Andri Bagaswara
NIM 1310015032
Pembimbing :
dr. Kaharuddin, Sp.Rad
Laboratorium Radiologi
Program Studi Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Samarinda, Desember 2017
PENDAHULUAN
Meningioma merupakan salah satu jenis dari
tumor otak primer, namun tidak tumbuh dari
jaringan otak itu sendiri, tetapi timbul dari meningen.
▫ Convexity 32%
▫ Parasagital 26%
▫ Suprasellar 13%
▫ Sphenoid 12%
▫ Cerebellopontine 8%
▫ Subfrontal 3%
▫ Cerebellar convexity 3%
▫ Tentorium 2%
▫ Intraventricular 1%
Etiologi
Penyebab meningioma masih belum pasti,
penyebab yang sering dikaitkan:
• Delesi pada kromosom 22
• Mutasi pada gen neurofibromatosis tipe 2 (NF-
2)
• Platelet-derived Growth Factor (PDFGR)
• Epidermal Growth Factor Receptors (EGFR)
• Obesitas
Belum
• Riwayat kanker payudara cukup
• Trauma kepala bukti
• Penggunaan telepon seluler
• Reseptor progesteron dan androgen
Klasifikasi
• WHO grade I
Tumor yang tidak memenuhi kriteria lesi grade yang
lebih tinggi, berdasarkan kriteria morfologi.
• WHO grade II
Tumor dengan peningkatan aktivitas mitosis (≥ 4
mitosis per lapang pandang) dan tiga atau lebih dari
ciri berikut:
▫ peningkatan seluleritas
▫ sel kecil dengan rasio nuklear/sitoplasma tinggi,
▫ nukleolus prominent
▫ pertumbuhan tanpa pola atau lembaran yang tidak
terputus
▫ fokus nekrosis spontan atau geografis
• WHO grade III
Tumor dengan ≥20 mitosis per lapang pandang
dan/atau ciri maligna menyerupai karsinoma,
sarkoma atau melanoma.
Ciri lain yang mendukung diagnosis meningioma
maligna meliputi hilangnya pola pertumbuhan
meningioma yang biasa, infiltrasi otak bagian
bawah, mitosis melimpah dengan bentuk atipikal
dan fokus mikroskopis multifokal nekrosis.
Gejala Klinis
• Gambaran berupa kelainan yang disebabkan oleh
lesi desak ruang seperti kejang (fokal /umum)
• Nyeri kepala
• Radiologis
▫ Computed Tomography Scan (CT Scan)
▫ Magnetic Resonance Imaging (MRI)
▫ Angiografi
• CT Scan
(A) CT Scan. (B) MRI pada citra T1. (C) MRI pada citra T2. (D) MRI pada citra
T1 setelah pemberian kontras
• Hemangiopericytoma
(A) citra T1 pada potongan coronal. (B) citra T2 pada potongan aksial
• Gliosarkoma
(B) Pada citra T2 tampak massa isointens dengan edema peritumor. (C)
Tampak massa heterogen dengan ekor dural pada citra T1 setelah pemberian
kontras
• Penyakit Rosai-Dorfman
MRI Tumor Melanosit pada nervus optikus kiri pada citra T1. (B) Sebelum
pemberian kontras. (C) Setelah pemberian kontras
• Granuloma Sel Plasma
MRI Granuloma sel plasma dekat dengan ventrikel 4 pada potongan aksial.
(B) Massa hipointens dengan edema peritumor pada citra T2. (C) Setelah
pemberian kontras pada citra T1
Penatalaksanaan