Ridho Saputra NPM : 18180013 1. Activity Based Management (ABM) 1. Manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen
2. Pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk menghasilkan laba
dari penyedia nilai tersebut. 2 dimensi pada Activity Based Management (ABM), yaitu :
1. Dimensi biaya (cost dimension)
Informasi biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan.
2. Dimensi Proses (process dimension)
Informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Fokus Activity Based Management (ABM) :
1. Meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dari
setiap aktivitas yang dilakukan. 2. Menentukan aktivitas perusahaan yang merupakan aktivitas value added dan aktivitas non-value added. 3. Meningkatkan value added activity dan mengurangi bahkan menghilangkan non-value added activity. 4. Memperbaiki laba dengan memberikan nilai pelanggan. Maksud perusahaan menggunakan Activity Based Management (ABM) :
1. Mengurangi harga produk dan mengoptimalkan desain
produk. 2. Mengurangi biaya-biaya perusahaan. 3. Membantu perusahaan dalam mempertimbangkan peluang bisnis baru. Faktor-faktor pendukung keberhasilan penerapan Activity Based Management (ABM) : 1. Budaya organisasi 2. Top Management Support and Commitment 3. Change Process 4. Continuing Education Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Berikut adalah lima langkah yang menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu : 1. Mengidentifikasi aktivitas 2. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah. 3. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya. 4. Menetapkan ukuran kinerja. 5. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah. 2. Quality Cost Quality cost adalah biaya-biaya yang timbul dalam penanganan masalah kualitas (mutu), baik dalam rangka meningkatkan kualitas maupun biaya yang timbul akibat kualitas yang buruk (cost of poor quality). Dengan kata lain, biaya kualitas (quality cost) adalah semua biaya yang timbul dalam manajemen kualitas (quality management). Biaya kualitas terdiri dari 4 jenis biaya yaitu: Prevention cost Appraisal cost Internal failure cost External failure cost 3. Just in time Just In Time (JIT) adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok (suplier) tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang, penyimpanan barang dan stocking cost. 4 aspek pokok Just In Time : Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus dieliminasi. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan dalam meningkatkan efisiensi kegiatan. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah. Tujuan Just In Time : Meningkatkan efisiensi proses produksi Meningkatkan daya kompetisi Meningkatkan mutu barang Mengurangi pemborosan Keuntungan Just In Time : Seluruh sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien Perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para staffnya Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur kembali Kertas kerja dapat lebih simple Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan Kelemahan Just In Time : 1. Apabila pengiriman bahan baku terlambat sehingga terganggunya proses produksi 2. Kinerja manajer dianggap menurun apabila pengambil keputusan tertinggi masih berorientasi pada Total Quantity Manufacture Contoh Just in Time (JIT) PT Astra Honda Motor Persediaan
Kelebihan produksi tidak akan terjadi karena produksi
dilakukan berdasarkan permintaan dari pembeli atau
pemasok bukan berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Waktu Siklus
memproduksi 1 unit motor dalam waktu 13 menit.
memangkas waktu tunggu dan membuat setiap aliran
produk menjadi lebih efisien Perbaikan yang berkesinambungan Kinerja operasional diukur di tiap-tiap bagian dengan
mengaplikasikan Bussines Intelligent, software dari
Cognos. Pengambilan keputusan atas laporan perkembangan yang berasal dari database akan lebih mudah karena telah terintegrasi dengan sistem yang dimiliki para pengambil keputusan. Pemantauan terjadinya barang cacat dan sejauh mana tahapan produksi yang telah dilalui oleh bahan baku akan lebih mudah terpantau karena setiap bahan baku telah terpasang Bar Code Text. Penghapusan pemborosan -Produksi tidak menyisakan persediaan -Waktu tunggu minimum, bahkan hampir tidak ada - Minimalisasi biaya terhadap barang cacat - Beban kerja yang seimbang dan merata - Tidak ada interupsi karena kehabisan persediaan dan kualitas buruk, Lean Production Lean production adalah praktik produksi yang mempertimbangkan segala pengeluaran sumber daya yang ada untuk mendapatkan nilai ekonomis terhadap pelanggan tanpa adanya pemborosan, dan pemborosan inilah yang menjadi target untuk dikurangi. Dalam konsep lean, terdapat tujuh pemborosan yang harus dihilangkan perusahaan yaitu: Kelebihan produksi Persediaan Motion Material movement Correction, termasuk didalamnya pengerjaan ulang Over processing Waiting Lean Acconting (LA) Lean accounting merupakan pendekatan yang dirancang untuk mendukung dan mendorong lean manufacturing. lean accounting mempunyai misi antara lain : Menyediakan informasi yang akurat, tepat waktu dan mudah dipahami. Eliminasi kegiatan tidak bernilai tambah Patuh pada prinsip akuntansi berterima umum, regulasi pelaporan ekstern dan persyaratan pelaporan intern Mendukung lean culture dengan mendorong investasi pada SDM, menyediakan informasi yang relevan dan actionable, memberdayakan continuois improvement