Anda di halaman 1dari 29

PSIKOLOGI KONSELING

DAN TERAPI
ANGGOTA KELOMPOK
KETERAMPILAN DASAR KONSELING

Hartono dan Soedarmadji (2013 dalam Lianawati, 2017)


menyatakan bahwa seorang konselor sebagai tenaga professional
harus memiliki keterampilan (skill) yang memadai dalam
memberikan konseling.
Keterampilan yang harus dimiliki seorang konselor adalah
memiliki keterampilan dalam melaksanakan sebuah proses
konseling dari awal sampai akhir (Lianawati, 2017)
Menurut McLeod (2003), ada 7 kompetensi area
keterampilan dan kualitas konselor yang berkaitan dengan
konseling yang efektif, yaitu:

1. Keterampilan Interpersonal 5. Menguasai teknik

2. Keyakinan dan Sikap Personal 6. Kemampuan untuk paham dan


bekerja dalam sistem sosial

3. Kemampuan Konseptual
7. Terbuka untuk belajar dan
bertanya
4. Kompetensi Ketegaran Personal
KETERAMPILAN INTRAPERSONAL

 Kemampuan mendengarkan dan hadir


 Kemampuan berkomunikasi dan
menggunakan bahasa
 Kemampuan empati
 Kesadaran akan komunikasi nonverbal,
senstivitas terhadap kualitas suara, dan
responsivitas terhadap ekspresi emosi
 Kemampuan membentuk hubungan
yang produktif dan penciptaan ikatan
emosional dengan klien
KEYAKINAN DAN SIKAP PERSONAL

 Memiliki keyakinan bahwa ada potensi untuk


berubah pada diri klien
 Memandang segala sesuatunya dari perspektif
klien
 Sensitivitas terhadap nilai yang dipegang oleh
klien
KEMAMPUAN KONSEPTUAL

 Kemampuan untuk memahami masalah


klien
 Kemampuan untuk mengingat informasi
yang diberikan oleh klien
 Kemampuan untuk memprediksi dan
mengantisipasi konsekuensi dari tindakan
saat ini di masa depan
 Keterampilan dalam memecahkan
masalah
KOMPETENSI KETEGARAN PERSONAL

 Tidak ada kebutuhan pribadi


atau keyakinan irasional yang
dapat merusak hubungan
dengan klien
 Kemampuan untuk
menoleransi perasaan tidak
nyaman dalam hubungan
bersama klien
MENGUASAI
TEKNIK
Terdapat batasan pribadi
antara konselor dan klien
 Tidak memiliki prasangka sosial
Memiliki pengetahuan tentang
kapan dan bagaimana
melaksanakan intervensi tertentu
KEMAMPUAN UNTUK PAHAM DAN
BEKERJA DALAM SISTEM SOSIAL

 Sensitivitas terhadap dunia sosial


klien
 Kemampuan untuk menyadari
tuntutan dan tekanan yang
didapat dari organisasi tempat
konselor bekerja
TERBUKA UNTUK BELAJAR DAN BERTANYA

 Kemauan untuk terus berusaha


belajar dari klien
 Berusaha secara aktif mencari
pengetahuan
Menurut Hirmaningsih dan Indah Damayanti (2015), ada
beberapa kompetensi yang hendaknya dimiliki konselor,
yaitu:

1. Kongruen 2. Unconditional Positive Regard (Acceptance)

3. Empati 4. Kesadaran tentang diri dan pemahaman

5. Kesehatan psikologis yang baik 6. Sensivisitas dan pemahaman


terhadap faktor rasial, etnik,
7. Keterbukaan 8. Objektivitas dan budaya dalam diri sendir
dan orang lain
9. Kompetensi 10. Dapat
Dipercaya 11. Interpersonal Attractiveness
KONGRUEN

 Kongruensi adalah kondisi ketika konselor menjadi dirinya sendiri, tanpa


topeng, terbuka akan sikap dan perasaannya, dan dalam hubungannya
bersama klien bersifat apa adanya.
 Bila semakin seorang konselor menerima apa yang terjadi pada dirinya
sendiri dan mampu memahami kompleksitas perasaannya tanpa rasa takut,
maka akan semakin tinggi derjat kongruensinya.
 Menurut Rogers, kongruensi penting sebagai syarat pertama untuk terjadinya
perubahan pada diri klien
 Berupa penerimaan tanpa syarat
dan respek kepada klien
UNCONDITIONAL  Tidak menghakimi klien dengan
POSITIVE nilai-nilai yang mereka yakini
REGARD  Berpandangan positif kepada klien
(ACCEPTANCE)  Memberi kepercayaan kepada
klien untuk mengaktualisasi diri dan
tumbuh ke arah yang positif
KESADARAN TENTANG
EMPATI DIRI DAN PEMAHAMAN

 Memahami klien dari bagaimana  Konselor menyadari apa


sudut pandang orang tersebut kebutuhannya, apa motivasinya untuk
membantu, apa saja perasaan-
 Konselor mampu menyingkirkan perasaan yang dimilikinya, apa saja
nilai-nilainya sendiri tetapi tetap kekuatan dan kelemahannya
tidak terlarut dalam nilai-nilai milik
klien  Dengan menyadari dan memahami
diri sendiri, konselor tidak menjadi
defense terhadap klien yang
dihadapinya
 Utuh secara psikologis
KESEHATAN PSIKOLOGIS  Tidak terpengaruh dengan
YANG BAIK masalah-masalah diri sendiri ketika
menghadapi klien

 Konselor harus sensitif terhadap isu-


isu rasial, etnik dan budaya yang
SENSIVISITAS DAN PEMAHAMAN dapat mempengaruhi diri sendiri dan
TERHADAP FAKTOR RASIAL, diri klien
ETNIK, DAN BUDAYA DALAM
DIRI SENDIR DAN ORANG LAIN  Memiliki kemauan dan kemampuan
untuk menerima perbedaan-
perbedaan yang ada di sekitar
KETERBUKAAN OBJEKTIVITAS

 Bebas dari dogma dan prasangka  Melihat apa yang terjadi dengan
klien dengan akurat
 Mampu mengakomodasi perasaan,
sikap, dan tingkah laku klien yang  Konselor tidak terbawa perasaan-
berbeda dengan diri konselor perasaan emosional sehingga
terjaga dari terjadinya counter
 Terbuka terhadap pengalaman dan
transference
pengetahuan baru
 Kemauan untuk berinteraksi dengan
berbagai macam klien
KOMPETENSI DAPAT DIPERCAYA

 Memiliki pengetahuan  Konselor harus memiliki


menyangkut proses psikologis, reliabilitas, tanggung jawab,
asesmen, etik, keterampilan dan standar etik yang dapat
klinis, keterampilan teknis, dan mendorong klien untuk
kemampuan untuk berpikir mengungkapkan dirinya yang
secara multikultural terdalam
INTERPERSONAL ATTRACTIVENESS

 Konselor tampak menarik di mata klien bila konselor terlihat serupa dan
kompatibel dengan dirinya. Serupa tidak mesti dalam hal etnis, budaya, atau
agama, tetapi dalam hal pandangan. Bila klien merasa konselor memiliki
pandangan-pandangan yang serupa dengan dirinya, maka proses konseling
menjadi lebih berhasil.
 Penting dalam konseling untuk memperluas perceived similarities dan
mengurangi perceived differences.
Keterampilan Dasar dan Komunikasi dalam
Konseling menurut Hirmaningsih dan Indah
Damayanti (2015) yaitu:

1) Keterampilan Attending: mencakup kontak mata, bahasa tubuh dan lisan, yang
bermanfaat untuk meningkatkan harga diri klien dan menciptakan suasana yang
aman untuk tempat ekspresi perasaan dari klien.
2) Keterampilan Observasi: diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai klien
dalam dimensi fisik, emosional, dan intelektual
3) Keterampilan Mendengarkan: apa yang dikatakan klien dan bagaimana ia
mengatakannya merupakan bagian dari persepsi klien yang harus dipahami
konselor.
4) Keterampilan Empati: kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan
klien
5) Keterampilan Refleksi Perasaan: teknik memantulkan kembali
kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman mereka
sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal
6) Keterampilan Eksplorasi: teknik untuk menggali perasaan, pikiran,
dan pengalaman klien yang ia simpan, tutupi, atau tidak mampu ia
kemukakan.
7) Keterampilan Parafrase (Menangkap Pesan Utama): konselor
dengan teliti mendengarkan pesan utama klien dan
mengungkapkannya kembali dengan kalimat yang lebih sederhana
dengan tujuan untuk pengecekan persepsi konselor tentang apa
yang telah dikemukakan klien.
8) Keterampilan Pertanyaan Terbuka dan Tertutup: teknik mengajukan
pertanyaan agar klien mau mengungkapkan perasaan, pengalaman
dan pikirannya serta mendorong klien untuk menemukan alasan atas
apa yang ia pikirkan dan rasakan tersebut.
9) Keterampilan Dorongan Minimal: teknik untuk mendorong klien untuk
mengungkapkan lebih jauh apa yang sedang ia kemukakan.
Misalnya dengan menggunakan ungkapan: “terus ...”
10) Keterampilan Interpretasi: teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan, dan
pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori dan bukan pandangan
subjektif konselor
11) Keterampilan Mengarahkan: teknik mengajak atau mengarahkan klien untuk
melakukan sesuatu.
12) Keterampilan Summarizing: teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan
sehingga arah pembicaraan semakin lebih jelas.
13) Keterampilan Memimpin: kemampuan konselor untuk memimpin arah
pembicaraan sehingga klien tidak menyimpang dari fokus dan tujuan konseling.
14) Keterampilan Fokus: kemampuan konselor untuk membantu klien agar dapat
memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan.
15) Keterampilan Konfrontasi: kemampuan konselor untuk menantang klien sehingga
ia dapat melihat tentang adanya inkonsistensi antara perkataan dan
perbuatannya.
16) Keterampilan Clarifying (Menjernihkan): keterampilan konselor untuk menjernihkan
ucapan-ucapan klien yang samar-samar, kurang jelas, dan agak meragukan
sehingga mendorong klien untuk lebih jelas mengilustrasikan perasaan atau
pikirannya.
17) Keterampilan Facilitating (Memudahkan): keterampilan konselor untuk membuka
komunikasi sehingga klien menjadi lebih mudah berbicara dengan konselor.
18) Keterampilan Saat Diam: perilaku nonverbal klien muncul ketika ia diam atau
sedang berpikir. Idealnya saat-saat diam berlangsung maksimal 5-10 detik, lebih
dari itu konselor dapat memberikan sedikit dorongan agar klien kembali
berkomunikasi dengan konselor.
19) Keterampilan Mengambil Inisiatif: konselor perlu mengambil inisiatif ketika klien
terlihat kurang bersemangat, sering diam, dan kurang partisipatif.
20) Keterampilan Memberi Nasehat: tujuan konseling yakni kemandirian klien harus
tetap tercapai, sehingga pemberian nasehat hanya dilakukan ketika klien
memintanya.
21)Keterampilan Memberikan Informasi: Informasi
diberikan ketika klien yang memintanya sendiri
kepada konselor.
22)Keterampilan Merencanakan: menjelang akhir
sesi, konselor membantu klien untuk membuat
rencana berupa suatu program perbuatan
nyata yang produktif bagi kemajuan diri klien.
23)Keterampilan Menyimpulkan: pada akhir sesi,
konselor membantu klien untuk menyimpulkan
hasil pembicaraan yang menyangkut
bagaimana keadaan perasaan klien saat ini
terutama mengenai kecemasan, memantapkan
rencana klien, dan pokok-pokok yang akan
dibicarakan pada sesi berikutnya.
Ragam Teknik-Teknik Konseling, menurut Dr Sofyan
S. Willis (2004) yaitu:

oBertanya untuk Membuka Percakapan (Open Question) :


-Tidak menggunakan kata ‘Mengapa’ dan ‘Apa sebabnya’.
-Contoh : Bagaimana perasaan anda saat ini ?
Dapatkah anda mengemukakan hal itu selanjutnya ?

oBertanya Tertutup (Closed Question) :


-Bentuk pertanyaan yang sering dimulai dengan kata ‘Apakah’, ‘Adakah’, dan
harus dijawab klien dengan ‘ya’ atau ‘tidak’ atau dengan kata-kata singkat.
-Tujuan :untuk mengumpulkan informasi, untuk memperjelas sesuatu, dan
menghentikan omongan klien yang menyimpah jauh.
KEEFEKTIFAN KONSELOR (SHERTZER DAN STONE)
1. Pengalaman
2. Tipe hubungan konseling
3. Faktor faktor nonintelektif
Atribut Intensional Tidak efektif
Tujuan helping Membantu mencapai tujuan klien Memaksakan tujuannya sendiri,
menurut agenda klien mengikuti agenda sendiri
Pengungkapan respons Mengungkapkan berbagai respons Tidak memiliki respons/ berpegang
dalam berbagai situasi teguh pada 1 respons
Wawasan pandang Berpemahaman/bertindak atas Tidak memiliki wawasan pandang
berbagai wawasan pandang atau hanya mampu bekerja dalam 1
kerangka kerja
Teori-teori psikologis Melihat nilai potensial dalam Pemahaman yang terbatas
rancangan yang ada
Intensionalitas budaya Mampu mengungkapkan pernyataan Mampu berfungsi dalam 1 kerangka
verbal dan nonverbal dalam budaya
sejumlah budaya
Kerahasiaan Mempertahankan rahasia klien Mendiskusikan dengan orang lain
tanpa izin
Atribut Intensional Tidak efektif
Penyaringan informasi Fokus pada klien dan tidak Fokus pada detai yang tidak
mengatakan detail yang tidak relevan, dapat berakibat pada
relevan mengabaikan perasaan dan
pemikiran klien
Pengaruh antar pribadi Menyadari sejauh mana responsnya Kurang kesadaran
memengaruhi klien dan sebaliknya
Martabat manusia Memperlakukan klien dengan Tidak tulus, tanpa perhatian penuh,
perhatian, kepedulian, dan ketulusan mungkin dengan cara yang
merugikan klien
Teori umum Menguasai teori baru, Secara membabi-buta memakai 1
mengembangkan teori konseling jenis teori tanpa pemikiran alternatif
sendiri secara sistematis
REFERENSI
AT., Andi Mappiare. (2010). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Hirmaningsih & Damayanti, Indah. (2015). Psikologi Konseling: Panduan Belajar
Mahasiswa. Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press.
McLeod, John. (2010). Pengantar Konseling: Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Wills, DR. Sofyan S. (2004). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung:
ALFABETA

Anda mungkin juga menyukai