Presentasi KPD
Presentasi KPD
6 Juni 2017
1
Latar belakang
2
Pasien dengan kehamilan pertama datang dengan
keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 6 jam sebelum
masuk rumah sakit. Cairan yang keluar berupa air bening
tidak berbau tanpa disertai lendir dan darah. Cairan
mengalir keluar cairan dari jalan lahir selama sekitar lebih
dari 20 menit, sebanyak kira-kira Keluhan disertai muntah
lebih dari 3 kali dalam 1 hari ini serta nyeri kepala.
3
Identitas
■ Nama : Ny. R SUAMI
■ MR : 084000 Nama : Suryadi
■ Umur : 21 tahun Umur : 26 tahun
■ Status : Menikah 1 x Status : menikah 1 x
■ Agama : Islam Agama : Islam
■ Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Petani
■ Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan Terakhir: SMA
■ Alamat : Gampong Mns
Alamat : Gampong Mns
Mee Meurah Mulia
Mee Meurah Mulia
■ Tanggal Masuk Rumah Sakit : 17
Mei 2017
4
■ Keluhan utama : keluar cairan dari jalan lahir
■ Riwayat Penyakit Seakrang
Pasien G1P0A0H0 datang dengan keluhan keluar cairan
dari jalan lahir sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit.
Cairan yang keluar berupa air bening tidak berbau tanpa
disertai lendir dan darah. Cairan mengalir keluar cairan
dari jalan lahir selama sekitar lebih dari 20 menit,
sebanyak kira-kira Keluhan disertai muntah lebih dari 3
kali dalam 1 hari ini serta nyeri kepala
■ Riwayat Penyakit Dahulu : DM (-) HT (-) Asma (-)
■ Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi tidak ada,
Diabetes Mellitus tidak ada
5
■ Riwayat Kontrasepsi : -
■ Riwayat pemakaian obat : Obat vitamin dan penambah
besi dari bidan
■ Riwayat Obstetri : G1P0A0H0
■ Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 16 Agustus 2016
(UK : 39 Minggu 1 Hari)
■ Taksiran Partus : 23 Mei 2017
■ Menarche : 12 Tahun
■ Lama Haid : 5-7 hari, teratur
6
Pemeriksaan FISIK
7
■ Kepala : Normocephal
■ Mata : Konjungtiva anemis(-/-), sclera ikterik(-/-)
■ Leher : KGB tidak teraba
■ Thorak : Jantung : BJI/II regular normal, murmur(-),
gallop(-)
■ Paru : VBS(+/+), rhonki(-/-), wheezing(-/-)
■ Abdomen : simetris, cembung, striae gravidarum (+)
■ Ekstermitas : Akral dingin (-), edema(-/-)
8
Status Obstetri
9
Diagnosis : G1P0A0H0 Primigravida Usia Kehamilan 39
minggu dengan Ketuban Pecah Dini Aterm dan Letak
sungsang
Rencana Pengelolaan:
■ Diagnostik : USG, Pemeriksaan Darah Rutin
■ Teraupetik : Pengelolaan cairan infus, induksi
persalinan jika tidak ada kontraindikasi
■ Edukasi : Risiko jika pasien memilih manajemen
ekspektatif dan rencana persalinan
10
Pemeriksaan penunjang
■ USG : BPD 89 mm
Hasil USG : janin tunggal hidup, djj (+), letak sungsang, AFI
oligohidramnion, usia kehamilan 36-38 minggu
■ Pemeriksaan Darah Rutin
11
Pemeriksaan Unit Hasil Normal
Hemoglobin g% 13,4 12-16
Eritrosit x 106 5,62 3,8-5,8
Leukosit x 103 8,58 4-11
Hematokrit % 45,5 37-47
MCV Fl 81,1 79-99
MCH pg 23,9 27-32
MCHC g% 29,5 33-37
RDW-CV % 12,2 11,5-14,5
Trombosit x 103/mm3 302 150-450
Golongan
O
darah
Masa
Menit 7’ 9-15
Pembekuan
Masa
Menit 2’ 1-3
Pendarahan
Glukosa darah
mg/dl 77 <145
sewaktu 12
PENATALAKSANAAN
13
Follow up
14
15
16
17
18
KETUBAN PECAH DINI
19
KETUBAN PECAH DINI
SANGAT PRETERM :
24 sampai kurang dari 34
minggu
PRETERM :
minggu sampai kurang 37
minggu
20
DIAGNOSIS
■ Anamnesis : Keluar cairan dari jalan lahir, usia kehamilan,
tanda-tanda infeksi
■ Pemeriksaan vaginal pooling, tes nitrazin (pH cairan amnion
biasanya ~ 7.1-7.3 sedangkan sekret vagina ~ 4.5 – 6)
dan, tes fern atau IGFBP-1 (+)
■ Ultrasonografi (USG) : indeks cairan amnion,
■ Jika didapatkan volume cairan amnion atau indeks cairan
amnion yang berkurang tanpa adanya abnormalitas ginjal janin
dan tidak adanya pertumbuhan janin terhambat (PJT) maka
kecurigaan akan ketuban pecah sangatlah besar
■ USG dapat digunakan untuk menilai taksiran berat janin,
usia gestasi dan presentasi janin, dan kelainan congenital
janin
21
PENATALAKSANAAN
22
Ketuban Pecah Dini usia kehamilan <24 minggu
■ morbiditas minor neonatus seperti hiperbilirubinemia
dan takipnea transien lebih besar
■ mempertahankan kehamilan adalah pilihan yang
lebih baik
Pada usia kehamilan antara 30-34 minggu
■ persalinan lebih baik daripada mempertahankan
kehamilan dalam menurunkan insiden
korioamnionitis secara signifikan
23
Ketuban Pecah Dini usia kehamilan 34-38 minggu
■ mempertahankan kehamilan akan meningkatkan
resiko korioamnionitis dan sepsis
■ mempertahankan kehamilan lebih buruk dibanding
melakukan persalinan
■ Pada kehamilan >= 37 minggu, lebih dipilih induksi
awal, namun jika pasien memilih manajemen
ekspektatif harus dihargai edukasi risiko
■ Induksi dengan oksitosin lebih dipilih dibandingkan
dengan prostaglandin pervaginam untuk induksi
persalinan pada kasus KPD
24
PEMBAHASAN
25
■ Pada pasien ini hasil USG : janin tunggal hidup, djj (+),
letak sungsang, AFI oligohidramnion, usia kehamilan
36-38 minggu.
■ Induksi persalinan pada wanita dengan presentasi
bokong didukung sejumlah ahli, namun tidak disukai
sebagian yang lain.
■ Persalinan dengan augmentasi oksitosin, angka
kematian bayi lebih tinggi.
■ Induksi persalinan dapat dicoba dengan amniotomi,
namun untuk janin yang viable, seksio sesarea lebih
disukai dari pada induksi atau augmentasi oksitosin
(Cunningham, 2005).
26
27