Anda di halaman 1dari 59

Asuhan Persalinan Kala I

By:
Susi Purwanti, S.SiT,M.P.H
Kala 1 persalinan


dimulainya proses persalinan yang
ditandai dengan adanya kontraksi yang
teratur, adekuat dan menyebabkan
perubahan pada serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap.
Fase kala 1 persalinan
 fase laten
 dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan
mendekati 4 cm
 kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih
diantara 20-30 detik
 tidak terlalu mules
Fase kala 1 persalinan:

 fase laten dimulai dari awal kontraksi hingga


pembukaan mendekati 4 cm
 kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih
diantara 20-30 detik tidak terlalu mules
2. fase aktif
kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit
lama kontraksi 40 detik atau lebih dan
mules pembukaan dari 4 cm sampai
lengkap (10cm) terdapat penurunan
bagian terbawah janin
Persiapan

ruang bersalin dan asuhan bayi baru lahir


perlengkapan dan obat esensial
rujukan (bila diperlukan)asuhan sayang
ibu dalam kala 1 upaya pencegahan
infeksi yang diperlukan
Asuhan Sayang Ibu

memberi dukungan emosional kepada ibu


bahwa ibu harus bangga dan mensyukuri
anugerah yang telah diberikan oleh Allah
SWT dan optimis bahwa ibu bisa mendidik
anak dengan baik
mengatur posisi yang nyaman bagi ibu
cukup asupan cairan dan nutrisi
Keleluasaan untuk mobilisasi, termasuk ke
kamar kecil penerapan prinsip
pencegahan infeksi yang sesuai
Yang tidak dianjurkan

kateterisasi rutin
periksa dalam berulang kali (tanpa indikasi
yang jelas)
mengharuskan ibu pada posisi tertentu
dan membatasi mobilisasi (pergerakan)
memberikan informasi yang tidak akurat
atau berlawanan dengan kenyatan
 Mengosongkan kandung kemih memfasilitasi
kemajuan persalinan memberi rasa nyaman
bagi ibu mengurangi gangguan kontraksi
 mengurangi penyulit pada distosia bahu (bahu
besar/lebar)bila dilakukan sendiri dapat
mencegah terjadinya infeksi akibat trauma atau
iritasi
Anamnesis/wawancara

identifikasi klien (biodata)


gravida (kehamilan), para (persalinan),
abortus (keguguran), jumlan anak yang
hidup HPHT (Hari Pertama Haid yang
Terakhir)
taksiran persalinan
riwayat penyakit (sebelum dan selama
kehamilan) termasuk alergi
riwayat persalinan
Periksa abdomen

tinggi fundus uteri (TFU)


Posisi janin, & bag. terbesar dan terkecil
menentukan presentasi dan letak janin
menentukan penurunan bagian terbawah
janin
memantau denyut jantung janin (DJJ)
menilai kontraksi uterus
Periksa dalam (PD)

tentukan konsistensi dan pendataran


serviks (termasuk kondisi jalan lahir)
mengukur besarnya pembukaan
menilai selaput ketuban
menentukan presentasi dan seberapa jauh
bagian terbawah telah melalui jalan lahir
menentukan denominator (petunjuk)
Riwayat yang harus diperhatikan

 pernah bedah sesar (sectio cesarea)


 riwayat perdarahan berulang
 prematuritas atau tidak cukup bulan
 ketuban pecah dini (ketuban pecah sebelum
waktunya) pewarnaan mekonium cairan ketuban
 infeksi ante atau intrapartum
 hipertensi
 tinggi badan dibawah 140 (resiko panggul
sempit)
adanya gawat janin
primipara dengan bagian terbawah masih
tinggi
malpresentasi atau malposisi
tali pusat menumbung
keadaan umum jelek atau syok
inersia uteri atau fase laten memanjang
partus lama
Partograf

instrumen untuk memantau kemajuan


persalinan, data untuk membuat
keputusan klinik dan dokumentasi asuhan
persalinan yang diberikan oleh seorang
penolong persalinan.
Perubahan Fisiologis

 Beberapa perubahan terjadi pada masa


persalinan, yaitu:

 PerubahanTekanan Darah
 TD meningkat, sistolik rata-rata naik 10-20mm
Hg, diastolik 5-10mm Hg, antara kontraksi TD
normal. rasa sakit (His), cemas, dapat
meningkatkan Tekanan Darah

 Metabolisme

 Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob


akan meningkat secara berangsur disebabkan
oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal.
Peningkatan ini ditandai adanya peningkatan:
 suhu tubuh
 denyut nadi,
 kardiak output
 Pernafasan
 cairan yang hilang.
Suhu tubuh

Suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih


dari 0,5-1C) karena peningkatan
metabolisme terutama selama dan segera
setelah persalianan.
 Detak
Jantung

 Detak jantung akan meningkat cepat selama


kontraksi berkaitan juga dengan peningkatan
metabolisme, sedangkan antara kontraksi detak
jantung mengalami peningkatan sedikit
dibanding sebelum persalinan.
Pernafasan

Terjadi peningkatan laju pernafasan


berhubungan dengan peningkatan
metabolisme. hiperventilasi yang lama
dapat menyebabkan alkalosis.
 Perubahan pada Ginjal

 Poliuri (jumlah urin lebih dari normal)sering terjadi


selama persalinan, disebabkan oleh peningkatan kardiak
output, peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan
aliran plasma ginjal. proteinuria dianggap gejala normal
selama persalinan.Protein (+1) selama persalinan
merupakan hal yang wajar, tetapi Protein urine (+2)
merupkan hal yang tidak wajar, keadaan ini lebih sering
pada ibu primipara anemia, persalinan lama atau pada
kasus pre eklamsia.

 Perubahan Gastro Intestinal

 Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat


secara substansial berkurang banyak selama
persalian. pengeluaran getah lambung
berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan
hampir berhenti dan pengosongan lambung
menjadi lambat. cairan tidak berpengaruh dan
meninggalkan perut dalam tempo yang biasa.
mual dan muntah sering terjadi sampai akhir
kala I
II.Karena itu menyebabkan terjadinya
konstipasi, dan lambung menjadi penuh.
Dianjurkan untuk tidak makan dan minum
secara berlebihan, makan dan minum
semampunya, untuk mempertahankan
energi dan hidrasi.
Perubahan Hematologi

Haemoglobin meningkat sampai 1,2


gram/100ml selama persalianan dan akan
kembali pada tingkat seperti sebelum
persalinan sehari setelah pasca persalinan
kecuali pada perdarahan postpartum
Jumlah sel-sel darah putih meningkat
secara progresif, sampai dengan
pembukaan lengkap. ini tidak
mengindikasikan adanya infeksi.Gula
darah akan turun secara menyolok pada
persalinan yang mengalami penyulit atau
persalinan lama, ini disebabkan karena
kegiatan uterus dan otot-otot kerangka
tubuh.
 Kontraksi uterus
 Karena adanya stimulasi pada otot polos uterus
dan penurunan hormon progesteron yang
menyebabkan keluarnya hormon oxytocin.

 Kontraksi uterus bekerja kuat dan lama untuk


mendorong Janin kebawah, sedangkan uterus
bagian bawah pasif hanya mengikuti tarikan
segmen atas rahim, akhirnya menyebabkan
serviks menjadi lembek dan membuka.

 Kerjasama uterus bagian atas dan uterus


bagian bawah disebut polaritas.
SAR
 Pembentukan segmen atas rahim dan segmen
bawah rahim.Segmen atas rahim (SAR)
terbentuk pada bagian atas sifat otot yang lebih
tebal dan kontaraktif.

 Pada bagian ini terdapat banyak otot serong dan


memanjang. SAR terbentuk dari fundus sampai
ishmus uteri.
 Segmen bawah rahim (SBR) terbentang
diuterus bagian bawah antara istmus dengan
serviks, dengan sifat otot yang tipis dan elastis,
pada bagian ini banyak terdapat otot yang
melingkar dan memanjang.
Perkembangan retraksi ring

Adalah batas pinggiran antara SAR dan


SBR dalam keadan persalinan normal,
karena kontarksi uterus yang berlebihan,
retraksi ring akan tampak sebagai garis
atau batas yang menonjol diatas simpisis
yang merupakan tanda dan ancaman
ruptur uterus.
Penarikan servix

Pada akhir kehamilan otot yang


mengelilingi ostium internum di tarik SAR
yang meyebebkan pendek dan menjadi
bagian dari SBR. Bentuk serviks
menghilang karena canalis servikalis
membesar dan membentuk ostium uteri
eksternum sebagai ujung dan bentuknya
menjadi sempit.
Pembukaan Ostium uteri intrna dan
eksterna
 Pembukaan uteri tidak saja karena penarikan
SAR akan tetapi juga karena tekanan isi uterus
yaitu kepala dan kantung amnion.

 Pada primigravida dimulai dari ostium uteri


internum terbuka lebih dahulu, baru ostium
eksterna membuka pada saat persalinan terjadi.
Sedangkan pada multigravida ostium uteri
internum dan eksternum membuka secara
bersama-sama pada saat persalinan.
Show

Adalah pengeluaran darah dari vagina


terdiri dari sedikit lendir yang bercampur
darah.
Lendir brasal dari ektruksi lendir yang
menyumbat canalis cervikalis sepanjang
kehamilan,sedangkan darah berasal dai
desidua vera yg lepas.
Kantung ketuban
 Kantung ketuban menonjol, ini disebabkan
regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya
selaput korion yang menempel uterus.

 Dengan adanya tekanan maka akan terlihat


kantong yang berisi cairan yang menonjol ke
ostium uteri internum yang terbuka.

 Cairan ketuban terbagi 2, yaitu: fore water dan


hind water yang berfungsi melindungi selaput
amnion agar tidak terlepas seluruhnya.
Tekanan yang diarahkan ke cairan sama
dengan tekanan ke uterus sehinggaakan
timbul generasi fluod presure. Bila selaput
ketuban pecah maka cairan tsb akan
keluar, sehingga placenta akan tertekan
dan menyebabkan fungsi placenta
terganggu. Hal ini akan menyebabkan
fetus kekurangan oksigen.
Pemecahan Kantung Ketuban

Pada akhir kala I bila pembukaan sudah


lengkap, tidak ada tahanan lagi, ditambah
dengan kontraksi yang adekuat serta
desakan janin, ini menyebabkan kantung
ketuban pecah, diikuti dengan proses
kelahiran bayi.
Perubahan Psikologi Pada Kala I

Terutama pada ibu yg pertama kali


melahirkan:
Perasaan tidak enak
Takut dan ragu-ragu aka persalinan yang
akan dihadapi.
Sering berpikir apakah persalinan akan
berjalan normal atau tidak
Menganggap persalinan sebagai cobaan.
Apakah penolong persalinan dapat sabar
dan bijkasana dalam menolongnya.
Apakah bayinya normal atau tidak
Apakah ia sanggup merawatnya
Ibu merasa cemas.
2. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada kala I dipengaruhi oleh:
 pengalaman sebelumnya
 kesiapan emosi
 persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental,
materi dsb)
 support sistem
 lingkungan
 mekanisme koping
 kultur
 sikap terhadap kehamilan
Masalah psikologis yang mungkin terjadi
 Kecemasan menghadapi persalinan
 intervensinya: kaji penyebab kecemasan,
orientasikan ibu terhadap lingkungan , pantau
tanda vital (tekanan darah dan nadi), ajarkan
teknik2 relaksasi, pengaturan nafas untuk
memfasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi uterus

 Kurang pengetahuan tentang proses persalinan


 intervensinya: kaji tingkat pengetahuan, beri
informasi tentang proses persalinan dan
pertolongan persalinan yang akan dilakukan,
informed consent
Kemampuan mengontrol diri menurun
(pada kala I fase aktif)
intervensinya: berikan support emosi dan
fisik, libatkan keluarga (suami) untuk
selalu mendampingi selama proses
persalinan berlangsung
Pengurangan Rasa Sakit (pain relief)

 Berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik,


emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat
membantu mempercepat proses persalinan dan
membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui
proses persalinan normal.
 Metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara
terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih
yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah,
membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran
bertambah baik dan bersifat sayang ibu.
menurut Varney, pendekatan untuk mengurangi
rasa sakit dapat dilakukan dengan cara:
 Menghadirkan seseorang yang dapat
memberikan dukungan selama persalinan
(suami, orang tua)
 Pengaturan posisi :duduk atau setengah duduk,
posisi merangkak, berjongkok atau berdiri,
berbaring miring ke kiri.
 Relaksasi dan pernafasan
 Istirahat dan privasi
 Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur
yang akan dilakukan asuhan diri sentuhan
Beberapa teknik dukungan untuk
mengurangi rasa sakit

 Kehadiran seorang pendamping yang terus


menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan
dari orang yang memberikan support
 Perubahan posisi dan pergerakan
 Sentuhan dan massase
 Counterpressure untuk mengurangi tegangan
pada ligamen
 Pijatan ganda pada pinggul
 Penekanan pada lutut
Kompres hangat dan kompres dingin
Berendam
Pengeluaran suara
Visualisasi dan pemusatan perhatian
(dengan berdoa)
Musik yang lembut dan menyenangkan
ibu
Pemenuhan kebutuhan fisik dan
psikologis ibu dan keluarga

 a. Mengatur posisi
 anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman
selama persalinan, anjurkan suami atau
pendamping untuk membantu ibu mengatur
posisi.
 ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok
(membantu proses turunnya bagian terendah
janin).
perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit
punggung). posisi terlentang kurang dianjurkan
karena dapat menyebabkan menurunnya
sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak
pada terjadinya hipoksia janin.
b. Pemberian cairan dan nutrisi

Berikan ibu asupan makanan ringan dan


minum aior sesering mungkin agar tidak
terjadi dehidrasi.
dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/
kontraksi menjadi kurang efektif
Eliminasi

 Buang Air Kecil (BAK)


 anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung
kemihnya secara rutin setiap 2 jam sekali atau
lebih sering atau jika kandung kemih penuh.
anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi,
jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak
dapat berkemih secara normal. tindakan
kateterisasi dapat menimbulkan rasa sakit dan
menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan
pada kandung kemih.
Kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:

 memperlambat turunnya bagian terendah janin


 menimbulkan rasa tidak nyaman
 meningkatkan resiko perdarahan pasca
persalinan akibat atonia uteri
 mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
 meningkatkan resiko infeksi saluran kemih
pascapersalinan
 Buang Air Besar (BAB)
 anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. jika ibu ingin
merasakan BAB saat fase aktif harus dipastikan
apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan
oleh tekanan pada rektum, jika ibu belum siap
melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi
 tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan
secara rutin karena dapat meningkatkan jumlah
feses yang keluar pada kala II dan dapat
meningkatkan resiko infeksi.
 Mencegah Infeksi
 menjaga lingkungan yang bersih sangat penting
untuk mewujudkan kelahiran yang bersih dan
aman bagi ibu dan bayi. kepatuhan dalam
menjalankan praktek2 pencegahan infeksi yang
baik juga akan melindungi penolong dan
keluarga dari resiko infeksi
 anjurkan ibu untuk mandi dan mengenakan
pakaian yang bersih sebelum persalinan.
anjurkan pada keluarga untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan kontak
dengan ibu atau bayi baru lahir(BBL)
 Anjurkan ibu untuk mandi dan mengenakan
 pakaian yang bersih sebelum persalinan.
 anjurkan pada keluarga untuk mencuci tangan
 sebelum dan sesudah melakukan kontak
 dengan ibu atau bayi baru lahir (BBL)
 Gunakan alat2 steril atau desinfeksi tingkat
tinggi (DTT) dan sarung tangan pada saat
diperlukan dalam melakukan pertolongan
persalinan.


PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA KALA I
PERSALINAN

Perubahan sikap & perilaku kebanyakan wanita yg
akan bersalin biasanya dipengaruhi oleh support yg
diperoleh.

 Dari Essentials of Maternity Nursing, disebutkan


beberapa respon psikologis yg dapat diobservasi
pada kala I persalinan adalah:
1. Verbal Interaction ( Interaksi verbal)
2. Body Postur and Set ( sikap tubuh & cara
istirahat)
3. Perceptual Acuity (Kemampuan – Pemaha-man
terutama dalam menerima pengalaman persalinan)

Perubahan sikap & perilaku kebanyakan wanita
yg akan bersalin biasanya dipengaruhi oleh
support yg diperoleh.

 Dari Essentials of Maternity Nursing, disebutkan


beberapa respon psikologis yg dapat
diobservasi pada kala I persalinan adalah:
1. Verbal Interaction ( Interaksi verbal)
2. Body Postur and Set ( sikap tubuh & cara
istirahat)
3. Perceptual Acuity (Kemampuan – Pemaha-
man terutama dalam menerima pengalaman
persalinan)
 4. Energy Level (Tingkat kekuatan tubuh : lelah,
kurang istirahat)

 5. Discomfort or pain (reaksi ibu terhadap


kontraksi rahim)

 6. Cultural Background (latar belakang budaya)


Manajemen Kala I
 Mengidentifikasi masalah
 Bidan melakukan identifikasi terhadap
permasalahan yang di temukan.
 Mengkaji riwayat kesehatan.
 Mulai dari riwaat kes. skrg dan mulai ada his,
perdarahan pervaginam bila ada.
 Riwayat kesehatan saat kehamilan, meliputi
riwayat ANC, keluhan selama hamil.
 Riwayat kesehatan masa lalu.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik ibu meliputi, keadaan
umum, pemeriksaan head to toe, vaginal
toucher
Pemeriksaan janin
Kesejahteraan janin diperiksa melalui Djj
(denyut jantung janin), meliputi: frekuensi,
irama, dan intensitas.
Menilai data dan membuat diagnosa
Diagnosa di rumuskan berdasar data yang
ditemukan.
Menilai kemajuan persalinan
Kemajuan persalinan di nilai dengan
pemeriksaan fisik dan vagina toucher
Membuat rencana asuhan kebidanan kala
I

Anda mungkin juga menyukai