Anda di halaman 1dari 16

Hubungan Emosi dan Sistem

Saraf Otonom

Trisia Windy
102017157
Skenario 6
Seorang perempuan umur 55 tahun datang ke
klinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu
yang lalu. Dari anamnesa diketahui bahwa ia
baru saja kehilangan suaminya yang meninggal
tiba-tiba, diduga karena serangan jantung. Pada
pemeriksaan fisik dokter tidak menemukan
kelainan apa-apa, jantung dan paru-paru dalam
keadaan baik.
Rumusan Masalah Hipotesis

• Seorang perempuan • Seorang perempuan


berumur 55 tahun memiliki keluhan
memiliki keluhan berdebar karena adanya
berdebar sejak seminggu perubahan fisiologis
yang lalu. sistem saraf otonom.
Mind Map

Emosi

Fisiologi
RM Sistem Saraf
Otonom

Pusat pengendali emosi


Otak

Pusat pengendali sistem saraf otonom


Emosi

• Emosi mencakup perasaan emosional subjektif


dan suasana hati (misalnya marah, takut, dan
gembira) dan respon fisik nyata yang berkaitan
dengan perasaan-perasaan tersebut. Respons-
respons ini mencakup perilaku yang spesifik
(misalnya bersiap menyerang atau bersiap kabur
saat ada musuh) dan ekspresi emosi yang tampak
dan bisa kita amati (misalnya tertawa, menangis
dan tersipu).
Jaras Emosi
Korteks Serebri
• Lobus oksipitalis
• Lobus temporalis
• Lobus parietalis
• Lobus frontalis
Sistem limbik
• Hipokampus
• Amigdala
• Korteks limbik
Hipotalamus
1. Mengontrol suhu tubuh
2. Mengontrol rasa haus dan
pengeluaran urine
3. Mengontrol asupan makan
4. Mengontrol sekresi hormon hipofisis
anterior
5. Menghasilkan hormon-hormon
hipofisis posterior
6. Mengontrol kontraksi uterus dan
enjeksi susu
7. Berfungsi sebagai pusat kordinasi
sistem saraf otonom utama, yang
pada gilirannya mempengaruhi
semua otot polos, otot jantung, dan
kelenjar eksokrin
8. Berperan dalam emosi dan perilaku
9. Ikut serta dalam siklus bangun-tidur.
Batang Otak
1. Mengendalikan pernapasan
2. Mengendalikan sistem
kardiovaskular
3. Mengendalikan sebagian
fungsi gastrointestinal
4. Mengendalikan banyak
gerakan tubuh yang
stereotip
5. Mengendalikan
keseimbangan
6. Mengendalikan gerakan
mata
Sistem Saraf Otonom Sistem Simpatis Sistem Parasimpatis
Asal serat praganglion Regio toraks dan lumbal Otak dan regio sakrum
korda spinalis spinalis
Asal serat pascaganglion Rangkaian ganglion Ganglion terminal (di atau
(lokasi ganglion) simpatis (dekat korda dekat organ efektor)
spinalis) atau ganglion
kolateral (sekitar separuh
jalan antara korda spinalis
dan organ efektor)
Panjang serat Praganglion pendek Praganglion panjang
Pascaganglion panjang Pascaganglion pendek
Neurotransmiter yang Praganglion : asetilkolin Praganglion : asetilkolin
dilepaskan Pascaganglion : Pascaganglion : asetilkolin
neropinefrin
Jenis reseptor untuk Praganglion : nikotinik Praganglion : nikotinik
neurotransmiter Pascaganglion ɑ1, ɑ2, β1, β2 Pascaganglion : muskurinik

Dominasi Pada situasi darurat; Pada situasi santai; seperti


mempersiapkan tubuh pencernaan
aktivitas berat
Hubungan Emosi-Sistem Limbik-
Hipotalamus-Sistem Saraf Otonom
Keterlibatan hipotalamus yang luas pada sistem limbik
bertanggung jawab terhadap respons-respons internal
involunter berbagai sistem tubuh dalam mempersiapkan
berbagai tindakan yang sesuai untuk menyertai keadaan
emosional tertentu.
Sebagai contoh, peningkatan kecepatan denyut jantung
dan frekuensi pernapasan, peningkatan tekanan darah,
dan pengaliran banyak darah ke otot-otot rangka yang
terjadi sebagai antisipasi serangan sewaktu dibuat marah
dikontrol oleh hipotalamus.
Kesimpulan
Hipotesis tidak diterima. Seorang perempuan
berusia 55 tahun memiliki keluhan berdebar
dikarenakan peristiwa emosional yang
merangsang saraf impuls ke korteks serebri-
sistem limbik-hipotalamus yang kemudian
mempengaruhi sistem saraf otonom sehingga
jantung berdebar lebih cepat.
Daftar Pustaka
• Timotius KH. Otak dan perilaku ed. 1. Yogyakarta : Andi;
2018. h.154
• Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem ed. 8.
Jakarta: EGC; 2014.h.155-7, 168-70, 180.
• Wade C, Tavris C. Psikologi. Jakarta: Erlangga; 2008.h.130-3.
• Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC;
2009.h.143-161.
• Satyanegara. Ilmu bedah saraf ed.5 Jakarta: Gramedia;
2014 h. 683.
• Hall JE. Guyton and Hall textbook of medical physiology ed.
12. Philadhelpia : Saunders Elsevier; 2011. h. 667-73, 729.

Anda mungkin juga menyukai