DAN TERAPI
ANGGOTA KELOMPOK
KETERAMPILAN DASAR KONSELING
3. Kemampuan Konseptual
7. Terbuka untuk belajar dan
bertanya
4. Kompetensi Ketegaran Personal
KETERAMPILAN INTRAPERSONAL
Bebas dari dogma dan prasangka Melihat apa yang terjadi dengan
klien dengan akurat
Mampu mengakomodasi perasaan,
sikap, dan tingkah laku klien yang Konselor tidak terbawa perasaan-
berbeda dengan diri konselor perasaan emosional sehingga
terjaga dari terjadinya counter
Terbuka terhadap pengalaman dan
transference
pengetahuan baru
Kemauan untuk berinteraksi dengan
berbagai macam klien
KOMPETENSI DAPAT DIPERCAYA
Konselor tampak menarik di mata klien bila konselor terlihat serupa dan
kompatibel dengan dirinya. Serupa tidak mesti dalam hal etnis, budaya, atau
agama, tetapi dalam hal pandangan. Bila klien merasa konselor memiliki
pandangan-pandangan yang serupa dengan dirinya, maka proses konseling
menjadi lebih berhasil.
Penting dalam konseling untuk memperluas perceived similarities dan
mengurangi perceived differences.
Keterampilan Dasar dan Komunikasi dalam
Konseling menurut Hirmaningsih dan Indah
Damayanti (2015) yaitu:
1) Keterampilan Attending: mencakup kontak mata, bahasa tubuh dan lisan, yang
bermanfaat untuk meningkatkan harga diri klien dan menciptakan suasana yang
aman untuk tempat ekspresi perasaan dari klien.
2) Keterampilan Observasi: diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai klien
dalam dimensi fisik, emosional, dan intelektual
3) Keterampilan Mendengarkan: apa yang dikatakan klien dan bagaimana ia
mengatakannya merupakan bagian dari persepsi klien yang harus dipahami
konselor.
4) Keterampilan Empati: kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan
klien
5) Keterampilan Refleksi Perasaan: teknik memantulkan kembali
kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman mereka
sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal
6) Keterampilan Eksplorasi: teknik untuk menggali perasaan, pikiran,
dan pengalaman klien yang ia simpan, tutupi, atau tidak mampu ia
kemukakan.
7) Keterampilan Parafrase (Menangkap Pesan Utama): konselor
dengan teliti mendengarkan pesan utama klien dan
mengungkapkannya kembali dengan kalimat yang lebih sederhana
dengan tujuan untuk pengecekan persepsi konselor tentang apa
yang telah dikemukakan klien.
8) Keterampilan Pertanyaan Terbuka dan Tertutup: teknik mengajukan
pertanyaan agar klien mau mengungkapkan perasaan, pengalaman
dan pikirannya serta mendorong klien untuk menemukan alasan atas
apa yang ia pikirkan dan rasakan tersebut.
9) Keterampilan Dorongan Minimal: teknik untuk mendorong klien untuk
mengungkapkan lebih jauh apa yang sedang ia kemukakan.
Misalnya dengan menggunakan ungkapan: “terus ...”
10) Keterampilan Interpretasi: teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan, dan
pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori dan bukan pandangan
subjektif konselor
11) Keterampilan Mengarahkan: teknik mengajak atau mengarahkan klien untuk
melakukan sesuatu.
12) Keterampilan Summarizing: teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan
sehingga arah pembicaraan semakin lebih jelas.
13) Keterampilan Memimpin: kemampuan konselor untuk memimpin arah
pembicaraan sehingga klien tidak menyimpang dari fokus dan tujuan konseling.
14) Keterampilan Fokus: kemampuan konselor untuk membantu klien agar dapat
memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan.
15) Keterampilan Konfrontasi: kemampuan konselor untuk menantang klien sehingga
ia dapat melihat tentang adanya inkonsistensi antara perkataan dan
perbuatannya.
16) Keterampilan Clarifying (Menjernihkan): keterampilan konselor untuk menjernihkan
ucapan-ucapan klien yang samar-samar, kurang jelas, dan agak meragukan
sehingga mendorong klien untuk lebih jelas mengilustrasikan perasaan atau
pikirannya.
17) Keterampilan Facilitating (Memudahkan): keterampilan konselor untuk membuka
komunikasi sehingga klien menjadi lebih mudah berbicara dengan konselor.
18) Keterampilan Saat Diam: perilaku nonverbal klien muncul ketika ia diam atau
sedang berpikir. Idealnya saat-saat diam berlangsung maksimal 5-10 detik, lebih
dari itu konselor dapat memberikan sedikit dorongan agar klien kembali
berkomunikasi dengan konselor.
19) Keterampilan Mengambil Inisiatif: konselor perlu mengambil inisiatif ketika klien
terlihat kurang bersemangat, sering diam, dan kurang partisipatif.
20) Keterampilan Memberi Nasehat: tujuan konseling yakni kemandirian klien harus
tetap tercapai, sehingga pemberian nasehat hanya dilakukan ketika klien
memintanya.
21)Keterampilan Memberikan Informasi: Informasi
diberikan ketika klien yang memintanya sendiri
kepada konselor.
22)Keterampilan Merencanakan: menjelang akhir
sesi, konselor membantu klien untuk membuat
rencana berupa suatu program perbuatan
nyata yang produktif bagi kemajuan diri klien.
23)Keterampilan Menyimpulkan: pada akhir sesi,
konselor membantu klien untuk menyimpulkan
hasil pembicaraan yang menyangkut
bagaimana keadaan perasaan klien saat ini
terutama mengenai kecemasan, memantapkan
rencana klien, dan pokok-pokok yang akan
dibicarakan pada sesi berikutnya.
Ragam Teknik-Teknik Konseling, menurut Dr Sofyan
S. Willis (2004) yaitu: