Anda di halaman 1dari 8

MEDIASI SEBAGAI UPAYA

PENYELESAIAN PERKARA PERDATA


YANG BERSIFAT NON AJUDIKASI
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN
PERADILAN YANG SEDERHANA,
CEPAT, DAN BIAYA RINGAN DI
PENGADILAN NEGERI KELAS 1A
KHUSUS BANDUNG

Cece Suryana
NIS.41038100141007
LATAR BELAKANG PENELITIAN
 Pelaksanaan mediasi di Pengadilan Negeri Kelas 1A Khusus Bandung,
sampai pada saat ini masih belum menunjukan hasil yang signifikan.
Pada tahun 2014, dari 956 perkara yang masuk, 754 perkara
diantaranya telah diputus, dan 322 perkara masih tersisa.
 Para pencari keadilan (justisia bellen), masih banyak menggunakan jasa
lembaga peradilan dalam menyelesaiakan kasus perdata yang mereka
hadapi. Namun demikian, sebagian pihak yang bersengketa memilih
menyelesaikan perkara keperdataan melalui lembaga arbitrase atau cara
lain di luar pengadilan.
 Mediasi merupakan salah satu upaya alternative penyelesaian sengketa,
istilah alternative penyelesaian sengketa dapat ditemukan dalam
Undang Undang No. 30 Tahun 1999 tentang arbitrase.
 Mediasi (Altematif Disputes Resolution), digunakan untuk menyelesaikan
sengketa perdata setidaknya dengan 2 (dua) alasan substansial.
 Pertama, bahwa eksistensi lembaga peradilan dalam negara hukum dan
demokrasi masih dianggap sebagai katup penekan (pressure valve) dan bukan
sebagai lembaga terakhir (the last resort) yang hanya akan digunakan sebagai
upaya terakhir (ultimum remidium).
 Kedua, karena dalam banyak hal penyelesaian sengketa melalui badan
peradilan dinilai lambat (waste of time), pemeriksaan yang sangat formal
(formalistic) dan teknis (technically), biaya perkara yang mahal, badan
peradilan yang tidak tanggap (unresponsive), putusan peradilan yang bercirikan
menang-kalah (win-lose), dan kemampuan para hakim yang bersifat general.
IDENTIFIKASI MASALAH
 Bagaimana peranan PERMA Nomor 01 Tahun 2008
Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Negeri
Kelas 1A Khusus Bandung dalam mewujudkan
tercapainya asas peradilan yang sederhana, cepat,
dan biaya ringan ?;
 Bagaimana efektifitas mediasi sebagai Altemative
Disputes Resolution (ADR) sebagaimana diatur oleh
PERMA Nomor 01 Tahun 2008 Tentang Prosedur
Mediasi di Pengadilan Negeri Kelas 1A Khusus
Bandung berjalan efektif ?;
 Apa yang menjadi hambatan pelaksanaan PERMA
Nomor 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi
dalam perkara perdata di Pengadilan Negeri Kelas
1A Khusus Bandung ?
TUJUAN PENELITIAN
 Untuk menemukan penerapan PERMA Nomor 01
Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
Negeri Kelas 1A Khusus Bandung dalam
mewujudkan tercapainya asas peradilan yang
sederhana, cepat, dan biaya ringan.
 Untuk Menemukan efektifitas penggunan mediasi
sebagai Altemative Disputes Resolution (ADR)
sebagaimana yang diatur oleh PERMA Nomor 01
Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
Negeri Kelas 1A Khusus Bandung berjalan efektif;
 Untuk menemukan faktor apa yang menjadi
hambatan dalam penerapan PERMA Nomor 01
Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
Negeri Kelas 1A Khusus Bandung.
KEGUNAAN PENELITIAN
 Kegunaan Teoritis.
 Membuka wawasan dan paradigma berpikir
(mindset) dalam memahami dan mendalami isu
hukum khususnya mengenai prosedur mediasi;
 Menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi
peneliti lanjutan serta dapat memperkaya
kepustakaan tentang penyelesaian sengketa.
 Kegunaan Praktis.
 Memberikan sumbangan pemikiran terhadap
kemajuan perkembangan ilmu hukum yang
menyangkut proses mediasi dalam hukum acara
perdata.
 Memberikan pemahaman bahwa mediasi merupakan
cara penyelesaian sengketa yang lebih cepat,
sederhana, dan biaya ringan, serta menghasilkan
solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
KERANGKA PEMIKIRAN
 Istilah ADR (Alternative Dispute Resolution) relatif baru dikenal di Indonesia,
akan tetapi sebenarnya penyelesaian-penyelesaian sengketa secara konsensus
sudah lama dilakukan oleh masyarakat, ADR berkembang karena adanya
kebutuhan pencari keadilan yang antara lain:
 Proses pengambilan keputusan yang cepat:
 Keputusan yang final dan mengikat;
 Keputusan diambil oleh orang yang ahli di bidangnya;
 Kerahasiaan dalam proses penyelesaian; dan
 Mekanisme penyelesaian yang spesifik, unik, sesuai dengan spesifikasi dan keunikan
dari sengketanya.
 ADR sering diartikan sebagai alternative to litigation dan alternative to
adjudication. Pemilihan terhadap salah satu dari dua pengertian tersebut
menimbulkan implikasi yang berbeda. Apabila pilihan mengacu kepada
alternative to litigation, maka seluruh penyelesaian sengketa di luar
pengadilan, termasuk arbitrase, merupakan bagian dari ADR. Sedangkan,
pengertian ADR mengacu kepada alternative to adjudication. Maka mekanisme
penyelesaian sengketa bersifat consensus atau kooperatif seperti halnya
negosiasi, mediasi, serta konsiliasi.
LANJUTAN KERANGKA PEMIKIRAN
 Hal-hal yang harus di perhatikan dalam melaksanakan mediasi antara lain :
 Bagaimana cara memilih mediator;
 Kemudian dilihat dari latar belakang dari mediator tersebut;
 Mengenai metode ada yang akan dipakai oleh mediator dalam melakukan mediasi;
 Selain itu juga harus diketahui mengenai struktur fee;
 Tempat mediasi juga sangat penting untuk menentukan seberapa jauh para pihak
akan merasa nyaman untuk bermediasi;
 Harus diadakan pengecekan di antara para pihak untuk memastikan apakah
mediator yang bersangkutan memiliki benturan kepentingan dengan kasus yang
sedang dimediasikan atau tidak;
 Harus ada kesepakatan mengenai pemilihan mediator.;
 Dokumentasi mediasi yang sifatnya confindential;
 Identifikasi yang dilakukan oleh lawyer dengan melakukan identifikasi kelemahan
dan kekuatan dari para pihak dalam proses mediasi;
 Jadwal negosiasi dan mediasi;
 Detail mengenai siapa saja yang akan hadir dalam proses mediasi;
 Selain itu yang penting adalah adanya preseden untuk menjaga konsistensi dalam
penyelesaian suatu perkara.
METODE PENELITIAN
 Metode Pendekatan.
 Metode yang digunakan adalah penelitian kepustaan (Library research).
 Study lapangan (Field research).
 Pendekatan Yuridis-Normatif,
 Mendasarkan pada aspek hukum tentang penerapan PERMA Nomor 1 Tahun 2008
Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang dikaitkan dengan asas peradilan yang
sederhana, cepat, dan biaya ringan.
 Sumber Data Penelitian.
 Data yang akan dikumpulkan adalah kasus sengketa keperdataan kasus sengketa yang
dijadikan satuan kajian adalah sengketa yang sudah selesai (memory cases). Di samping
sengketa yang sedang berlangsung. (pada saat penelitian lapangan).
 Informasi utama dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang bersangkutan dan orang
lain yang terlibat ataupun dilibatkan dalam penyelesaian suatu sengketa (mediator).
 Informasi melalui dokumen kasus yang diambil sebagai sampel.
 Sumber data yang digunakan meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder.
 Yang termasuk dalam sumber data primer yaitu, bahan bahan yang meliputi Undang-Undang;
 Bahan hukum sekunder berupa buku-buku referensi yang secara khusus membahas teori mediasi;
 Bahan hukum tertier berupa bahan hukum yang memberikan petunjuk dan menjelaskan terhadap
bahan hukum primer, yaitu berkas-berkas perkara rekap mediasi.
 Teknik Analisis Data
 Analisis data yang digunakan dalam tesis ini adalah analis yang bersifat kualitatif.
 Lokasi Penelitian
 Penelitian dilaksanakan di Pengadilan Negeri Kelas I-A Bandung Jalan LL. RE.
Martadinata Nomor 74-80 Bandung.

Anda mungkin juga menyukai