405150116
Pemicu 1
Blok Respirasi
Lo1.Anatomi Sistem Respirasi
Anatomi Saluran Pernapasan Atas
• Hidung
• Faring
• Laring
Hidung Luar
• Bagian hidung yang terlihat dari luar
• Dibentuk oleh tulang & cartilago hialin elastis.
4 pasang :
- Sinus maksila
- Sinus frontal
- Sinus etmoid
- Sinus sfenoid kanan dan kiri
PEMBEDA S.MAXILLARIS S.FRONTALIS S.SPHENOIDALIS S.ETHMOIDALIS
Dalam os frontale;
dipisahkan oleh septum
Dalam corpus ossis Dalam os ethmoidalis, di antara
LETAK Dalam corpus maxillaris tulang (sering
sphenoidalis hidung dan orbita
menyimpang dari bidang
median)
DINDING Dibentuk apertura nasalis Terbuka ke dalam rongga mulut Dibentuk aditus laryngis dan
ANTERIOR posterior melalui isthmus oropharynx membran mucosa yang
(isthmus faucium) meliputi permukaan posterior
larynx
DINDING Membentuk permukaan miring Disokong corpus vertebra cervicalis 2 Disokong corpus vertebra
POSTERIOR yang berhubungan dengan atap dan 3 cervicalis 3,4,5, dan 6
DINDING Tiap2 sisi punya muara tuba Ada arcus palatoglosus & arcus Disokong cartilago thyroidea
LATERAL auditiva ke pharynx palatopharyngeus dan membrana thyrohyoidea
KETERANGAN Atap tonsilla pharyngealis; bila •Terjadi persimpangan antara Ring of waldeyer (jar. Limfoid
m’besar (adenoids) gangguan tractus digestivus dan tractus inkomplit) :tonsilla
pendengaran,obstruksi nasal, respiratorius pharingealis, palatina, lingualis
otitis media •Ada tonsila palatina (di fossa
tonsillaris) Radang tonsilitis
Laring
• Terletak di depan bagian terendah faring yang
memisahkannya dari kolumna vertebra
• Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra sarvikalis
dan masuk ke dalam trakea di bawahnya
• Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat oleh
ligamen
• Tulang rawan tiroid
• paling besar
• didepannya ada tonjolan (jakun)
• Tulang rawan krikoid
• Satu-satunya tulang rawan yang berbentuk lingkaran lengkap
• 2 tulang rawan aritenoid
• Tulang rawan kuneiform
• Tulang rawan kornikulata
• Epiglotis
• Menutup laring waktu menelan
Perdarahan Hidung - Arteri
Perdarahan Hidung - Vena
• Berupa plexus venosus submukosa yang dialirkan ke:
• V. Ophthalmica
• V. Sphenopalatina
• V. Facialis
• Utk sistem termoregulasi
Persarafan
• Seluruh mucosa respiratorik dinding lateral & septum nasi dipersarafi
oleh cabang N.trigeminus yaitu:
• Mukosa septum nasi anterior dipersarafi oleh N. ethmoidalis anterior (dari N.
opthalmicus). Sisa septum nasi dipersarafi oleh N. nasopalatinus (dari N.
maxillaris).
• Mukosa dinding lateral dipersarafi oleh N. palatinus major dan N. ethmoidalis
anterior.
Lo2.Histologi Sistem Respirasi
Hidung Luar
• Permukaan hidung ditutupi kulit dengan kel. sebasea besar
• Bagian luar vestibulum nasi
– Kel. sebasea
– Kel. keringat
– Folikel rambut (kaku & kasar)
• Bagian dalam vestibulum nasi
– Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
– Epitel bertingkat silindris bersilia & bersel goblet
Sel basal epitel respirasi
– Lamina basal dasar epitel
– Lamina propria penopang epitel
• Mengandung kelenjar tubualveolar bercabang kelenjar mukosa & serosa
• Jaringan limfatik
Mukosa Hidung
• Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas
– Mukosa pernafasan
– Mukosa penghidu.
• Mukosa pernafasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh
epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel – sel goblet.
• Pada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang – kadang terjadi
metaplasia menjadi sel epitel skuamosa
• Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut
lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel
goblet
Gambaran kelenjar bowman dan sel-sel olfaktorius yang berfungsi untuk
penghindu
• Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang
penting
• Dengan gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi
akan didorong ke arah nasofaring.
• Mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan
juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga
hidung
• Gangguan pada fungsi silia akan menyebabkan banyak sekret
terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung tersumbat
• Gangguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara
yang berlebihan, radang, sekret kental dan obat – obatan
Epitel respirasi pewarnaan pararosaniline toluidine blue (PT)
Terlihat adanya silia yang berfungsi sebagai transpot mukus
Gambaran dengan
mikroskop elektron :
sel kolumnar pada
sistem respiratori.
Adanya mitokondria
berhubungan dengan
produksi energi untuk
pergerakan silia.
Pembesaran 9200x
G : sel goblet, terlihat
seluruh mukosa dipenuhi
oleh silia
Nasal apex
MUKOSA OLFAKTORI
Organ penghidu
Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. EGC : Jakarta ; 2009
Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. EGC : Jakarta ; 2009
Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. EGC : Jakarta ; 2009
R
Rangsangan Benda asing keluar E
F
L
Sensor taktil dan kemoreseptor aferen Udara cepat melewati
di daerah peka pada sal pernafasan bronkus dan trakea
E
K
S
Nervus vagus Epiglotis dan pita suara B
terbuka
A
T
Medula Oblongata U
Ekspirasi mendadak
K
Respon tubuh
Otot abdomen dan otot ICS interna
Kontraksi kuat
keseimbangan Kelainan
pH rata-rata: 7,4
Asidosis : <7,35 Asidosis Alkalosis
Alkalosis: >7,45
Darah
Palpasi
lengkap
Perkusi Spirometri
Auskutasi
• Inspeksi
• Palpasi, dgn palpasi ini diharapkan kita dpt
menilai semua kelainan pd dinding dada.
• Perkusi, untuk mencari batas dan menentukan
kualitas jaringan paru.
• Auskultasi
Pemeriksaan peunjang
1. Spirometri :
1. FVC < normal restriksi
2. FEV 1 < normal obstruksi
2. Analisa gas darah
3. Pemeriksaan Radiologi toraks dan
paru
4. USG
5. Fluoroskopi
6. Angiografi pulmonal
7. Uji fungsi pulmonal
Pemeriksaan Penunjang
Daftar pustaka
1. Gartner L, Hiatt J. Colour textbook of histology. 3 ed.
Singapore: elseiver inc;2014