Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODE EVALUASI

3.1 Indikaotr Evaluasi


Evaluasi dilakukan pada Program Pneumonia Balita pada bagian Program

P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) di Puskesmas Tanjung Sari

Kecamatan Natar. Adapun sumber rujukan indikator evaluasi yang digunakan

adalah target Penemuan Kasus dan Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita

3.2 Kerangka Konsep Evaluasi


Untuk mempermudah identifikasi faktor penyebab masalah program

penemuan dan penatalaksanaan penyakit pneumonia pada balita diperlukan

kerangka konsep evaluasi dengan menggunakan pendekatan sistem.

Input:
Petugas puskesmas, antara lain: dokter, bidan,
perawat
Sarana: Ruang MTBS di puskesmas, Formulir
MTBS dan Kartu Nasihat IBU (KNI), logistik
Pendanaan
Lingkungan: PSP masyarakat, BP swasta

Penemuan Proses :
Terdapat
dan Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit
kasus Menentukan tindakan dan memberi pengobatan
penanganan Memberikan konseling kepada ibu
pneumonia
pneumonia Memberikan pelayanan tindak lanjut pada kunjungan
pada balita ulang.
pada balita
Gambar 1. Kerangka konsep

3.3 Pengumpulan Data Output:


Target Angka penemuan dan penatalaksanaan kasus
Pneumonia pada balita minimal 50%, target
Pengumpulan data yang dilakukan berupa:
puskesmas Tanjung Sari Natar 345 kasus .
Target penatalaksanaan kasus pneumonia balita sebesar
1. Sumber data primer 90% dari kasus.

Wawancara dengan koordinator pelaksana Program Penemuan dan

35
Penatalaksanaan Kasus Pneumonia pada Balita di Puskesmas Tanjung Sari

Natar

2. Sumber data sekunder

Laporan bulanan Program Penemuan dan Penatalaksanaan Kasus

Pneumonia Balita pada bagian Program P2M (Pemberantasan Penyakit

Menular) di Puskesmas Tanjung Sari Natar dimulai dari 1 Januari 2016

sampai dengan 31 Desember 2016, data jumlah balita sebagai sasaran

program di 5 desa wilayah kerja Puskesmas Tanjung Sari Natar sepanjang

tahun 2016.

3.4 Pelaksanaan Evaluasi

Evaluasi Program Penemuan dan Penatalaksanaan Kasus Pneumonia pada

Balita di Puskesmas Tanjung Sari Natar dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Menetapkan beberapa indikator penilaian dari unsur keluaran

Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian

hasil output adalah dengan menetapkan beberapa indikator atau standar

yang ingin dicapai. Indikator yang digunakan adalah dari standar

pelayanan minimal (SPM) berdasarkan keputusan Kepala Dinas Kesehatan

Lampung Selatan tahun 2015 tentang target daerah tahun 2016 yang akan

dibandingkan dengan program Puskesmas Tanjung Sari Natar bulan

Januari-Desember 2016

2. Menentukan satu tolak ukur yang akan digunakan

36
Dari beberapa tolak ukur yang ada, dipilih satu tolak ukur yang akan

digunakan.

3. Membandingkan pencapaian keluaran program dengan tolak ukur

keluaran.

Masalah adalah apabila ditemukan adanya kesenjangan atau

ketidaksesuaian hasil dan harapan. Kesenjangan dapat diketahui dengan

membandingkan hasil pencapaian Puskesmas keluaran (output) setiap

tahunnya juga terhadap indikator/ tolak ukur tersebut. Bila pencapaian

keluaran Puskesmas tidak sesuai dengan tolak ukur, maka ditetapkan

sebagai masalah.

4. Menetapkan masalah dan menentukan prioritas

Dalam menetapkan masalah dapat berupa brainstorming dari anggota tim

yang terlibat dengan konfirmasi data pada program di Puskesmas Tanjung

Sari Natar. Masalah-masalah pada komponen output tidak semuanya dapat

diatasi secara bersamaan mengingat keterbatasan kemampuan Puskesmas.

Selain itu adanya kemungkinan masalah-masalah tersebut berkaitan satu

dengan yang lainnya dan bila diselesaikan salah satu masalah yang

dianggap paling penting, maka masalah lainnya dapat teratasi pula. Oleh

sebab itu, ditetapkanlah prioritas masalah yang akan dicari solusi untuk

memecahkannya.

5. Membuat kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan

Untuk menentukan penyebab masalah yang telah diprioritaskan tersebut,

maka dibuatlah kerangka konsep masalah. Hal ini bertujuan untuk

menentukan faktor-faktor penyebab masalah yang telah diprioritaskan

37
tadi yang berasal dari komponen sistem yang lainnya, yaitu komponen

input, proses dan output. Dengan menggunakan kerangka konsep

diharapkan semua faktor penyebab masalah dapat diketahui dan

diidentifikasi sehingga tidak ada yang tertinggal.

6. Identifikasi penyebab masalah

Berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep

selanjutnya akan diidentifikasi. Identifikasi penyebab masalah dilakukan

dengan membandingkan antara tolak ukur atau standar komponen-

komponen input, proses, lingkungan dan umpan batik dengan pencapaian

di lapangan. Bila terdapat kesenjangan, maka ditetapkan sebagai penyebab

masalah yang diprioritaskan tadi.

7. Membuat alternatif pemecahan masalah

Setelah diketahui semua penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa

alternatif pemecahan masalah. Alternatif-alternatif pemecahan masalah

tersebut dibuat untuk mengatasi penyebab-penyebab masalah yang telah

ditentukan. Alternatif pemecahan masalah ini dibuat dengan

memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas.

8. Menentukan prioritas cara pemecahan masalah

Dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang telah dibuat, maka akan

dipilih satu cara pemecahan masalah yang dianggap paling baik dan

memungkinkan.

38

Anda mungkin juga menyukai