HUKUM
PERIKATAN DAN
PERJANJIAN
Disusun oleh:
Alvian Cuna Rianzi
Bagas Septiaji
Yuniar Dwi S
Tiara Aspra Lilian
Regita Luthfiyya K
HUKUM PERIKATAN DAN
PERJANJIAN
Dari perjanjian ini timbul hubungan hukum kedua belah pihak yang
dinamakan perikatan. Jadi perjanjian menimbulkan perikatan.
Perikatan timbul dari :
1. Persetujuan atau perjanjian
2. Perbuatan yang melanggar hukum
3. Pengurusan kepentingan orang lain yang tidak berdasarkan
persetujuan
Sumber-sumber perikatan menurut Buku III KUH Perdata yaitu
1. Perikatan timbul dari perjanjian ( persetujuan)
2. Perikatan timbul dari undang-undang (Karena undang-undang
semata ( pasal 104 KUH dan pasal 625 KUH perdata))
3. Bukan karena perjanjian, terjadi karena perbuatan melanggar
hukum ( onrechtmatige daad) dan perwakilan sukarela
(zaakwarneming)
4. Yurisprudensi
5. Hukum tertulis dan hukum tidak tertulis ( hukum adat)
6. Hukum pengetahuan alam
B. Macam-Macam Perikatan Menurut Kitab
Undang-Undang
1. Perikatan bersyarat
Suatu peristiwa yang masih akan terjadi dan belum pasti terjadinya,
baik dengan menangguhkan pelaksanaan perikatan hingga terjadi
peristiwa, maupun dengan membatalkan perikatan karena terjadi
atau tidak terjadinya peristiwa tersebut ( Pasal 1252 KUHPer) . Dari
ketentuan pasal ( 1253 KUHPer) dapat dibedakan 2 perikatan
bersyarat yaitu:
a. Perikatan dengan syarat tangguh
b. Perikatan dengan syarta batal
2. Perikatan dengan ketepatan waktu
Suatu ketetapan waktu tidak, menangguhkan perikatan,
melainkan hanya menangguhkan pelaksanaanya ( Pasal 1268
KUHPer)
3. Perikatan manasuka
Tentang perikatan-perikatan manasuka debitur dibebaskan jika ia
menyerahkan salah satu dari dua barang yang kreditur untuk
menerima kreditur untuk sebagian dari barang yang satu dan
sebagian dari barang yang lainnya ( Pasal 1272 KUHPer).
Hukum perdata
Menurut mulai
Menurut isi dari Menurut
berlakunya dan
pada prestasinya subyeknya
berakhirnya
Menurut isi dari pada prestasinya ,dibedakan menjadi
a.Perikatan positif dan perikatan negatif
Perikatan positif adalah perikatan yang prestasinya berupa
perbuatan positif yaitu memberi sesuatu dan berbuat sesuatu,
perikatan negatif adalah perikatan yang prestasinya berupa
sesuatu yang negatif yaitu tidak berbuat sesuatu
b.Perikatan sepintas lalu dan berkelanjutan
Perikatan yang pemenuhan prestasinya cukup hanya
dilakukan dengan satu perbuatan saja dalam waktu yang
singkat tujuan perikatan telah tercapai
c. Perikatan alternatif
Perikatan dimana debitur dibebaskan untuk memenuhi satu
dari dua atau lebih prestasi yang disebutkan dalam perjanjian
d. Perikatan fakultatif
Perikatan yang hanya mempunyai satu objek prestasi
e. Perikatan generik dan spesifik
Perikatan generik yaitu perikatan diamna obyeknya hanya
ditentukan jenis dan jumlah barang yang harus diserahkan
sedangkan perikatan spesifik yaitu perikatan dimana obyeknya
ditentukan secara terinci sehingga tampak ciri-ciri khususnya
f. Perikatan yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
Perikatan yanng prestasinya dibagi , pembagian mana tidak boleh
mengurangi hakikat prestasi itu sebaliknya prestasinya tidak dapat
dibagi
Menurut subyeknya,dibedakan menjadi
a. Perikatan tanggung-menanggung
perikatan dimana debitur dan kreditur terdiri darii
beberapa orang
b. Perikatan pokok dan tambahan.
perikatan antar debitur dan kreditur yang terdiri tanpa
tergantung kepada adanya perikatan lain.
Menurut mulai berlakunya dan berakhirnya,dibedakan :
a. Perikatan bersyarat
perikatan yang lahirnya maupun berakhirnya (batalnya)
digantungkan pada suatu peristiwa yang belum dan tidak terjadi
b. Perikatan dengan ketetapan waktu
perikatan yang pelaksanaannya ditangguhkan sampai pada
waktu yang ditentukan yang pasti akan tiba.
D. Azas-Azas Dalam Hukum Perjanjian
6. Pembebasan Hutang
Apabila si berpiutang dengan tegas menyatakan tidak
menghendaki lagi prestasi dari si berhutang dan melepaskan
haknya atas pembayaran atau pemenuhan perjanjian, maka
perikatan ( yaitu hubungan hutang-piutang) hapus, perikatan inji
hapus karena pembebaskan. Pembebasan sesautu hutang tidak
boleh dipersangkakan, tetapi harus dibuktikan.
7. Musnahnya barang yang terhutang
8. Pembatalan
Meminta pembatalan dapat dilakukan 2 cara :
1. Secara aktif menurut pembatalan
2. Secara pembelaan yaitu menunggu samp[ai digugat di muka
hakim untuk memenuhi perjanjian dan disitulah baru
memajukan tentang kekurangannya perjanjian itu.
9. Berlakunya suatu syarat batal
suatu syarat yang apabila terpenuhi,menghentikan
perjanjiannya dan membawa segala sesuatu kembali kepada
keadaan semula seolah-olah tidak pernah ada sautu perjanjian,
(Pasal 1265 KUHPer)