Anda di halaman 1dari 60

Elizabeth Cindy Suganda

405150116
Pemicu 1
Blok Respirasi
Lo1.Anatomi Sistem Respirasi
Anatomi Saluran Pernapasan Atas
• Hidung
• Faring
• Laring
Hidung Luar
• Bagian hidung yang terlihat dari luar
• Dibentuk oleh tulang & cartilago hialin  elastis.

Pars nasalis os frontalis

Proc. Frontalis os maxilla


Os nasale

Cartilago nasi lateral


Cartilago septi nasi
Cartilagines alares minores
Cartilago alaris major
Hidung Dalam
CAVITAS NASI
• Batas – batas:
– Anterior: nares
– Posterior: choana
– Lateral: choncha nasalis
– Atap: os nasalis, os frontalis, os ethmoidalis, os sphenoidalis
– Dasar: palatum durum
• Cavitas nasi dibagi 2 oleh Septum nasi  kanan dan kiri
Septum Nasi
• Septum nasi, dibentuk oleh:
• Cartilago septi nasi (anterior)
• Os vomer (postero-inferior)
• Lamina prependicularis ossis ethmoidalis (postero-
superior)
Concha Nasalis
• Concha Nasalis: penonjolan tulang yang melengkung
dari dinding lateral rongga hidung (cavitas nasi).
• Concha nasalis membagi cavitas nasi atas beberapa saluran:
– Recessus sphenoethmoidalis  muara sinus sphenoidalis
– Meatus nasi superior  muara sinus ethmoidalis posterior
– Meatus nasi media  muara sinus frontalis, sinus maxillaris, sinus
ethmoidalis anterior dan posterior
– Meatus nasi inferior  muara ductus nasolacrimalis
SINUS PARANASAL
Sinus Paranasal
 Hasil pneumatisasi tulang2 kepala,shg terbentuk
rongga di dlm tulang. Smua sinus punya muara
(ostium) ke dlm rongga hidung.

4 pasang :
- Sinus maksila
- Sinus frontal
- Sinus etmoid
- Sinus sfenoid kanan dan kiri
PEMBEDA S.MAXILLARIS S.FRONTALIS S.SPHENOIDALIS S.ETHMOIDALIS

Dalam os frontale;
dipisahkan oleh septum
Dalam corpus ossis Dalam os ethmoidalis, di antara
LETAK Dalam corpus maxillaris tulang (sering
sphenoidalis hidung dan orbita
menyimpang dari bidang
median)

Anterior : dalam infundibulum


Dalam meatus nasi media Dalam recessus Media : dalam meatus nasi
Dalam meatus nasi medius
MUARA melalui hiatus sphenoethmoidalis di atas medius, pada atau diatas bulla
melalui infundibulum
semilunaris concha nasalis superior ethmoidalis
Posterior : meatus nasi superior

PERSARAFAN N.Alveolaris superior dan N.Ethmoidalis anterior dan


N.Supraorbitalis N.Ethmoidalis posterior
MEMBRAN MUCOSA N.Infraorbitalis posterior
Faring
Faring
PEMBEDA NASOPHARYNX OROPHARYNX LARYNGOPHARYNX
LETAK Di belakang rongga hidung; di Di belakang cavum oris dan Dibelakang larynx mulai dari
atas palatum molle terbentang dari pallatum molle pinggir atas epiglotis sampai
sampai ke pinggr atas epigllotis pinggir bawah cartilago
cricoidea
ATAP Dibentuk corpus ossis Dibentuk permukaan bawah
sphenoidalis dan pars basilaris palatum molle & isthmus
ossis occipitalis pharyngeus

DASAR Dibentuk permukaan atas Dibentuk 1/3 posterior lidah (hampir


pallatum molle yang miring vertikal) dan celah antara lidah dan
permukaan anterior apiglottis

DINDING Dibentuk apertura nasalis Terbuka ke dalam rongga mulut Dibentuk aditus laryngis dan
ANTERIOR posterior melalui isthmus oropharynx membran mucosa yang
(isthmus faucium) meliputi permukaan posterior
larynx
DINDING Membentuk permukaan miring Disokong corpus vertebra cervicalis 2 Disokong corpus vertebra
POSTERIOR yang berhubungan dengan atap dan 3 cervicalis 3,4,5, dan 6

DINDING Tiap2 sisi punya muara tuba Ada arcus palatoglosus & arcus Disokong cartilago thyroidea
LATERAL auditiva ke pharynx palatopharyngeus dan membrana thyrohyoidea

KETERANGAN Atap  tonsilla pharyngealis; bila •Terjadi persimpangan antara Ring of waldeyer (jar. Limfoid
m’besar (adenoids)  gangguan tractus digestivus dan tractus inkomplit) :tonsilla
pendengaran,obstruksi nasal, respiratorius pharingealis, palatina, lingualis
otitis media •Ada tonsila palatina (di fossa
tonsillaris)  Radang  tonsilitis
Laring
• Terletak di depan bagian terendah faring yang
memisahkannya dari kolumna vertebra
• Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra sarvikalis
dan masuk ke dalam trakea di bawahnya
• Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat oleh
ligamen
• Tulang rawan tiroid
• paling besar
• didepannya ada tonjolan (jakun)
• Tulang rawan krikoid
• Satu-satunya tulang rawan yang berbentuk lingkaran lengkap
• 2 tulang rawan aritenoid
• Tulang rawan kuneiform
• Tulang rawan kornikulata
• Epiglotis
• Menutup laring waktu menelan
Perdarahan Hidung - Arteri
Perdarahan Hidung - Vena
• Berupa plexus venosus submukosa yang dialirkan ke:
• V. Ophthalmica
• V. Sphenopalatina
• V. Facialis
• Utk sistem termoregulasi
Persarafan
• Seluruh mucosa respiratorik dinding lateral & septum nasi dipersarafi
oleh cabang N.trigeminus yaitu:
• Mukosa septum nasi anterior dipersarafi oleh N. ethmoidalis anterior (dari N.
opthalmicus). Sisa septum nasi dipersarafi oleh N. nasopalatinus (dari N.
maxillaris).
• Mukosa dinding lateral dipersarafi oleh N. palatinus major dan N. ethmoidalis
anterior.
Lo2.Histologi Sistem Respirasi
Hidung Luar
• Permukaan hidung ditutupi kulit dengan kel. sebasea besar
• Bagian luar vestibulum nasi
– Kel. sebasea
– Kel. keringat
– Folikel rambut (kaku & kasar)
• Bagian dalam vestibulum nasi
– Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
– Epitel bertingkat silindris bersilia & bersel goblet
Sel basal  epitel respirasi
– Lamina basal  dasar epitel
– Lamina propria  penopang epitel
• Mengandung kelenjar tubualveolar bercabang  kelenjar mukosa & serosa
• Jaringan limfatik
Mukosa Hidung
• Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas
– Mukosa pernafasan
– Mukosa penghidu.
• Mukosa pernafasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh
epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel – sel goblet.
• Pada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang – kadang terjadi
metaplasia menjadi sel epitel skuamosa
• Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut
lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel
goblet
Gambaran kelenjar bowman dan sel-sel olfaktorius yang berfungsi untuk
penghindu
• Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang
penting
• Dengan gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi
akan didorong ke arah nasofaring.
• Mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan
juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga
hidung
• Gangguan pada fungsi silia akan menyebabkan banyak sekret
terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung tersumbat
• Gangguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara
yang berlebihan, radang, sekret kental dan obat – obatan
Epitel respirasi pewarnaan pararosaniline toluidine blue (PT)
Terlihat adanya silia yang berfungsi sebagai transpot mukus
Gambaran dengan
mikroskop elektron :
sel kolumnar pada
sistem respiratori.
Adanya mitokondria
berhubungan dengan
produksi energi untuk
pergerakan silia.
Pembesaran 9200x
G : sel goblet, terlihat
seluruh mukosa dipenuhi
oleh silia

Thin arrow : sel goblet


Outer surface, skin,
multilayered keratinizing
squamous epithelium-
epidermis Cartilago septi nasi

Dense connective tissue

Cartilago alaris major

Sebaceous gland Sebaceous gland

Cartilago alaris major

Sebaceous gland Hair follicle

Outer surface, skin,


Dense connective tissue multilayered keratinizing
squamous epithelium-
epidermis

Nasal apex
MUKOSA OLFAKTORI

Gartner - pg. 338


Transisi Epitel Olfaktorius-Respiratorius
TRAKEA

Gartner - pg. 342


BRONKUS
BRONKIOLUS

Gartner - pg. 346


ALVEOLI
Lo3.Fisiologi Sistem Respirasi
Fungsi utama
Memperoleh O2 agar dpt digunakan
oleh sel-sel tubuh & mengeluarkan
CO2 yg dihasilkan sel-sel

Respirasi internal / seluler


Respirasi eksternal
Proses metabolisme intrasel yg
Keseluruhan rangkaian yg terlibat
berlangsung di dalam mitokondria,
dalam pertukaran O2 dan CO2
menggunakan O2 dan menghasilkan
antara lingkungan ekstrasel dan sel
CO2 selama penyerapan energi dr
tubuh
molekul nutrien
Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. EGC : Jakarta ; 2009
FUNGSI NON RESPIRASI
SISTEM RESPIRASI
melembabkan (--> dinding alveolus tdk mengering) & menghangatkan udara

↑ aliran balik vena

Memelihara keseimbangan asam basa normal (mengubah jumlah CO2)

Bicara, menyanyi, vokalisasi lain

Mempertahankan tubuh dari invasi bahan asing

Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan, menginaktifkan berbagai bahan yg melewati


sirkulasi paru

Organ penghidu
Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. EGC : Jakarta ; 2009
Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. EGC : Jakarta ; 2009
Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. EGC : Jakarta ; 2009
R
Rangsangan Benda asing keluar E
F
L
Sensor taktil dan kemoreseptor aferen Udara cepat melewati
di daerah peka pada sal pernafasan bronkus dan trakea
E
K
S
Nervus vagus Epiglotis dan pita suara B
terbuka
A
T
Medula Oblongata U
Ekspirasi mendadak
K

Respon tubuh
Otot abdomen dan otot ICS interna
Kontraksi kuat

• Inspirasi udara ke paru


• Epiglotis menutupan glotis
• Penutupan pita suara Tekanan dalam alveolus
R
Rangsangan
E
F
Benda asing keluar L
Reseptor taktil di hidung
E
K
Nervus trigeminus Aliran ekspirasi kuat melalui S
Rongga mulut dan hidung
B
Medula Oblongata E
R
Epiglotis dan pita suara S
Respon tubuh Terbuka I
Uvula ke bawah
N

• Inspirasi udara ke paru


• Epiglotis menutupan glotis Ekspirasi mendadak
• Penutupan pita suara

Otot abdomen dan otot ICS interna


Tekanan dalam alveolus Kontraksi kuat
Lo4.Biokimia Sistem Respirasi
asam-basa

keseimbangan Kelainan

pH rata-rata: 7,4
Asidosis : <7,35 Asidosis Alkalosis
Alkalosis: >7,45

Respiratorik & Respiratorik &


metabolik metabolik
Lo5. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Pemeriksaan Pemeriksaan
anamnesa
fisik penunjang

Inspeksi Foto torax

Darah
Palpasi
lengkap

Perkusi Spirometri

Auskutasi
• Inspeksi
• Palpasi, dgn palpasi ini diharapkan kita dpt
menilai semua kelainan pd dinding dada.
• Perkusi, untuk mencari batas dan menentukan
kualitas jaringan paru.
• Auskultasi
Pemeriksaan peunjang
1. Spirometri :
1. FVC < normal  restriksi
2. FEV 1 < normal  obstruksi
2. Analisa gas darah
3. Pemeriksaan Radiologi toraks dan
paru
4. USG
5. Fluoroskopi
6. Angiografi pulmonal
7. Uji fungsi pulmonal
Pemeriksaan Penunjang
Daftar pustaka
1. Gartner L, Hiatt J. Colour textbook of histology. 3 ed.
Singapore: elseiver inc;2014

Anda mungkin juga menyukai