Anda di halaman 1dari 29

Kelompok 4

•Dimas Ari Anggara


•Donny C.P Frans
•Ferdian Tiwow
•Fitriah Nursanti
•Intania Pertiwi
•Niluh M. Pratiwi
•Virgitha Triana Dhevi
•Putri Malirja Nuhuyanan
1.Langkah-langkah perancangan desain
produksi dan biaya produksi hiasan
Desain produk adalah proses
menciptakan produk baru yang akan
dijual oleh perusahaan untuk
pelanggannya :
Mengembangkan ide-ide yang efektif dan
efisien melalui proses yang mengarah ke
produk-produk baru
mengubahnya menjadi penemuan yang nyata
dan produk .
Menjadikan pokok permasalahan , meskipun batas-
batas tersebut tidak selalu jelas
Mengisi Proses desain
2. Pengemasan dan produksi

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk


menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan,
didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai.
wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di
dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan
fisik (gesekan, benturan, getaran).
pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu
hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-
bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan
dan distribusi.

Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai


perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan
dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya
Daftar Isi
1 Pengemasan tradisional
2 Persyaratan Bahan Kemas
3 Penggolongan Kemasan
4 Kemasan Fleksibel
5 Referensi
Pengemasan Tradisional
Cara Mengemas Bahan Mengemas

Menggulung Daun Pisang , Daun


Bambu , Kelobot
jagung
Merobek Daun pisang, Daun
Jambu
Membalut dengan Daun Pisang, Daun
Pembalut Kelapa
Menganyam Daun Kelapa
Persyaratan Bahan Kemas
• Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan
dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan
penyusunan/ penumpukan.
• Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar,
misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya
matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis,
kontaminasi mikroorganisme
• Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini
identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan
keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
• Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi
keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
• Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma
atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau
dicetak.
Kemasan Harus Memiliki Sifat-
Sifat
• Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
• Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan
menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan
warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.
• Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara
sekitarnya).
• Kuat dan tidak mudah bocor.
• Relatif tahan terhadap panas.
• Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.
Penggololongan Kemasan
1. Frekuensi Pemakaian
• Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang
langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus
plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton
dus, makanan kaleng.
• Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (Multi Trip),
seperti beberapa jenis botol minuman (limun, bir) dan
botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang
oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen
penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
• Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable). Wadah-
wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah
konsumen setelah dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu,
dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut digunakan
untuk penyimpanan bumbu, kopi, gula, dan sebagainya.
2. Struktur Sistem Kemas Berdasarkan letak atau
kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan
keseluruhan dapat dibedakan atas

• Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan


pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe)
• Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk
wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahanyang
dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.
• Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi
pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier.
Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas
• Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan,
misalnya plastik, kertas, foil.
• Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku,
tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan.
Misalnya kayu, gelas, dan logam.
• Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang
memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku,
seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang
berbentuk pasta.
4. Sifat Perlindungan Terhadap
Lingkungan
• Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak
dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.
• Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak
bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil.
Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang
mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang
difermentasi.
• Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan
pangan yang memerlukan prose pemanasan, sterilisasi,
atau pasteurisasi.
5. Tingkat Kesiapan pakai
• Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi
dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik.
Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
• Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu
kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan
silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atauplastik
Kemasan Fleksibel
• pengemasan secara fleksibel, yaitu sistem pengemasan yang
dapat melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas. Bahan
pengemas fleksibel terdiri dari berbagai jenis kertas, cellulose
films, film plastik, kertas timah coatings, bonding adhesives, dan
kombinasi dari bahan-bahan tersebut
• digunakan dalam pembungkusan berbagai komoditas dan
produk olahannya seperti buah-buahan (manisan, pisang,
sale, durian, nangka), daging (abon, dendeng, sosis), ikan (dend
eng ikan, krupuk ikan, ikan terigoreng), makanan lengkap
(mie, bihun, sambal goreng), bumbu lengkap
(gule, opor, rawon, dan sup), rempah-rempah (cabai
giling, kunyit, pala, vanili), makanan lainnya (biskuit, kembang
gula, dodol, coklat).
Tujuan promosi
• Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
• Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba
• Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan
pelanggan
• Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
• Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk
pesaing
• Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang
diinginkan.
• Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen
Cara promosi
• Melalui e-mail
• Melalui sms
• Melalui pembicaraan
• Melalui iklan
• Media sosial
Contoh promosi antara lain
• Pasang iklan di tv mengenai produk baru perusahaan X
• Kirim 5 sms, dapat 10 sms gratis ke semua operator
• Beli kaos kaki seharga Rp. 30.000,00 dapat 2 kaos kaki gratis
• Diskon 50% bagi produk tertentu di Department Store
• Beli coklat malam hari dapat segelas teh gratis
Bauran promosi
Bauran promosi adalah gabungan dari beberapa promosi dari
satu produk sama agar promosinya dapat maksimal dan hasilnya
memuaskan
Desain produk, aneka produk dari bahan limbah
sebagai fungsi hias

Desain produk kerajinan merupakan salah satu lingkup


desain produk yang mengkhususkan diri dalam pembuatan
desain produk kerajinan. Benda/produk hasil desain produk
kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai
keunikan (uniqueness), estetika (keindahan), seni (art),
adiluhung, berharkat tinggi, khusus, khas, dan kehalusan
rasa sebagai unsur dasar. Sementara dalam pemenuhan
fungsinya lebuh menekankan pada pemenuhan fungsi pakai
yang lebih bersifat fisik (fisiologis)
ANEKA PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN
LIMBAH
Berdasarkan wujudnya :
– Limbah gas
– Limbah cair
– Limbah padat Berdasarkan sumbernya
– Limbah pertanian
– Limbah industri
– Limbah pertambangan
– Limbah domestik Prakarya Berdasarkan senyawanya
– Limbah organik, merupakan limbah yang bisa dengan mudah diuraikan atau
mudah membusuk, limbah organik mengandung unsur karbon. –Limbah
anorganik, jenis limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk
diuraikan atau tidak bisa membusuk, limbah anorganik tidak mengandung
unsur karbon.
Fungsi estetik, ergonomis, dan
marketable desain produk kerajinan

Unsur Estetika adalah unsur keindahan bentuk, selalu


bergantung pada sentuhan keindahan. Unsur ergonomis adalah
dalam teori desain dikenal prinsip form follow function, yaitu
bentuk desain mengikuti fungsi. Jadi Unsur ergonomis adalah
unsur benda kerajinan yang mengutamakan kenyamanan dalam
penggunaannya. Adapun unsur ergonomis karya kerajinan yang
harus dimiliki, yaitu Keamanan (security), Kenyamanan
(comfortable), Keluwesan (flexibility)
PELUANG USAHA
– Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang
diminati konsumen.
– Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang
dapat memenangkan persaingan.
– Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan
sumber-sumber produk kerajinan.
– Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen
di dalam penggunaan produk kerajinan. Ide
dalam pembuatan desain, model, corak, dan
warna produk kerajinan yang disenangi konsumen
Pengembangan Ide
1. Faktor Internal Faktor internal ialah faktor yang berasal dari
dalam diri seseorang sebagai subjek/pengusaha, antara lain: –
pengetahuan yang dimiliki, – pengalaman dari individu itu
sendiri, – pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan
masalah, –intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari
individu itu sendir
2. Faktor Eksternal Faktor eksternal ialah hal-hal yang dihadapi
seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi
usaha, antara lain: – masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan, –
kesulitan yang dihadapi sehari–hari, – kebutuhan yang belum
terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain, – pemikiran besar
untuk menciptakan sesuatu yang baru
Resiko Usaha
1. Risiko Usaha Internal Risiko usaha internal adalah risiko yang
timbul dari menjalankan usaha dan berdampak pada
kelangsungan usaha itu sendiri. Resiko usaha internal di
antaranya seperti berikut:
– Kehilangan modal apabila piutang tidak terbayarkan oleh
konsumen.
– Kehilangan karyawan/personil yang handal.
– Kehilangan kepercayaan konsumen karena tidak mampu
memberikan barang yang sesuai dengan kebutuhan dan selera
konsumen.
– Kehilangan kepercayaan penyuplai yaitu risiko usaha yang
berakibat ditinggalkan oleh pihak luar perusahaan yang menjadi
pemasok kebutuhan perusahaan
2. Risiko bagi Lingkungan Usaha yang Bersifat Eksternal Risiko bagi
lingkungan usaha yang bersifat eksternal adalah risiko yang timbul
dari menjalankan usaha dan berdampak pada kelangsungan
lingkungan luar usaha itu sendiri. Risiko usaha eksternal di antaranya
sebagai berikut: – Risiko pelestarian lingkungan hidup yaitu risiko
usaha yang akan dihadapi oleh wirausahawan dalam rangka
melestarikan lingkungan hidup supaya terjaga lingkungan alam,
ekosistem, dan habitatnya. – Risiko sosial dan budaya masyarakat,
yaitu risiko yang terjadi atas berdirinya sebuah usaha dan berdampak
pada lingkungan sosial dan budaya masyarakat
Risiko tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu risiko usaha yang timbul
sebagai bentuk kepedulian sosial perusahaan kepada masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. – Risiko pengelolaan limbah, yaitu risiko usaha
yang timbul sebagai akibat dari limbah industri yang dikeluarkan
dalam rangka memproduksi sebuah barang atau jasa. – Risiko
perekonomian masyarakat dan negara adalah risiko usaha yang terjadi
karena sebuah kesalahan manajemen di internal perusahaan dan
menimbulkan dampak perubahan perekonomian masyarakat dan
negara.
Sekian
Dan
Trimakasih

KELOMPOK 4

Anda mungkin juga menyukai