Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS Mahek Monawar Patel

1102015125

INFEKSI SALURAN KEMIH dr Ariadi Humardhani, SpPD


IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Usia : 44 tahun
Alamat : Kelurahan Ciracas
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang Rawat : Flamboyan (403)
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 24 Mei 2019
Tanggal Pemeriksaan : 27 Mei 2019
ANAMNESIS
Anamnesis : autoanamnesis dan alloanamnesis
Keluhan Utama : BAK Keruh disertai darah sejak 2 hari SMRS.
Keluhan Tambahan :Pasien merasa lemas , mual (+), nyeri ulu hati (+), muntah (-),
diare (-), batuk pilek (-).
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang rujukan dari rsud ciracas dengan diagnosis ISK, AKI dan Dispepsia.
Pasien mengeluhkan BAK keruh disertai darah sejak 2 hari SMRS. BAK terasa anyang-
anyangan dan tidak tuntas. Pasien mengaku sempat merasa nyeri pada pinggang
sebelah kanan. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 1 minggu SMRS. Demam
dirasakan tinggi dan disertai dengan menggigil. Pasien mengeluhkan perut terasa
penuh. Pasien sempat merasakan nyeri saat BAK namun saat di rumah sakit sudah
tidak terasa nyeri. Keluhan BAK keluar disertai pasir disangkal.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Diabetes Melitus (-), Riwayat Penyakit Ginjal (-), Riwayat Penyakit Jantung (-),
Riwayat Penyakit Paru (-)
Riwayat Pemakaian Obat :
Allopurinol 300 mg 1 x sehari.
Riwayat Keluarga :
Riwayat Penyakit Jantung (-), Riwayat Penyakit Paru (-), Riwayat DM (-)
STATUS GENERALIS
1. Keadaan umum : tampak sakit sedang
2. Kesadaran : composmentis GCS: 15 E: 4 V: 5 M: 6
3. Tekanan darah : 100/70 mmHg
4. Nadi : 84x/menit, reguler, kuat angkat
5. Suhu : 36,3oC
6. Pernapasan : 20x/menit
7. Status Gizi:
8. - Berat badan :62 kg
9. - Tinggi badan :163 cm
10. - IMT : 23,3 kg/m²
PEMERIKSAAN FISIK Mata
Kepala Exophtalmus : Tidak ada
Bentuk: Normocephal Enophtalmus : Tidak ada
Posisi : Simetris Edema periorbita : -/-
Wajah : Tidak sembab Kongtiva anemis : -/-
Sklera ikterik : -/-
Pupil : isokor
Hidung
Refleks cahaya : Langsung (+/+) Tidak langsung (+/+)
Bentuk: Normal
Injeksi Konjungtiva : +/+
Napas cuping hidung: tidak
ditemukan
Septum: Tidak ada deviasi Mulut
Sekret: Tidak ditemukan Labium oris : Normal, tidak tampak massa/benjolan
Comissura Oris : Simetris, tidak ditemukan deviasi
Philtrum : Berada di tengah
Telinga Vestibulum oris : Tampak gigi teratur
Bentuk & ukuran: Normal Cavum oris : Lidah bentuk normal, tidak ditemukan deviasi
Darah & cairan: Tidak Pallatum molle : Tidak hiperemis, tidak tampak massa
ditemukan Fossa bucalis : Tidak ditemukan massa
Nyeri tekan tragus: -/- Uvula : Letak ditengah, tidak deviasi
Pendegaran: Normal Tonsila palatina : T1/T1, tidak hiperemis
PEMERIKSAAN FISIK
Leher
Bentuk : Bentuk normal, tidak tampak hiperemis, Paru-Paru
tidak tampak massa 1. Inspeksi: pergerakan dinding
Kelenjar tiroid : Tidak tampak pembesaran dada simetris pada keadaan statis
Kelenjar limfe : Tidak tampak pembesaran dan dinamis. Tidak tampak
hematoma, sikatrik, dan benjolan.
Jantung 2. Palpasi: Fremitus taktil dan vocal
Inspeksi : Iktus kordis terlihat dada kanan dan kiri normal. Nyeri
Palpasi :Iktus kordis teraba di ICS 5 linea tekan (-), Teraba Massa (-).
midclav sinitra 3. Perkusi: Sonor pada seluruh
Perkusi lapang paru
- Batas jantung kanan : ICS 4 linea parasternalis dextra 4. Auskultasi: Suara napas dasar
- Batas jantung kiri : ICS 5 linea axillaris anterior sinistra vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing
- Batas pinggang jantung: ICS 3 linea parasternalis sinistra -/-
Auskultasi :Bunyi jantung I/II reguler, gallop (-
),murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspkesi : Perut datar simetris.
Aukultasi : Bising usus (+) normal Kulit
Palpasi : Supel, terdapat nyeri tekan pada Warna: Sawo matang
regio hypogastric, right iliac dan left iliac dan tidak Efloresensi dan jaringan parut :Dalam
teraba massa. Tidak teraba pembesaran hepar batas normal
dan lien, tes undulasi (-) Pigmentasi: Dalam batas normal
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran, Turgor: Baik
shifting dullnes (-) Ikterus: Tidak ada
Sianosis: Tidak ada
Pucat: Tidak ada
Ekstremitas Pertumbuhan rambut: Dalam batas
Akral hangat pada ektermitas atas dan bawah normal
dextra sinistra
Edema pada ektremitas atas dan bawah
dextra sinistra (+)
Caapilary Refill Time < 2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium pada tanggal 24 Mei 2019 di RSUD Ciracas
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin L 13.1 g/dL 14.0 – 16.0
Hematokrit 42 % 42 – 48
Eritrosit L 4.55 Juta/L 4.60 – 6.20
Leukosit H 15900 L 5000 - 10000
Trombosit 157 ribu/L 150 – 400
MCV 92 fL 82 – 92
MCH 29 pg 27 – 31
MCHC 31 g/dL 31 - 36
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 % 0–1
Eosinofil 0 % 2–4
Neutrofil Batang 2 % 3-5
Neutrofil Segmen H 87 % 50 – 70
Limfosit L5 % 20 – 40
Monosit 6 % 2–8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KIMIA KLINIK
Ureum Darah H 148 mg/L 19 – 45
Kreatinin Darah H 6.40 mg/L 0.6 – 1.2
Glukosa Darah Sewaktu 95 mg/dL < 140

URINALISA
Urin Lengkap Makroskopis
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Keruh Jernih
Kimia Urin
Berat Jenis 1.020 1.003 – 1.030
pH 5.00 4.6 – 8.5
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif mg/dL Negatif
Keton Negatif mg/dL Negatif
Darah/Hb (4+) positif 4 /L Negatif
Protein (3+) positif 3 Negatif
Urobilinogen Negatif mg/dL Negatif
Nitrit Negatif Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sedimen Flowcymetri
Leukosit H 15 – 20 /L 0 – 5 / LPB
Eritrosit 1-2 /L 0 – 3 / LPB
Silinder H2–3 /L Negatif
Epitel + /L Negatif
Kritstal Negatif /L Negatif
Bakteri Negatif /L Negatif

Laboratorium pada tanggal 26 Mei 2019 di RSUD Pasar Rebo

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Kimia Klinik
Ureum Darah H 171 mg/dL 20 – 40
Kreatinin Darah H 6. 55 mg/dL 0.17 – 1.50
eGFR L 9.9 mL/min/1.73m2 > 60
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium pada tanggal 28 Mei 2019 di RSUD Pasar Rebo

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Kimia Klinik

Ureum Darah H 135 mg/dL 20 – 40

Kreatinin Darah H 2.43 mg/dL 0.17 – 1.50

eGFR L 31 mL/min/1.73m2 > 60


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi pada tanggal 24 Mei 2019 di RSUD Pasar Rebo

Jantung kesan membesar (CTR 69,2%)


Aorta Elongasi dan mediastinum superior tidak
melebar
Trakhea di garis tengah
Kedua hilus tidak menebal
Corakan bronkhovaskulas baik
Tidak tampak infiltrate di kedua paru
Lengkung diafragma regular
Sinus kostofrenikus lancip
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
RESUME
Pasien laki-laki usia 44 tahun datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan BAK keruh
sejak 2 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 1 minggu SMRS. BAK terasa
anyang-anyangan dan tidak tuntas. Pasien mengeluhkan perut terasa penuh. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb menurun, Leukosit meningkat, ureum dan
kreatinin meningkat. Pada pemeriksaan urinalisa didapatkan kesan hematuria, proteinuria,
dan leukosit esterase positif yang menandakan adanya peradangan pada saluran kemih.
DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Kerja Diagnosis Banding
Infeksi Saluran Kemih Pielonefritis Akut
Acute Kidney Injury Hipertrofi Prostat Benigna
Glomerulonefritis
PENATALAKSANAAN & PROGNOSIS
Penatalaksanaan Prognosis
Terapi Non-Farmakologi
Ad vitam :Dubia ad Bonam
Tirah Baring
Ad Functionam :Dubia ad Bonam
Terapi Farmakologi
Ad Sanactionam :Dubia ad Bonam
1. IVFD Asering / 8 jam
2. Injeksi Cefoperazone 2 x 1 gr (iv)
3. Injeksi NAC 3 x 1amp (iv)
4. PCT 3 x 1 tab (jika demam)
5. Injeksi Ranitidin 2 x 1 am (iv)
FOLLOW UP
27 Mei 2019 28 Mei 2019 29 Mei 2019 A/ A/ A/
S/ S/ S/ ISK dan AKI ISK dan AKI ISK dan AKI
- BAK Keruh (+) - BAK Keruh (-) - BAK keruh (-)
- Nyeri saat BAK (-) - Nyeri saat BAK (-) - Nyeri saat BAK (-) P/ P/ P/
- BAK berdarah (-) - BAK berdarah (-) - BAK berdarah (-) - IVFD RA/8 jam - IVFD RA/8 jam - IVFD RA/8 jam
- BAK lancar (-) - BAK lancar (+) - BAK lancar (+) - Braxidin 3 x 1 - Braxidin 3 x 1 - Braxidin 3 x 1
O/ O/ O/ - asam folat 3 x 1 - asam folat 3 x 1 - asam folat 3 x 1
- vit B12 3 x 1 - vit B12 3 x 1 - vit B12 3 x 1
Status generalis Status generalis Status generalis - Flunarizine 2 x 1 - Flunarizine 2 x 1 - Flunarizine 2 x 1
- KU: Sedang - KU: Sedang - KU: Sedang - Inj Ranitidin 1 amp IV - Inj Ranitidin 1 amp IV - Inj Ranitidin 1 amp IV
- GCS 15, Composmentis - GCS 15, Composmentis - GCS 15, Composmentis
- TD : 100/70 mmHG - TD : 83/52 mmHG - TD : 127/72 mmHG
- Suhu: 36,3ºC - Suhu: 36,5ºC - Suhu: 36,0ºC
- HR: 80x/menit - HR: 72x/menit - HR: 73x/menit
- RR: 19 x/menit - RR: 20 x/menit - RR: 18 x/menit
- Jantung : BJ I-II Reguler - Jantung : BJ I-II Reguler - Jantung : BJ I-II Reguler
M (-) G (-) M (-) G (-) M (-) G (-)
- Paru: Ves +/+ Rh -/- Wh - Paru: Ves +/+ Rh -/- Wh - Paru: Ves +/+ Rh -/- Wh
-/- -/- -/-
DEFINISI ISK
Infeksi saluran kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah merupakan istilah yang digunakan
suatu keadaan dimana kuman atau untuk menunjukkan bakteriuria
mikroba tumbuh dan berkembang patogen dengan colony forming
biak dalam saluran kemih dalam units per mL CFU/ ml urin > 105,
jumlah bermakna. dan lekositouria >10 per lapangan
pandang besar, disertai
manifestasi klinik. 1, 4
KLASIFIKASI
Pielonefritis Akut

Atas

Pielonefritis Kronik

ISK

Perempuan: Sistitis,
SUA

Bawah
Laki-laki: Sistitis,
prostatitis, epidimidis,
& urethritis
EPIDEMIOLOGI
Infeksi saluran kemih (ISK) tergantung banyak faktor; seperti usia, gender,
prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan
struktur saluran kemih termasuk ginjal.
Prevalensi bakteriuri asimptomatik lebih sering ditemukan pada perempuan.
Menurut penelitian, hampir 25-35% perempuan dewasa pernah mengalami ISK
selama hidupnya. Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat
menjadi 5% selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimpotimatik
meningkat mencapai 30% bila disertai faktor predisposisi.
Insiden ISK pada laki-laki yang belum disirkumsisi lebih tinggi (1,12%)
dibandingkan pada laki-laki yang sudah disirkumsisi (0,11%).
ETIOLOGI
Pada umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme
(MO) tunggal seperti: Tabel 1. Faktor Predisposisi (Pencetus) ISK

1. Litiasis

Eschericia coli merupakan MO yang paling sering diisolasi 2. Obstruksi saluran kemih
dari pasien dengan ISK simtomatik maupun asimtomatik
3. Penyakit ginjal polikistik

4. Nekrosis papilar

5. Diabetes mellitus pasca transplantasi ginjal


Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti
Proteus spp (33% ISK anak laki-laki berusia 5 tahun), 6. Nefropati analgesik
Klebsiella spp dan Stafilokokus dengan koagulase negatif
7. Penyakit sickle cell

8. Senggama

9. Kehamilan dan peserta KB dengan tablet progesteron


Pseudomonas spp dan MO lainnya seperti Stafilokokus
jarang dijumpai, kecuali pasca kateterisasi 10. kateterisasi
PATOGENESIS
1. Patogenitas bakteri sebagai agent
Strain bakteri E.coli ini merupakan uropatogenik
E.coli (UPEC) yang memiliki faktor virulensi.
2. status pasien
Penentu virulensi Alur
sebagai host Fimbriae - Adhesi
- Pembentuk jaringan ikat (scarring)

1. patogenitas 3. cara bakteri Kapsul antigen K - Resistensi terhadap pertahanan tubuh


bakteri masuk ke - Perlengketan (attachment)

sebagai agent saluran kemih


Lipopolysaccharide side Resistensi terhadap fagositosis
(bacterial entry) chains (O antigen)
-

Lipid A (endotoksin) - Inhibisi peristalsis ureter


- Proinflamatori

Patogenesis - Kelasi besi


Membran protein - Antibiotika resisten
lainnya - Kemungkinan perlengketan

- Inhibisi fungsi fagosit


- Sekuestrasi besi
Hemolysin
PATOGENESIS
2. status pasien sebagai host 3. cara bakteri masuk ke saluran kemih (bacterial entry)

Menurut penelitian, status saluran kemih


merupakan faktor risiko pencetus ISK. masuk ke saluran
Kolonisasi bakteri sering mengalami genitourinaria dan Penyebaran secara hematogen
kambuh (eksaserbasi) bila sudah terdapat menyebabkan ISK Sebagian umumnya jarang, namun dapat
kelainan struktur anatomi saluran kemih. besar kasus pielonefritis terjadi pada pasien dengan
Dilatasi saluran kemih termasuk pelvis disebabkan oleh naiknya bakteri immunocompromised dan
ginjal tanpa obstruksi saluran kemih dari kandung kemih, melalui neonatus
dapat menyebabkan gangguan proses ureter dan masuk ke parenkim
klirens normal dan sangat peka terhadap ginjal.
infeksi.

Penyebaran limfatogenous
Lapisan epitel pada dinding saluran melalui dubur, limfatik usus, dan
kemih mengandung membran yang periuterine juga dapat
melindungi jaringan dari infeksi dan menyebabkan invasi MO ke
berkapasitas untuk mengenali bakteri dan saluran kemih dan
mengaktivasi mekanisme pertahanan mengakibatkan ISK.
tubuh. Sel uroepithelial mengekspresikan
toll-like receptors (TLRs) yang dapat
mengikat komponen spesifik dari bakteri
sehingga menghasilkan mediator
inflamasi.
MANIFESTASI KLINIS
• Presentasi klinis PNA seperti panas tinggi (39,5 ºC – 40.5

PNA ºC), disertai menggigil dan sakit pinggang


• Pesentasi klinis PNA ini sering didahului gejala ISK bawah
(sistitis).

• manifestasi kliniknya bervariasi dari keluhan-keluhan ringan

PNK atau tanpa keluhan dan ditemukan kebetulan pada


pemeriksaan urin rutin
• Presentasi klinik PNK dapat berupa proteinuria asimtomatik,
infeksi eksaserbasi akut, hipertensi, dan gagal ginjal kronik

ISK • sakit suprapubik, polakisuria, noturia, dysuria, dan stranguria


dan tidak jarang dengan hematuria.

bawah • Keluhan sistemik seperti panas menggigil jarang ditemukan,


kecuali bila disertai penyulit PNA
DIAGNOSIS
Dikatakan ISK jika terdapat kultur urin positif ≥100.000 CFU/mL. Ditemukannya
positif (dipstick) leukosit esterase adalah 64 - 90%. Positif nitrit pada dipstick urin,
menunjukkan konversi nitrat menjadi nitrit oleh bakteri gram negatif tertentu (tidak
gram positif), sangat spesifik sekitar 50% untuk infeksi saluran kemih. Temuan sel
darah putih (leukosit) dalam urin (piuria) adalah indikator yang paling dapat
diandalkan infeksi (> 10 WBC / hpf pada spesimen berputar) adalah 95% sensitif
tapi jauh kurang spesifik untuk ISK. Secara umum, > 100.000 koloni/mL pada kultur
urin dianggap diagnostik untuk ISK.
TERAPI
ISK Bawah ISK Atas
sistitis akut, antibiotika pilihan pertama pielonefritis akut (PNA) memerlukan rawat
antara lain nitrofurantoin, ampisilin, penisilin inap untuk memelihara status hidrasi dan
G, asam nalidiksik dan tetrasiklin terapi antibiotik parenteral minimal 48 jam.
Pada sistitis kronik dapat diberikan The Infectious Disease Society of America
nitrofurantoin dan sulfonamid sebagai menganjurkan satu dari tiga alternative
pengobatan permulaan sebelum diketahui terapi antibiotic IV sebagai terapi awal
hasil bakteriogram. selama 48 - 72 jam, sebelum adanya hasil
kepekaan biakan yakni fluorokuinolon,
amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin
dan sefalosporin spektrum luas dengan atau
tanpa aminoglikosida.
KOMPLIKASI
ISK Sederhana ISK tipe
berkomplikasi
(uncomplicated) (complicated)

non-obstruksi dan bukan pada biasanya terjadi pada


perempuan hamil pada umumnya perempuan hamil dan pasien
merupakan penyakit ringan (self dengan diabetes mellitus. Selain
limited disease) dan tidak itu basiluria asimtomatik (BAS)
menyebablan akibat lanjut merupakan risiko untuk
jangka lama. pielonefritis diikuti penurun laju
filtrasi glomerulus (LFG).

Komplikasi emphysematous
cystitis, Pembentukan gas sangant
intensif pada parenkim ginjal
dan jaringan nekrosis disertai
hematom yang luas. Pielonefritis
emfisematosa sering disertai syok
septik dan nefropati akut
vasomotor.
PROGNOSIS
Prognosis sistitis akut pada umumnya baik dan dapat sembuh sempurna, kecuali bila
terdapat faktor-faktor predisposisi yang lolos dari pengamatan. Bila terdapat
infeksi yang sering kambuh, harus dicari faktor-faktor predisposisi.
Prognosis pasien dengan pielonefritis akut, pada umumnya baik dengan
penyembuhan 100% secara klinik maupun bakteriologi bila terapi antibiotika yang
diberikan sesuai. Bila terdapat faktor predisposisi yang tidak diketahui atau sulit
dikoreksi maka 40% pasien PNA dapat menjadi kronik atau PNK. Pada pasien
Pielonefritis kronik (PNK) yang didiagnosis terlambat dan kedua ginjal telah
mengisut, pengobatan konservatif hanya semata-mata untuk mempertahankan faal
jaringan ginjal yang masih utuh. Dialisis dan transplantasi dapat merupakan pilihan
utama.
DAFTAR PUSTAKA
Sukandar, E. Infeksi Saluran Kemih. In Sudoyo A.W, et Scanlon, V.C & Sanders, T. Essential of Anatomy and
all.ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Physiology 5th edition. Philadelpia: FA Davis
Jakarta: Internal Publishing. 2009:1008-1014. Company. 2007: 420-432
Anonim. Urinary Tract Infections (Acute Urinary Tract Macfarlane, M.T. Urinary Tract Infections. In, Brown B,
Infection: Urethritis, Cystitis, and Pyelonephritis). In et all ed. 4th Urology. California: Lippincott Williams
Kasper, et all ed. Harrison’s Manual of Medicine16th & Wilkins. 2006: 83-16
Edition. Newyork: Mc Graw Hill Medical Publishing
Division. 2005:724 Ronald A.R & Nicollé L.E. Infections of the Upper
Urinary Tract. In Schrier R.W, ed. Diseases of the
Nguyen, H.T. Bacterial Infections of The Genitourinary Kidney and Urinary Tract 7th edition Vol.1. Newyork:
Tract. In Tanagho E. & McAninch J.W. ed. Smith’s Lippincott Williams & Wilkins Publishers. 2001: 1687
General urology 17th edition. Newyork: Mc Graw Hill
Medical Publishing Division. 2008: 193-195 Weissman, S.J, et all. Host-Pathogen Interactions and
Host Defense Mechanisms. In In Schrier R.W, ed.
Sukandar, E. Infeksi (non spesifik dan spesifik) Saluran Diseases of the Kidney and Urinary Tract 8th edition
Kemih dan Ginjal. In Sukandar E. Nefrologi Klinik Edisi Vol.1. Newyork: Lippincott Williams & Wilkins
III. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII) Bagian Ilmu Publishers. 2007: 817-826
Penyakit Dalam FK UNPAD. 2006: 29-72
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai