CAUSA CA COLON
ASENDENS
INDAH KHAIRUNNISA
20184010136
IDENTITAS PASIEN
– Nama : Bp. S
– Jenis Kelamin : Laki-Laki
– Usia : 62 tahun
– Alamat : Jetis, Bantul
– Status nikah : Menikah
– Pekerjaan : Petani
– Masuk RS : 14 Desember 2018
ANAMNESIS
a. Keluhan Utam: Pasien datang mengeluh sakit perut
Pasien datang ke IGD mengeluhkan sakit perut di bagian tengah sejak 7 hari
SMRS, sakit perut hilang timbul dan lebih terasa saat bunyi kemrucuk dari
dalam perut. Perut terasa tegang (+), demam (-), mual (+), muntah (+) 1
kali. BAB belum sejak 1 minggu SMRS namun masih bisa kentut. BAK
tidak ada keluhan, nafsu makan menurun, distensi (+), NT abdomen (+).
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes mellitus (-)
Riwayat asma (+)
Riwayat rawat inap 2 kali dengan keluhan sakit perut
• Status Generalis
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
• Vital Sign
Tekanan Darah : 110/80mmHg
Nadi : 100x/menit regular
Frekuensi Napas : 20x/menit
Suhu : 36.8 C
Skala nyeri :3
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tampak pada SIC
• Kepala : Simetris IV
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), - Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC IV
sklera Ikterik (-/-) - Perkusi : Redup
• Hidung : Deviasi (-), discharge (-), - Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, reguler,
perdarahan (-) bising jantung (-)
• Telinga : Simetris kanan kiri
• Mulut : Sianosis (-), Mukosa Paru-paru
bibir lembab, nyeri telan (-) - Inspeksi : Simetris, retraksi (-) deformitas
(-)
- Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri
sama, ketinggalan gerak nafas (-)
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
• Abdomen - Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
• Inspeksi : Darm contour (+),
darm steifung (+), distensi (+)
• Perkusi : hipertimpani
• Auskultasi : hiperperistaltik Ekstremitas
(+), burburitmik sound (+), Superior : Akral hangat (+ /+), edema (-/-)
metallic sound (-) Inferior : Akral hangat (+ /+), edema (-/-)
• Palpasi : distensi (+) dan nyeri
tekan (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Abdomen 3 posisi
HISTOPATOLOGI
– Bahan: colon
– Diagnosis klinis: ileus obstruktif et causa ca colon ascenden
– Kesimpulan: colon ascenden; adenokarsinoma diferensiasi baik,
NST, DUKE B2 (tumor menembus tunika muskularis eksterna
sampai ke jaringan lemak yang menempel pada dinding usus),
kedua ujung tanpa tumor, dua limfonodi ditemukan tanpa tumor,
dan appendicitis tanpa tumor
DIAGNOSIS KERJA DAN
TERAPI
Diagnosis kerja: Ileus obstruktif et causa CA colon ascenden
Terapi:
– DC
– NGT
– Infus RL 20 tpm
– Laparotomy eksplorasi
– Ranitidin 2x1
– Omeprazol
– Infus pamol
Differential Diagnosis
– Ileus paralitik
– Appensicitis akut
– Kolesistitis, koleliathiasis, dan kolik bilier
– Konstipasi
– Dysmenorhoe, endometriosis dan torsio ovarium
– Gastroenteritis akut dan inflammatory bowel
disease
DEFINISI
– Ileus Obstruksi adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus
dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau
menganggu jalannya pasase usus
– Berdasarkan proses terjadinya, ileus obstruksi dibedakan menjadi
ileus obstruksi mekanik dan non mekanik
– Pada obstruksi harus dibedakan antara obstruksi sederhana dan
strangulasi
ETIOLOGI
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
ANAMNESIS
usus halus berwarna kehijaun dan pada ileus obstruktif usus besar
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Usia
2. Genetik
3. Riwayat kanker
4. Diet
5. Konsumsi alcohol
6. Colitis ulseratif
7. Kontak dengan zat kimia tertentu
TANDA DAN GEJALA
– Tanda iritasi usus dan perubahan kebiasaan defekasi: sering buar air besar,
diare, atau obstipasi, kadangkala diare dan obstipasi silih berganti,
tenesmus, dan sering terjadi nyeri samar abdomen.
– Hematoscezia: tumor luka ulserasi berdarah, kadangkala merah segar atau
merah gelap, biasanya tidak banyak dan intermiten.
– Ileus: ileus merupakan tanda lanjut dari kanker kolon. Kanker kolon tipe
ulseratif atau hiperplastik menginvasi ke sekitar dinding usus membuat
lumen usus menyempit hingga ileus, sering berupa ileus mekanik
– Massa abdominal: ketika tumor tumbuh hingga batas tertentu di daerah
abdomendapat diraba adanya masa.
Stadium 1: terbatas hanya pada mukosa kolon
Stadium 2: menembus dinding otot, belum terjadi
metastasis
Stadium 3: Melibatkan klenjar limfe
Stadium 4: Metastase ke kelenjar limfe yang
berjauhan dan ke organ lain
Pemeriksaan Penunjang
1. Biopsi
2. CEA
3. Barium enema
4. Endoskopi
5. Kolonoskopi
PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
2. Terapi radiasi
3. Kemoterapi
TERIMA KASIH