Anda di halaman 1dari 47

Bimbingan Kedokteran

Med-Learning Solution

ANAK 4
dr.Stephanus

Bimbingan kedokteran Jl Ternak No:40, Polonia


Med-Learning Solution 082365005773
Hep-B
• Paling baik diberikan 12 jam setelah lahir
• Jadwal : 0,1,6
• Dosis 0,5cc i.m M. Vastus lateralis femoris
• Bayi yang lahir dari ibu HbSAg(+)diberikan
vaksis hep.b dan HbIg pada ekstremitas yang
berbeda
Polio
• Diberikan pada usia 0,2,4,6,18 bulan dan 5
tahun
• Sediaan OPV dan IPV(injected polio vaksin)
• Dosis: 2gtt oral, sebaiknya sublingual
• Diberikan pada saat bayi mau pulang
• Tidak boleh diberikan bila bayi sedang diare
• Bila bayi muntah <10’ setelah ditetesiulangi
lagi.
DPT
• Jadwal : 2,4,6,18 bulan, 5 tahun. DT 5tahun
• Paling cepat diberikan pada umur 6 minggu
• Dosis : 0,5cc i.m m.vastus lateralis
• Sediaan DTwP : whole pertussisdemam
• DTaP: acelluler pertussisdemam (-)
Campak
• Jadwal :9 bulan dan boster 6 tahun
• Dosis : 0,5cc subkutan anterolateral paha
• Bila umur > 10 bulan tapi belum dapat
imunisasi campak. Tunggu sampai 15 bulan
untuk imunisasi MMR
BCG
• Dosis : 0,05cc intrakutan di insertio m.deltoid
kanan.
• Jadwal : sebelum 3 bulan. Optimal 2 bulan
• Bila > 3 bulanharus mantoux dulu
• Bila mantoux test (-)beri BCG
• KIPI : - sikatriksedukasi
- Cold abcesskarena penyuntikan terlalu
dalamkompres
Perjalanan penyakit DBD
• Fase demam (3 hari)terlihat sakit berat, muka
merah dan Ht masih normal
• Fase kritis (hari ke 4 dan ke 5)demam turun.
Kebocoran plasma mulai terjadi dan puncaknya
hari ke 5. Trombosit rendah dan Ht meningkat
• Fase penyembuhan (hari ke 6-7)plasma
kembali dari ruang interstitial ke dalam pembuluh
darah. Trombosit meningkat, Ht menurun dan
Leukosit meningkat. Anak mulai demam tetapi
tidak terlalu tinggi (pelana kuda). Pada fase ini
tidak boleh diberikan cairan yg berlebihan
Perjalanan penyakit DD
• Setelah fase demamtidak memasuki fase
kritis (Ht tidak meningkat). Trombosit
meningkat setelah 24-48 jam setelah demam
• Adanya peningkatan Ht ≥ 20% dan penurunan
trombosit sewaktu demam mulai turun atau pasien
memasuki fase kritisbukti adanya kebocoran
plasmabutuh penggantian cairan tubuh
• Hati yang membesar dan lunak atau
trombositopeniaindikator memasuki fase kritis
• Peningkatan httanda masuk fase kritis dan butuh
cairan iv bila pasien tidak bisa minum
• Selama fase kritiscairan rumatan + 5-8% atau
mulai dari 6-7cc/kg/jam
• Infeksi primer
IgM: hari ke 3, puncaknya hari ke 5. menghilang 60-90
hari
IgG: muncul setelah minggu 1 dan terus ada dalam darah
NS1(dengue viral protein)Hri 1-setelah minggu 1 (1-12)
• Infeksi sekunder
Ig M : kadarnya lebih rendah bila dibandingkan terhadap
infeksi primerfalse positif
Ig G: pada hari ke 2
NS1hari 1- sebelum minggu pertama(1-5)
• Fase demamcairan oral untuk mencegah
dehidrasi. IV bila tidak bisa minum
• Fase kritissecara umum rumatan+6-8% atau
Pada pasien datang6-7ml/kg/jam. Monitor tanda
vital dan diuresis tiap jam. Ht dan trombosit/6jam.
Bila membaikanak tenang,tek nadi kuat, tek
darah stabil, diuresis cukup, Ht turun min 2 x
pemeriksaan5ml3mlhentikan cairan setelah
24-48 jam
• Fase penyembuhancairan dihentikan
• Transfusi trombosit tidak dianjurkan untuk profilaksis
atau untuk menaikkan jumlah trombosit
• Indikasiperdarahan masif untuk menghentikan
perdarahan yg terjadi
• Kriteria pemulangan pasien
1. Tidak demam>24 jam tanpa antipiretik
2. Kondisi klinis membaik, nafsu makan membaik, Ht
stabil
3. 3 hari setelah syok teratasi
4. Tidak ada sesak nafas
5. trombosit ≥50.000/mm3
DSS
• Tanda syokgelisah, ekstremitas dingin,
sianosis, oligouri, nadi lemah, tek nadi
menyempit ≤20mmHg,
• Kristaloid 20ml/kg/jam selama 30’(-
)perbaikancampur koloidbila belum
teratasi dalam 60’koloid 10-20ml/kg/jam
selama 30 menit(maks 1500cc/hari)darah
10ml/kg/jam
Selama
60’

Selama
30’
Demam tifoid
• Penularan melalui fecal oral
• Makanan terkontaminasimasuk ke
lambungsebagian dihancurkan, sebagian
lagi lolos ke ususpeyerpatch ileum
distalduktus thoracicusorgan RES
• Gejala klinis : mual, muntah, anoreksia,
demam stepladder, sakit kepala, nyeri otot,
obstipasi/ diare.
• Pemeriksaan fisik
- Coated tongue
- Hepatosplenomegali
- Bradikardi relatif
- Rose spot
- Bisa sampai gangguan kesadarandelirium
gangguan elektrolit
• Lab
- leukopenia/leukositosis
- Trombositopenia
- SGOT dan SGPT tinggi
Widal test
• Dilakukan pada akhir minggu 1
• Mendeteksi antibodi dari salmonella dengan
memasukkan antigen yg sudah dimatikan
- Aglutinin O (dari tubuh kuman)
- Aglutinin H (flagel)
- Aglutinin Vi (envelope)carrier
Dikatakan widal test (+) bila:
- aglutinin O ≥160
- Aglutinin H ≥320
Pemeriksaan serologi
• Pem. Ig.M terhadap lipopolisakarida
S.typiitubex test
• Pem Ig M terhadap S.typityphidot
• Nilai ≥6positif kuat
Tifoid karier
• Seseorang yang feses/urinnya masih
mengandung S.typii setelah 1 tahun pasca
demam tifoid, dan tanpa gejala klinis
• Antigen Vi meningkatcarrier
Penatalaksanaan
• Tatalaksana umum/suportif
Rehidrasi oral/parenteral, antipiretik, nutrisi
adekuat dan bed rest
• Tatalaksana antibiotik
Anak-anak: kloramfenikol 50-75mg/kgbb/hari
selama 14-21 hari
Dewasa : kuinolon :ciprofloxacine 15mg/kg/hari
selama 5-7 hari
Kecacingan
1. Ascariasispenyebab ascaris lumbricoides
(cacing gelang). Hidup di usus halus dan bisa
menyebar ke paru2,bronkusloeflerr syndrome
• Penularan: tertelan larva pada makanan
• Pencegahan: cuci tangan sebelum makan
Th/ albendazole 400mg Single dose
Mebendazole 2x100mg selama 3 hari
Pirantel pamoat 10mg/kgBB single dose
Telur ascaris lumbricoides
• Dinding tipis dan
bergerigi
Hook worm (cacing tambang)
• Jenis : ancylostoma duodenale dan necator
americanus
• Penularan :larva menembus kulit
• Pencegahan : memakai alas kaki
• Th/ albendazole 400mg Single dose
Mebendazole 2x100mg selama 3 hari
Pirantel pamoat 10mg/kgBB single dose
• Dinding transparan dan
segmented ovum
Cacing kremi(oxyuris vermicularis)
• Penularan : terhirup dan tertelan
• Gejala : Gabur Mari, susah tidur
• Pemeriksaan : graham scotch adhesive tape,
Th/albendazole 400mg Single dose
Mebendazole 100mg Single dose
Pirantel pamoat 10mg/kgBB single dose
• Telurnya asimetris
Trichuriasis (cacing cambuk)
• Penularan : termakan telur yg infeksius
• Mempunyai flageldiare berdarah
• Gejala : BB menurun
• Th/ albendazole 400mg Single dose
Mebendazole 2x100mg selama 3 hari
Pirantel pamoat 10mg/kgBB single dose
• Dua kutub
• Double knob
Denver II test
• Dibagi 4 sektor
1. Personal sosialinteraksi dengan org lain
2. Motorik haluskoordinasi mata dan tangan
3. Motorik kasar gerakan otot besar cth
melompat, jalan
4. Kemampuan berbahasa mendengar,
mengerti dan menggunakan bahasa
Interpretasi
• Dikatakan gangguan apabila
1. Usia < 6 bulan: tidak dapat melakukan ≥2
tugas dalam 1 sektor fungsi
2. 6bulan-6tahun: tidak dapat melakukan ≥4
tugas dalam 1 sektor fungsi
• Spesific delaybila hanya terdapat 1
gangguan sektor fungsi
• Global development delaybila terdapat ≥2
gangguan sektor fungsi
Cerebral palsy
• GDD+kelainan neurologis
• Defenisiterganggunya fungsi otak dan
jaringan syaraf untuk mengontrol gerakan,
kemampuan berpikir.
• Tanda awal biasanya muncul sebelum pasien
berumur 3 bulan. Bayi tampak punya tonus yg
abnormal, lemas/flaksid, atau kaku.
Syndrom nefrotik
• Defenisisindrom klinis yg ditandai dengan hipoalbumin
(<2,5g/dl), proteinuria masif, hiperkolesterolemia dan oedem.
• Bisa disertai dengan hipertensi, hematuria, dan penurunan
fungsi ginjal
• SN resisten steroiddengan presnison dosis
penuh(2mg/kg/hari) selama 4 mingguremisi(-)
• SN relaps jarangrelaps <2x dlm 6 bulan sejak respon awal
atau <4x dlm setahun
• SN relaps seringrelaps >2x dlm 6 bulan sejak respon awal
atau ≥4x dlm setahun
• SN dependen steroidrelaps setelah dosis prednison
diturunkan 2/3 dosis penuh
• Relapsproteinuria kembali(≥40mg/jam/m2) atau ≥+2 selama
3 hari berturut2
• Remisiproteinuria (-) selama 3 hari berturut2
Tatalaksana
• Diet protein sesuai RDA (1,5-2g/kg/hri) dan
rendah garam(1g/hari)
• Pengobatan utk SN baru
- Prednisone dosis penuh 60mg/hari dibagi dlm
3 dosis selama 4 minggu
- Dilanjutkan prednison 2/3 dosis awal, 3 hari
dlm semingggu selama 4 minggu
• SN relaps jarangprednison dosis penuh tiap
hari sampai remisi dilanjutkan prednison
intermitten
• SN relaps sering prednison dosis penuh tiap
hari sampai remisi dilanjutkan prednison
intermitten+ sitostatik 8-12 minggu
• SN dependen steroid prednison dosis penuh
tiap hari sampai remisi dilanjutkan siklofosfamid+
prednison intermitten selama 12 minggu.
• Untuk mengatasi edema
Diuretik: furosemide 1-2mg/kg/kali atau
spirinolactone 2mg/kg/kali
• Dosis pemberian albumin
1. Kadar 1-2g/dl0,5g/kg/hari
2. Kadar <1g/dl1g/kg/hari
• Untuk mengurangi proteinuriakaptopril
0,3mg/kg 3kali sehari
Ileus obstruktif

• Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan


oleh adhesi (postoperative), hernia (inguinal, femoral,
umbilical), neoplasma (karsinoma), dan abses
intraabdominal.
• Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya
terjadi karena inflamasi (Chron’s disease, diverticulitis),
neoplasma, traumatik, dan intususepsi.
• Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya
dapat berada di dalam usus, misalnya benda asing,
batu empedu.
Mechanical Obstruction Nonmechanical Obstruction

Abdominal colicky pain severity may decrease over time as a Diffuse , usually mild
Pain result of bowel fatigue and atony.
3 to 4 minutes from proximal SBO
15 to 20 minutes distal SBO or LBO

Inspection Abdominal distension Abdominal distension


Visible peristalsis

Auscultation Metalic Sound Quiet abdomen


Borborygme
Late  Quiet Abdomen
Abd.X Ray Step ladder A/F levels Gas diffusely through
Erect intestine, incl. colon
Supine May have large diffuse A/F
levels
Nonmechanical Obstruction
Paralytic (adynamic) (Fungsional) ileus due to :
1. After abdominal operations
2. Inflammation Peritonitis
3. Systemic disorders e.g. sepsis, hyponatremia, hypokalemia,
hypomagnesemia
4. Drugs e.g opiates, psychotropics , General anesthesie
Management of Bowel Obstruction
Principles
• Fluid resuscitation
Requirements = Deficit + Maintenance + Ongoing losses
• Close monitoring hemodinamic
– Foley catheter urine output
– CVP
• Electrolyte, acid-base correction
• NGT decompression
• Antibiotics
• Diagnostic study
• Informed concent
• Exploratory laporotomy

Anda mungkin juga menyukai