Anda di halaman 1dari 24

(Diskusi Jumat)

PRINSIP PELAYANAN DOKTER KELUARGA DAN FAMILY


CONFERENCE

Dwi Waskita Hutama 1218011040


Elly Rahmawati 1218011044
Martin Paskal G 1218011103
Melati Nurul Utami 1218011104

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran


Universitas Lampung
2017
Latar Belakang

 Sehat ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
( UU No.23 tahun 1992).

 llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh


spektrum ilmu kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk
memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu,
keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983).
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Prinsip Pelayanan Kedokteran
Keluarga yang mencakup 6 prinsip kedokteran keluarga antara lain pelayanan
yang:

 Berkesinambungan,

 Menyeluruh,

 Terkoordinasi,

 Berorientasi komunitas,

 Berorientasi pencegahan,

 Berorientasi keluarga.
Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan


klinik dibagian ilmu kedokteran komunitas Fakultas KedokteranUNILA
dan meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai prinsip-prinsip
pelayanan kedokteran keluarga.
Definisi Dokter Keluarga

Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang
mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk
memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan
dan menyeluruh kepada kesatuan individu, keluarga, masyarakat dengan
memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama dikenal sebagai primary
health care, yang mencangkup tujuh pelayanan (Muhyidin,
1996) :

1. Promosi kesehatan

2. KIA

3. KB

4. Gizi

5. Kesehatan lingkungan

6. Pengendalian penyakit menular

7. Pengobatan dasar
Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga

 Tujuan umum

• Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.

 Tujuan Khusus

• Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang


lebih efektif.

• Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang


lebih efisien
Fungsi, Tugas Dan Kompetensi Dokter
Keluarga

 Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)

 Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)

 Decision Maker (Pembuat Keputusan)

 Manager

 Community Leader (Pemimpin Masyarakat)


Standar kompetensi dokter keluarga

 Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu

 Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif

 Mengkoordinasikan layanan kesehatan

 Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol

 Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan


Prinsip Kedokteran Keluarga

1. Pelayanan yang Bersinambung (Continuity Of Care)

2. Pelayanan yang menyeluruh (Comprehensiveness)

3. Pelayanan yang terkoordinasi (Coordination Of Care)

4. Masyarakat (Community)

5. Pencegahan (Prevention)

6. Keluarga (Family)
Praktik Kedokteran Keluarga

1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit


(hospital based).

2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga


(family clinic).

3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter


keluarga (family practice).
Perbedaan Dokter Praktek Umum dan Dokter Keluarga

DOKTER PRAKTEK UMUM DOKTER KELUARGA


Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas
Menyeluruh, Paripurna, bukan sekedar yang
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan
dikeluhkan
Kasus per kasus dengan berkesinambungan
Cara Pelayanan Kasus per kasus dengan pengamatan sesaat
sepanjang hayat
Jenis Pelayanan
Lebih kearah pencegahan, tanpa mengabaikan
Lebih kuratif hanya untuk penyakit tertentu
pengobatan dan rehabilitasi

Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan

Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama

Hubungan dokter-pasien Dokter – pasien Dokter – pasien – teman sejawat dan konsultan

Secara individual sebagai bagian dari keluarga


Awal pelayanan Secara individual
Family Conference

 Family conference merupakan salah satu bentuk manajemen kesehatan


pasien yang bisa dilakukan oleh dokter untuk mengikutsertakan keluarga
pasien untuk ikut menangani penyakit pasien atau bilamana konferensi itu
mampu menyelesaikan masalah keluarga pasien yang dinilai turut andil
dalam penyakit pasien.

 Konferensi keluarga biasanya dibagi menjadi tiga fase besar yaitu pre-
konferensi, konferensi dan post-konferensi.
Tahap pre-konferensi terdiri dari tiga tahap:
 Set the stage
• Pilih ‘contact person’ dalam keluarga
• Sampaikan rasional/alasan pertemuan
• Tentukan siapa saja yang diharapkan turut serta
• Tentukan waktu pertemuan
 Review genogram
• Siapkan atau revisi genogram dengan data terbaru
• Catat dan perhatikan siklus kehidupan pasien dan keluarga
• Kembangkan hipotesa
 Develop hypothesis
• Tentukan tujuan pertemuan
• Kembangkan hipotesa sementara
• Kembangkan strategi untuk menjalankan pertemuan
Tahap konferensi, tahap terpenting, memiliki lima tahap
utama yang berlangsung selama 45 menit:
 Socialize

 Develop goal

 Discuss problems/issue

 Identify resources

 Establish a plan
Tahap post-konferensi berkutat pada pembuatan minutes of
meeting. Berikut data yang dicantumkan pada tahap ini:
 Siapa sajakah yang hadir dalam konferensi

 Daftar permasalahan

 Penilaian fungsionalitas keluarga

 Kelemahan dan kekuatan dari keluarga serta rencana pengobatan.


Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga Di Puskesmas
Karang Anyar Lampung Selatan

 Program kerja Penyakit Tidak Menular (PTM) dilaksanakan untuk mencegah


ataupun menjaring masyarakat usia lanjut yang berisiko terhadap penyakit
degeratif ataupun mencegah munculnya komplikasi.

• Posyandu lansia 1 kali dalam 1 bulan

 Penanggulangan TBC

 Penanggulangan Hipertensi
KESIMPULAN
 Prinsip dokter keluarga meliputi pelayanan yang berkesinambungan, menyeluruh dan
terkoordinasi, masyarakat, pencegahan dan keluarga.
 Dokter keluarga juga berperan sebagaimana layaknya dokter praktek umum, yaitu
sama-sama sebagai klinisi dimana mereka menjadicommunicator, care provider,
decision maker, community leader dan manager.
 Terdapat perbedaan antara dokter praktik umum dan dokter keluarga yang dapat
dilihat dari cakupan pelayanan, sifat pelayanan, cara pelayanan, jenis pelayanan,
dan lain-lain.
 Family conference merupakan salah satu bentuk manajemen kesehatan pasien yang
bisa dilakukan oleh dokter untuk mengikutsertakan keluarga pasien untuk ikut
menangani penyakit pasien.
 Konferensi keluarga biasanya dibagi menjadi tiga fase besar yaitu pre-konferensi,
konferensi dan post-konferensi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2006. Modul: Promosi Kesehatan untuk Politeknik/D3 Kesehatan.


Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI. Jakarta: Depkes RI
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2008 .Pusat Promosi Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI
3. Departemen Kesehatan RI. 2008. Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan
Promosi Kesehatan, Dalam Pencapaian PHBS. Jakarta: Depkes RI
4. Departemen Kesehatan RI. 2008. Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan
Komunikasi Perubahan Perilaku,Untuk KIBBLA. Jakarta: Depkes RI
5. Kemenkes RI. 2007. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan. Jakarta:
Kemenkes RI
6. Maulana H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
7. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
CRITICAL APPRAISAL
“Analisa Kesiapan Dokter Keluarga Sebagi Gate-Keeper
Pelayanan Peserta BPJS Di Wilayah Kecamatan Banyumanik
Kota Semarang Tahun 2014”

Pendahuluan
 Pada latar belakang diambil data dari Departemen Kesehatan RI dan Dinas
Kesehatan Kota Semarang yaitu jumlah dokter keluarga di Banyumanik yaitu 8
orang sedangkan jumlah peserta BPJS sebanyak 27.585 jiwa.
Metode
 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif
dan dengan tekhnik total sampling sebanyak 8 dokter yang berada di
kecamatan Banyumanik sebagai informan utama dan 8 pasien BPJS kesehatan
yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling, dengan tambahan
1 orang kepala manajemen pelayanan primer BPJS kesehatan Kota Semarang
sebagai informan triangulasi.
Hasil

 Berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi dokter keluarga,


belum semua dokter keluarga mengikuti pelatihan tersebut.

• Dari 8 informan, 4 informan yang sudah mengikuti pelatihan ACLS,

• 2 informan yang sudah mengikuti ATLS,

• 7 informan yang sudah mengikuti pelatihan endokrin,

• 7 informan yang sudah mengikuti pelatihan kesehatan kerja.

 Hasil penelitian mengenai legalitas didapatkan hasil observasi berupa


semua dokter keluarga sudah memenuhi persyaratan administrasi.
Berdasarkan pernyataan informan triangulasi bahwa pembiayaan dokter
keluarga berupa dana kapasitasi diberikan sebulan sekali.
Kesimpulan

 Kesimpulan dari penelitian ini adalah belum sepenuhnya dokter


keluarga siap menjadi gate keeper pelayanan peserta BPJS, hal ini
dikarenakan terdapat beberapa dokter keluarga yang belum
mendapatkan pelatihan kompetensi secara lengkap dan ada beberapa
pasien yang tidak puas dengan pelayanan kesehtan.
Validity

 Jurnal ini diambil dari Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 3, Nomor 2, April 2015.
Jurnal ini merupakan suatu jurnal dengan metode penelitian yang menggunakan
metode kualitatif berupa deskriptif.

Importance

 Hal ini sangatlah penting, dikarenakan penelitian dilakukan untuk mengetahui


kesiapan dokter keluarga sebagai gate keeper pelayanan peserta BPJS di wilayah
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2014.

Applicability

 Hasil penelitian ini dapat diterapkan mengingat pentingnya kesiapan dokter keluarga
dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang lebih baik. Kemampuan tersebut
dapat diperoleh dengan menngikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dokter
keluarga.
TERIMA KASIH
atas
perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai