Anda di halaman 1dari 57

KULIAH REMATOLOGI

FROZEN SHOULDER
 MERUPAKAN GANGGUAN SENDI BAHU YG
DITANDAI NYERI DAN KETERBATASAN GERAK
SERTA GANGGUAN FUNGSI (WIRATNO,1988)

 EPIDEMIOLOGI PADA USIA 45-65 TH, WANITA


PD MASA MENOPAUSE SEDANG LAKI-LAKI 40-50
TH AKIBAT RUPTURE

 60 % PADA PEREMPUAN

 BISA DISEBABKAN TRAUMA,IMMOBILISASI


LAMA, JUGA KARENA FAKTOR IMUNOLOGI
(RESPON AUTOIMUNE THD RUSAKNYA JAR
LOKAL,( APLEY,1997),ATAU PENY LAIN SPT: TB
PARU, HEMIPARESE,ISCHEMIC HEART DISEASE,
BRONCHITIS KRONIS DAN DM
FROZEN SHOULDER
 ADLAH REAKSI IMMOBILISASI LENGAN YANG
DISEBABKAN ADANYA RASA NYERI AKUT ATAU
TONUS OTOT ABNORMAL ( CASH,1979)

 ADALAH RASA NYERI YG MENGAKIBATKAN


KETERBATASAN LGS BAHU (P SIDARTA ,1984)

 ADALAH SUATU BENTUK KETERBATASAN GERAK


SENDI BAHU YG TERJADI SBG GEJALA SISA DARI
TENDINITIS,BURSITIS DIMANA DITEMUKAN
KELUHAN NYERI Di LGS SENDI SEMAKIN
TERBATAS PADA SEMUA ARAH GERAK SENDI
BAHU( CAILLET,1991)

 ADALAH KONDISI BAHU YG DIJUMPAI NYERI


GERAK AKTIF MAUPUN PASIF DAN ADANYA
LIMITASI GERAK (HELLEN O B, 1998)
ANATOMI DAN BIOMEKANIK
 SHOULDER : HUMERUS, SCAPULA
CLAVICULA DAN STERNUM

 SENDI : GLENOHUMERAL,
ACROMIOCLAVICULA, STERNOCLAVICULA
DAN SCAPULOTHORACIC

 GERAK SENDI ADA 3 FASE


• FASE I/ ISTIRAHAT = MAXIMAL LOOSE
PACK POSISTION ---- HUMERI LURUS/
1O0, CLAVICULA POSISI 100
ANATOMI DAN BIOMEKANIK
 FASE II : ABD 00-900 , DILAKUKAN OTOT
DELTOID DAN SUPRA SPINATUS. GERAK
INI TERBATAS 900 KRN TEKUNCI
ACROMION ( LOCKED POSITION)
ANATOMI DAN BIOMEKANIK
 FASE III: ABD KOMPLIT 1800 , DALAM HAL
INI GERAK HUMERI 1200 DALAM POSISI
EKSOROTASI, SCAPULA UPWARD MAKS,
CLAVICULA EKSOROTASI

 PADA FASE INI MELIBATKAN SELURUH


OTOT PENGGERAK ABD

 SENDI LAIN : ACROMIOCLAVICULA,


STERNOCLAVICULA, SCAPULOTHORACIC
PATOLOGI FROZEN SHOULDER
 PENYEBAB SECARA PASTI BLM DIKETAHUI

 AMERICAN ACADEMIC OF ORTHOPAEDIC


SURGERY ( AAOS)

FAKTOR PREDISPOSISI FZ : IMMOBILISASI


LAMA,TRAUMA,OVER USED INJURIES,
OPERASI SENDI, HYPERTYROIDSME,
CLINICAL DEPRESSION, PARKINSON
PATOLOGI FROZEN SHOULDER
 AAOS JUGA MENGEMUKAKAN TEORI
• HORMONAL : PADA WANITA MASA
MENOPAUSE ( 45 TH)

• GENETIK : KASUS KEMBAR MENDAPAT SAKIT


YANG SAMA

• AUTOIMMUN : MERUPAKAN RESPON


AUTOIMMUN DARI RUSAKNYA JARINGAN
LOKAL

• POSTUR: POSTUR ASIMETRIS DAN BERDIRI


LAMA, MERUPAKAN PENYEBAB PEMENDEKAN
SALAH SATU LIGAMEN
Perubahan patlogi ( Apley, 1997 )
Awal terjadinya frozen shd adalah imobilisasi ,yg
sangat dipengaruhi oleh:
• Pasien yg apatis, pasif dan nilai ambang nyeri
rendah shg tidak tahan nyeri

Imobilisasi –- vena statis – kongesti sekunder–


vaso spastik – anoksia --- reaksi timbunan
protein--- edema,eksudasi --- reaksi fibrous

Fibrous --- adhesi lapisan bursa subdeltoidea,


adhesi ekstra artikuler,intra artikuler, adhesi
capsul sendi ----- kekakuan sendi gleno
humeral,sternoclavicula, acromioclavicula
,scapulothoracal
Perubahan patlogi ( De Palma, 1991 )
 Kapsul sendi kontraktur ,serta hilang
lipatan inferior sendi
 Fibrous kapsul meningkat shg jar synovial
tebal dan hipervaskularisasi – tdk elastis
dan menjadi mudah robek ( abd,rotasi)
 Ligamen coracohumerale tebal &
kontraktur
 Fibrous m.subscapularis shg eksorotasi
sangat terbatas. Hal ini bisa diikuti oleh
otot-otot yang lain termasuk supra dan
infra spinatus
Fase perubahan patologi
( MC kiery,2004)
 Periode Pain: 6 mg – 8 bl , dan nyeri
memburuk dimalam hari

 Periode Frozen atau kaku : berlangsung 6


mg – satu tahun, nyeri berkurang tapi
LGS menurun

 Periode Recovery : terjadi 6 bl sampai 2


th, saat ini terjadi peningkatan LGS bila
dibantu latihan
Tanda dan Gejala klinik
 Nyeri dan Keterbatasan gerak aktif maupun pasif
bahu
 Abd 150 atau kurang , rotasi hampir tak bisa
dilakukan
 Nyeri juga menjalar ke leher, lengan atas bag
ventral dan scapula.
 Nyeri juga terasa saat tidur miring pada sisi yang
sakit
 Bila gerak dipaksakan rasa nyeri menjalar kearah
lipatan siku, volar lengan bawah, regio pectoralis
 Shrugging mechanism : saat fleksi dan abd lebih
900 disertai kompensasi mengangkat bahu keatas
 Kehilangan ayunan pada saat pasien berjalan
Komplikasi Frozen shoulder
(Thomson,1991)
 Keterbatasan LGS akibat perlengketan
sendi
 Atrofi otot-otot penggerak sendi bahu
 Spasme m.pectoralis mayor dan
m.lattissimus dorsi ( potensial kontraktur)
 Penurunan kekuatan otot-otot penggerak
sendi bahu
 Perubahan posture sendi bahu
 Gangguan ADL
Problematika fisioterapi
 Impairment : Nyeri, keterbatasan
LGS,atrofi dan penurunan
kekuatan otot
 Functional limitation : ketidak
mampuan melakukan aktifitas
yang menggunakan shoulder mis:
menyisir, menulis dipapan tulis.
 Participation restriction:
adanya hambatan subyektif pada
waktu melakukan aktifitas sosial
Pemeriksaan pasien
1. Keterangan umum pasien
2. Data medis RS
- Diagnosa
- Catatan clinis
- Terapi medis
3. Fisioterapi
1. Anamnesis
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit penyerta
- Riwayat pribadi /Ket umum penderita
- Riwayat keluarga
Pemeriksaan pasien
 Anamnesis sistem
1. Kepala dan leher
2. Kardio vaskuler
3. Respirasi
4. Muskuloskeletal
5. Nervarum
Pemeriksaan fisik

 Tanda-tanda vital (tek.darah,denyut


nadi, pernapasan, temperaturtinggi
badan, berat badan)
 Inspeksi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi
 Gerak dasar ( aktif, pasif, gerak
isometrik melawan tahanan)
Pemeriksaan pasien
 Kognitif, intra personal & interpersonal
 Kemampuan Fungsional dan lingkungan
aktifitas
 Kemampuan fungsional dasar
 Aktifitas fungsional
 Lingkungan aktifitas
 Pemeriksaan spesifik
 Mmt
 LGS
 VAS

DIAGNOSA FISIOTERAPI :-IMPAIRMENT


-FUNCT LIMITATION
TINDAKAN FISIOTERAPI

 Teknologi alternatif
 Teknologi yang dilakukan
 Edukasi
 Rencana evaluasi
 Prognosis
Intervensi fisioterapi
 SWD : + US
 -Nyeri berkurang-- meningkatkan nilai
 ambang rangsang ( Hardly wolf-
Goodel), sedang Melzack & Wall teori
gerbang kontrol ( rangsang non
noxius/heat > input noxius/ pain,
Pengaruh lain spasme berkurang

 -suplai darah meningkat –


Nutrisi,oksigen,leukosit,antibody,metabolisme
menigkat
 Terapi latihan:
- Untuk peningkatan LGS, kekuatan otot, penguluran
kontraktur otot, disamping manfaat lain terhadap
peningkatan sirkulasi darah
Intervensi fisioterapi
*MANIPULASI
sangat bagus untuk menstimulasi glicoaminoglicans
(GAGs) untuk lubrikasi kapsul dan melepaskan
perlengketan jar fibrous.
Tehnik manipulasi meliputi : traksi kearah
lateroventrocranial , slide kearah anteromedial
untuk memperbaiki eksorotasi, slide posterolateral
untuk memperbaiki endorotasi, slide ke kaudal untuk
perbaikan gerak abduksi

*Edukasi
latihan-latihan dg katrol atau Codman Exc
mobility Exc ,pemanasan dg kompres
Evaluasi
MODIFIED SPADI TEST

Nama : SHOULDER :
Umur :
Alamat :
Tgl Ass :

BENTUK AKTIVITAS TINGKAT KESULITAN SKOR

1 Menyisir rambut Sangata mudah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sulit butuh bantuan 0


2 Menggosok punggung Sangata mudah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sulit butuh bantuan 0
3 Memakai kaos atau sweater Sangata mudah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sulit butuh bantuan 0
lewat kepala
4 Mengancingkan baju Sangata mudah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sulit butuh bantuan 0
5 Memakai celana panjang Sangata mudah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sulit butuh bantuan 0
6 Meletakkan benda pada tempat Sangata mudah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sulit butuh bantuan 0
yang lebih tinggi
7 Mengangkat benda dengan Sangata mudah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sulit butuh bantuan 0
berat 10 pound
8 Mengambil sesuatu dari saku Sangata mudah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sulit butuh bantuan 0
belakang

JUMLAH SKOR 0
Terapi manipulasi frozen shoulder
 Yang perlu diingat bentuk sendi shoulder :
bentuk kaput humeri convek dan cavitas
glenoidalis concaf
 Traksi dan slide dipertahankan 6 detik dan
interval traksi/slide 3-4 detik(Kisner,1996)
 Traksi ke arah lateroventrocranial
 Slide ke arah posterolateral untuk
memperbaiki gerak endorotasi
 Slide ke arah caudal untuk memperbaiki
gerak abd
 Slide ke arah anteromedial untuk
memperbaiki eksorotasi
Terapi latihan
 Tergantung hasil pemeriksaan:
• Mobilasasi sendi dg berbagai alat dan
tehnik spt: Codman’s exc, pendular exc,
shoulder wheel,abduction shoulder dll
• Penguatan otot: sesuai dengan
kemampuan (hasil MMT) dan otot apa
yang lemah
• Stretching : bila ada kontraktur
• ADL dan lingkungan aktifitas
Massage
 Ditujukan untuk
• Mengurangi nyeri
• Rileksasi otot
• Peningkatan vascularisasi
• Menghilangkan perlengketan jaringan

Tehink massage di sesuaikan dengan


kebutuhan pasien sesuai dengan hasil
pemeriksaan klinis
Perlu di perhatikan dengan kontra indikasi
Terapi panas/elektris
 Perhatikan hasil pemeriksaan dan
kontra indikasi setiap kasus/alat
 Ditujukan untuk:
• Pengurangan nyeri
• Relaksasi otot
• Peningkatan vaskularisasi
 Setiap kasus disesuaikan tehnik
aplikasinya
 Perhatikan prosedur operasionalnya
setiap alat
TENDINITIS
 Definisi:Tendon
Tendon adalah struktur dalam tubuh
yang lentur tapi kuat yang
menghubungkan otot ke tulang. Tendon
merupakan jaringan fibrosa yang kuat,
yang menghubungkan otot dengan
tulang. Beberapa tendon yang
berdekatan dibungkus oleh selubung
tendon.
 Tendinitis adalah peradangan yang
terjadi pada tendon. Tenosinovitis
adalah peradangan yang terjadi pada
selubung pelindung di sekeliling
tendon.
PENYEBAB
 Tendinitis biasanya terjadi pada
orang-orang di usia pertengahan
atau usia tua, dimana tendon
menjadi lebih lemah sehingga lebih
rentan untuk mengalami cedera dan
peradangan. Tendinitis juga bisa
terjadi pada orang-orang yang
berusia lebih muda akibat melakukan
aktivitas yang berlebihan atau
gerakan-gerakan yang berulang.
Beberapa tendon lebih rentan untuk
mengalami peradangan, misalnya:

 Tendon-tendon di bahu (rotatof cuff)


 Tendon pada ibu jari tangan (Sindroma De
Quervain)
 Tendon pada jari-jari tangan (trigger finger)
 Tendon di atas otot biceps di lengan atas
 Tendon Achilles di tumit
 Tendon di bagian belakang lutut (Tendon
Poplitea)
 Tendon di dekat tulang pinggul
Selubung tendon juga dapat mengalami
peradangan (tenosinovitis). Penyebab
terjadinya tenosinovitis antara lain :

 Penyakit sendi tertentu, misalnya reumatoid


artritis, sklerosis sistemik, gout, diabetes, dan
sindroma Reiter.
 Infeksi tertentu, misalnya gonorrhea. Pada
orang-orang dengan gonorrhea, terutama
wanita, bakteri gonokokus bisa menyebabkan
tenosinovitis, yang biasanya mengenai jaringan
bahu, pergelangan tangan, jari-jari, pinggul,
pergelangan kaki, atau kaki.
GEJALA
 Tendon yang meradang biasanya
terasa nyeri saat digerakkan atau
ditekan. Jika sendi di dekat tendon
yang meradang digerakkan, meskipun
hanya sedikit, bisa menyebabkan nyeri
yang hebat, tergantung dari seberapa
berat peradangan yang terjadi.
Adakalanya, tendon atau selubungnya
mengalami pembengkakan dan terasa
hangat.
PENGOBATAN
Penanganan untuk mengatasi tendinitis
dan tenosinovitis bisa berupa :

 Mengistirahatkan daerah yang terkena


 Imobilisasi bagian yang terkena dengan gips
atau bidai agar tidak bergerak
 Kompres panas atau dingin
 MWD dan US
 Masagge (friction)
 Stretching.
 Pemberian obat anti-peradangan
non-steroid (NSAID), untuk
mengurangi nyeri dan peradangan
 Kortikosteroid dan obat anestesi
lokal, terkadang diberikan melalui
suntikan ke dalam selubung tendon.
BURSITIS
 Bursitis merupakan suatu peradangan
pada bursa yang terasa nyeri.
 Bursa adalah kantong datar berisi cairan
sebagai bantalan yang memudahkan
pergerakan normal dan mengurangi
gesekan pada sendi. Struktur-struktur di
sendi yang saling bergesekan ketika
bergerak, yaitu kulit, otot, tendon,
ligamen, dan tulang. Dengan adanya
bursa, dapat dicegah terjadinya robekan
saat sendi bergerak.
Penyebab terjadinya bursitis :
 Iritasi bursa yang terjadi karena
pemakaian yang berlebihan atau tidak
biasa. Bursitis paling sering terjadi akibat
gerakan berulang atau posisi tertentu
yang mengiritasi bursa di sekitar sendi,
misalnya :
• Melempar bola atau mengangkat sesuatu ke
atas kepala secara berulang
• Bersandar pada siku untuk waktu yang lama
• Berlutut lama, misalnya saat membersihkan
lantai atau memasang karpet
• Duduk lama, terutama pada permukaan yang
keras
 Penyebab lainnya, seperti gout,
pseudogout, reumatoid artritis, atau
infeksi tertentu, terutama infeksi
yang disebabkan oleh Stafilokokus
aureus. Namun, seringkali penyebab
terjadinya bursitis tidak diketahui.
GEJALA
 Bursitis biasanya menyebabkan nyeri
dan cenderung membatasi gerakan,
tetapi gejala-gejala spesifik tergantung
dari lokasi dari bursa yang meradang.
Misalnya, saat bursa di bahu mengalami
peradangan, seseorang akan merasa
nyeri dan kesulitan untuk mengangkat
tangan. Namun, bursitis yang terjadi
pada siku mungkin hanya
menyebabkan pembengkakan, tetapi
hanya sedikit atau tidak ada rasa tidak
nyaman.
 Bursitis kronis bisa terjadi akibat
bursitis akut berulang atau menetap
dan cedera berulang. Terkadang
dinding bursa akan mengalami
penebalan sehingga bisa membuat
otot-otot menyusut (atrofi) dan
melemah. Kekambuhan pada bursitis
kronis bisa berlangsung selama
beberapa hari sampai beberapa
minggu, dan sering berulang.
PENGOBATAN
 cairan dari bursa bisa diambil dengan
jarum dan diperiksa untuk melihat
penyebab peradangan, misalnya infeksi
atau gout. Pemeriksaan foto sinar-X
biasanya hanya dilakukan jika bursitis
menetap atau bersifat kronis.
 Pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance
Imaging) atau ultrasonografi bisa
dilakukan untuk membantu memastikan
adanya peradangan pada bursa yang
terletak lebih dalam.
Jika tidak disebabkan oleh suatu infeksi,
bursitis dapat diatasi dengan cara :

 Mengistirahatkan bagian yang terkena


 Tidak menggerakkan sendi yang terkena
untuk sementara waktu (Imobilisasi
sendi)
 Tidak berbaring pada sisi yang
mengalami bursitis saat tidur
 Kompres dingin pada daerah yang terasa
nyeri
 Terapi fisik, seringkali bisa membantu
mengembalikan fungsi sendi. Latihan
dapat membantu memperkuat otot-
otot yang melemah dan
mengembalikan rentang gerakan
sendi.
 Modalitas fisioterapi
- IR
- Masagge ringan
 Pemberian obat anti-peradangan non-
steroid (NSAID)
 Pemberian obat pereda nyeri yang lebih
kuat. Obat anestesi lokal dan
kortikosteroid bisa disuntikkan langsung
pada bursa yang terkena, terutama pada
bursitis di bahu.
 Pemberian kortikosteroid oral.
PENCEGAHAN
 Gunakan bantalan atau kneepads saat
berlutut, misalnya saat berkebun atau
menggosok lantai.
 Mengangkat benda dengan cara yang
benar. Tekuk lutut saat mengangkat
benda yang berat agar menurangi
tekanan pada bursa di pinggul.
 Gunakan troli atau gerobak untuk
membawa barang-barang yang berat
 Jika melakukan latihan atau aktivitas
secara berulang perlu diselingi dengan
istirahat
 Jangan duduk dengan posisi tertentu
untuk waktu lama, terutama pada
permukaan yang keras, karena dapat
memberi tekanan pada bursa di pinggul
dan bokong. Untuk itu, selingi dengan
berjalan.
 Jaga berat badan yang ideal. Berat
badan yang berlebih memberikan
tekanan yang lebih besar pada sendi-
sendi tubuh.
 Pemanasan dan peregangan sebelum
berolahraga, untuk melindungi sendi
dari cedera.
Fibromyalgia
Fibromyalgia adalah kondisi kronis yang
menyebabkan nyeri, kekakuan, dan
kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon,
dan sendi-sendi. Fibromyalgia juga
dikarakteristikan oleh tidur yang gelisah,
bangun dengan perasaan lelah,
kelelahan, ketakutan, depresi, dan
gangguan-gangguan dalam fungsi usus.
Fibromyalgia dahulunya dikenal sebagai
fibrositis.
Penyebab Fibromyalgia
 Penyebab dari fibromyalgia tidak
diketahui. Pasien-pasien mengalami nyeri
dalam respon pada stimulan yang
normalnya tidak dirasakan sebagai
menyakitkan. meninggi dari sinyal kimia
syaraf, yang disebut senyawa P, dan
faktor pertumbuhan syaraf dalam cairan
spinal dari pasien-pasien fibromyalgia.
Kimia serotonin syaraf otak juga relatif
rendah pada pasien-pasien dengan
fibromyalgia.
 Terapi fisik, seringkali bisa membantu
mengembalikan fungsi sendi. Latihan
dapat membantu memperkuat otot-
otot yang melemah dan
mengembalikan rentang gerakan
sendi.
 Modalitas fisioterapi
- IR
- Stretching
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai