kab/kota 9. Penjangkauan KAP (kab/kota target),
target), dukungan komunitas (peer dukungan komunitas (peer support)
support) 10. Community-based clinics
FAST TRACK 90-90-90
Akselerasi Fast Track 90-90-90
Populasi Kunci
90%
Populasi kunci
yang di tes HIV
90%

ODHA
90%
90%
ODHA yang
90% mendapat ARV

ODHA teratur
minum ARV

ODHA dg VL
tersupresi
11
Jalur Cepat TOP
Percepatan strategi
Temukan-Obati-Pertahankan (TOP)
untuk mencapai eliminasi HIV-AIDS
pada tahun 2030
Strategi untuk mencapai 90-90-90
T-O-P  Temukan – Obati – Pertahankan

Temukan : 90% ODHA mengetahui status HIVnya

Obati : 90% ODHA mendapatkan terapi ARV

Pertahankan : 90% ODHA on ART mengalami penekanan


jumlah virus
Fast Track (Jalur Cepat TOP)
90-90-90
• Penerapan Jalur Cepat TOP akan dilakukan secara bertahap
menurut kabupaten/kota.
– Di akhir tahun 2020, diharapkan ada 23
kabupaten/kota yang mencapai 90-90-90, disusul
dengan 57 dan 96 kabupaten/kota secara berturutan
pada akhir tahun 2023 dan 2025.

• Jalur Cepat TOP bukanlah program baru namun merupakan


percepatan strategi Temukan-Obati-Pertahankan (TOP) untuk
mencapai eliminasi HIV-AIDS pada tahun 2030
Konsep Fast Track Indonesia
Fast Track (“Akselerasi Dengan Jalur Cepat”) dilaksanakan secara
bertahap: step-wise by district by year:
a)Pada akhir 2018, 90-90-90 akan dicapai di 23 K/K
b)Pada akhir 2019: 90-90-90 akan dicapai di 23+34 K/K
c)Pada akhir 2020: 90-90-90 akan dicapai di 23+34+39 K/K

SUFA 142 K/K

Test & Treat All 96 K/K


Jumlah K/K yg mencapai 90-90-90:
• 2018: 23 K/K
• 2019: 57 K/K
• 2020: 96 K/K

LKB 514 K/K


Kelompok Paket Intervensi Minimal (Kegiatan Kunci)
 Tes HIV di 5 Puskesmas per K/K
 Pengobatan HIV (PDP/ART) di minimal 1 faskes per K/K
Dasar (LKB)  Penanganan IMS dengan pendekatan sindrom (termasuk sifilis)
(276 K/K)  Pencatatan dan pelaporan standar IMS, KT, PPIA and PDP
 Kader kesehatan mendukung faskes u/ penemuan kasus dan dukungan pengobatan
Paket Dasar, ditambah:
Tes HIV di 5 Puskesmas di minimal 50% Puskesmas per K/K dan RSUD
Madya Pengobatan HIV (PDP/ART) di minimal 1 Puskesmas per K/K dan RSUD
(142 K/K) Tes CD4 and pra-ART dasar (darah rutin, fungsi hati dan fungsi ginjal)
Pencatatan dan pelaporan SIHA dan kohort
Enhanced KAP outreach (pada beberapa K/K), kelompok dukungan sebaya*
Paket Madya, ditambah:
Tes HIV di 5 Puskesmas di 100% Puskesmas dan RSUD
Pengobatan HIV (PDP/ART) di 100% Puskesmas dan RSUD
Lengkap “Test and Start” dimulai bertahap dalam 3 tahun (2018-2020)
(96 K/K) Akses tes VL dan EID untuk bayi dari bumil ODHA
ART stock out Early Warning Indicator (EWI), monitoring resistensi ARV (HIVDR
monitoring)
Tim mentor HIV dan IMS K/K
Di antara 96 K/K dengan paket intervensi Lengkap, 23 K/K akan melakukan
Operational Trial PrEP dan community-based clinics pada tahun 2018
Ket.: *) dilakukan oleh LSM penjangkau/komunitas 16
Strategi Jalur Cepat TOP

S-T O P
Suluh:
90%
masyarakat
Temukan:
90% ODHA
tahu
Obati:
90% ODHA
mendapat terapi
Pertahankan:
90% ODHA yang ART
tidak terdeteksi
paham HIV statusnya ARV virusnya
STRATEGIC USE OF ARV (SUFA)
• Terapi ARV sebagai pencegahan dan pengobatan
• Strategi ntuk meningkatkan cakupan tes HIV dan terapi ARV

T TEMUKAN
“Peningkatan Tes” O OBATI
“Pemberian ARV tanpa
mempertimbangkan
jumlah CD4”
P PERTAHANKAN
“Meningkatkan
retensi ART”
 ibu hamil  Ibu Hamil HIV (ODHA  Peningkatan
 Bayi/anak HIV Hamil) koordinasi
 pasien IMS  Bayi/Anak HIV  Peran aktif ODHA
 pasien TB  ODHA - TB dan keluarga
 pasien Hepatitis  ODHA - Hepatitis  Strategi komunikasi
 pasangan ODHA  Dukungan ODHA
 ODHA – pasangan
 Populasi Kunci : WPS, negatif (Serodiscordant)  Kartu Pasien
LSL, TG, Penasun, beregister nasional
WBP  ODHA Populasi Kunci
(PS, Penasun, LSL TG diisi lengkap
 Semua orang yg
tinggal di daerah Waria)  Ikhtisar Perawatan
epidemi meluas  Semua ODHA di daerah diisi lengkap
epidemi meluas 18
SPM TERKAIT HIV

19
UU No. 23 / 2014 ttg
PEMERINTAHAN DAERAH
TERDAPAT 6 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB
KONKUREN :
a. pendidikan; SPM
(Standar
b. kesehatan; Pelayanan
c. pekerjaan umum dan penataan ruang; Minimal)
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan
perlindungan masyarakat; dan
a. sosial.
20
• Permendagri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian
Dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017
• Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
1. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
2. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.
3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
4. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar.
6. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar.
7. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar.
8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
10. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar.
11. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar.
12. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
Waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan)
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.
21
PERNYATAAN STANDAR 1:
Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.

Pelayanan antenatal sesuai standar adalah :


• Pelayanan dilakukan minimal oleh Bidan yang memiliki Surat Tanda Registrasi dan
sesuai dengan kewenangannya
• Pelayanan diberikan di FasilitasKesehatan, minimal 4 x, satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga
• Pelayanan mencakup sebagai berikut (10T):
 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;
 Ukur tekanan darah;
 Nilai status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)
 Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri);
 Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);
 Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan;
 Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
 Tes laboratorium: tes kehamilan, gol darah, hemoglobin (Hb), protein urin; sesuai
lokasi, kondisi & TM (Malaria, BTA; GD, HIV, Sifilis, Hep B).
 Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan;
 Temu wicara (konseling)
22
PERNYATAAN STANDAR 3:
Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar.
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir adalah pelayanan kepada bayi baru lahir
pada kurun waktu setelah lahir sampai dengan 28 hari setelah lahir sesuai
standar.
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah :
• Pelayanan kesehatan bayi baru lahir diberikan dalam 48 jam pertama oleh
dokter atau bidan atau perawat sesuai kewenangannya;
• Pelayanan diberikan di Fasilitas Kesehatan
• Pelayanan dilakukan dengan menggunakan algoritma Manajemen Terpadu
Bayi Muda (MTBM) sesuai formulir MTBM dan Pedoman Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial  HIV termasuk di dalamnya

DETEKSI DINI  PENANGANAN DINI

23
KOLABORASI TB-HIV
Kolaborasi TB HIV
• Pada tahun 2016, diperkirakan 1 juta orang dengan HIV
AIDS menderita TB di seluruh dunia
• Sebanyak 370,000 ODHA meninggal karena TB di tahun
2016 (TB penyebab kematian utama pada ODHA)
• ODHA memiliki risiko 21x lebih tinggi untuk sakit TB
dibandingkan dengan orang dengan status HIV negatif
• Dibutuhkan kolaborasi program TB dan HIV yang kuat guna
mencegah infeksi TB pada ODHA, menemukan kasus TB
HIV secara dini dan mengobati koinfeksi TB HIV secara dini
Kebijakan TB-HIV
(dalam Permenkes 21)
 Penawaran Tes HIV pada seluruh pasien TB
tanpa memandang faktor risiko HIV (Pasal
22, 23, 24: Pemeriksaan Diagnosis HIV)

 Pemberian ARV pada pasien ko-infeksi TB-


HIV tanpa melihat nilai CD4 (Pasal 34 :
Pengobatan dan Perawatan)
Kebijakan TB-HIV
(dalam Permenkes 67/2016)
TRIPLE ELIMINASI
HEPATITIS-HIV-SIFILIS MELALUI PPIA
LATAR BELAKANG
1 Penyakit HIV, Sifilis dan Hepatitis B adalah penyakit menular seksual
yang dapat berakibat kecacatan serta pembiayaan tinggi.

2 Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak di Indonesia cukup
tinggi yaitu 0,33%, 1,7% dan 2,5%, oleh karena itu jumlah kasus HIV, Sifilis
dan Hepatitis B pada anak cenderung meningkat.
Test HIV pada Bumil dan pemberian ARV pada Bumil dg HIV sejak trimester
3 pertama kehamilan akan menurunkan jumlah bayi lahir dengan HIV.
Jika bumil yang terinfeksi sifilis tidak diobati dengan adekuat maka 67% kehamilan
akan berakhir dengan abortus, lahir mati atau sifilis kongenital pada neonatus.

4 Infeksi Hepatitis B pada bayi meningkatkan risiko kematian pada


dewasa muda

5 Eliminasi penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak akan menurunkan angka
kematian dan kecacatan, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dan menekan
pembiayaan pelayanan kesehatan.
P2PML
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B
Ibu hamil

Kunjungan Antenatal

Pelayanan ANC
• Anamnesa
• Pemeriksaan 10T:
inklusif Lesson learnt
• T1. Tinggi & berat badan IMMUNISASI
• T2. Tekanan darah
• T3. sTatus Gizi (ukur li-la)
• T4. TFU
• T5. Tentukan DJJ Janin
• T6. sTatus Imunisasi (TT)
• T7. Tablet Fe (90 tablet) Tes HIV, Sifilis & Hep B bersama HIV (–)
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, GDS, dengan pemeriksaan Sifilis (–)
Sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria,
Pertahankan
laboratorium rutin lainnya Hepatitis B(–)
Proteinuri, sputum BTA)
• T9. Tata laksana kasus
• T10. Temu wicara dan konseling Positif Ulang tes HIV Bumil+pasangan
HIV – Sifilis – Hepatitis B minimal 3 bln

Pengobatan (ART) Pengobatan (BPG) Pengawasan


Kondom Kondom Kondom
trace pasamgan trace pasamgan trace pasamgan
IO lain Comorbid lain Comorbid lain

 Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan


 Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan,
pemeliharaan kesehatan, immunisasi, kepatuhan ART
 Konseling pasangan, keluarga
 Life Skill Education, disclosure
Target Triple Eliminasi Tahun 2022

Pengurangan jumlah kasus infeksi baru HIV,


Sifilis dan Hepatitis B pada bayi baru lahir
dengan tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi per
100.000 kelahiran hidup
SPM (wajib 100%) HIV
• Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB,
pasien IMS, waria, pengguna napza, WPS, LSL dan warga
binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar.
• Kewajiban tiap kab/kota/dan provinsi memetakan ibu
hamil, pasien TB, pasien IMS, waria, pengguna napza,
WPS, LSL dan warga binaan lembaga pemasyarakatan
• Langkah kerja
1) Pemetaan kelompok sasaran
2) Penyiapan SDM
3) Promosi/penyuluhan
4) Jejaring kerja dan kemitraan Standart
5) Sosialisasi
6) Pemeriksaan HIV Pelayanan
7) Rujukan kasus HIV untuk mendapatkan pengobatan ARV
8) Pencatatan dan pelaporan Minimal harus
9) Monitoring dan evaluasi
• Bilamana tidak mampu memenuhi, maka pemerintah
dilaksanakan
kab/kota/provinsi wajib menyatakannya dan memintanya oleh Pemda
tertulis secara berjenjang
• Kegagalan pemenuhan SPM akan dilakukan “fasilitasi Kab/Kota
khusus” sesuai UU 23/2014 Bagian Ketiga pasal 381-383 termasuk SPM
HIV
TARGET SPM VS TES HIV TAHUN 2018
MALUKU DAN PAPUA
200,000 189,139
180,000

160,000

140,000
119,867
120,000
105,103
100,000
78,231
80,000
61,603
60,000

40,000
25,466 22,644
20,000
7,718
-
Maluku Malut Papua Papbar
TARGET SPM TES HIV
KASKADE HIV PROVINSI SD DES 2018
NUSA TENGGARA, MALUKU, PAPUA
35,000 33,085
32,629

30,000

25,000
21,113

20,000

15,000

10,000
6,384
4,965
4,3064,649
5,000 3,781 4,174
3,090
2,285 2,117
1,422 1,6421,525 1,763
1,303
721 779 1,206 657 325 1,045 599

-
Maluku MALUT PABAR PAPUA NTB NTT
ODHA DITEMUKAN ODHA MASUK PDP ODHA MULAI ART ODHA ON ART
PRESENTASE PUSKESMAS MAMPU LAYANAN TES (DIAGNOSTIK) HIV
PER PROVINSI TAHUN 2018

30%

36
PRESENTASE FASKES MAMPU LAYANAN TES (DIAGNOSTIK) HIV
PER KAB/KOTA TAHUN 2018

Buru, 18 SBB, 6 Malteng, 27 : < 50


: 50 - 75
SBT, 10 : >75

Bursel, 8 Ambon, 94

Tual, 75 Aru, 35

Malra,65

MBD, 23
MTB, 25

Anda mungkin juga menyukai